BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM. 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan

RechtsVinding Online

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

STUDI KASUS Berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa disinyalir Toko Kosmetik Berkah yang beralamat di JMP Lt. I Blok 22 Surabaya menjual kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar

KEAMANAN PANGAN (UNDANG-UNDANG NO 12 TENTANG PANGAN TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN [LN 1992/100, TLN 3495]

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

WAWANCARA KEPADA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) maka kosmetik tersebut dapat dikategorikan sebagai kosmetik impor ilegal.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

Pemutusan Hubungan Kerja

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB XX KETENTUAN PIDANA

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699)

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

Walikota Tasikmalaya

BAB I KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

Gambaran Keamanan Pangan di Nusa Tenggara Timur: Pembahasan Penemuan Formalin dalam Ikan yang beredar di Provinsi NTT. Nike Frans

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Retail Terhadap Kerugian Konsumen

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

1. Pelaksanaan Perlindungan yang Diberikan kepada Konsumen Atas. Penggunaan Bahan-Bahan Kimia Berbahaya dalam Makanan Dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VT.tBVV^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN PANGAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

Etika Jurnalistik dan UU Pers

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PEREDARAN GARAM

BUPATI BANGKA TENGAH

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penjelasan dan pembahasan yang telah dilakukan. penulis maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1992 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN [LN 1992/46, TLN 3478]

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK

BAB V PENUTUP. 1) Kriteria-kriteria pelanggaran hukum dalam promosi produk digital yang

UNDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG : PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana

P E R K A R A P I D A N A

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Penampilan menarik dan cantik selalu diidam-idamkan oleh semua kalangan

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PN DEMAK No. 62/Pid.Sus/2014/PN Dmk DALAM KASUS TABRAKAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

V. KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGURANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan perlindungan hukum atas produk tas merek Gendhis adalah sebagai

Transkripsi:

75 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta pembahsan dan analisis yang telah penulis lakukan pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yng merupakan jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Pertanggung-jawaban produsen yang menghasilkan makanan yang mengandung zat berbahaya adalah sebagai berikut : Menurut ketentuan Undang undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 62, bagi produsen yang telah menghasilkan dan mengedarkan makanan yang mengadung zat berbahaya, dipidana penjara palin lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 2.000.000.000,- (dua miliyar rupiah). Dalam hal telah terjadi pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap, atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku. Menurut ketentuan yang berlaku di Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian, Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY), dan BPOM, dapat melalui dua jalur yakni, jalur perdamaian dan jalur hukum.

76 Apabila melalui jalur perdamaian antara produsen yang menghasilkan makanan yang mengandung zat berbahaya dan konsumen yang dirugikan saling berdamai satu sama lain. Produsen tersebut dapat meminta maaf atau membayar kerugian sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan melalui jalur hukum maka konsumen yang dirugikan dapat menggugat produsen yang menghasilkan makanan yang mengandung zat berbahaya tersebut ke pengadilan di daerah tersebut. Dengan melalui jalur hukum maka digunakan ketentuan Undang-undang yang berlaku. 2. Langkah langkah yang ditempuh dalam mengatasi beredarnya makanan yang mengandung zat berbahaya adalah sebagai berikut : Untuk mencegah beredarnya makanan yang mengandung zat berbahaya maka perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya yang akan ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya. Sedangkan untuk mengatasi beredarnya makanan yang mengandung zat berbahaya maka dilakukan pembinaan baik terhadap produsen maupun konsumen. Terhadap produsen diberikan pembinaan mengenai tindakannya karena dapat membahayakan nyawa orang lain, dan terhadap konsumen mengenai cara cara yang tepat untuk menghindari makana yang mengandung zat berbahaya dengan mengenali ciri cirinya. Selain itu juga dilakukan pengawasan,

77 monitoring, sidak, sampling makanan, premarket, posmarket serta pemeriksaan lapangan secara berkala. 3. Kendala kendala yang dihadapi dalam mengatasi beredarnya makanan yang mengandung zat berbahaya antara lain : Pemerintah kurang tegas dalam menyikapi serta menindaklanjuti kasus kasus yang berkaitan dengan perlindungan konsumen, sehingga kasus tersebut terus terjadi. Selain itu, kurangnya Sumber Daya Manusia atau tenaga kerja, kurangnya dana dan biaya dalam menunjang proses mengatasi beredarnya makanan yang mengandung zat berbahaya, serta kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung juga menjadi kendala dalam mengatasi masalah ini. Dari segi masyarakat sendiri, masih kurang pengetahuan masyarakat mengenai zat tambahan yang dilarang, sehingga tidak dapat menghindari makanan yang mengandung zat berbahaya. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah bahwa perbuatan mencampurkan zat berbahaya ke dalam makanan merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, dengan demikian cara efektif untuk mencegah dan mengatasinya adalah melalui jalur hukum. Penyelesaian dengan cara non hukum dinilai kurang tepat, karena tidak dapat menjamin kepastian hukum serta rasa keadilan bagi pihak korban. B. SARAN

78 1. Konsumen Konsumen harus lebih teliti dalam membeli makanan, juga harus bisa membedakan makanan yang sehat dengan yang tidak layak dikonsumsi dengan cara mengetahui ciri cirinya. Konsumen harus menambah wawasannya khususnya mengenai bahaya bahaya yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya, agar lebih berani dalam memperjuangkan hak haknya. Konsumen juga harus lebih tahu tentang hak haknya serta lebih kritis terhadap kasus kasus yang berkaitan dengan produsen makanan yang mengandung zat berbahaya. 2. Produsen Produsen harus mengetahui bahwa perbuatan memproduksi makanan yang mengandung zat berbahaya merupakan perbuatan yang dilarang oleh hukum, agama serta norma kesusilaan. Produsen harus menyadari bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari perbuatannya yang dapat mengancam nyawa orang lain. Meskipun tujuan utama para produsen adalah untuk mencari keuntungan namun harus dengan cara yang sehat. 3. Pemerintah Pemerintah harus lebih tegas dalam menindaklanjuti kasus kasus yang berkaitan dengan produsen makanan yang mengandung zat berbahaya.

79 Pemerintah harus lebih memperhatikan lembaga-lembaga berkaitan dengan perlindungan konsumen baik yang termasuk kedalam lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta khususnya dalam bidang keuangan dan fasilitas. Pemerintah lebih memperhatikan bidang pendidikan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang Sumber daya Manusiannya tinggi.