BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

III. METODE PENELITIAN. normatif-terapan (aplicated legal case study) yaitu penelitian hukum yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi termasuk sektor perbankan. Kelengkapan peraturan terutama

BAB I. Pendahuluan. setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perilaku konsumen mengalami perubahan lebih. mengedepankan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dalam melakukan suatu

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, modal venture, leasing, factoring dan lain lain. 1 Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan mengenai perekonomian untuk dapat dimanfaatkan bagi

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB III. METODE PENELITIAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara,

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. perbankan antara lain internet banking. Internet Banking kini bukan lagi istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan asas kehati-hatian, mampu meredam hingga sekecil-kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Liana Maria Fatikhatun, FH UI., 2009.

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi: diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENYIMPAN DANA BANK TERKAIT DENGAN DATA NASABAH DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANTARA BANK DENGAN NASABAH

1

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling penting suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Beragam layanan elektronik banking kini bisa dinikmati setelah melewati

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan permasalahan dalam pengambilan setiap keputusan. Hukum. akan mendapatkan sanksi dari eksternal power.

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai agent of trust yang berarti dasar

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara mengkaji dan mendeskripsikan dari bahan- bahan pustaka

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kiprah dan sepak terjang industri perbankan syariah di tanah air. Hal ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

METODE PENELITIAN. Metode penelitian dilakukan dalam usaha untuk memperoleh data yang akurat

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

BAB I. yang salah satu bentuknya berupa e-banking. 2 Dengan adanya fasilitas

METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur baik dari segi materiil maupun spiritual yang

BAB III METODE PENELITIAN. Mahkmah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. hukum, dan penelitian perbandingan hukum

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat telah memberikan kemajuan yang luar biasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu research. Kata research

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. moderen demi menunjang dan mempermudah kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan

PENERAPAN ASAS-ASAS PERJANJIAN JUAL BELI DALAM TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA (FUTURES CONTRACT) DI BURSA BERJANGKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini produk perbankan telah berkembang dengan pesat. Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, sebab dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah tentu hal tersebut ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembangnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks juga teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Penerapan suatu teknologi dalam bidang apapun termasuk bidang perbankan memang memiliki tujuan untuk memudahkan operasional intern perusahaan selain itu juga untuk membantu memudahkan pelayanan terhadap nasabah, misalnya penggunaan fasilitas kartu ATM (Automatic Teller Machine) atau biasa dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri, Internet Banking, SMS (Short Message Service) Banking maupun produk elektronik perbankan lainnya telah menggantikan jasa perbankan yang dulu hanya dapat dilakukan melalui kantor cabang. Namun kemajuan teknologi ini terkadang juga menimbulkan dampak negatif yaitu dengan timbulnya kejahatan-kejahatan di dunia maya (cyber crime) termasuk kejahatan cyber di bidang perbankan. Salah satunya yang baru-baru ini menimbulkan keresahan di masyarakat yaitu adanya modus kejahatan pembobolan di mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Nasabah selama ini mengira dengan penggunaan kartu ATM yang mereka miliki sudah cukup aman karena bank penerbit kartu selalu menginformasikan bahwa kartu ATM tersebut terjamin keamanannya. Namun kenyataan yang ada masyarakat dikejutkan dengan hilangnya sejumlah dana nasabah di mesin ATM tanpa diketahui siapa dan kapan transaksi tersebut dilakukan sedangkan nasabah pemilik kartu tidak merasa melakukan transaksi yang dimaksud. Peristiwa ini

2 telah membuat para nasabah merasakan trauma apabila mereka melakukan transaksi di mesin ATM. Permasalahan hilangnya dana nasabah tersebut merupakan akibat kurangnya perlindungan bank terhadap para nasabahnya. Lembaga perbankan adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan masyarakat. 1 Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank, pemerintah harus melindungi masyarakat dari tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Apabila terjadi merosotnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan, hal tersebut merupakan suatu bencana bagi ekonomi negara secara keseluruhan dan keadaan tersebut sangat sulit untuk dipulihkan kembali. 2 Tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat maka suatu bank tidak mampu untuk menjalankan kegiatan usahanya dengan baik. Sehingga tidak berlebihan apabila dunia perbankan harus menjaga kepercayaan dari masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum terhadap masyarakat terutama kepentingan nasabah dari bank yang bersangkutan. 3 Dengan adanya resiko yang dapat terjadi maka upaya perlindungan terhadap konsumen perbankan sangat diperlukan. Dalam upaya tersebut, saat ini telah ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang dimaksudkan untuk menjadi landasan hukum yang kuat, baik untuk pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen. 4 Berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan konsekuensi terhadap pelayanan jasa perbankan. Pelaku usaha jasa perbankan dituntut untuk: 1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; 2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan jasa yang diberikannya; 1 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, cet. 5, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 337. 2 ibid 3 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cet. 4, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm. 132 4 Djumhana, loc.cit

3 3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; 4. Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar perbankan yang berlaku. 5 Bank sebagai pelaku usaha jasa perbankan seharusnya memberikan kepastian jaminan kepada nasabah pengguna jasa layanan perbankan. Seorang konsumen jasa perbankan ketika ia menjadi nasabah di bank tersebut secara otomatis tunduk dengan peraturan yang dibuat oleh bank. Dalam hal ini nasabah telah terikat suatu kontrak secara tidak langsung dengan pihak bank. Hubungan yang paling utama dan lazim antara bank dengan nasabah adalah hubungan kontraktual. Hal ini berlaku terhadap semua nasabah baik nasabah debitur, nasabah deposan, ataupun nasabah debitur non-deposan. 6 Hubungan hukum yang terjadi antara bank dan nasabah dapat terwujud dari suatu perjanjian, baik perjanjian yang berbentuk akta dibawah tangan maupun dalam bentuk otentik. 7 Bentuk aturan yang dibuat oleh bank biasanya merupakan suatu kontrak baku yang biasanya terdapat ketentuan yang berat sebelah. Dalam hal ini bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki otoritas pelaksana untuk mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia harus ikut mewujudkan perlindungan terhadap para nasabah bank. Perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan dana di bank pada hakikatnya merupakan suatu tindakan guna melindungi nasabah tersebut dan dana simpanan yang disimpan pada bank tertentu terhadap adanya resiko kerugian yang akan dideritanya. Berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap nasabah, menurut Marulak Pardede, dalam sistem perbankan Indonesia ada 2 (dua) cara mengenai perlindungan terhadap nasabah, yaitu perlindungan secara implisit 5 ibid, hlm. 338 6 Fuady, Hukum Perbankan Modern Berdasarkan Undang-Undang Tahun 1998 Buku Kesatu, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hlm. 102. 7 Djumhana, op.cit., hlm. 339.

4 (implicit deposit protection) dan perlindungan secara eksplisit (explicit deposit protection). 8 Perlindungan secara implisit (implicit deposit protection) adalah perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank. Sedangkan perlindungan secara eksplisit (explicit deposit protection) adalah perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang akan mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank gagal tersebut. 9 Menurut Hermansyah, perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu perlindungan secara tidak langsung dan perlindungan secara langsung. Perlindungan secara tidak langsung adalah perlindungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana terhadap segala resiko kerugian yang timbul dari kebijaksanaan atau timbul dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Sedangkan perlindungan secara langsung adalah perlindungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana secara langsung terhadap kemungkinan timbulnya resiko kerugian dari kegiatan usaha yang dilakukan bank. 10 Dalam kasus pembobolan ATM nasabah yang terjadi di beberapa bank, perlindungan hukum yang wajib dilakukan terhadap nasabah bank-bank tersebut yaitu melalui perlindungan secara implisit atau tidak langsung, karena timbulnya kerugian pada nasabah itu disebabkan adanya kebijaksanaan yang diakibatkan dari kegiatan usaha bank tersebut yang bersifat internal. 1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka rumusan permasalahan yang dapat disimpulkan adalah : 1. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi nasabah bank pengguna jasa ATM (pada kasus pembobolan ATM di Indonesia)? 8 Hermansyah, op.cit., hlm 133 9 ibid 10 Ibid, hlm. 134

5 2. Bagaimanakah efektivitas Bank dalam melaksanakan perlindungan hukum bagi nasabah bank? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisa perlindungan hukum bagi nasabah bank pengguna jasa ATM. 2. Menganalisa efektivitas bank dalam melaksanakan perlindungan hukum bagi nasabah bank. 1.4. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu metode yang menggunakan penelitian kepustakaan di bidang hukum. Penelitian ini menekankan pada penggunaan bahan pustaka atau data sekunder baik dengan menggunakan: a. Bahan hukum primer 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.

6 8. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. 9. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah. b. Bahan hukum sekunder 1. Buku-Buku Hukum 2. Laporan Penelitian seperti disertasi, tesis, skripsi maupun karya ilmiah 3. Artikel ilmiah maupun jurnal hukum c. Bahan hukum tersier Yaitu dengan menggunakan data-data yang diambil dari ensiklopedia, kamus, internet, surat kabar maupun majalah. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan melalui studi kepustakaan, pusat dokumentasi dan arsip-arsip dengan mengumpulkan, mempelajari dan memahami Undang-Undang, Peraturan Pemerintah serta peraturan-peraturan lainnya, bukubuku, jurnal hukum dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian. Selain itu dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan juga pengumpulan data melalui wawancara dari narasumber yang memiliki kaitan dengan topik penelitian, yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai wakil dari konsumen bank yang dirugikan. Data yang dikumpulkan melalui wawancara juga dilakukan dengan narasumber lain yaitu nasabah penyimpan dana sebagai pihak yang menggunakan fasilitas jasa layanan perbankan sehubungan dengan perlindungan hukum terhadap nasabah bank. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif yang akan meneliti lebih dalam mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang ada untuk dipergunakan dalam kepentingan menganalisis suatu permasalahan yang dikemukan dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang

7 bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. 11 Dengan menggabungkan metode deskriptif dan kualitatif, maka data-data yang berhubungan dengan objek permasalahan dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran dan memaparkan kondisi atau kenyataan yang sesungguhnya dengan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pokok permasalahan. 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari : Bab I terdiri dari: - Latar belakang permasalahan. - Rumusan permasalahan. - Tujuan penelitian. - Metode penelitian. - Sistematika penulisan. Bab II terdiri dari: - Tinjauan pustaka. - Pembahasan permasalahan. Bab III terdiri dari penutup, yaitu: - Simpulan. - Saran. 11 Sri Mamudji, et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm 67