BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, bidang pendidikan sebagai upaya yang bernilai sangat models bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran agar lebih tertanam pada siswa. Faktor-faktor itu antara lain guru, siswa, media pembelajaran, proses

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut pendapat dari para ahli, bahwasanya matematika merupakan ilmu yang menekankan pada pola berfikir dan nalarnya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan; (2) proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, seiring dengan kemajuan peradaban yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Proses pembelajaran di dalam kelas harus dapat menyiapkan siswa

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

Arnot Pakpahan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat, mati (Warsita, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat sesuai dengan kebutuhan hidup manusia yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF TEKNOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan evaluasi diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi seperti pedang bermata dua, selain membantu kemajuan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami banyak perkembangan dan ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. IPTEK akan menjadi sangat bermanfaat bagi kita semua tanpa harus mengorbankan salah satu pihak. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan tersebut berdampak pada beberapa aspek, salah satunya adalah pendidikan. Teknologi yang berkembang pada saat ini sangatlah mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan hal yang penting untuk kemajuan suatu negara. Pendidikan juga dapat dijadikan indikator berkembang atau tidaknya suatu negara. Kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran, suasana belajar yang tercipta pada saat kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan peserta didik. Pendidikan dan IPTEK mempunyai kaitan yang sangat erat. Seperti diketahui, IPTEK menjadi bagian utama dalam isi pengajaran dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pengembangan IPTEK. Keterkaitan tersebut menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan. Dari sisi lain, pendidikan formal telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi suatu lingkup kegiatan yang luas dan beragam. Konsekuensi perkembangan pendidikan itu

2 haruslah dilakukan dengan pemanfaatan IPTEK itu. Selanjutnya, karena kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak maka banyak teknologi diadopsi ke dalam penyelanggaraan pendidikan, dan dimanfaatkan oleh pendidikan itu sendiri. Perkembangan teknologi khususnya dibidang pendidikan dapat memajukan motivasi siswa agar lebih unggul dan lebih maju. Motivasi dalam pendidikan juga dapat mempengaruhi penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran yang di langsungkan. Motivasi berguna untuk memberi semangat bagi siswa yang menyerah dan putus asa untuk menghadapi kemajuaan teknologi yang terjadi. Tanpa disadari ada juga dari beberapa siswa yang langsung menganggap dirinya tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, disinilah guna motivasi dalam menghadapi perkembangan teknologi. Siswa dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang. Bukan hanya siswa yang dituntut untuk lebih kreatif, tetapi guru juga dituntut agar lebih memahami perkembangan yang terjadi. Dengan demikian akan terjadi perubahan pola pikir serta kreatifitas guru dan siswa serta masyarakat, sehingga dapat berpikir lebih kontekstual dan lebih mudah mencerna informasi. Hal ini senada dengan Roger (1986) yang mengungkapkan bahwa Demikian halnya dengan teknologi komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi. Perkembangan pendidikan di Indonesia terjadi dengan pesatnya seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perkembangan yang sebegitu cepat sekarang ini maka penggunaan media bukanlah menjadi barang langka. Namun penggunaan media pembelajaran juga perlu didukung oleh tenaga pengajar yang cukup handal. Pendidik bukan hanya menggunakan media saja, namun sekarang ini sudah dituntut untuk membuat media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik di dalam kelas. Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan media tidak akan efektif jika tidak bersamaan dengan penggunaan

3 metode pembelajaran yang sesuai dan juga kemampuan pendidik dalam menyampaikan informasi. Teknologi yang berkembang pesat saat ini pasti memiliki dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak positifnya dalam bidang pendidikan dan proses pembelajaran ialah pengajaran dan proses belajar lebih efektif, kita pun dapat lebih cepat dan terkini dalam mendapatkan informasi yang ada, selain itu dampak negatifnya yaitu sering disalah gunakan untuk melakukan kegiatan yang dianggap tidak pantas dilakukan. Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Hal ini perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung diharapkan agar bisa menghasilkan bibit-bibit manusia yang unggul. Selain itu perkembangan teknologi berdampak positif bagi dunia pendidikan karena mempermudah dan memperbesar wawasan kita tentang teknologi yang kita gunakan untuk melaksanakan proses pendidikan. Dampak dari hal ini yaitu guru bukanlah satusatunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap informasi yang diajarkan oleh guru, tetapi juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari internet atau media lainnya, oleh karena itu guru disini bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing siswa untuk mengarahkan dan memantau jalannya pendidikan, agar siswa tidak salah arah dalam menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran. Perkembangan IPTEK terhadap proses pembelajaran yaitu diperkayanya sumber belajar dan media pembelajaran. Dengan perkembangannya yang semakin canggih, maka sampai saat ini banyak dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan kemajuan Teknologi maka terciptalah metode-metode

4 baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena dengan bantuan teknologi banyak hal dapat terdampaikan lebih konkret, dan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama sekarang menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan dan lebih cepat dengan menggunakan media seperti komputer yang dapat mengolah informasi dengan memamfaatkan berbagai program atau aplikasi yang membantu peserta didik dalam mengerjakan setiap tugasnya. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu : 1. Pembelajaran menjadi lebih efektif, simulatif dan menarik; 2. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks; 3. Mempercepat proses yang lama; 4. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi; 5. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan; Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui The International Commission on Education for the Twenty First Century merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu learning to know (belajar untuk menguasai pengetahuan), learning to do (belajar untuk mengetahui keterampilan), learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat), untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Permasalahan serius yang masih dirasakan dalam dunia pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas tertentu saja, ini dapat dipecahkan melalui berbagai inovasi yang dilakukan oleh pendidik. Adanya pemanfaatan dari perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan oleh guru atau dosen yaitu mengkombinasikan alat

5 teknologi dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang, bahkan saat ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Kemajuan pendidikan tidaklah terlepas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap komunikasi yang tercipta antara pendidik dan peserta didik. Keadaan yang demikian, dimana sebuah teknologi mampu merubah banyak hal dalam proses pembelajaran. Semakin berkembang maju sebuah peradaban manusia maka teknologi pun akan terus mengalami perkembangan untuk menyelaraskan pola peradapan manusia itu sendiri. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun kelompok. Tentunya hal ini merupakan suatu langkah yang mampu membuat lebih maju dunia pendidikan. Kemajuan teknologi menawarkan berbagai macam media salah satunya media audio-visual yang interaktif pada proses pembelajaran. Efek visual yang diberikan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar. Pendidikan saat ini lebih menekankan pada kemampuan untuk mengelola diri dan juga orang lain yang biasa disebut softskill dibandingkan dengan kemampuan akan pengetahuan atau kemampuan dalam hal kognitif (hardskill) oleh karena itu dibutuhkan tenaga pendidik yang mumpuni untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik disini berperan bukan hanya sebagai penyampai informasi berupa materi pembelajaran namun juga sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar guna menciptakan suasana belajar yang membangkitkan motivasi peserta didik agar aktif di dalam kelas. Suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran bukan hanya menarik bagi peserta didik namun juga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik itu sendiri sehingga memungkinkan bagi peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

6 Proses pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama seharusnya berorientasi pada siswa karena siswalah yang mengalami proses belajar melalui berbagai sumber belajar yang dipakai oleh guru. Kemampuan guru dalam mengelolah berbagai sumber belajar inilah yang akan menentukan cara berpikir dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pada akhirnya siswa akan kembali ke kehidupan yang lebih luas, baik di keluarga maupun masyarakat. Salah satu mata pelajaran yang dapat membangkitkan softskill peserta didik adalah melalui mata pelajaran Ilmu Pengerahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA itu sendiri memungkinkan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada mata pelajaran IPA peserta didik dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuannya bukan hanya pada kemampuan kognitifnya saja namun juga pada kemampuan aspek- aspek lainnya. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan studi mengenai alam yang ada disekitar kita. Dalam hal ini mata pelajaran IPA akan membantu kita untuk mencari tahu mengenai alam secara sistematis, sehingga pada mata pelajaran ini bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan demikian cara berpikir siswa akan berkembang menjadi kritis, obyektif, dan kreatif dalam menghadapi berbagai kesenjangan yang terjadi Pada proses pembelajaran di sekolah mata pelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan juga alam sekitar. Hal ini juga diungkapkan Depdiknas (2006, hal. 57) pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Banyak sub-bab materi pada mata pelajaran IPA yang membutuhkan kemampuan siswa untuk menganalisis lingkungan-lingkungan disekitarnya. Mata pelajaran IPA memang lebih menekankan pada pengalaman langsung peserta didik yang

7 berfungsi untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar secara ilmiah. Pada mata pelajaran IPA ini peserta didik dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran karena bukan hanya kemampuan pengetahuan saja yang akan diperoleh di dalam kelas namun juga kemampuan- kemampuan lainnya dari hasil pembelajaran secara langsung dengan alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara ilmiah agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mampu mengkomunikasikannya sebagai aspek yang penting dalam mencapai nilai kehidupan, oleh karena itu pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara lansung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan alam sebagai pemupukan sikap ilmiah seharusnya tidak hanya sekedar memahami konsep saja oleh karena itu pemilihan berbagai strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran IPA terkendala pada penyampaian informasi yang dilakukan oleh pendidik. Banyak materi pembelajaran yang sulit disampaikan hanya melalui metode ceramah saja. Di lapangan masih banyak pendidik yang menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yang lebih banyak menyampaikan informasi atau materi pembelajaran melalui verbal. Metode seperti itu membuat peserta didik menjadi sulit memahami materi pembelajaran yang sedang dipelajari, maka dari itu pendidik dituntut memiliki kemampuan untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih beragam dan juga dibarengi oleh penggunaan media dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Disinilah media memiliki andil untuk menjelaskan materi pembelajaran yang abstrak atau yang sulit dipahami hanya melalui lisan. Biasanya metode konvensional hanya dibantu dengan media tradisional yang tidak diproyeksikan. Kerumitan-kerumitan dalam penyampaian materi pembelajaran dapat dibantu dengan penggunaan media

8 pembelajaran sebagai perantara. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas sehingga dirancang senyaman mungkin untuk peserta didik, juga pendidik dapat menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi belajar yang beragam. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rizal (2013) dalam penggunaan media pembelajaran dengan media animasi 3D model simulasi efektif digunakan untuk peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar bahwa peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri tidak lepas dari pemilihan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 20 Bandung bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA khususnya pada kelas 7 masih menggunakan media tradisional yang dimana media yang digunakan masih berupa media cetak yakni buku mata pelajaran dan LKS (Lembar Kerja Siswa) serta tanaman kecambah hasil dari kegiatan praktek siswa. Hal ini menyebabkan terciptanya suasana belajar yang kurang menyenangkan sehingga berkurang pula minat peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan sehingga berimbas kepada hasil belajar peserta didik itu sendiri. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang memerlukan praktek langsung dalam memahami suatu materi pelajaran. Peran media pembelajaran digunakan sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Oleh sebab itu penggunaan media dalam menyampaikan informasi pada mata pelajaran IPA sangatlah penting. Media rekaman Time Lapse dalam hal ini digunakan sebagai media pendukung pada mata pelajaran IPA sebab media rekaman Time Lapse dapat mendemonstrasikan materi pembelajaran secara visual dengan detail- detail yang tidak bisa di pahami hanya dengan penjelasan secara verbal. Media rekaman Time Lapse dapat menjadi solusi untuk kendala-kendala

9 seperti itu sehingga penggunaan media rekaman Time Lapse dapat membantu siswa dalam mendalami sebuah materi pembelajaran. Pendidik diharapkan dapat memahami pentingnya peran media di dalam proses pembelajaran sehingga dapat memanfaatkan media secara tepat guna. Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas dan juga merujuk pada hasil penelitian sebelumnya maka penulis bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media rekaman Time Lapse dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk itu penulis merumuskan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Rekaman Time Lapse terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka secara umum masalah yang pokok yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju 2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung? Secara khusus dan terperinci dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif aspek mengingat pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time

10 Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif aspek memahami pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif aspek mengaplikasikan pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung? 4. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan visual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang 5. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan oral antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang 6. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan mendengar antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang 7. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan menulis antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang 8. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan menggambar antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang

11 9. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan motorik antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang 10. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan mental antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang 11. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan emosional antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar ranah kognitif aspek mengingat pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar ranah kognitif aspek memahami pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung.

12 3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar ranah kognitif aspek mengaplikasikan pada pengetahuan konseptual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan visual antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 5. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan oral antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan siswa, kelas 7 SMPN 20 Bandung. 6. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan mendengar antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 7. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan menulis antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 8. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan menggambar antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 9. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan motorik antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung.

13 10. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan mental antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. 11. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan aktivitas belajar aspek kegiatan emosional antara siswa yang menggunakan media rekaman Time Lapse dengan siswa yang menggunakan media tradisional pada Mata Pelajaran IPA dalam materi laju pertumbuhan, siswa kelas 7 SMPN 20 Bandung. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Selain bermanfaat dalam peningkatan mutu pembelajaran pendidikan IPA di SMP Negeri 20 Kota Bandung penelitian ini diharapkan pula memberikan manfaat bagi semua pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam dunia pendidikan sehingga tercipta kemajuan dalam bidang pendidikan. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi khasanah kajian keilmuan mengenai penggunaan media pembelajaran demi meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti, sebagai salah satu bentuk pengembangan pola pikir secara ilmiah, sistematis dan juga salah satu bentuk kepedulian dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada guru agar dapat meningkatkan kualitas pengajarannya serta mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.

14 c. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik sehingga mampu meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai. d. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan rujukan atau bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti yang berniat memilih dan memanfaatkan stategi pembelajaran. e. Bagi Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, dapat sebagai sumbangan dalam bentuk pengetahuan atau dapat menjadi rujukan atau acuan untuk peningkatan kualitas perkuliahan melalui peningkatan minat mahasiswa.