BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh penerapan pembelajaran berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membaca, menulis, dan berhitung pada warga belajar keaksaraan dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODE PENELITIAN. hal terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN O X O

Transkripsi:

62 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen (Quasi experimental) (Sukmadinata, 2007:207) dengan desain Static group pretest-posttest design (Fraenkel & Wallen, 1993:266). Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen karena tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama dan dilakukan penyamaan (matching) karakteristik dari rata-rata hasil belajar siswa pada salah satu mata pelajaran. Sedangkan, desain yang digunakan merupakan desain yang tediri dari dua kelompok penelitian yang dipilih secara cermat. Kedua kelompok diberi perlakukan berbeda dan diamati perbedaan antara keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan. Rata-rata hasil belajar siswa yang digunakan adalah rata-rata nilai ujian tengah semester siswa pada mata pelajaran fisika. Dua perlakuan berbeda dan termasuk variabel bebas yang dimaksud yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen nyata-virtual berbantuan program virtual laboratories electricity; dan (2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen virtual-nyata berbantuan program virtual laboratories electricity. Efek dari perlakuan dan termasuk vaiabel terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan

63 secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar dan kuis tiap kelas penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.1, 3.2, dan 3.3. Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelas ERV T 1 X 1 T 2 Kelas EVR T 1 X 2 T 2 Keterangan : T 1 = Pretes; T 2 = Posttes; X 1 = Kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual dengan program virtual laboratories electricity; X 2 = Kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata dengan program virtual laboratories electricity; ERV = kelas eksperimen 1 EVR = kelas eksperimen 2 B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Ciamis. Tetapi mengingat jumlah SMA-SMA yang ada di Kota Ciamis sangat banyak sekali, tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai tempat penelitian, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga peneliti, serta untuk memudahkan komunikasi dengan peneliti. Oleh karena itu, dari sekian banyaknya SMA yang ada di Kota Ciamis dipilihlah satu sekolah yang berada pada peringkat atas dengan pertimbangan bahwa pada sekolah dengan peringkat atas kemampuan siswanya lebih heterogen, yaitu terdiri dari siswa berkemampuan atas, sedang, dan bawah, dibandingkan dengan sekolah peringkat sedang atau peringkat rendah. Disisi lain, sekolah peringkat atas memiliki fasilitas laboratorium IPA dan multimedia yang mendukung sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang menekankan praktikum secara langsung maupun praktikum secara virtual.

64 Sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster random sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan cara mengelompokkan. Hal ini dilakukan karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak mungkin bagi seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas khusus sebagai sampel. SMAN A Ciamis merupakan salah satu SMA berada pada peringkat atas di Ciamis. Kelas X pada SMAN A berjumlah 4 kelas. Nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) siswa pada mata pelajaran fisika dihitung dan dipilih dua nilai rata-rata yang paling kecil serta memiliki nilai rata-rata yang hampir sama. Dua nilai rata-rata dari dua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian (perhatikan Gambar 3.1). Nilai UTS fisika keempat kelas di SMA A dapat dilihat pada Lampiran 1.1. Kelas C Kelas A Kelas D Kelas B Populasi: Kelas X SMAN A Ciamis Rata-rata UTS fisika Kelas A Kelas B Sampel: Kelas A dan Kelas B Memiliki nilai rata-rata UTS fisika yang hampir sama Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel

65 C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. 1. Diskripsi Instrumen a. Tes Kemampuan Kognitif Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori kognitif mengingat (C 1 ), memahami (C 2 ), mengaplikasikan (C 3 ), dan menganalisis (C 4 ). Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4. Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif Sub Materi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik Aspek Kognitif (Soal) Jumlah C1 C2 C3 C4 (Soal) 4 2 3 1 10 2 2 3 1 8 2 2 3 2 9

66 Aspek Kognitif (Soal) Jumlah Sub Materi C1 C2 C3 C4 (Soal) Jumlah 8 6 9 4 27 b. Tes Keterampilan Berkomunikasi Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5. Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi (Soak) Mengubah Memerikan/menggambar Membaca Menjelask Sub Materi bentuk kan data empiris hasil grafik atau an hasil Jumlah penyajian percobaan atau tabel atau percobaan (Soal) pengamatan dengan diagram grafik atau tabel atau diagram Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff 2-6 - 8 Beda Potensial Listrik dan Hukum II 2-6 - 8 Kirchoff Hukum Ohm dan Rangkaian 1 1 3-5 Hambatan Listrik Jumlah 5 1 15 21

67 c. Lembar Observasi Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7. 2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. a. Validitas tes Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Upaya

68 yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Validitas isi Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto, 2010:120). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta pertimbangan ahli (expert) yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli (penjugmen) untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat. 2) Validitas konstruk Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya (Purwanto, 2010:128). Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butirbutir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi dengan dosen penjugmen/dosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung. 3) Validitas kriteria Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar, seperti hasil tes ulangan harian (Purwanto, 2010:125). Di dalam penelitian ini, validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur.

69 b. Reliabilitas tes Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Sukmadinata, 2008:229). Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest. Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi (2005: 178) menyampaikan bahwa apabila nilai r (koefisien reliabilitas) > 0,70 maka instrumen tersebut reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken (Purwanto, 2006: 185), jika skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85. Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.

70 c. Tingkat Kesukaran Butir Soal Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal (Nasootion, et al., 2007:5.20). Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut. P = B N (3.2) Keterangan: P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah seluruh peserta tes. Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.20) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. P 0,76 : mudah (MD) 0,25 P 0,75 : sedang (SD) P 0,24 : sukar (SK) Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. (2007:5.21) butir soal yang dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang. d. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki

71 kemampuan rendah (kurang pandai) (Nasootion, et al, 2007:5.21). Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus. Keterangan: D = indeks daya beda butir soal P A = proporsi kelompok atas yang menjawab benar = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar P B D = P A - P B (3.3) Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.22) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. D 0,40 : sangat baik (SB) 0,30 P 0,39 : baik (B) 0,20 P 0,29 : cukup baik (CB) P 0,19 : tidak baik (TB) Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut (Nitko & Hanna, dalam Nasootion, et al., 2007:5.22). 1) Jika jumlah siswa 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50 %, 2) Jika jumlah siswa 21 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3 %, dan 3) Jika jumlah siswa 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 %. Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang, maka dengan menggunakan aturan (b) di dapat jumlah kelompok atas dan kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer Microsoft Excel.

72 2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes a. Uji Validitas Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian listrik arus searah. Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil judgment ahli.

Keterampilan Berkomunikasi Kemampuan kognitif 73 Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Tes Indikator/ aspek Nomor dan Jumlah soal pada label konsep Arus listrik dan hukum I Kirchoff Beda potensial listrik dan hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan rangkaian hambatan listrik Pengetahuan (C1) 1, 2 11, 12(rev), 21(rev), 22, 26 3, 4(rev), 5, 13(rev), 23(rev), 24, Pemahaman (C2) 8 (rev) 14(rev), 25(rev) 15(rev), 16(rev) Penerapan (C3) 6(rev), 7 17, 18 27, 28 Analisis (C4) 9(rev), 19(rev), 29(rev), 10(rev) 20(rev) 30(rev) Jumlah soal 10 10 10 Memerikan/menggambark 31(rev) 35(rev) 39, 40(rev) an data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel atau grafik atau diagram Menjelaskan hasil 32(rev) 36(rev) 41(rev) percobaan Membaca grafik atau tabel 33(rev) 37(rev) 42(rev) atau diagram Mengubah bentuk 34 38 - penyajian Jumlah soal 4 4 4 Keterangan: rev = revisi b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan, namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa

74 kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan. Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif Nomor Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D) Soal Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria Keterangan 1 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 2 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 3 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 4 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 5 0,7 Sedang 0,33 Baik Dipakai 6 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 7 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 8 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 9 0,67 Sedang 0,39 Baik Dipakai 10 0,56 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai 11 0,52 Sedang 0,39 Baik Dipakai 12 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 13 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai 14 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 15 0,52 Sedang 0,33 Baik Dipakai 16 0,26 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 17 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 18 0,11 Sukar 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 19 0,22 Sukar 0,17 Tidak Baik Tidak Dipakai 20 0,63 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai 21 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 22 0,59 Sedang 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai 23 0,44 Sedang -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 24 0,44 Sedang 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 25 0,52 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai 26 0,67 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai 27 0,56 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai 28 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai 29 0,04 Sukar 0 Tidak Baik Tidak Dipakai 30 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

75 Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi Nomor Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D) Soal Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria Keterangan 31 0,63 Sedang 0,39 Baik Dipakai 32 0,59 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 33 0,67 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 34 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai 35 0,26 Sukar -0,2 Tidak Baik Tidak Dipakai 36 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai 37 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 38 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 39 0,63 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 40 0,74 Sedang 0,39 Baik Dipakai 41 0,22 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 42 0,22 Sukar 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13. c. Uji reliabilita tes Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah tehnik test and retest). Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada Lampiran 3.14.

76 D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur yang dapat dilihat pada diagram alur penelitian. Berdasarkan diagram pada dasarnya penelitian ini dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, tahap analisis dan pembahasan, tahap pembuatan kesimpulan dan tahap penyusunan laporan. Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan a. Studi pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara mengamati pembelajaran, sarana dan sarana pendukung pembelajaran, mewawancarai guru fisika, dan hasil belajar siswa kelas X setelah materi fisika diajarkan dan hasil belajar materi rangkaian listrik arus searah pada tahun sebelumnya. b. Studi literatur Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan kombinasi eksperimen nyata-virtual, kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran. c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal penelitian.

77 d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes untuk materi Rangkaian Listrik Arus Searah. Pembuatan RPP ini mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan oleh BSNP. e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator yang terpilih. Proses judgment dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen yang disusun atau kelayakan dan kesesuaian instrumen dalam mengukur indikator yang ingin dicapai. f. Uji coba instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat kualitas instreumen tes yang meliputi tingkat kemudahan dan daya pembeda butir soal dalam tes. g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba. Berdasarkan hasil uji coba. h. Melakukan uji coba instrumen yang sudah dianalisis pada poin g pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah sebanyak dua kali dengan selang 1 hari. Mengkorelasikan hasil uji coba pertama dan kedua untuk menentukan tingkat reliabilitas soal.

78 2. Tahap penelitian a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi pada materi rangkaian listrik arus searah. b. Pemberian perlakuan kepada dua kelompok yakni pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual (Eksperimen Real-Virtual, ERV) menggunakan program virtual laboratories electricity dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata (Eksperimen Virtual-Real, EVR) menggunakan program simulasi virtual laboratories electricity. Pengambilan data keterlaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada saat perlakukan dilakukan. c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kedua kelas penelitian selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. d. Setelah mendapatkan skor posttes khususnya skor posttes keterampilan berkomunikasi, hasil skor tersebut dikorelasikan dengan kemampuan berkomunikasi siswa secara lisan melalui wawancara tidak terstruktur. Sampel yang digunakan adalah para siswa yang memiliki nilai terbaik ditiap kelas penelitian. 3. Tahap Analisis dan Pembahasan a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data baik kemampuan kognitif maupun keterampilan berkomunikasi.

79 b. Analisis perbandingan dua rerata untuk skor N-gain (gain yang ternormalisasi) pada kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi, serta analisi keterlaksanaan pembelajaran. c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mengkorelasikan temuan dilapangan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Tahap Pembuatan Kesimpulan Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik. 5. Tahap Penyusunan Laporan Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan, dan kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis. Gambar 3.2 tentan alur penelitian agar mempermudah memahami alur penelitian yang akan dilaksanakan. E. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Analisa Data Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Data yang diperoleh melalui tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi, kemudian dianalisis dan diberikan tafsiran-tafsiran. Analisis data kuantitatif dilakukan untuk masing-masing pasangan kelompok data sesuai dengan permasalahannya. Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahapantahapan berikut.

80 a. Pemberian Skor Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus : S = R (3.1) dengan : S = Skor siswa, R = Jawaban siswa yang benar b. Perhitungan skor Gain yang Dinormalisasi N-gain digunakan untuk melihat peningkatan yang cukup berarti setelah diadakan pembelajaran. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu g = Spost S pre Smaks Spre (3.2) Keterangan: S post = skor posttest S pre = skor pretest S maks = skor maksimum Nilai <g> (rata-rata N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria berikut: <g> 0.7 : g-tinggi 0.7 > <g> 0.3 : g-sedang <g> < 0.3 : g-rendah c. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Data observasi aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan. Data observasi aktivitas siswa diolah untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

81 Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang dinilai dengan menggunakan rumus: % aktivitas = jumla h siswa yang melakukan aktivitas skor maksimum aktivitas siswa 100% (3.3) Sedangkan data aktivitas guru diolah untuk mengetahui keterlaksanaannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk menghitung persentase aktivitas guru yang dinilai dengan menggunakan rumus : % aktivitas = jumla h guru yang melakukan aktivitas skor maksimum aktivitas guru 100% (3.4) Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.7: Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase (%) Interpretasi 100 Seluruhnya terlaksana 79-99 Pada umumnya terlaksana 51-75 Sebagian besar terlaksana 50 Setengahnya terlaksana 26-49 Hampir setengahnya terlaksana 1-25 Sebagian kecil terlaksana 0 Tidak ada yang terlaksana (Koentjaraningrat,1986:257) d. Pengujian hipotesis 1) Uji Prasarat Pengujian hipotesis diawali dengan uji statistik berupa uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas. Uji normalitas distribusi data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (uji K-S) dari SPSS for Windows. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kumpulan data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Menurut Purwanta (Sudarmanto, 2005:105) menegaskan bahwa suatu pengujian dengan uji-t, uji-f, dan sejenisnya,

82 menuntut suatu asumsi bahwa populasi harus terdistribusi dengan normal. Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji K-S dengan bantuan SPSS versi 17. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > dari 0.05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi data yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan uji homogenitas varians data dengan Levene Test dari SPSS for Windows. Jika harga significancy yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0.05, maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen. (Alhusin, 2003:235) 2) Uji Perbandingan Uji perbandingan merupakan suatu analisis untuk membandingkan ratarata dari dua populasi atau lebih (Alhusin, 2003:97). Berikut adalah penjabaran tahapan analisis. Analisis perbandingan satu arah secara parametrik dilakukan dengan Independent sampel T test (uji T) yang terdapat dalam program SPSS TM 17.0. Uji ini digunakan untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang independen (tidak terkait). Syarat uji ini dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Diperoleh keputusan bahwa skor pretest, posttest atau nilai n-gain yang diujikan tidak berbeda signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen jika nilai signifikannya lebih besar dari nilai α (α = 0.05)

83 sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari nilai α maka diantara kelas kontrol dan eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan. Analisis perbandingan satu arah non parametrik dilakukan dengan uji Mann-Whitney (uji U). Analisis ini dilakukan jika salah satu atau kedua uji prasyarat tidak dapat dipenuhi (uji normalitas dan uji homogenitas). Interpretasi nilai signifikan sama seperti yang ditentukan pada uji T.

84 Studi Pendahuluan Rumusan Masalah Studi Literatur: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Program Virtual Laboratories Electricity, Eksperimen Nyata dan Virtual; Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Penyusunan Rancana Pembelajaran Penyusunan Instrumen Penelitian Jugment Ahli Revisi Instrumen Uji Coba Instrumen Analisis dan Revisi Uji Coba Instrumen Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Kombinasi Eksperimen Nyata- Virtual Berbantuan Program The Virtual Laboratories Electricity (ERV) Observasi Tes Awal Tes Akhir Pengolahan dan Analisa Data Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Kombinasi Eksperimen Virtual- Nyata Berbantuan Program The Virtual Laboratories Electricity (EVR) Observasi Temuan Kesimpulan Gambar 3.2. Alur Penelitian