BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan. berjalan dengan lancar serta tercapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA STRATEGI AKTIF COLLEGE BALLL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi merupakan komponen penting karena membantu dalam proses

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar. Menurut Effendy (2000: 13), komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antar siswa dan antara guru dengan siswa. Seiring dengan definisi tersebut,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa ingin berhubungan dengan manusia. Ia ingin mengetahui. dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disiplin. Hal ini memberikan anggapan bahwa komunikasi dalam. komunikasi memiliki peranan penting bagi siswa antara lain dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poppy Diara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika adalah bahasa melambangkan rangkaian makna dari

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum belief diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

Diajukan Oleh : FADHILAH MUNAWAROH KHASANAH A

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu problem dan pose,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. matematika, diperlukan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa. diperlukannya kemampuan pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

BAB II KAJIAN TEORITIK. spesifik (Solso, 2008). Menurut Suherman (2001) pemecahan masalah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan teknologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berdampak besar terhadap dunia pendidikan, khususnya terhadap kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika berlangsung dari awal hingga akhir tidak terlepas dari komunikasi, komunikasi berlangsung antara siswa dan siswa lain maupun guru dengan siswa. Dalam proses pembelajaran tidak hanya berpaku pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan siswa lainnya. Dalam proses pembelajaran matematika sangatlah diperlukan komunikasi antara guru dengan siswa. Komunikasi adalah suatu tindakan yang mampu dijadikan sebagai salah satu tolak ukur dalam keberhasilan pembelajaran. Komunikasi terjadi dari awal hingga akhir dalam kegiatan pembelajaran, sehingga komunikasi sangat penting dalam pembelajaran. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan komunikasi siswa mampu mengikuti pembelajaran yang berlangsung dengan baik. Guru tidak dapat mengetahui tingkat kesulitan yang dihadapi masingmasing siswa apabila siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, salah satu keaktifan siswa yaitu mampu berkomunikasi, untuk itu guru perlu menjalin komunikasi yang baik dengan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka proses pembelajaran juga akan berlangsung dengan baik. Proses pembelajaran dapat berlangsung karena adanya 1

2 komunikasi yang terjalin antara peserta didik dengan pendidik bahkan peserta didik dengan peserta didik lainya. Kemampuan komunikasi matematika juga sangat terkait dengan pemahaman konsep matematika. Dengan adanya komunikasi yang baik maka materi yang dipelajari dapat dipahami siswa dengan baik pula, yang diharapkan dalam pembelajaran matematika siswa tidak hanya berpacu pada pemberian rumus-rumus tetapi diharapkan siswa mampu memahami konsep dalam pemecahan masalah seperti penemuan rumus, sehingga siswa tidak hanya menghafal rumus tetapi mampu memahami konsep yang harus dipakai dalam penyelesaian masalah. Pemahaman konsep sangat penting dalam pembelajaran matematika, ketika siswa tidak mengetahui konsep dengan baik maka proses pembelajaranpun tak mampu berjalan dengan baik. Pemahaman konsep merupakan hal yang penting, ketika siswa tidak mampu memahami suatu konsep maka juga tidak mampu dalam menyelesaikan suatu masalah, Oleh karena itu keberhasilan pembelajaran matematika tidak terlepas dari komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa. Dari hasil observasi awal di SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali kelas VIIA yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 24 siswa perempuan dan 8 siswa lakilaki diperoleh data kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika rendah. Menurut principles and standarts NCTM (Walle, 2008: 4-5) kemampuan komunikasi matematika menitik beratkan pada pentingnya: 1) berbicara, yaitu kemampuan siswa dalam menyatakan ide-ide matematis secara lisan. 2) menulis,

3 siswa dapat mengungkapkan atau merefleksikan pikirannya lewat tulisan (dituangkan di atas kertas/alat tulis lainnya). 3) menggambar, siswa dapat mengungkapkan gagasan melalui symbol, table, diagram atau gambar lain untuk memperjelas keadaan dari suatu masalah. 4) menjelaskan konsep-konsep, mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual untuk mendapatkan strategi pemecahan masalah. Rendahnya kemampuan komunikasi diamati dari indikator: 1) Siswa mampu menyatakan ide matematika melalui lisan 4 siswa (12,5%), 2) Siswa mampu menuliskan ide matematika 3 siswa (9.375%), 3) Siswa mampu menjelaskan konsep-konsep matematika 4 siswa (12,5%). Menurut Asep Jihat dan Abdul Haris (2008 : 149), indikator yang menunjukkan pemahaman konsep matematika meliputi: 1) menyatakan ulang sebuah konsep, 2) mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) memberi contoh dan non contoh dari konsep, 4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, 6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, 7) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Sedangkan rendahnya pemahaman konsep matematika diamati dari indikator: 1) mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 4 siswa (12,5%), 2) menyatakan ulang sebuah konsep 5 siswa (15.625%). Dari observasi awal yang dilakukan di kelas VIIA SMP N 1 Ngemplak Boyolali dapat

4 disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika yang dimiliki siswa pada kelas tersebut masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dari siswa, guru maupun dari media atau alat pembelajaran. Beberapa faktor penyebab rendahnya kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika di SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali di antaranya yaitu: 1) guru masih sering menjadi pusat dalam proses pembelajaran dan mendominasi aktivitas mengajar menyebabkan siswa merasa ketergantungan dan kurang aktif dalam pembelajaran di kelas, 2) rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, sehingga rendah pula kemampuan komunikasi matematika siswa yang dapat menghambat pemahaman dan penguasaan penyampaian konsep dan materi pembelajaran matematika, 3) siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran karena konsepkonsep atau materi pelajaran matematika yang dianggap sulit oleh siswa. Berdasarkan akar penyebab yang telah diuraikan diatas, faktor penyebab rendahnya komunikasi dan pemahaman konsep matematika pada siswa di SMP Negeri 1 Ngemplak yang paling dominan bersumber pada guru. Guru kurang mampu menerapkan strategi atau model pembelajaran yang tepat. Hal inilah salah satu alasan yang membuat siswa enggan belajar matematika. Siswa cenderung kesulitan mengkomunikasikan materi yang diberikan, serta kurangnya mengkomunikasikan kesulitanya terhadap guru sehingga dalam pemahaman konsep matematika siswa juga akan merasa kesulitan. Hal inilah yang

5 menyebabkan komunikasi dan kemampuan pemahaman konnsep matematika siswa masih relatif rendah. Untuk itu guru matematika harus mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga siswa mampu untuk berkomunikasi secara aktif dan siswa mampu memahami suatu konsep dalam pelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa yaitu model pembelajaran Problem Based Learning. Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, kemudian masing masing kelompok diberikan suatu permasalahan untuk didiskusikan secara berkelompok, selanjutnya dipresentasikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini ada dua rumusan masalah yang akan dikaji, yaitu: 1. Adakah peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa setelah dilakukan pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning bagi siswa kelas VIIA semester genap SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun 2014/2015? 2. Adakah peningkatan pemahaman konsep matematika siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based

6 Learning bagi siswa kelas VIIA semester genap SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun 2014/2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIA semester genap SMP N 1 Ngemplak Boyolali tahun 2014/2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning bagi siswa kelas VIIA semester genap SMP Negeri 1 Boyolali tahun 2014/2015. b. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning bagi siswa kelas VII A semester genap SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun 2014/2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Problem Based Learning guna meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika.

7 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi siswa yaitu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika. b. Manfaat bagi guru yaitu memberikan teori baru mengenai model pembelajaran matematika untuk meningkatkan komunikasi dan pemahaman konsep matematika. c. Manfaat bagi sekolah yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika serta meningkatkan kualitas pembinaan guru. d. Bagi peneliti yaitu dapat memperoleh pengalaman secara langsung mengenai masalah dalam pembelajaran dan bagaimana menerapkan solusi yang tepat untuk mengatasinya serta dapat mengembangkan penelitian dalam pembelajaran dengan solusi yang lebih baik. E. Definisi Istilah 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain dimana terjadi pengalihan pesan pesan yang berisi tentang ide, pemahaman, penafsiran dan mampu menghubungkan berbagai pemikiran matematika. Menurut principles and standarts NCTM (Walle, 2008: 4-5) kemampuan komunikasi matematika menitikberatkan pada pentingnya:

8 a. Berbicara, yaitu kemampuan siswa dalam menyatakan ide-ide matematis secara lisan. b. Menulis, siswa dapat mengungkapkan atau merefleksikan pikirannya lewat tulisan (dituangkan di atas kertas/alat tulis lainnya). c. Menggambar, siswa dapat mengungkapkan gagasan melalui symbol, table, diagram atau gambar lain untuk memperjelas keadaan dari suatu masalah. d. Menjelaskan konsep-konsep, mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual untuk mendapatkan strategi pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa indikator kemampuan komunikasi matematika menitikberatkan pada: 1) Mampu menyatakan ide-ide matematis secara lisan, 2) mampu menuliskan ide matematika, 3) mampu menjelaskan konsep-konsep matematika 2. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan untuk memperoleh makna dari ide-ide matematika sehingga dapat digunakan untuk memungkinkan seseorang mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu obyek atau kejadian tertentu. Menurut Asep Jihat dan Abdul Haris (2008 : 149), indikator yang menunjukkan pemahaman konsep matematika meliputi: 1) Menyatakan ulang sebuah konsep, 2) Mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat

9 tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep, 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah Peneliti menggunakan beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman konsep matematika: 1) Menyatakan ulang sebuah konsep, 2) Mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. 3. Model Problem Based Learning Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, kemudian masing masing kelompok diberikan suatu permasalahan untuk didiskusikan secara berkelompok, selanjutnya dipresentasikan. Menurut Sugiyanto (2010: 136) ada lima tahapan dalam pembelajaran model PBL dan perilaku yang dibutuhkan oleh guru untuk masing-masing tahapnya yaitu, 1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa; 2) mengorganisasikan siswa untuk meneliti; 3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; 4) mengembangkan dan mempresentsaikan hasil; 5) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.