Hubungan antara Intensitas Menonton Televisi dan Tingkat Pengawasan Orang Tua (Parental Mediation) dengan Perilaku Kekerasan Oleh Anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Yuk Keep Smile dan Bentuk Parental Mediation dengan Perilaku Kekerasan Yang Dilakukan Anak.

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Ganteng-ganteng Serigala menjadi judul sinetron terbaru SCTV yang

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

Pengaruh Tayangan Program Musik Dahsyat Terhadap Sikap Remaja. Yanti Trianita Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengaruh Pengawasan Orang Tua (Parental Mediation) Terhadap Persepsi Efek Positif Televisi Pada Anak

I. PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan

Hubungan Intensitas Menonton Film Animasi dan Peran Orangtua Sebagai Gatekeeper terhadap Tingkat Agresivitas Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

PENGARUH INTENSITAS MENONTON YUK KEEP SMILE (YKS) DAN MEDIASI AKTIF ORANG TUA TERHADAP PERILAKU AGRESIF PADA ANAK

ARTIKEL PENYUSUN: Rizky Adhitya Putra DODEN PEMBIMBING: Sri Widowati Heriningsih, M.si & Much. Yulianto, S.Sos JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada era globalisasi saat ini TIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Televisi merupakan salah satu media yang sangat digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

BAB V HASIL PENELITIAN. hipotesis dengan menggunakan teknik korelari product moment

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT TERBANG KOMERSIL INDONESIA DI TELEVISI DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON ANAK JALANAN DAN PENGAWASAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU KEKERASAN OLEH ANAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

JURNAL. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan strata 1. Penyusun. Nama : Theresia Dita Anggraini : D2C607050

BAB I PENDAHULUAN. lagi bagi seluruh masyarakat di dunia. Peristiwa komunikasi yang diamati sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk mendapatkan informasi. Informasi yang diterima pun harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Transkripsi:

Hubungan antara Intensitas Menonton Televisi dan Tingkat Pengawasan Orang Tua (Parental Mediation) dengan Perilaku Kekerasan Oleh Anak Summary Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun Nama : Austin Dian Prafita NIM : 14030110151039 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

ABSTRAK JUDUL : HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TELEVISI DAN TINGKAT PENGAWASAN ORANG TUA (PARENTAL MEDIATION) DENGAN PERILAKU KEKERASAN OLEH ANAK NAMA : AUSTIN DIAN PRAFITA NIM : 14030110151039 Televisi masih menjadi media pilihan khalayak untuk mendapatkan informasi dan hiburan di saat maraknya era website, karena kemampuannya mengatasi faktor jarak, ruang, dan waktu. Namun kini banyak tayangan televisi yang mengandung konten kekerasan dan pengaduan masyarakat mengenai acara televisi terus meningkat di KPI dari tahun ke tahun. Banyak program yang mendapat teguran dari KPI hingga beberapa program dicekal untuk tayang. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dari orang tua yang dianggap lebih memahami dan dapat membimbing ketika anak-anak sedang menonton televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas menonton televisi dan tingkat pengawasan orang tua (parental mediation) dengan perilaku kekerasan oleh anak. Intensitas menonton televisi adalah tingkat keseringan (frekuensi), kualitas kedalaman menonton atau durasi dan daya konsentrasi dalam menonton televisi yang diukur dengan frekuensi, durasi, dan perhatian. Tingkat pengawasan orang tua diukur dengan aturan yang ditetapkan, pengawasan orang tua, dan menemani. Sedangkan perilaku kekerasan oleh anak diukur dengan dua dimensi, yaitu kekerasan secara fisik dan kekerasan secara verbal. Teori yang digunakan adalah teori Kultivasi dari George Gerbner dan teori Parental Mediation dari Nathanson. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3, 4, 5, dan 6, SD Negeri Wonolopo 3 Semarang yang berjumlah 203 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonrandom sampling. Teknik ini menggunakan cara pengambilan purposive sampling, yang berjumlah 65 orang. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis koefisien korelasi rank Kendall menggunakan perhitungan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas menonton televisi dengan perilaku kekerasan anak. Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,040 dengan koefisien korelasi sebesar 0,239. Oleh karena sig sebesar 0,040 < 0,05; maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menerima Hipotesis alternatif (Ha) dan menolak Hipotesis nol (Ho). Begitu pula untuk variabel tingkat pengawasan orang tua (parental mediation) dengan perilaku kekerasan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,022 dengan koefisien korelasi sebesar 0,265. Oleh karena sig sebesar 0,022 < 0,05; maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menerima Hipotesis alternatif (Ha) dan menolak Hipotesis nol (Ho). Saran yang diberikan sebagai implikasi hasil penelitian adalah stasiun televisi perlu menyeleksi kembali jam tayang untuk program yang berisi konten dewasa dan memberikan kode untuk setiap tayangan. Key words : Anak Intensitas Menonton Televisi, Pengawasan Orang Tua, Perilaku Kekerasan Oleh

PENDAHULUAN Televisi adalah medium komunikasi massa yang paling akrab dengan masyarakat karena kemampuannya mengatasi faktor jarak, ruang, dan waktu. Selain itu mudahnya pemirsa menyerap pesan-pesan yang ditayangkan tanpa mempersyaratkan seseorang harus bisa membaca menyebabkan potensi pengaruhnya sebagai sumber informasi, hiburan, maupun pendidikan sangat besar dan tidak tertandingi oleh media lain (Surbakti, 2008 : 78). Banyaknya stasiun televisi di Indonesia, membuat tayangan televisipun kini semakin bervariasi, semua acara televisi disajikan secara modern agar mampu menarik perhatian masyarakat untuk menyaksikan tayangan tersebut. Tayangan televisi yang seharusnya menjadi sarana belajar bagi masyarakat, namun pada kenyataannya yang terjadi sebaliknya. Tayangan televisi justru memiliki dampak yang buruk bagi perilaku masyarakat. Misalnya pada tayangan sinetron dan FTV yang masih menjadi program paling digemari masyarakat, banyak menampilkan adegan memukul, menampar, menggunakan kata-kata kasar untuk menghina dan memaki. Seperti dilansir pemberitaan sebuah situs online, KPI telah melayangkan surat teguran terkait adegan kekerasan, kepada beberapa program sinetron dan FTV yang sedang tayang saat ini, berikut ini kutipannya : Sebanyak 7 sinetron dan FTV mendapat teguran tertulis dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.KPI Pusat meminta dalam waktu 7 (tujuh) hari ke depan sejak tanggal surat teguran dikeluarkan, pihak TV dan yang terkait untuk membenahi semua program acara yang sarat kekerasan. Dalam surat teguran yang dikirim kepada stasiun TV, KPI juga memberikan deskripsi pelanggaran masing-masing program. (http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tvmusik/kabar/7922-ini-deskripsi-pelanggaran-7-sinetron-dan-ftv-yangditegur-kpi, diakses tanggal 11 Juli 2014, pukul 05.00 wib). Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dari orang tua yang dianggap lebih memahami dan dapat membimbing ketika anak-anak sedang menonton televisi. Orang tua dapat menjadi peredam di tengah gempuran tayangan yang

kurang mendidik. Sehingga perlu mengawasi tayangan yang menjadi tontonan anak-anak mereka dan memberikan pengarahan mengenai setiap tayangan yang ditonton anak. Memberikan contoh dampak baik dan buruknya dalam kehidupan dalam setiap tayangan televisi, sehingga anak tidak semata-mata menerima bahwa informasi yang mereka dapat dari televisi adalah suatu kebenaran. Tanpa adanya pengawasan dari orang tua ketika anak-anak sedang menonton televisi akan berakibat pada pemahaman anak-anak bahwa setiap yang terjadi di televisi dapat dilakukan dan sudah lazim terjadi dikehidupan nyata, termasuk kekerasan yang banyak ditampilkan melalui acara-acara televisi saat ini. Sehingga akan mempengaruhi perkembangan anak di masa pertumbuhan mereka.

PEMBAHASAN Televisi bisa menjadi media yang sangat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat Indonesia. Jangkauan siaran yang meliputi hampir sebagian besar wilayah Indonesia dan harga pesawat televisi yang semakin murah memungkinkan masyarakat untuk sadar akan kebutuhannya akan informasi sekaligus mendapatkan hiburan yang murah meriah. Televisi telah mampu membius para pemirsanya tak terkecuali anak-anak untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa. Bahkan bagi sebagian besar orang televisi sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda wajib bagi mereka untuk menyaksikan televisi. Intensitas menonton televisi adalah tingkat keseringan (frekuensi), kualitas kedalaman menonton atau durasi dan daya konsentrasi dalam menonton televisi (Hazim, 2005 : 191), variabel ini diukur dengan frekuensi, durasi, dan perhatian. Tingkat pengawasan orang tua adalah usaha yang dilakukan oleh orang tua yang bertanggung jawab atas anak-anak, untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas anaknya dalam fungsinya sebagai guru dalam rangka mengembangkan aspek jasmaniah dan rohaniah anaknya, sehingga anak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, keluarga dan lingkungannya dalam rangka membentuk kepribadian anak. Tingkat pengawasan orang tua diukur dengan aturan yang ditetapkan, pengawasan orang tua, dan menemani. Sedangkan perilaku kekerasan oleh anak adalah perilaku yang ditunjukkan anak untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun secara mental. Perilaku kekerasan oleh anak diukur dengan dua dimensi, yaitu kekerasan secara fisik dan kekerasan secara verbal. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3, 4, 5, dan 6, SD Negeri Wonolopo 3 Semarang yang berjumlah 203 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonrandom sampling. Teknik ini menggunakan cara pengambilan purposive sampling, yang berjumlah 65 orang.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis koefisien korelasi rank Kendall menggunakan perhitungan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas menonton televisi dengan perilaku kekerasan anak. Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,040 dengan koefisien korelasi sebesar 0,239. Oleh karena sig sebesar 0,040 < 0,05; maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menerima Hipotesis alternatif (Ha) dan menolak Hipotesis nol (Ho). Begitu pula untuk variabel tingkat pengawasan orang tua (parental mediation) dengan perilaku kekerasan anak menunjukkan bahwa terdapat hubungan Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,022 dengan koefisien korelasi sebesar 0,265. Oleh karena sig sebesar 0,022 < 0,05; maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menerima Hipotesis alternatif (Ha) dan menolak Hipotesis nol (Ho). a. Hubungan antara Intensitas Menonton Televisi dengan Perilaku Kekerasan oleh Anak Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara intensitas menonton televisi dengan perilaku kekerasan oleh anak. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan antara intensitas menonton televisi dengan perilaku kekerasan oleh anak, terbukti atau diterima. Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga diperoleh temuan penelitian bahwa hubungan yang terjalin antara kedua variabel adalah hubungan yang positif. Artinya, bahwa semakin tinggi intensitas menonton televisi anak maka akan semakin tinggi pula perilaku kekerasan yang dilakukan oleh anak. Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Kultivasi oleh Gerbner. Teori kultivasi menyatakan bahwa televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur lingkungannya. Persepsi apa yang terbangun di benak penonton tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini

artinya, melalui kontak penonton dengan televisi, ia belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya, serta adat kebiasaannya (Nurudin, 2011 : 167). b. Hubungan antara Tingkat Pengawasan Orang Tua dengan Perilaku Kekerasan oleh Anak Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengawasan orang tua dengan perilaku kekerasan anak. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengawasan orang tua dengan perilaku kekerasan anak terbukti atau diterima. Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga diperoleh temuan penelitian bahwa hubungan yang terjalin antara kedua variabel adalah hubungan yang negatif. Artinya, bahwa semakin tinggi tingkat pengawasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak, maka semakin rendah perilaku kekerasan yang dilakukan oleh anak. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan dengan teori Parental Mediation. Parental mediation diuraikan sebagai salah satu cara yang paling efektif dalam mengatur pengaruh televisi pada anak. Terdapat tiga bentuk parental mediation menurut Nathanson, antara lain active mediation, restrictive mediation, dan coviewing mediation. Active Mediation atau mediasi aktif yaitu orang tua mendiskusikan dengan anak mengenai apa yang dilihat di televisi. Media aktif terbagi menjadi tiga bentuk, (1) mediasi aktif positif : selama mendampingi anak menonton televisi, orang tua memberitahu anak tentang hal-hal positif di layar kaca. (2) Mediasi aktif negatif : orang tua memberitahukan hal-hal negatif yang disajikan di televisi. (3) Mediasi netral : orang tua tidak memberikan arahan positif atau negatif, tetapi memberikan informasi tambahan pada anak. Restrictive Mediation yaitu orang tua menetapkan aturan dan batasan pada konsumsi televisi anak, termasuk jam menonton, lamanya menonton, dan jenis program. Coviewing Mediation adalah orang tua menonton televisi dengan anak tanpa adanya diskusi (Potter, 2014 : 436-437).

PENUTUP Banyaknya stasiun televisi di Indonesia, membuat tayangan televisipun kini semakin bervariasi, semua acara televisi disajikan secara modern agar mampu menarik perhatian masyarakat untuk menyaksikan tayangan tersebut. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan tayangan yang dapat menarik minat penonton. Semakin banyak tayangan yang disiarkan di televisi, maka semakin besar pula persaingan antara satu program acara televisi dengan program acara televisi yang lain. Namun hal ini tidak menjadi salah satu pemacu berkembangnya kualitas tayangan di Indonesia dan yang terjadi adalah sebaliknya, kualitas tayangan semakin menurun. Tidak sedikit tayangan televisi di Indonesia yang mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena dinilai tidak mendidik dan mengandung unsur negatif yang menyalahi aturan penyiaran, seperti adegan kekerasan baik itu secara verbal maupun non verbal. Tingginya waktu yang digunakan anak-anak dalam menonton televisi saat ini dan banyaknya tayangan yang mengandung unsur kekerasan dinilai sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, terutama dalam perilaku mereka. Anak-anak yang dengan mudah menerima segala informasi, akan menganggap setiap kejadian dalam televisi adalah suatu kebenaran dan dapat mereka lakukan dikehidupan nyata mereka. Penting bagi orang tua untuk memberikan pengawasan kepada anak dalam menonton televisi dengan menetapkan aturan, pengawasan terhadap aturan yang telah ditetapkan dan jika perlu menemani anak saat menonton televisi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak yang disebabkan oleh televisi, terutama pada perilaku anak. Saran yang diberikan sebagai implikasi hasil penelitian adalah stasiun televisi perlu menyeleksi kembali jam tayang untuk program yang berisi konten dewasa dan memberikan kode untuk setiap tayangan.

DAFTAR PUSTAKA Hazim, Nurkholif. 2005. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: UT, Pustekom, IPTPI. Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Potter, W. James. 2014. Media Literacy. USA : SAGE. Surbakti, EB. 2008. Awas Tayangan Televisi : Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak Anda. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Rayendra, Panditio. Ini Deskripsi Pelanggaran 7 Sinetron dan FTV yang Ditegur KPI. http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/7922-inideskripsi-pelanggaran-7-sinetron-dan-ftv-yang-ditegur-kpi, diakses tanggal 11 Juli 2014, pukul 05.00 wib