BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi zaman modern sekarang ini segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak. teknologi canggih yang berhasil diciptakan demi memudahkan pekerjaan

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Dalam suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang dimana lebih dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas suatu perusahaan dalam menapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.

BAB I PENDAHULUAN. saja nilai komporatif tetapi juga nilai komperatitif-generatif-inovatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat yang ada di instansi tersebut, apabila tidak ditunjang dengan sumber daya manusia untuk mengendalikan serta mengoperasikannya, maka peralatan dan perangkat tersebut tidak mungkin dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. (Nawawi, 2012:9). Setiap instansi pemerintahan dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari faktor pegawai yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan instansi pemerintahan. Pegawai merupakan asset utama instansi dan mempunyai peran yang strategis didalam instansi yaitu sebagai pemikir, perencana dan pengendali aktivitas instansi. Diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 1

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aparatur Negara yang bertugas menjadi abdi masyarakat dan menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat. PNS juga menjadi panutan atau contoh bagi setiap masyarakat sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai perlu diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin serta wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. Tanpa pegawai betapa sulitnya instansi dalam mencapai tujuannya, karena merekalah yang menentukan majunya suatu instansi, dengan memiliki tenaga kerja yang terampil dan motivasi yang tinggi, instansi telah memiliki asset yang sangat mahal, sebab pada dasarnya manusia merupakan subjek dan objek pembangunan. Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintah lingkup manajemen kepegawaian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang pembentukan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung. Dalam pelaksanaan tugas pokok, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung memiliki amanah untuk melayani masyarakat dengan pelayanan yang terbaik secara efektif dan efisien. Berdasarkan peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) nomor 1 tahun 2013 tentang ketentuan pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian kinerja pegawai PNS yang bertujuan untuk menjamin

3 objektifitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir, yang dititikberatkan pada sistem kinerja pegawainya. Penilaian kinerja pegawai PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang diisyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati. Penilaian kinerja pegawai PNS diilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan. Penilaian kinerja pegawai PNS dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 tahun (akhir desember tahun bersangkutan) yang terdiri atas unsur Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan unsur perilaku kerja. Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi kinerja pegawai yang dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas jabatan PNS yang dinilai. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pegawai yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung, maka diperoleh pencapaian kinerja pegawai sebagai berikut : Tabel 1.1 Pengukuran Pencapaian Kinerja Pegawai Pegawai Di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % 1. 2. 3. 4. 5. Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan pegawai Meningkatkan sistem pembinaan kinerja pegawai yang optimal Meningkatkan kualitas rumusan perundangundangan kepegawaian Meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi Meningkatkan sistem informasi kepegawaian Persentase instansi pemerintah yang menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungannya Jumlah instansi pemerintah yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu computer Jumlah rumusan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan Presentase kepuasan instansi/ PNS terhadap pelayanan kepegawaian Persentase database PNS yang akurat dan terkini berdasarkan 80% 76% 95% 20 26 130% 12 15 125% 85% 80% 94% 100% 76% 76% (Dilanjutkan)

4 (Lanjutan Tabel 1.1) 6. 7. 8. yang terintegrasi Meningkatkan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program dan sumber daya Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana kantor data pokok pegawai Persentase penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian Persentase penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi Presentasi kepuasan pegawai terhadap sarana dan prasarana kantor yang tersedia (Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung) 50% 32% 64% 85% 82% 96% 90% 88% 98% Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pencapaian kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung belum optimal. Hal ini dapat dilihat sebesar 76% database PNS yang belum akurat dan terkini berdasarkan data pokok pegawai, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian kepegawaian diketahui bahwa masih ada beberapa pegawai yang tidak menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu dan hasil pekerjaan pegawai yang kurang maksimal dan sering menunda-nunda pekerjaannya atau tugas yang diberikan oleh atasan sehingga tugas tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan halhal tersebut merugikan pihak instansi, karena pegawai tidak berperan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan sebesar 64% tidak terjadi penurunan yang signifikan pada tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian, hal ini diketahui bahwa masih ada pegawai yang tidak disiplin dalam berpakaian dinas, pegawai yang tidak mematuhi ketentuan jam kerja dan kebijakan instansi seperti datang terlambat, meninggalkan ruang kerja saat jam kerja, menggunakan waktu kerjanya secara tidak produktif seperti bermain facebook, bermain game dan pegawai yang menggunakan waktu istirahat melebihi batas waktu istirahat yang diberikan oleh instansi.

5 Kinerja pegawai merupakan hal yang penting harus diperhatikan oleh setiap instansi dimanapun tidak terkecuali bagi badan perencanaan pembangunan daerah di Kota Bandung, karena kinerja pegawai memepengaruhi keberhasilan instansi tersebut dalam menapai tujuannya. Kinerja pegawai yang baik dan memuaskan dapat menghasilkan prestasi yang baik bagi instansi, sedangkan kinerja yang buruk dapat menghasilkan prestasi yang rendah bagi instansi. Tabel 1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai di Di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. Variabel Dimensi SS (5) S (4) Frekuensi KS TS (3) (2) STS (1) Mean Suasana kerja 13 9 8 - - 4,1 Perlakuan yang baik 11 9 10 - - 4,0 Lingkungan Perlakuan yang adil 10 12 8 - - 4,0 Kerja Rasa aman 13 12 5 - - 4,2 Hubungan yang Harmonis 12 12 6 - - 4,2 Skor Rata-Rata Lingkungan Kerja 4,1 Gaji 11 14 3 2-3,3 Bonus 16 9 3 2-4,3 Kompensasi Tunjangan 11 14 3 2-4,1 Penghargaan 14 8 4 3 1 4,0 Fasilitas 12 15 2 1-4,3 Skor Rata-Rata Kompensasi 4,0 Tipe Direktif 14 9 6 1-4,2 Gaya Tipe Suportif 12 8 8 2-4,0 Kepemimpinan Tipe Partisipatif 13 7 8 2-4,0 Tipe Berorientasi Prestasi 11 14 4 1-4,2 Skor Rata-Rata Gaya Kepemimpinan 4,1 Tuntutan tugas 13 12 3 2-4,2 Tuntutan peran 11 15 3 1-4,2 Stress Kerja Tuntutan antar pribadi 14 13 2 1-4,3 Struktur organisasi 12 11 7 - - 4,2 Kepemimpinan organisasi 13 14 2 1-4,3 Skor Rata-Rata Stress Kerja 4,2 Beban Waktu 6 8 11 3 2 3,5 Beban Kerja Beban Usaha Mental 7 5 10 4 4 3,2 Beban Tekanan Psikologis 13 10 5 1 1 4,1 Skor Rata-Rata Motivasi Kerja 3,6 Ketidakjelasan tanggung 14 9 6 1-4,2

6 Variabel Dimensi SS (5) S (4) Frekuensi KS TS (3) (2) STS (1) Mean jawab dan wewenang Saling ketergantungan tugas 12 14 2 2-4,2 Konflik Kerja Perbedaan persepsi 15 13 2 - - 4,4 Sistem imbalan 13 8 4 3 2 3,9 Perbedaan komunikasi 8 15 6 1-4,0 Skor Rata-Rata Konflik Kerja 4,9 Kehadiran 6 5 13 6-3,7 Tingkat kewaspadaan 8 7 10 5-3.6 Ketaatan pada standar kerja 11 10 9 - - 4,0 Disiplin Kerja Ketaatan pada peraturan 12 9 9 - - 4,1 kerja Etika kerja 11 10 9 - - 4,0 Skor Rata-Rata Disiplin Kerja 3,8 Rekrutmen dan seleksi 13 11 4 2-4,2 Pengembangan Pendidikan dan pelatihan 11 14 4 1-4,2 Karir Rotasi/Transfer 14 12 3 1-4,3 Promosi 10 12 6 2-4,0 Skor Rata-Rata Pengembangan Karir 4,2 Instruktur 12 12 4 2-4,1 Peserta 11 13 3 3-4,1 Pelatihan Materi 15 12 2 1-4,4 Metode 10 12 6 2-4,0 Tujuan 13 10 6 1-4,2 Sasaran 14 13 2 1-4,3 Skor Rata-Rata Pelatihan 4,2 Motif 14 13 2 1-4,3 Karakter pribadi 13 11 4 2-4,2 Kompetensi Konsep diri 13 7 7 2 1 4,0 Pengetahuan 11 14 3 1 1 4,1 Keterampilan 8 7 14 1-3,7 Skor Rata-Rata Kompetensi 4,1 Mean = Nilai x F : Jumlah Pegawai (30 orang) Skor Rata-Rata = Jumlah Mean : Jumlah Kuesioner Sumber : Hasil olah data kuesioner pra-survei (2017) Tabel 1.2 Lanjutan Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat diketahui bahwa tanggapan pegawai mengenai 10 variabel bebas yang mempengaruhi kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung yang mendapatkan nilai rata-rata terendah

7 yaitu variabel Disiplin Kerja dan Beban Kerja. Hal ini menunjukan kinerja pegawai menurun yang diakibatkan beban kerja yang masih kurang optimal seperti pegawai tidak dapat memanage waktunya dan masih terdapatnya karyawan yang sering datang tidak tepat waktu. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Kurangnya kedisiplinan dan tidak taatnya terhadap peraturan dan norma-norma yang berlaku maka akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas kerja. Bila kedisiplinan tidak ditegakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kedisiplinan pegawai salah satu tercermin dari karyawan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selain itu terlihat dari karyawan yang tidak masuk kerja tanpa memberikan keterangan. Tingkat kehadiran merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi penilaian kinerja, baik itu keterlambatan maupun kesengajaan untuk tidak hadir bekerja, Mathis and Jackson (2011:133). Berikut rekapitulasi daftar hadir atau absensi pegawai dengan finger print di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. Tabel 1.3 Rekapitulasi Absensi Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Pada Bulan Mei s/d Oktober 2016 Bulan Keterangan Jumlah Dinas Total Sakit Ijin Alpa Terlambat Cuti pegawai Luar Presentase Mei 4 3 6 2 8 2 25 94 26,6 % Juni 7 2 3 4 10 1 27 94 28,7 % Juli 5 3 3 5 12 2 30 94 31,9 % Agustus 3 3 2 6 8 4 26 94 27,6 % September 6 5 4 3 11 1 30 94 31,9 % Oktober 8 4 3 5 9 2 31 94 32,9 % Presentase = Total pegawai : Jumlah pegawai x 100% (Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung)

8 Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukan bahwa ketidakhadiran pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung mengalami kenaikan setiap bulannya. Hal ini dapat di buktikan dengan perbandingan ketidakhadiran pegawai yang setiap bulannya naik 2-5%. Kenaikan ketidakhadiran absensi pegawai ini disebabkan karena masih banyaknya pegawai yang datang terlambat pada saat masuk kerja, banyak pegawai yang izin untuk urusan keperluan keluarga dan pimpinan yang melakukan perjalanan dinas luar kota sehingga pekerjaan atau tugas-tugas menjadi terbengkalai. Tingginya ketidakhadiran pegawai merupakan sikap dari rendahnya kedisiplinan yang dapat menurunkan kinerja pegawai. Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah beban kerja, baik itu beban kerja fisik maupun beban kerja mental. Beban kerja sangat penting bagi sebuahperusahaan/instansi. Dengan pemberian beban kerja yang efektif perusahaan dapat mengetahui sejauh mana karyawannya dapat diberikan beban kerja yang maksimal dan sejauh mana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan itu sendiri. Pegawai yang tidak disiplin dalam memanfaatkan waktu kerja akan berdampak pada beban kerja yang menumpuk, sehingga membutuhkan waktu yang lebih dari waktu kerja normal yang ditentukan untuk menyelesaikan tugastugas yang dibebankan. Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Penulis menggunakan kuesioner dan wawancara kepada pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebanyak 30 orang. Data yang didapatkan penulis adalah sebagai berikut:

9 Tabel 1.4 Hasil Kuesioner Pra-Survei Mengenai Beban Kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung No Komitmen Organisasi Jawaban (F) Dimensi SS S KS TS STS Jumlah Pegawai Jumlah Skor Mean 1 Beban Waktu 2 4 12 10 2 30 84 2,8% 2 Beban Usaha Mental 10 8 2 5 5 30 103 3,43% 3 Beban Tekanan Psikologis 3 8 10 2 7 30 88 2,93% Rata-Rata 3,05% (Sumber : Hasil olah data kuesioner pra-survei, 2016) Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa beban kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung yang secara keseluruhan dapat dikatakan masih rendah dengan nilai rata-rata sebesar 3,05%. Berdasarkan hasil wawancara hal ini dikarenakan kurang memonitoring setiap pekerjaan sehingga membuat waktu pengerjaan pekerjaan terbuang percuma dan juga terlalu banyak perencanaan dalam pekerjaan tetapi tidak ada realisasi pekerjaan yang dikerjakan sedangkan hal lain yaitu adanya tingkat rasio pekerjaan dalam artinya pegawai terlalu melakukan banyak pekerjaan yang membuat pegawai overload dalam melakukan pekerjaan apalagi pegawai sering kurang memanage waktu pekerjaan yang dikerjakan. Tujuan suatu instansi adalah mencapai organisasi yang baik, keuntungan ini akan tercapai bila adanya kinerja yang tinggi. Kinerja pegawai yang tinggi akan tercapai apabila adanya pegawainya disiplin dalam bekerja dan Jika beban kerja sesuai kemampuan pekerja lebih tinggi dari pada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Namun sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah

10 daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang lebih. Oleh karena itu, pembagian beban kerja yang tepat dan sesuai dengan kemampuan pegawai sangat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kinerja pegawai dan juga pencapaian perusahaan itu sendiri. Disiplin pada hakikatnya mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pegawai yang mempunyai disiplin kerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja seorang pegawai. Kedisiplinan yang tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan instansi yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas dan mengingat betapa pentingnya masalah disiplin kerja dan beban kerja bagi instansi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Disiplin Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Merujuk pada cakupan masalah yang terkait dengan ruang lingkup dan latar belakang penelitian, maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan dan merumuskan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Identifikasi Masalah Sejalan dengan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan berpijak pada hasil observasi dan wawancara, maka teridentifikasi beberapa permasalahanya yaitu :

11 1. Hasil pekerjaan yang kurang maksimal. 2. Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan. 3. Masih ada pegawai yang menunda-nunda tugas. 4. Masih terlihat pegawai yang tidak disiplin dalam berpakaian dinas. 5. Masih ada pegawai yang meninggalkan ruang kerja saat jam kerja. 6. Masih terlihat pegawai yang bermain game, membuka Facebook dan ngobrol saat jam kerja. 7. Pegawai datang terlambat pada saat masuk kerja. 8. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa keterangan dan ijin urusan keluarga. 9. Pegawai kurang bertanggung jawab atas hasil kerja. 10. Pegawai kurang mampu memonitoring pekerjaan 11. Terlalu banyak perencanaan dibandingkan pelaksanaan pekerjaan 12. Tingkat resiko yang diberikan kepada pegawai terlalu berat 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana disiplin kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. 2. Bagaimana beban kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. 3. Bagaimana kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

12 1.3 Tujuan Penelitian Maksud penulis melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan atau mengumpulkan data untuk diolah menjadi informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. Tujuan penelitian di adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Disiplin kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. 2. Beban Kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. 3. Kinerja Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. 4. Besarnya pengaruh disiplin kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat diambil manfaat yang berguna yaitu sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan penelitian secara teoritis sebagai berikut : 1. Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki harapan agar penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis serta menambah ilmu yang didapatkan selama melakukan proses perkuliahan. 2. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar studi untuk perbandingan dan referensi bagi penelitian lain yang sejenis dan diharapkan untuk

13 penelitian yang selanjutnya bisa lebih baik dari penelitian yang telah dilakukan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan penelitian secara praktis sebagai berikut : a. Bagi penulis Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya pada masalah yang diteliti yaitu pengaruh disiplin kerja dan beban kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai suatu instansi pemerintahan. b. Bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Penelitian ini diharapkan bisa menghasilkan suatu kesimpulan dan saransaran terhadap masalah yang dihadapi instansi sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai. c. Bagi Pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi untuk memperkaya cakrawala berfikir dan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian ilmiah yang akan dilakukan selanjutnya.