BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi zaman modern sekarang ini segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang dimana lebih dekat dan berhubungan langsung dengan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI KERJA PADA PEJABAT FUNGSIONAL BALAI METROLOGI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA SARAH SUKMA KLADIA

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang kita hadapi

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang diamanatkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2007:67) prestasi kerja (job performance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber :

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam mencapat tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kompetitifnya perekonomian sekarang ini, Mendorong. perusahaan untuk bisa meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I INTRODUKSI. Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang. Pemerintahan Daerah, terdapat amanat pemindahan kewenangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak. teknologi canggih yang berhasil diciptakan demi memudahkan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut adanya profesionalisme dalam bekerja.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat yang ada di instansi tersebut, apabila tidak ditunjang dengan sumber daya manusia untuk mengendalikan serta mengoperasikannya, maka peralatan dan perangkat tersebut tidak mungkin dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Setiap instansi pemerintahan dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari faktor pegawai yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan instansi pemerintahan. Pegawai merupakan asset utama instansi dan mempunyai peran yang strategis didalam instansi yaitu sebagai pemikir, perencana dan pengendali aktivitas instansi. Diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju mundurnya suatu instansi pemerintahan. Untuk mencapai tujuan instansi diperlukan pegawai yang sesuai dengan persyaratan yang ada 1

2 didalam instansi dan pegawai juga harus mampu menjalankan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh instansi. Setiap instansi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawainya, dengan harapan agar tujuan instansi dapat tercapai. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aparatur Negara yang bertugas menjadi abdi masyarakat dan menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat. PNS juga menjadi panutan atau contoh bagi setiap masyarakat sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai perlu diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin serta wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. Tanpa pegawai betapa sulitnya instansi dalam mencapai tujuannya, karena merekalah yang menentukan majunya suatu instansi, dengan memiliki tenaga kerja yang terampil, instansi telah memiliki aset yang sangat mahal, sebab pada dasarnya manusia merupakan subjek dan objek pembangunan. Perkembangan metrologi di Indonesia mulai diatur sejak tahun 1923, yaitu dengan diberlakukannya Ordonansi Tera tahun 1923 yang mengalami 4 kali perubahan dan terakhir dengan Undang-undang R.I. No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.1 Januari 1938 di Indonesia berlaku secara resmi Satuan Sistem Metrik dalam ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapannya yang menggantikan satuan sistem tradisional seperti elo, kati dan lain sebagainya.

3 Ordonansi Tera telah mendasari ditandatanganinya Keppres No. 54/1957 tentang penunjukan Panitia Induk untuk Meter dan Kilogram dan Keppres No. 55/1957 tentang penunjukan meter (X 27) dan kilogram (K 46) sebagai standar nasional. Pembentukan Dewan Standardisasi Nasional melalui Keputusan Presiden No. 7 tahun 1989, Standar Nasional Satuan Ukuran melalui Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1989. Pembentukan Badan Standardisasi Nasional untuk melanjutkan tugas Dewan Standardisasi Nasional melalui Keputusan Presiden No. 13 tahun 1997. Pembentukan Lembaga Pembina SNSU yang dikenal dengan Komite Standar Nasional Satuan Ukuran melalui Keputusan Presiden No. 79 tahun 2001. Direktorat Metrologi merupakan salah satu pelaku pembangunan perdagangan yang berperan penting dalam melindungi kepentingan umum/masyarakat dalam hal jaminan kebenaran hasil pengukuran Mengharmonisasikan penyelenggaraan kegiatan metrologi legal, Meningkatkan jaminan hasil pengukuran, Mengoptimalkan penyelenggaraan pengawasan UTTP, Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT), dan penggunaan Sistem Satuan Internasional (SI) Mengoptimalkan peranan Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional, UPT, dan UPTD dalam rangka meningkatkan pelayanan tera dan tera ulang UTTP. Meningkatkan profesionalisme SDM Metrologi Legal untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima dan good governance Tujuan pembangunan metrologi legal periode 20 2014 Peningkatan perlindungan terhadap konsumen dalam hal kebenaran hasil pengukuran dan pemberian kepastian hukum Sasaran pembangunan Metrologi Legal periode 20 2014 meningkatnya pelayanan dan pengawasan di bidang Metrologi Legal.

4 Berdasarkan data perbandingan kinerja direktorat di Bandung, menunjukkan bahwa kinerja yang mulai menurun dari Direktorat Metrologi di Bandung. Berikut ini data perbandingan berdasarkan data dari survei kementrian direktorat di Bandung pada Tahun 2016. Tabel 1.1 Perbandingan penilaian kinerja berdasarkan data dari survei Kementrian Direktorat di Bandung pada Tahun 2016 No Nama Direktorat Hasil penilaian kinerja 2016 Hasil penilaian kinerja 2015 1. Direktorat Jenderal Pajak 88 86 2. Direktorat Jenderal 85 85 Kebudayaan 3. Direktorat Pemberdayaan 81 79 konsumen 4. Direktorat Pengawasan 78 74 Barang Beredar dan Jasa 5. Direktorat Pengambangan 75 74 Mutu Barang 6. Direktorat Standardisasi 75 73 7. Direktorat Metrologi 73 79 Sumber : Survei kementrian direktorat di Bandung Berdasarkan data di atas, terlihat adanya penilaian kinerja yang kurang baik dari Direktorat Metrologi di Bandung pada tahun 2016, yang juga menyebabkan menurunnya peringkat penilaian kinerja. Pada awalnya berada di peringkat 4, tetapi pada tahun berikutnya Direktorat Metrologi Bandung mengalami penurunan. Kenyataannya banyak fenomena yang sering terjadi dalam beberapa perusahaan, salah satunya adalah kurangnya perhatian dari pihak perusahaan sendiri dalam menghargai pegawai yang bermutu. Padahal, mutu sumber daya manusia sendiri yang cukup tinggi umumnya diikuti dengan kinerja yang tinggi pula dan para pegawai melakukan sesuatu yang bermutu guna meningkatkan

5 kualitas perusahaan, karena itu sudah menjadi kewajiban bagi masing-masing pegawai. Persepsi tersebut mengakibatkan banyaknya pegawai yang mempunyai mutu atau kinerja yang tinggi diatas standar perusahaan diperlakukan tidak adil, misalnya saja tindakannya tersebut tidak diikuti dengan Motivasi kinerja dan Disiplin Kerja. Adanya Motivasi Kinerja yang jelas dalam suatu perusahaan akan dapat mendorong para pegawai untuk meningkatkan mutu SDM sekaligus dengan kinerjanya. Disinilah mutu sumber daya manusia diperlukan melalui peningkatan motivasi,disiplin kerja, pengetahuan, talenta, serta kinerja pribadi Pegawai serta perusahaan yang berkesinambungan. Untuk melihat bagaimana kondisi kinerja pegawai pada Direktorat Metrologi, maka penulis melakukan survey awal dengan membagikan 30 Lembar kuesioner kepada pegawai yang dipilih secara acak. Data yang didapatkan oleh penulis adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Kinerja Pegawai Direktorat Metrologi Bandung No Dimensi Hasil Bobot Standar 1. Kualitas Kerja 57 0 2. Kuantitas Kerja 63 0 3. Kerjasama 73 0 4. Tanggung Jawab 68 0 5. Pelaksanaan Tugas 53 0 Rata-Rata 64 0 Sumber : Kuesioner sementara yang telah diolah (2016) Dari data tabel 1.2 dapat dilihat kondisi kinerja pegawai saat ini Direktorat Metrologi Bandung yang dikatakan cukup yaitu kuantitas kerja, kerjasama, dan tanggung jawab sedangkan yang masih belum sesuai dengan nilai standar kinerja pegawai adalah kualitas kerja, dan pelaksanaan tugas karena masih dibawah 60%.

6 Tabel 1.3 Kinerja Pegawai Direktorat Metrologi Bandung Tahun 2013-2015. A. PERILAKU KERJA 1. Tanggung jawab 2. Kerjasama 3. Kepemimpinan Bobot 2013 2014 2015 Nilai Skor Bobot Nilai Skor Bobot Nilai Capation 85 95 90 8,5 9,5 9 Capation 85 9,5 9 8,5 9,5 9 Capation 80 75 80 Skor 8 7,5 8 HASIL KERJA 1. Kualitas 20 75 15 20 65 13 20 55 11 Kerja 2. Kuantitas 20 70 14 20 60 12 20 55 11 Kerja. Sumber : Direktorat Metrologi Bandung Dari data tabel 1.3 dapat dilihat kondisi kinerja pegawai saat ini di direktorat metorologi bandung yang dikatakan baik yaitu tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan kualitas sedangkan yang masih belum sesuai dengan nilai standar kinerja pegawai adalah kuantitas karena masih 70%. Tabel 1.4 Standar Nilai Kinerja Pegawai No. Nilai Kategori 1. 91- ke atas Sangat Baik 2. 76-90 Baik 3. 61-75 Cukup 4. 51-60 Kurang 5. 50 ke bawah Buruk Sumber : Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 Beberapa hal yang masih rendah pencapaiannya seperti kuantitas dan keterampilan, masih kurangnya kuantitas kerja yang baik, melakukan kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, menyelesaikan pekerjaan tidak sesuai standar

7 yang telah ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan masih membutuhkan usaha- usaha yang dapat memaksimalkan kinerja pegawai guna mencapai tujuan perusahaan. Penulis merasa data sekunder dari instansi yang sudah didapat masih kurang untuk penulis jadikan sebagai landasan pelaksanaan penelitian, oleh karena itu dari hasil arahan pembimbing dan dengan tujuan memperkuat penelitian, penulis menggunakan kuesioner dan wawancara kepada pegawai Direktorat Metrologi Bandung pengukurannya menggunakan dimensi dan indikator dari variabel bebas yang mempengaruhi kinerja pegawai. Alasan penulis melakukan kuesioner dan wawancara yaitu untuk mengetahui masalahmasalah apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai di Direktorat Metrologi Bandung. Data yang didapatkan penulis adalah sebagai berikut: Tabel 1.5 Hasil Penelitian Pra Survey Pendahuluan terkait Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai Direktorat Metrologi Bandung Frekuensi Jawaban Pegawai No Variabel Total Skor Mean SS S KS TS STS 1. Kompetensi 5 15 4 5 1 8 3,6 2. Kompensasi 3 17 8 2 121 4,0 3. Kepemimpinan 4 20 3 1 2 112 3,7 4. Stress Kerja 1 18 2 4 5 96 3,2 5. Motivasi Kerja 2 5 3 69 2,3 6. Konflik Kerja 9 11 4 6-113 3,7 7. Disiplin Kerja 4 4 2 8 68 2,2 8. Pengawasan 1 18 1 3 8 94 3,1 9. Pelatihan 8 15 2-5 111 3,7

8 Lingkungan. 6 14 2 4 4 4 3,5 Kerja Sumber : Hasil olah data kuisioner pra-survei (2016) Berdasarkan Tabel 1.5 di atas, dapat diketahui bahwa tanggapan pegawai mengenai variabel bebas yang mempengaruhi kinerja pegawai di Direktorat Metrologi Bandung yang mendapatkan nilai rata-rata terendah yaitu variabel disiplin dan motivasi. Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah disiplin. Disiplin merupakan satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Pegawai. Karena tanpa adanya disiplin, maka segala kegiatan yang akan dilakukan akan mendatangkan hasil yang kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi yang dibuat. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas tugas pekerjaan. Adanya disiplin dalam pekerjaan akan dilakukan seefektif mungkin. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa Disiplin kerja dan Motivasi secara bersama - sama dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada suatu lembaga atau instansi. Bila suatu instansi menghendaki kinerja dari pegawainya, mau tidak mau instansi itu harus memberi perhatian pada masalah kinerja dan disiplin kerja pegawainya, namun juga harus memperhatikan motivasi kerja.untuk itulah, kiranya perlu dirumuskan secara rinci dan terpadu usaha-usaha yang harus dilakukan untuk melaksanakan pembinaan para pegawai instansi, melalui penerapan aspek motivasi kerja yang objektif diharapkan akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada instansi tersebut. Maka penulis dapat

9 menyimpulkan bahwa permasalahan permasalahan tersebut memperlihatkan bahwa masih di perlukan dan upaya untuk mencapai peningkatan kinerja pegawai yang antara lain di pengaruhi oleh disiplin dan motivasi kerja pada pegawai yang kinerjanya kurang optimal. Penting di berikan kepada pegawai karena akan membangkitkan semangat untuk bekerja danj menghasilkan kinerja yang tinggi. Disiplin kerja dilihat dari beberapa aspek yaitu kehadiran, mematuhi tata tertib dan peraturan perusahaan. Pegawai yang dimiliki disiplin kerja yang tinggi akan melaksanakan tugas atau pekerjaanya dengan tertib, sehingga secara langsung akan memberikan dampak baik pula bagi perusahaan. Disiplin merupakan sebuah tittik awal segala kesuksesan dalam rangka mencapai tujuan sebuah organisasi, disiplin juga merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan. Kesadaran mencerminkan sikap seseorang secara sukarela mentaati semua peraturan, sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Penerapan disiplin dalam suatu organisasi bertujuan agar semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut berbeda dengan sukarela mematuhi serta mentaati setiap tata tertib yang berlaku tanpa ada paksaan. Tabel 1.6 Rekapitulasi penilaian tahun 2016 REKAP Nilai A 9 Nilai B+ 2 Nilai B 21 Nilai B- 28 Nilai C+ 0 Nilai C 76 Nilai D 43 Total 179 Sumber : Data Rekapitulasi Penilaian kedisiplinan Direktorat Metrologi Bandung.

Pegawai akan bersedia melakukan upaya yang lebih besar apabila diyakini bahwa upaya itu akan berakibat pada penilaian kinerja yang baik dan bahwa penilaian kinerja yang baik akan berakibat pada imbalan yang lebih besar dari organisasi, seperti, bonus yang lebih besar, kenaikan gaji, serta promosi dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan pribadinya. Berdasarkan hasil wawancara beberapa pegawai dan data yang diberikan oleh bagian absensi Direktorat Metrologi Bandung pada tanggal 5 Januari 2016. Terdapat permasalahan disiplin kerja, terlihat dari kehadiran waktu bekerja, taat terhadap aturan waktu dan ketaatan terhadap peraturan perusahaan menurun. Seperti kehadiran waktu bekerja, apabila pegawai tidak hadir bekerja hanya mengurangi pada absensi kerja saja dan tidak ada sanksi yang tegas. Hal ini dirasakan terlalu ringan dan dianggap sepele oleh pegawai di Direktorat Metrologi menjadi permasalahan dilhat banyaknya pegawai yang mangkir saat jam kerja, jam pulang kerja dan jam istirahat makan siang telah selesai pegawai seharusnya kembali keruangan kerja masing-masing tetapi pada kenyataanya masih banyak yang berada diluar ruangan kerja sehingga terlambat masuk ke ruangan kerja dan pekerjaanya pun terabaikan, tidak berpakaian yang sesuai dengan peraturan yang diberikan. Pegawai belum sepenuhnya mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Metrologi Bandung. Berikut ini adalah data displin kerja Pegawai pada Direktorat Metrologi Bandung :

11 Tabel 1.7 Disipin Kerja Pegawai Direktorat Metrologi Bandung Tahun 2013-2015 No Dimensi 2013 2014 2015 1. Taat terhadap waktu 81,83 70,92 60,65 2. Taat Terhadap Peraturan instansi 84,35 83,98 70,65 3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan 80,29 69,80 67,50 Sumber : Data Sekunder Direktorat Metrologi Bandung. Disiplin kerja pegawai Direktorat Metrologi tahun 2013 sampai tahun 2015 mengalam penurunan, dilihat dari daftar kehadiran Pegawai, taat terhadap peraturan instansi, ketepatan waktu bekerja. Disiplin kerja dapat mempengaruhi kinerja Pegawai, pernyataan ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Malayu S.P Hasibuan (2011: 193), Semakin baik disiplin kerja seseorang, maka semakin tnggi kinerja yang dicapai. No Tabel. 1.8 Motivasi Pegawai Direktorat Metrologi Bandung. Dimensi Motivasi Kerja Tercapai Tercapai Tercapai Rata- 2013 2014 2015 Rata Target Perusahaan 1 N-Ach 89 70 69 76 0 2 N-Pow 87 80 80 82 0 3 N-Aff 76 70 70 72 0 Sumber : Data Sekunder Direktorat Metrologi Bandung Dari Tabel 1.8 tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat motivasi pegawai untuk berprestasi (N-Ach) dalam hal ini melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya, yang terus mengalami kemunduran setiap tahunnya. Motivasi pegawai untuk memiliki kekuasaan (N-Pow) dalam hal ini wewenang untuk memerintah dan mempengaruhi pegawai lain, sama halnya dimana terus mengalami kemuduran setiap tahunnya dan dorongan untuk menjalin hubungan (N-Aff) dengan pegawai lain dalam bentuk kerja sama maupun persahabatan,

12 yang menyatakan kurang dalam menjalin hubungan dengan pegawai. Hasil tersebut menunjukan tingkat motivasi pegawai Direktorat Metrologi Bandung masih ada yang tidak maksimal. Selain dilihat dari rata-rata target perusahaan didapat (N-Aff) memiliki hasil yang rendah ini menyatakan kurang keingininan bekerja dengan orang lain, keinginanan mengambil resiko dan juga keinginanan bekerja bekerja lebih baik dari orang lain. Semua perusahaan akan selalu berusaha agar Pegawainya bekerja dengan motivasi dan disiplin yang tinggi, disiplin kerja tentu dapat terwujud apabila pegawai memiliki motivasi yang sangat baik. Dengan itu maka kinerja pegawai dapat dicapai dengan adanya suasana kerja yang baik dan kondusif dimana pegawai akan mengikuti peraturan-peraturan yang ada di perusahaan dengan antusias dan disiplin kerja yang tinggi sehingga pegawai dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Upaya untuk peningkatan sumber daya manusia, motivasi merupakan hal yang penting, selain disiplin kerja. Pegawai akan melaksanakan tugasnya secara baik dan tepat jika memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri pegawai tersebut. Selain motivasi yang berasal dari dalam diri pegawai, motivasi juga berasal dari pihak luar antara lain atasan dan lingkungan kerja. Motivasi akan timbul jika pegawai memiliki kebutuhan untuk dipenuhi misalnya, gaji, kesempatan kerja, prestasi kerja, keinginan untuk berkembang, rasa aman, dan lain-lain, Oleh karena itu motivasi kerja pegawai merupakan bagian yang penting bagi instansi atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa pegawai Direktorat Metrologi

13 ditemukan beberapa kendala motivasi kerja diatara lain kurang konsistennya menjalankan tugas sesuai dengan keputusan yang telah disepakati, masih rendahnya kemampuan beberapa pegawai dalam mengasilkan prestasi kerja disebabkan atasan tidak terlalu membeda-bedakan mana pegawai yang berprestasi atau kurang berprestasi. Bagi pegawai yang berprestasi atau kurang berprestasi tidak ada pengaruhnya dalam meraih atau mencapai posisi jabatan tertentu. Promosi untuk mencapai jabatan tertentu diperoleh seseorang tidak berdasarkan prestasi, tetapi berdasarkan kedekatan dengan atasan. Hal ini menyebabkan tidak ada jenjang karir yang jelas untuk dicapai, dan Pegawai merasa diperlakukan kurang adil. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti semakin terdorong untuk mengetahui lebih lanjut disiplin kerja apa yang diberikan dan motivasi-motivasi apa yang diberikan perusahaan kepada pegawai dalam bekerja. Untuk melihat hubungan antara disiplin kerja dari motivasi kerja dengan kinerja pegawai, maka penyusun tertarik melaksanakan penelitian di direktorat metorologi bandung dengan mengambil judul Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Direktorat Metrologi Bandung. 1.2 Indentifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan maka dapat dibuat rangkuman identifikasi masalah dan rumusan masalah yang akan diteliti.

14 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian di atas, adanya permasalahan kinerja Pegawai di Direktorat Metrologi Bandung dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut : 1. Displin kerja Disiplin kerja Direktorat Metrologi Bandung antara lain : a. Taat terhadap waktu. b. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan. 2. Motivasi Kerja Masih kurangnya motivasi kerja Pegawai di Direktorat Metrologi Bandung ditemukan beberapa kendala diantaranya yaitu : a. Perlakuan kurang adil terhadap Pegawai. b. Kurangnya keinginan bekerja dengan orang lain 3. Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil obervasi dan wawancara kinerja pegawai yang kurang baik terindikasikan adanya permasalahan sebagai berikut : a. Secara keseluruhan hasil belum mencapai standar b. Kualitas kerja pegawai belum optimal 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh Disiplin kerja dan Motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai. Berdasarkan latar belakang dari identifikasi masalah yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

15 1. Bagaimana Disiplin kerja di Direktorat Metrologi Bandung. 2. Bagaimana Motivasi kerja di Direktorat Metrologi Bandung. 3. Bagaimana Kinerja pegawai di Direktorat Metrologi Bandung. 4. Berapa besar pengaruh Disiplin kerja dan Motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Direktorat Metrologi Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji : 1. Disiplin kerja di Direktorat Metrologi Bandung 2. Motivasi kerja di Direktorat Metrologi Bandung 3. Kinerja pegawai di Direktorat Metrologi Bandung 4. Besarnya pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Direktorat Metrologi Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat baik secara akademis maupun praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang dapat digunakan sebagai dokumen ilmiah yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu terutama dengan teori Motivasi kerja,disiplin kerja dan Kinerja pegawai.

16 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman yang sebenarnya tentang motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja Pegawai yang lebih efektif dan efisien. 2. Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi instansi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, khususnya mengenai motivasi kerja dan disiplin kerja dalam meningkatkan kinerja Pegawai. 3. Bagi Pihak Lain Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan dijadikan referensi akademik serta menjadi bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitiaan pada bidang kajian yang sama.