BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan aset nasional yang paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2 Menurut PP No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi, belajar adalah hak anak, bukan kewajiban. Orangtua dan pemerintah wajib menyediakan sarana 1

2 dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka program belajar. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakannya dalam penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia dini atau yang sudah kita kenal dengan sebutan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu jenjang dalam dunia pendidikan dimana Pendidikan Anak Usia Dini ini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas). Ada dua tujuan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, yaitu membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa; membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga jalur, yaitu jalur formal, jalur nonformal, jalur informal. Jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan sejenisnya. Jalur nonformal seperti Tempat Penitipan Anak (TPA), Playgroup, dan sejenisnya. Jalur informal seperti pendidikan dalam keluarga. Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan

3 psikososial, yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahuntahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak. Itulah salah satu alasan yang menyebabkan pendidikan untuk anak usia dini sangat penting. Pendidikan anak usia dini merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia harus dipandang sebagai titik sentral mengingat pembentukan karakter bangsa dan kehandalan Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan bagaimana penanaman sejak anak usia dini. Pentingnya pendidikan pada masa ini sehingga sering disebut dengan masa usia emas (the golden age). Dalam era pembangunan ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide baru, penemuan baru, dan teknologi baru.untuk mencapai hal ini, sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif harus dipupuk sejak dini. Hidup dalam masa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif, sayangnya malah terkadang juga digunakan secara destruktif.suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan suatu bangsa yang sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi problema-problema yang semakin kompleks. Sebagai pribadi, maupun sebagai kelompok atau suatu bangsa, kita harus memikirkan, membentuk cara-cara baru, atau mengubah caracara lama menjadi kreatif, agar kita dapat survive dan tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan antar bangsa dan negara, terutama dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini,

4 tinjauan dan penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta caracara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting. Kreativitas sangatlah penting dalam kehidupan anak usia dini. Sebab, melalui permainan yang melibatkan kreativitas ini, anak mulai mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan mengambil keputusan. Di sekolah-sekolah untuk anak usia dini seperti Playgroup, Taman Kanak-Kanak dan sejenisnya, kreativitas dapat dikembangkan melalui berbagai metode pembelajaran, seperti melalui pemberian tugas, praktek langsung, eksperimen, dan sebagainya. Hal itu disesuaikan juga dengan tingkat perkembangan apa yang ingin dikembangkan dan ditingkatkan. Beberapa nilai penting kreativitas dalam kehidupan secara nyata yaitu adanya kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru yang berupa pikiran atau karya nyata dalam mengerjakan persoalan hidup bagi orang kreatif. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas, tingkat kualitas dari kinerja, karya, gagasan, dan perbuatan manusia dapat diantisipasi dari sejauh mana seseorang memiliki tingkat kreativitas tertentu, suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat menimbulkan kepuasan pribadi yang tak nilai harganya.

5 Masa usia dini paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi anak seusia mereka berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya. Oleh karena itu, diperlukan program-program pembelajaran yang akan tetap memelihara potensi kreatif anak. Munandar (1999:43) menekankan perlunya kreativitas dipupuk sejak dini, disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini : 1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia sebagaimana yang dikembangkan teori Maslow. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. 2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. 3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, tetapi terlebih juga memberikan kepuasan kepada individu. 4. Kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Diakui atau tidak, memang pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi kreatif. Hanya saja dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatifnya, ada pula yang kehilangan potensi kreatifnya karena tidak mendapatkan kesempatan ataupun tidak menemukan lingkungan memfasilitasi berkembangnya potensi kreatif. Sungguh

6 sangat disayangkan apabila potensi kreatif tersebut menghilang pada diri manusia. Dalam rangka mengemban tugas dan tanggungjawab untuk mengoptimalkan potensi kreatif yang dimiliki anak, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki, maka diperlukan suatu upaya yang kreatif agar mereka dapat tumbuh optimal dengan kondisi nyaman dan menyenangkan. Upaya-upaya tersebut dapat dimulai dengan pemahaman para pendidik berkenaan dengan konsep dan aplikasi pengembangan kreativitas pada anak usia dini. Kreativitas anak usia dini dapat dikembangkan melalui berbagai macam permainan menarik yang sifatnya membangun, seperti clay, playdough, finger painting dan masih banyak lagi jenisnya. Guru dapat mempraktekannya di sekolah-sekolah guna mengembangkan kreativitas anak didiknya. Di sini guru mempunyai andil yang besar dalam pembentukkan kreativitas anak. Guru harus mampu memberikan wadah untuk anak agar anak mampu mencurahkan segala bentuk karya, imajinasi dan kreasinya supaya kemampuan anak terus berkembang dan bisa menjadi pribadi yang kreatif. Guru juga harus mampu menampilkan teknik pembelajaran yang menarik, inovatif, dan kreatif untuk lebih merangsang dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Di KB Harapan Bunda ini, terlihat sekali anak-anaknya yang kurang kreatif. Mereka lebih banyak meniru dan mengikuti apa yang diperintahkan atau

7 diajarkan oleh gurunya. Hal itulah yang membuat anak-anak kurang bebas untuk bereksplorasi dengan imajinasinya untuk berkreasi, sehingga kreativitas anak di sekolah ini kurang berkembang secara optimal. Seharusnya di sini guru memberikan kebebasan pada anak didiknya untuk berimajinasi sehingga kreativitasnya dapat berkembang sejak ini. Teknik pembelajaran yang digunakan atau dipilihkan oleh guru harus disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, selain itu juga harus bisa memberikan banyak manfaat bagi anak, bisa mengembangkan kecerdasan jamaknya, bisa mengekspresikan emosinya ke dalam hal-hal yang positif, bisa mengembangkan kesehatan jasmani dan rohaninya, dan pastinya hal tersebut aman dilakukan oleh anak serta anak tetap merasakan bahwa kegiatan yang diberikan tetap mengandung unsur bermain karena hal tersebut telah menyatu dengan dunia anak usia dini yang tidak bisa ditinggalkan atau digantikan dengan hal yang lainnya. Oleh karena itu, dengan mendasarkan pada pernyataan di atas penulis berkeinginan untuk mencoba mengaplikasikan teknik finger painting ke dalam kegiatan pembelajaran di KB Harapan Bunda, melihat bahwa penerapan yang digunakan finger painting ini dirasa lebih sesuai dalam pengembangan kreativitas yang sesuai dengan karakteristik anak. Setelah itu penulis ingin melihat sejauh mana pengaruh yang terjadi pada penerapan finger painting ini terhadap kreativitas anak usia dini di KB Harapan Bunda Wuryorejo Wonogiri.

8 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalahnya yaitu: Apakah finger painting berpengaruh terhadap kreativitas anak usia dini di KB Harapan Bunda Wuryorejo Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh finger painting terhadap kreativitas anak usia dini di KB Harapan Bunda Wuryorejo Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi kepada pembaca tentang pentingnya penerapan finger painting terhadap kreativitas anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Sebagai referensi agar guru dapat lebih mampu menerapkan finger painting dalam mengembangkan kreativitas anak didiknya. b. Bagi Orangtua Agar orangtua dapat mengetahui tentang pentingnya penerapan finger painting dalam pengembangan kreativitas putra-putrinya.

9 c. Bagi Anak Agar kreativitas anak bisa lebih berkembang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. d. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.