BAB II TINJAUAN OBJEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN dan tambahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 119 tahun 2015

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Risna Rismiana Sari

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB STANDAR USAHA PUB

STANDAR USAHA KARAOKE

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR TEKNIS BANGUNAN STASIUN KERETA API : IR. SUTJAHJONO

STANDAR USAHA DISKOTIK. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK. A. Ruang Bersantai dan Melantai

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

STANDAR USAHA WISATA ARUNG JERAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I PRODUK A. Paket Arung Jeram.


2 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN TAHAP 1 STANDAR PELAYANAN MINIMUM KAPAL PERINTIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Definisi Judul Penelitian. Kajian berasal dari kata dasar kaji yang berarti pelajaran;

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG CACAT DAN ORANG SAKIT PADA SARANA DAN PRASARANA PERHUBUNGAN

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR. I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan batas-batas yang jelas.

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 38 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DALAM NEGERI

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN


a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI STASIUN (STUDI KASUS STASIUN PRUJAKAN CIREBON, JAWA BARAT)

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma, kriteria, persyaratan dan prosedur. Yang dimaksud dengan sarana adalah kereta api itu sendiri, sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi yang memungkinkan kereta api dapat dioperasikan. Termasuk sebagai prasarana perkeretaapian, stasiun memiliki syarat dan ketentuan khusus yang diatur dalam peraturan perkeretaapian Indonesia. 2.1.2. Tinjauan Deskripsi, Tipologi dan Infrastruktur Stasiun Kereta Api 2.1.2.1. Deskripsi Stasiun Kereta Api Menurut KBBI, definisi stasiun kereta api adalah stasiun tempat penumpang turun dari kereta api, menunggu dan naik kereta api. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No.9 Tahun 2011, Pasal 1 Ayat 5, Stasiun Kereta Api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api. Keterpaduan antar jaringan jalur kereta api dengan jaringan jalur kereta api lain serta dengan mode transportasi lain dilakukan di stasiun.

19 Menurut Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2009, Pasal 69, Stasiun kereta api merupakan simpul yang memadukan antara: a. jaringan jalur kereta api dengan jaringan jalur kereta api lain; b. jaringan jalur kereta api dengan mode transportasi lain. Berdasarkan deskripsi di atas, maka stasiun adalah sebuah tempat publik, dimana penumpang atau calon penumpang kereta api beraktivitas sesaat sebelum naik kereta api atau sesaat setelah turun dari kereta api, serta tempat dilakukannya kegiatan operasional untuk memperlancar jalannya perkeretaapian. Kegiatan di stasiun kereta api dibagi menjadi 3 (tiga) golongan kegiatan, yaitu: a. Kegiatan pokok, dilakukan oleh pengelola perkeretaapian, meliputi: a) melakukan pengaturan perjalanan kereta api b) memberikan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api c) menjaga keamanan dan ketertiban d) menjaga kebersihan lingkungan b. Kegiatan usaha penunjang, yang dilakukan oleh pihak lain yang disetujui oleh pengelola perkeretaapian, biasanya berupa outlet yang menjual barang kebutuhan penumpang kereta api,

20 c. Kegiatan jasa pelayanan khusus, yang dilakukan oleh pihak yang ditunjuk atau pihak lain dengan persetujuan pengelola perkeretaapian, meliputi: a) Jasa pelayanan ruang tunggu b) Jasa bongkar muat barang c) Jasa pergudangan d) Jasa parkir kendaraan e) Jasa penitipan barang 2.1.2.2. Tipologi Stasiun Kereta Api Menurut jenisnya, stasiun kereta api dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Stasiun Penumpang, yang berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik dan turun penumpang. b. Stasiun Barang, yang berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani bongkar muat barang. c. Stasiun Operasi, yang berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani keperluan operasi kereta api. Menurut kelasnya, stasiun kereta api dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Stasiun Besar b. Stasiun Sedang c. Stasiun Kecil

21 Pengelompokan kelas stasiun kereta api tersebut dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, yang masing-masing memiliki bobot untuk kemudian diakumulasikan guna menentukan kelas stasiun. Beberapa kriteria tersebut antara lain: a. Fasilitas operasi b. Jumlah jalur c. Fasilitas penunjang d. Frekuensi lalu lintas e. Jumlah penumpang f. Jumlah barang Penetapan kelas stasiun tersebut dilakukan oleh Menteri, Gubernur maupun Bupati/Walikota sesuai jaringan jalur letak stasiun tersebut. 2.1.2.3. Infrastruktur Stasiun Secara umum, stasiun terdiri atas emplasemen stasiun dan bangunan stasiun. Emplasemen stasiun paling sedikit meliputi: a. jalan rel b. fasilitas pengoperasian kereta api, dan c. drainase Bangunan stasiun paling sedikit meliputi: a. gedung b. instalasi pendukung, dan c. peron

22 2.2. Standar Pelayanan Minimum Kereta Api Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No.9 Tahun 2011, tentang Standar Pelayanan Minimum Kereta Api, setiap pengguna jasa layanan perkeretaapian berhak mendapatkan pelayanan sesuai standar minimum, baik pelayanan di stasiun kereta api maupun di dalam perjalanan. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas untuk pelayanan minimal di stasiun kereta api. Pelayanan minimal di stasiun kereta api, pengguna jasa kereta api, paling sedikit mendapatkan fasilitas sebagai berikut: a. Fasilitas Informasi Nama dan nomor kereta api Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api Tarif kereta api Stasiun kereta api pemberangkatan, stasiun kereta api pemberhentian dan stasiun kereta api tujuan Kelas pelayanan Peta jaringan jalur kereta api b. Loket c. Ruang tunggu, tempat ibadah, toilet dan tempat parkir d. Kemudahan naik/turun penumpang e. Fasilitas penyandang cacat f. Fasilitas kesehatan g. Fasilitas keselamatan dan keamanan h. Fasilitas pembuangan sampah (tambahan)

23 Rincian Standar Minimum Pelayanan sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011, tercantum dalam lampiran. Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2014 merinci Standar Pelayanan Minimum menjadi 13 fasilitas, yaitu: a. Tempat parkir b. Informasi yang jelas dan mudah dibaca c. Fasilitas layanan penumpang d. Loket e. Ruang tunggu f. Ruang boarding (baru) g. Tempat ibadah h. Ruang ibu menyusui (baru) i. Toilet j. Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang k. Fasilitas penyandang disabilitas l. Fasilitas kesehatan m. Fasilitas keselamatan dan keamanan Kemudian setelah terjadi pergantian Menteri Perhubungan, Standar Pelayanan Minimum Kereta Api kembali direvisi dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2015, yang membagi fasilitas menjadi 6 kelompok, dan untuk stasiun kelas besar, sesuai objek penelitian Stasiun Besar Yogyakarta, prasyaratnya adalah sebagai berikut:

24 a. Keselamatan Yang dimaksud fasilitas keselamatan adalah fasilitas yang mengantisipasi saat terjadinya keadaan darurat, seperti bencana, baik bencana alam maupun bencana non-alam. Dalam hal ini, stasiun besar diwajibkan memiliki informasi dan fasilitas keselamatan yang mudah terlihat dan terjangkau, antara lain: a) Alat pemadam kebakaran b) Petunjuk jalur dan prosedur evakuasi c) Titik kumpul evakuasi d) Nomor-nomor telepon darurat Selain itu stasiun besar juga wajib menyediakan informasi dan fasilitas kesehatan yang mudah terlihat dan terjangkau, antara lain: a) Perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) b) Kursi roda c) Tandu Dan secara teknis, prasyarat untuk mencapai kondisi ini stasiun diwajibkan memiliki pencahayaan dengan intensitas 200 250 lux. b. Keamanan Dalam bagian keamanan, stasiun diwajibkan memiliki sarana dan prasarana yang berfungsi untuk mencegah tindak kejahatan. Fasilitas yang dimaksud adalah: a) CCTV (Closed Circuit Television) b) Petugas keamanan yang berseragam dan mudah terlihat

25 c) Informasi gangguan keamanan berupa papan atau stiker yang mudah terlihat, berisi nomor telepon dan/atau SMS yang dapat dihubungi jika terjadi gangguan keamanan. Prasyarat untuk mencapai kondisi ini, stasiun diwajibkan memiliki pencahayaan berintensitas 200 250 lux. c. Kehandalan Yang dimaksud dengan fasilitas kehandalan adalah pelayanan dalam penjualan tiket. Loket diwajibkan dapat melayani penumpang dengan waktu maksimum 180 detik per nama penumpang. Stasiun juga diwajibkan menampilkan informasi ada/tidaknya tempat duduk di seluruh kelas layanan kereta api. Dalam hal ini, tidak disebutkan standar fisik, seperti dimensi, ukuran dan bentuk loket, dan seperti apa informasi harus ditampilkan. d. Kenyamanan Fasilitas kenyamanan yang dimaksud adalah: a) Ruang tunggu Adalah ruangan atau tempat yang disediakan untuk penumpang dan calon penumpang sebelum melakukan check-in, baik berupa ruangan tertutup maupun ruangan terbuka. Ruang ini memiliki syarat: - Memiliki luas minimum sebesar 0,6 m 2 /orang - Area bersih 100% terawat dan tidak menimbulkan bau yang berasal dari dalam area stasiun b) Ruang boarding

26 Adalah ruang/tempat yang disediakan untuk menunggu kereta api bagi orang yang telah melakukan verifikasi sesuai dengan identitas diri. Ruang ini memiliki syarat: - Memiliki luas minimum sebesar 0,6 m 2 /orang dan dilengkapi tempat duduk - Area bersih 100% terawat dan tidak menimbulkan bau yang berasal dari dalam area stasiun c) Toilet Stasiun besar diwajibkan memiliki toilet dengan spesifikasi: - Toilet Pria dengan 4 urinoir, 3 WC dan 2 wastafel - Toilet Wanita dengan 6 WC dan 2 wastafel - 1 buah toilet difabel - area bersih, terawat dan sirkulasi udara berfungsi baik (tidak disebutkan secara rinci sirkulasi udara secara teknis yang diwajibkan) d) Mushola Adalah fasilitas untuk melakukan ibadah yang terpadu dengan tempat wudhu. Dengan kapasitas dan spesifikasi sebagai berikut: - Pria (11 normal dan 2 penyandang difabilitas) - Wanita (9 normal dan 2 penyandang difabilitas) - Area bersih 100% terawat dan tidak menimbulkan bau yang berasal dari dalam stasiun e) Lampu penerangan, dengan intensitas 200 250 lux f) Pengatur sirkulasi udara pada ruang tunggu tertutup

27 Ruangan tertutup diwajibkan untuk memiliki pengatur udara baik AC, kipas angin maupun ventilator untuk mengatur temperatur ruang dalam maksimal 27 C e. Kemudahan Stasiun besar diwajibkan memiliki fasilitas sebagai berikut: a) Fasilitas Informasi Pelayanan Merupakan informasi yang disampaikan di stasiun kepada pengguna jasa, baik berupa informasi visual maupun audio, yang sekurangkurangnya memuat: - Denah/layout stasiun - Nomor Kereta Api, nama Kereta Api dan kelas pelayanannya - Nama stasiun keberangkatan, stasiun pemberhentian dan stasiun tujuan beserta jadwal waktunya - Tarif Kereta Api - Peta jaringan kereta api - Ketersediaan informasi tempat duduk kereta api antar kota bagi stasiun yang melayani penjualan tiket Kriteria untuk fasilitas informasi pelayanan adalah sebagai berikut: - Untuk informasi dalam bentuk visual diletakkan di tempat strategis, misal di dekat loket, pintu masuk dan ruang tunggu umum, sehingga mudah terlihat - Informasi visual terbaca dengan jelas - Informasi audio harus jelas terdengar dengan intensitas suara 20 db lebih besar dari kebisingan yang ada

28 b) Fasilitas Informasi Gangguan Perjalanan Kereta Api adalah pemberian informasi jika terjadi gangguan perjalanan kereta api, pengumuman tersebut disampaikan dalam waktu maksimal 30 menit setelah terjadinya gangguan. c) Fasilitas Informasi Angkutan Lanjutan Yang dimaksud adalah informasi (tata tanda) yang disampaikan di dalam stasiun kepada pengguna jasa, yang sekurang-kurangnya memuat lokasi dan penunjuk arah angkutan lanjutan. Kriterianya adalah penempatan yang mudah terbaca dan dapat dibaca dengan jelas. (tidak ada standar dan kriteria teknis lainnya) d) Fasilitas Layanan Penumpang Adalah fasilitas yang disediakan untuk memberikan informasi perjalanan kereta dan layanan menerima pengaduan. Fasilitas yang dimaksud berupa pos informasi yang memiliki tempat tertentu dan memiliki 1 (satu) buah meja kerja dan memiliki petugas yang memiliki kecakapan Bahasa Inggris. e) Fasilitas Kemudahan Naik/Turun Penumpang Fasilitas ini ditujukan agar memberikan kemudahan bagi penumpang untuk naik ke kereta atau turun dari kereta. Kriteria aksesibilitas yang dimaksud adalah selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak boleh lebih dari 20 cm f) Fasilitas Tempat Parkir

29 Fasilitas parkir yang dimaksud memiliki tempat parkir kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Luasan parkir disesuaikan dengan luas lahan stasiun. Dan sirkulasi diatur sedemikian rupa agar lancar. (tidak disebutkan kapasitas minimal untuk lahan parkir dan tipe sirkulasi yang disarankan) f. Kesetaraan Untuk mencapai prinsip kesetaraan tersebut, stasiun wajib menyediakan: a) Fasilitas bagi penumpang difabel Stasiun wajib menyediakan ramp dengan kemiringan maksimal 10 bagi ruang dengan ketinggian berbeda, dan menyediakan akses jalan penyambung antar peron b) Ruang ibu menyusui Stasiun besar wajib menyediakan ruang khusus beserta fasilitas lengkap untuk ibu menyusui dan bayi