PENGARUH KADAR NaCl TERHADAP KERAGAAN BIBIT WIJEN (Sesamum indicum L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN HITAM DAN PUTIH (Sesamum indicum L.)

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah SWT tentang tanaman yang tumbuh dari biji-bijian antara lain

PENGARUH PEMBERIAN GARAM EPSOM TERHADAP HASIL DAN KUALITAS BENIH EMPAT KULTIVAR WIJEN (Sesamum indicum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH KADAR NaCl DAN DOSIS KOMPOS JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) PADA MEDIA PASIR PANTAI NASKAH PUBLIKASI

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH SUMBER PUPUK NITROGEN TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS BENIH LIMA KULTIVAR WIJEN (Sesamum indicum L.)

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI DAN MAGNESIUM SULFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN (Sesamum indicum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK URIN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

Keragaan 29 Galur Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Kondisi Salin

Halimursyadah et al. (2013) J. Floratek 8: 73-79

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PENGARUH SALINITAS TERHADAP KOMPONEN HASIL EMPAT BELAS KULTIVAR SORGUM (Sorghum bicolor (L) Moench)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

JURNAL SAINS AGRO

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PEMATAHAN DORMANSI UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) DENGAN PERENDAMAN DALAM ETHEPON

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Pengaruh Tingkat Kerapatan Teki (Cyperus rotundus L.) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Habitus Wijen (Sesamum indicum L.)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAB I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

PENGARUH TAKARAN KOMPOS BLOTONG DAN UMUR SIMPAN MATA TUNAS TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 1, 2008 : KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza spp) PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN DAN SALINITAS

PENGARUH DOSIS PUPUK N, P, K DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAPPERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN (Sesamum indicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

III. METODE PENELITIAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

ANALISIS HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN HASIL DAN HASIL WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA NITROGEN YANG BERBEDA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Keragaan Sembilan Kultivar Wijen (Sesamum indicum L.) dalam Berbagai Tingkat Salinitas

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

SKRIPSI. Oleh : INAENI SOLEHA / AGRONOMI

Key words: manure fertilizer, weeding period, Aloe vera, sesame, coastal sandy land

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENGARUH MACAM PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN HITAM DAN WIJEN PUTIH (Sesamum indicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

PENGARUH LAPISAN DEBU GUNUNG MERAPI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL BUAH NAGA (Hylocereus undatus Haw.) DI LAHAN PASIR PANTAI PURWOREJO

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. potensial. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, komoditas ini memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

Nanda Fadila et al. (2016) J. Floratek 11 (1): 59-65

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

KORELASI BOBOT BENIH DENGAN KEJAGURAN BIBIT BATANG BAWAH KARET (Hevea brasilliensis Muell.-Arg.)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

TANGGAPAN TUJUH KLON TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP SERANGAN URET Lepidiota stigma Fabricius

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Vegetalika (4): 57-67

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PENGARUH INOKULASI Rhizobium japonicum TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KULTIVAR KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

KESESUAIAN SAMBUNG MINI TIGA KULTIVAR DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) DENGAN BATANG BAWAH BERBAGAI UMUR

Transkripsi:

PENGARUH KADAR NaCl TERHADAP KERAGAAN BIBIT WIJEN (Sesamum indicum L.) EFFECT OF NaCl CONCENTRATIONS ON SEEDLING APPEARANCE OF SESAME (Sesamum indicum L.) Budi Indarto 1, Suyadi 2 dan Taryono 2 INTISARI Penelitian dengan judul Pengaruh Kadar NaCl Terhadap Keragaan Bibit Wijen (Sesamum indicum L.) bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar NaCl terhadap keragaan bibit wijen serta dilaksanakan di Mrai, Margoagung, Seyegan Sleman, Yogyakarta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah 4 x 5 faktorial yang diatur dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah 4 kultivar wijen, sedang faktor kedua adalah 5 konsentrasi NaCl. Pengamatan pada tahap perkecambahan meliputi gaya berkecambah, indeks vigor, tinggi bibit, panjang akar bibit, berat segar bibit dan berat kering bibit. Pemberian larutan garam pada tahap perkecambahan dengan konsentrasi 9 dan 12 g/l NaCl mengakibatkan gaya berkecambah dan indeks vigor sangat rendah bahkan bibit tidak mampu bertahan hidup. Kata kunci : wijen, kadar NaCl, keragaan bibit. ABSTRACT The purpose of the research with the title Effect of NaCl Concentrations on Seedling Performance of Sesame (Sesamum indicum L.) was to know effect of NaCl concentrations on seedling performance of sesame, and this research was carried out in Mrai, Margoagung, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. The design of the study was 4 x 5 factorial arranged in Completely Randomized Design (CRD) with three replications. The first factor are four cultivars, and the second factor were 5 NaCl concentrations. Observations on the germination stage include percentage of germination, vigor, seedling height, seedling root length, seedling fresh weight and dry weight. The result showed that 9 and 12 g/l NaCl applications reduced percentage of germination and vigor. Key words : sesame, NaCl concentration, seedling performance, crop yield. PENDAHULUAN Wijen merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang bijinya mengandung minyak 35-63%, protein 20%, 7 jenis asam amino (asam palmitat, asam palmitoleat, asam strearat, asam olaet, asam linolieat, asam linolenat dan asam eilosenoal), lemak jenuh 14%, lemak tak jenuh 85,8%, fosfor, kalium, kalsium, natrium, besi, vitamin B dan E, antioksidan dan alanin atau lignin, dan tidak mengandung kolesterol (Suddiyam dan Maneekhao, 1997). 1Alumni Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2 Fakultas Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta

Wijen secara ekonomis masih kalah dibandingkan tanaman budidaya yang lain dalam penggunaan lahan. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh dalam upaya peningkatan produksi wijen adalah pemanfaatan lahan marginal khususnya lahan salin. Lahan salin mempunyai beberapa kekurangan antara lain dapat mengurangi produktivitas dan nilai lahan. Pengaruh larutan garam dalam tanah terhadap tanaman antara lain melalui pengurangan ketersediaan lengas tanah, mengubah ketersediaan unsur hara, mengubah kondisi fisik tanah sehingga mengurangi penetrasi akar, dan secara langsung dapat menyebabkan keracunan. Pengaruh yang paling umum dari konsentrasi larutan garam yang tinggi adalah meningkatkan tekanan osmosis larutan tanah, sehingga menyebabkan ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman berkurang (Isnawan, 1997). Unsur pokok yang mendominasi tanah menjadi salin adalah natrium, kalsium dan magnesium (kation), sedangkan anionnya meliputi sulfat, khlorida dan bikarbonat. Garam-garam terlarut dalam tanah merupakan sumber esensial bagi pertumbuhan tanaman tetapi apabila jumlah dan keadaannya berlebihan maka garam-garam tersebut dapat meracuni tanaman (Strognov Cit. Bintoro, 1989). Beberapa varietas wijen memiliki kemungkinan dibudidayakan pada tanah yang berkadar garam tinggi atau tanah salin. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan hasil wijen perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kadar NaCl terhadap keragaan bibit dan hasil tanaman wijen. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 September 2011 di Kebun Percobaan Tridarma Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul dan di Mrai, Margoagung, Seyegan Sleman, Yogyakarta. Bahan yang digunakan adalah benih wijen kultivar lokal hitam, lokal putih, Sumberrejo 1 dan Sumberrejo 4, NaCl, pasir pantai, pupuk kandang, Urea, KCl dan SP-36. Peralatan yang digunakan adalah gelas ukur, kertas label, bak perkecambahan, centong, penggaris, EC meter, timbangan elektrik, alat tulis dan kamera. Penelitian menggunakan pendekatan percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kultivar

wijen lokal hitam, lokal putih, Sumberrejo 1 dan Sumberrejo 4, faktor ke dua yaitu 0, 3, 6, 9 dan 12 g/l NaCl. Dengan demikian pada penelitian ini terdapat 20 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan. Sifat yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, panjang akar, volume akar, berat segar, berat kering tanaman, jumlah polong per tanaman, berat 100 biji, jumlah biji per tanaman. Setiap variabel yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian dengan taraf 5 %. Jika interaksi nyata, maka akan dilihat pengaruh dosis NaCl pada masing-masing kultivar. HASIL DAN PEMBAHASAN Wijen (Sesamum indicum L.) termasuk famili Pedaliaceae, diperkirakan berasal dari Benua Afrika dan pertama kali dibudidayakan di Ethiopia. Wijen digunakan untuk bahan baku aneka industri, termasuk industri makanan dan minyak goreng. Minyak wijen mempunyai asam lemak jenuh rendah, sehingga tidak berbahaya jika dikonsumsi oleh penderita kolesterol tinggi (Rismunandar, 1976). Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh konsentrasi NaCl terhadap keragaan bibit yang meliputi gaya berkecambah, indeks vigor, tinggi bibit, panjang akar bibit, berat segar bibit serta berat kering bibit. 1. Gaya berkecambah bibit wijen Gaya berkecambah bibit adalah munculnya unsur-unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji dan menunjukkan kemampuan tanaman di lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut untuk dapat berkecambah. Tabel 4.1 Gaya berkecambah bibit wijen pada berbagai perlakuan NaCl (%) Konsentrasi NaCl (g/l) Kultivar Lokal hitam Lokal putih Sumberrejo 1 Sumberrejo 4 Rerata 0 66,00 73,33 85,33 65,33 72,50 a 3 53,33 52,67 62,67 31,33 50,00 b 6 51,33 21,33 41,33 35,33 37,33 c 9 6,00 10,67 27,33 14,00 14,50 d 12 0,00 11,33 5,33 17,33 8,50 d Rerata 35,33 q 33,87 q 44,40 p 32,67 q - CV 37,51 % Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Data gaya berkecambah ditransformasi dengan arcsin.(-) : Tidak ada interaksi

Dari tabel 4.1 dapat dilihat nilai gaya berkecambah terbesar ditunjukkan pada kultivar Sumberrejo 1 dibanding kultivar-kultivar yang lain, sedangkan pada perlakuan kontrol memiliki nilai gaya berkecambah terbesar dibandingkan perlakuan lainnya. Pada perlakuan 9 dan 12 g/l NaCl menunjukkan nilai gaya berkecambah terkecil dikarenakan konsentrasi 9 dan 12 g/l merupakan konsentrasi NaCl yang tinggi dan dapat menghambat perkecambahan benih wijen. Penurunan kemampuan berkecambah benih pada lingkungan bergaram dibandingkan lingkungan tidak bergaram disebabkan oleh menurunnya tekanan osmosis media perkecambahan karena lingkungan bergaram merupakan keadaan kering fisiologis, yaitu tersedianya air dalam tanah namun tidak dapat digunakan oleh benih untuk berkecambah akibat tingginya tekanan osmosis air yang dibutuhkan oleh benih. 2. Indeks vigor bibit wijen Secara umum vigor adalah kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan yang sub optimal. Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Semakin tinggi nilai vigor benih maka semakin besar kemampuan tumbuh benih tersebut bila ditanam di lahan. Tabel 4.2 Indeks vigor bibit wijen pada berbagai perlakuan NaCl Konsentrasi Kultivar NaCl (g/l) Lokal hitam Lokal putih Sumberrejo 1 Sumberrejo 4 Rerata 0 8,27 8,38 11,21 6,62 8,62 a 3 8,08 7,89 11,01 4,69 7,92 a 6 6,84 4,88 7,58 4,63 5,98 b 9 1,58 5,72 5,61 3,05 3,99 c 12 2,25 4,12 5,64 3,35 3,84 c Rerata 5,40 qr 6,20 q 8,21 p 4,47 r - CV 15,50 % Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Data indeks vigor ditransformasi dengan (x+0,5). (-) : Tidak ada interaksi. Dari tabel 4.2 dapat dilihat kultivar Sumberrejo 1 memiliki nilai indeks vigor paling tinggi, sedangkan nilai yang paling rendah pada kultivar Sumberrejo 4. Nilai indeks vigor yang rendah pada perlakuan 9 dan 12 g/l NaCl dapat disebabkan karena kadar garam yang tinggi dapat menaikkan tekanan osmosis. Hal ini dapat mengurangi kemampuan benih mengabsorbsi air dan secara tidak

Tinggi bibit (cm) langsung akan menghambat perkecambahan benih, karena benih tidak memperoleh kadar air yang cukup. Jika konsentrasi suatu larutan di sekitar biji tinggi dapat menyebabkan tidak atau kurang meresapnya air ke dalam biji sehingga mengakibatkan benih tidak berkecambah. 3. Tinggi bibit wijen Salah satu sifat yang diamati untuk mengetahui pengaruh perlakuan maupun lingkungan terhadap tanaman yang di teliti yaitu mengamati tinggi tanaman. 7 6 5 4 3 2 1 0 0 5 10 15 Konsentrasi NaCl (g/l) Lokal hitam (y=-0,502x+5,95), R2=0,927 Lokal putih Sumberrejo 1 (y=-0,407x+6,194), R2=0,960 Sumberrejo 4 Gambar 4.1 Tinggi bibit tanaman wijen pada berbagai perlakuan NaCl Dari gambar 4.1, diketahui bahwa nilai tinggi bibit terendah pada kultivar Lokal hitam dengan perlakuan 12 g/l NaCl sebesar 0 Hal ini dikarenakan konsentrasi 12 g/l NaCl merupakan konsentrasi yang cukup tinggi dan dapat meracuni benih wijen yang dikecambahkan. Rifin (1990) menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan air tidak mengalami pengaruh langsung terhadap hasilnya tetapi pertumbuhan bagian tanaman seperti batang akan terhambat. Bila dibandingkan dengan tanaman wijen yang tumbuh di daerah normal seperti di lahan sawah, tinggi tanaman di atas masih tergolong rendah. 4. Panjang akar bibit wijen Pengamatan panjang akar berkaitan terhadap toleransi tanaman terhadap cekaman lingkungan. Akar merupakan organ yang berhubungan langsung dengan media tanam. Sehingga cekaman salinitas dapat diekspresikan salah satunya melalui panjang akar.

Tabel 4.3 Panjang akar bibit wijen pada berbagai perlakuan NaCl (cm) Konsentrasi Kultivar NaCl (g/l) Lokal hitam Lokal putih Sumberrejo 1 Sumberrejo 4 Rerata 0 0,58 0,48 0,48 0,44 0,49 a 3 0,42 0,43 0,43 0,30 0,40 ab 6 0,36 0,24 0,24 0,35 0,30 b 9 0,07 0,21 0,21 0,22 0,18 c 12 0,00 0,19 0,17 0,27 0,16 c Rerata 0,29 p 0,31 p 0,31 p 0,32 p - CV 8,25 % Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Data panjang akar ditransformasi dengan (x+0,5). (-) : Tidak ada interaksi Dari tabel 4.3, diketahui bahwa mulai dari perlakuan 6 g/l NaCl pertumbuhan akar terganggu. Pada konsentrasi 9 dan 12 g/l NaCl memiliki nilai panjang akar terkecil. Hal ini dikarenakan cekaman yang disebabkan pemberian nacl dengan konsentrasi yang tinggi. Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akar yang kuat akan mampu menopang tajuk tanaman dan memacu pertumbuhan tanaman. Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan biologis, fisik maupun mekanis yang dapat menyebabkan akar kurang berfungsi dengan baik maka pertumbuhan tanaman juga kurang baik. 5. Berat segar bibit wijen Berat segar merupakan berat tanaman pada saat tanaman masih hidup dan ditimbang secara langsung setelah panen, sebelum tanaman menjadi layu akibat kehilangan air.

Berat segar (g) 0,2 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 0 5 10 15 Konsentrasi NaCl (g/l) Lokal hitam (y=-0,017x0,21), R2=0,922 Lokal putih (y=-0,01x+0,176), R2=0,925 Sumberrejo 1 (y=-0,012x+0,21), R2=0,907 Sumberrejo 4 (y=0,002x2-0,026x+0,149), R2=0,774 Gambar 4.2 Berat segar bibit wijen pada berbagai perlakuan NaCl Dari gambar 4.2 dapat diketahui nilai berat segar bibit wijen terbesar yaitu pada kultivar Lokal hitam, Lokal putih dan Sumberrejo 1 dengan perlakuan kontrol, untuk nilai terendah ditunjukkan oleh kultivar Lokal hitam dengan perlakuan 12 g/l NaCl. Tingginya perlakuan NaCl yang diberikan menyebabkan potensi air di media tanam menjadi rendah sehingga mempersulit penyerapan air. Mekanise toleransi tanaman pada pertumbuhannya diduga berkaitan dengan kemampuan tanaman untuk meminimalisir pengaruh ion racun dan kenaikan tekanan osmotik larutan akibat adanya NaCl pada konsentrasi tinggi sehingga tanaman dapat tumbuh dengan normal. Tanggapan tanaman terhadap salinitas sangat dimungkinkan berbeda pada setiap kultivar tanaman dan fase pertumbuhan tanaman pada saat terjadinya cekaman. 6. Berat kering bibit wijen Berat kering menunjukkan besarnya timbunan asimilat (biomassa) yang dihasilkan bibit selama pertumbuhannya. Berat kering bibit merupakan gambaran kualitas bibit secara tidak langsung. Hal ini disebabkan karena berat kering bibit berkaitan dengan energi yang dihasilkan dari perombakan bahan energi untuk pertumbuhan bibit selanjutnya. Semakin besar berat keringnya, semakin baik pula pertumbuhan bibitnya.

Berat kering (g) 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 0 5 10 15 Konsentrasi NaCl (g/l) Lokal hitam (y=-0,001x+0,020), R2=0,919 Lokal putih (y=-0,001x+0,019), R2=0,796 Sumberrejo 1 (y=-0,001x+0,024), R2=0,868 Sumberrejo 4 Gambar 4.3 Berat kering bibit wijen pada berbagai konsentrasi NaCl Dari gambar 4.3 diatas nilai berat kering bibit wijen terbesar ditunjukkan pada kultivar Lokal hitam, Lokal putih dan Sumberrejo 1 dengan perlakuan yang sama yaitu kontrol, sedangkan nilai berat kering terendah yaitu pada kultivar Lokal hitam yang diperlakukan dengan 12 g/l NaCl. Kultivar Lokal hitam sangat rentan pada perlakuan 12 g/l NaCl bahkan tidak ada bibit yang mampu bertahan hidup. Larutan garam berinteraksi dengan benih dan faktor lingkungan selama proses perkecambahan berlangsung. Salinitas terlebih dahulu menghambat imbibisi air ke dalam benih akibat tekanan osmotik tinggi dan potensial air lingkungan menjadi rendah, sehingga meskipun ketersediaan air di lingkungan banyak, tetapi tanaman mengalami kesulitan untuk menyerapnya. Salinitas juga menimbulkan toksisitas yang pada akhirnya mengganggu aktivitas enzim yang menyebabkan pengurangan penyusunan makromolekul maupun mikromolekul dan juga mengurangi mobilisasi molekulmolekul tersebut menuju jaringan embrio terhambat (Pressarakli, 1999). KESIMPULAN Gaya berkecambah dan indeks vigor sangat rendah pada konsentrasi 9 dan 12 g/l NaCl bahkan bibit tidak mampu hidup. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah publikasi ini. Semoga bermanfaat bagi semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA Bintoro, M. H. 1989. Uji Toleransi Beberapa Varietas atau Galur Jagung Terhadap Lahan Bergaram. Institiut Pertanian Bogor, Bogor. Isnawan, B. H. 1997. Permasalahan salinitas pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Agr-UMY 6: 25-31. Pressarakli, M.1999. handbook of Plant and Crop Stress. Marcel Dekker Inc., New York. Rifin, A. 1990. Pertumbuhan, Hasil dan Serapan Hara N, P dan K Tanaman Jagung pada Berbagai Tahap Cekaman Air. Penelitian Pertanian 10 (1) : 19-21. Suddiyam, P., S. Maneekhao, 1997. Sesame (Sesamum indicum L.). A. Guide Book for Field Crops Production in Thailand. Field Crops Research Institute. Department of Agriculture. 166 pp.