Atika Rahma Yulianingtyas 1, Julia 2, Dadan Djuanda 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

BAB III METODE PENELITIAN

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

Putri Puswitasari 1,Ali Sudin 2, Dadan Djuanda 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang. putri

PENERAPAN METODE PISANG BATITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN METODE PASANGAN BERBAGI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

Ade Ayu Setiawati 1, Dadan Djuanda 2, Ani Nur Aeni 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang 1 2

PENERAPAN PERMAINAN BANK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBHI (GAMBAR DAN BUKU HARIAN INVESTIGASI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DALAM MATERI MENDESKRIPSIKAN BINATANG

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

Fani Nurul Khumaeroh 1, Dede Tatang Sunarya 2, Regina Lichteria Panjaitan 3

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM MELENGKAPI CERITA RUMPANG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN PAPAN BERGARIS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI PENERAPAN MODEL GENRE BASED WRITING DENGAN PERMAINAN SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Nurul Awalina, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

PENERAPAN METODE QRCS (QUANTUM READING DAN COOPERATIVE SCRIPT) DALAM MEMBANDINGKAN ISI DUA TEKS

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA TOP CARD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

PENERAPAN PERMAINAN ESTAFET WORD WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE TARI BAMBU DENGAN TEKNIK PERMAINAN EKSPRESI WAJAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI

PENERAPAN MODEL QUANTUM DENGAN METODE PERMAINAN KUIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI PADA MATERI MENEMUKAN INFORMASI

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

PENERAPAN METODE ATM (AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

PENERAPAN METODE PQRST-A3 DENGAN TEKNIK MELINGKARI KESALAHAN EJAAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BUKU

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

Fauziatun Nazilah 1, Prana Dwija Iswara 2, Ali Sudin 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang


Wafa Walfiani 1, Dadang Kurnia 2, Riana Irawati 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

PENERAPAN METODE EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA BUKU BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PETUNJUK PEMAKAIAN

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Menggunakan Media Papan Gambar Berlapis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

PENGGUNAAN MEDIA TEGA (TEKA-TEKI GAMBAR DAN AUDIO) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM MATERI MENJELASKAN SIMBOL DAERAH/KORP

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

Peningkatan Hasil Belajar IPA-Fisika Melalui Pendekatan Deep Dialogue dan Critical Thingking pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 2 Biromaru

PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS DAN MINDMAP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS IV-B SDN PADASUKA I PADA MATERI PENGUMUMAN

PENERAPAN PERMAINAN PANTUN CERDAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS IV-A SDN PADASUKA I PADA MATERI MEMBUAT PANTUN

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Noor Muhamad 1, Dadang Kurnia 2, Maulana 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

PENERAPAN METODE MIND MAP POHON JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

PENERAPAN MODEL WRITE AND MOVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

Silvia Fitriyani 1, Ali Sudin 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang 1 2

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

Transkripsi:

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE GIST (GENERATING INTERACTION BETWEEN SCHEMATA AND TEXT) MELALUI TEKNIK INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Atika Rahma Yulianingtyas 1, Julia 2, Dadan Djuanda 3 123 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 Email: atikarahma.yulianingtyas@yahoo.com 2 Email: Ju28li@yahoo.com 3 Email: dadandjuanda@upi.edu Abstrak Kompetensi Dasar menyimpulkanisi cerita anak di kelas V SD Negeri Palasari Kabupaten Sumedang belum tercapai secara optimal. Masalah tersebut terjadi karena guru tidak memperhatikan penggunaan metode pembelajaran membaca yang tepat untuk diterapkan. Untuk itu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Taggart, dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC. Adapun hasil penelitian untuk kinerja guru baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya hingga mencapai target yang telah ditentukan yaitu 100%. Untuk aktivitas siswa, pada siklus I 32,2% siswa mendapat nilai baik sekali, pada siklus II menjadi 57,2% siswa, dan pada siklus III 89,3% siswa. Untuk hasil belajar pada siklus I 39,3% siswa yang tuntas, siklus II 75% siswa dan siklus III 89,3% siswa. Dengan demikian, terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC pada materi menyimpulkan isi cerita anak. Kata Kunci: metode GIST, teknik IOC, menyimpulkan isi cerita anak. PENDAHULUAN Keterampilan membaca merupakan salahsatu keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai siswa di SD, karena keterampilan membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa, namun dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran lainnya. Adapun menurut Dalman (2013. hlm. 5) Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca, membaca bukan hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti katakata sulit dalam suatu teks bacaan saja, melainkan suatu proses untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh seseorang melalui bahasa tulis. sehingga membaca memerlukan pemahaman agar memperoleh informasi atas isi bacaan yang dibacanya, apa maksudnya, dan apa implikasinya. Membaca pemahaman perlu dilakukan secara bertahap untuk memudahkan siswa dalam memahami isi bacaan. Seperti yang dipaparkan oleh Resmini & Djuanda (2007, hlm. 80) bahwa, Melalui pengajaran membaca pemahaman yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik, siswa tidak saja memperoleh peningkatan dalam kemampuan 281

Atika Rahma Yulianingtyas, Julia., Dadan Djuanda bahasanya, melainkan juga dalam bernalar, berkreativitas, dan penghayatan tentang nilai-nilai moral. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebelum melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman, salah satu tugas guru adalah merancang pembelajaran dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi ajar dan kemampuan yang dimiliki siswanya agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga tercapailah tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Roesiyah. N.K. (dalam Djamarah S.H. & Aswan, 2013, hlm. 74) bahwa, Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Pada kenyataannya pembelajaran membaca pemahaman di SD masih dipandang sebagai pembelajaran yang membosankan. Salahsatu penyebab kondisi seperti ini adalah kurang maksimalnya guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca, seperti fakta yang diperoleh saat melakukan observasi di SD Negeri Palasari Kabupaten Sumedang pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 di kelas V pada materi menyimpulkan isi cerita anak melalui membaca pemahaman, yaitu terlihat pada saat proses pembelajaran, baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa ditemukan fakta yaitu: 1) Guru tidak memperhatikan penggunaan metode pembelajaran membaca yang tepat untuk diterapkan, sehingga penggunaan metode yang kurang tepat tidak akan memudahkan siswa untuk paham terhadap materi yang sedang dipelajari; 2) Proses pembelajaran terjadi secara teacher center (berpusat pada guru), sehingga siswa menjadi pasif; 3) Saat pengerjaan LKS hanya satu orang yang berpikir sedangkan siswa lainnya mengobrol; 4) Hampir semua siswa bertanya setelah guru memberikan tugas, hal tesebut dikarenakan siswa tidak paham dengan tugas yang diberikan guru; dan 5) Guru kurang memperhatikan prosedur membaca yang benar, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tes belajar siswa kelas V dalam materi menyimpulkan isi cerita anak di SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dapat dipaparkan bahwa siswa mengerjakan soal untuk aspek kognitif dan aspek keterampilan (psikomotor). Dari 27 siswa yang mengerjakan soal pada aspek kognitif yang terdiri dari tiga soal yaitu, pada soal nomor satu hanya 16 siswa yang mengisi dengan tepat (59,2%), soal nomor dua (aspek kognitif), tidak ada siswa yang bisa menjawab dengan skor maksimal yaitu tujuh, sehingga 100% siswa tidak memperoleh skor maksimal, tidak ada siswa yang mendapatkan skor enam atau (100%) siswa tidak memperoleh skor enam; dua orang (7,4%) siswa yang mendapatkan skor lima; tiga orang (11,1%) siswa mendapatkan skor empat; lima orang (18,6%) siswa mendapatkan skor tiga; sembilan orang (33,3%) siswa mendapatkan skor dua; enam orang (22,2%) siswa mendapatkan skor satu; dan dua orang (7,4%) siswa mendapatkan skor 0, soal nomor tiga hanya terdapat tiga siswa yang mendapat skor 3 (11,1%); terdapat 16 siswa yang memperoleh skor dua (59,2%); dan terdapat delapan siswa yang memperoleh skor satu (29,6%). Sedangkan soal nomor empat (aspek keterampilan) terdapat dua aspek penilaian yang dinilai yaitu aspek isi cerita dan aspek pilihan kata. Dalam aspek isi cerita kriteria penilaiannya adalah 1) simpulan memuat 5 ide pokok 2) tokoh, tempat, waktu, dan peristiwa sesuai dengan isi cerita, dan 3) simpulan yang dibuat runtut. Terdapat empat orang (14,9%) siswa yang dapat 282

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) memenuhi tiga kriteria; terdapat sembilan orang (33,3%) siswa yang dapat memenuhi dua kriteria; terdapat 12 orang (44,4%) siswa yang dapat menyimpulkan isi cerita anak dengan memenuhi satu kriteria; dan dua orang (7,4%) siswa yang tidak dapat memenuhi tiga kriteria. Pada aspek pilihan kata kriteria penilaiannya adalah 1) tidak menggunakan kata dalam bahasa daerah, 2) tidak menggunakan kata secara berlebihan, dan 3) tidak menggunakan kata sambung yang berulang-ulang. Tidak ada siswa yang dapat menyimpulkan isi cerita anak dengan memenuhi tiga kriteria, sehingga 100% siswa tidak dapat menyimpulkan isi cerita dengan memperoleh skor maksimal; terdapat 12 orang (44,4%) siswa yang dapat menyimpulkan isi cerita anak dengan memenuhi dua kriteria; 13 orang (48,2%) siswa yang dapat memenuhi satu kriteria; dan dua orang (7,4%) siswa yang tidak dapat menyimpulkan isi cerita dengan memenuhi tiga kriteria. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari 27 orang (100%) siswa, terdapat dua orang (7,4%) siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75,00 dengan perolehan nilai 77 dan terdapat 25 orang (92,6%) siswa yang tidak dapat mencapai KKM. Dengan demikian, kemampuan siswa kelas V SD Negeri Palasari dalam menyimpulkan isi cerita anak masih sangat rendah. Melihat kondisi tersebut, maka peneliti merasa perlu diadakan perbaikan pembelajaran sehingga kegiatan siswa dalam pembelajaran membaca akan lebih aktif dan hasil belajar siswa dalam menyimpulkan isi cerita anak akan lebih meningkat. Peneliti merancang sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan alternatif pemecahan masalah yaitu, menerapkan metode GIST melalui teknik IOC dalam menyimpulkan isi cerita anak. Di mana dalam penerapan metode GIST melalui teknik IOC ini siswa dilatih untuk membaca teks cerita berdasarkan penggalan paragraf yang telah disediakan agar mempermudah dalam menentukan ide pokok dalam setiap paragraf dan siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mempermudah menyimpulkan isi cerita, sehingga dengan menggunakan prosedur metode GIST melalui teknik IOC pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih inovatif dan dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa saat pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar siswa dalam menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST melaluo teknik IOC. Sedangkan, penilaian untuk masing-masing aspek dalam tujuan penelitian ini sudah ditentukan target pencapaiannya. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini mengambil judul Penerapan Metode GIST (Generating Interaction between Schemata and Text) Melalui Teknik Inside Outside Circle (IOC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan isi cerita anak di Kelas V SD Negeri Palasari Kabupaten Sumedang. Seluruh permasalahan tersebut dirumuskan dalam rumusan masalah seperti berikut: a. Bagaimana peningkatan perencanaan pembelajaran keterampilan membaca dalam menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC di kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana peningkatan kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca dalam menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC di kelas V SD Negeri 283

Atika Rahma Yulianingtyas, Julia., Dadan Djuanda Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca dalam menerapkan metode GIST melalui teknik IOC di kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? d. Bagaimana peningkatan kemampuan keterampilan membaca dalam menerapkan metode GIST melalui teknik IOC di kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? METODE PENELITIAN Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang dipilih yaitu model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat langkah yaitu mulai dari perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali. Tahapan tersebut dilakukan pada setiap siklus sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Palasari yang terletak di Jalan Pangeran Sugih No. 23 Kelurahan Kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan (45312) Kabupaten Sumedang. Waktu Penelitian Pengambilan data awal pada materi menyimpulkan isi cerita anak di SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus terhitung mulai bulan Januari 2016 sampai Juni 2016. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswi perempuan. Teknik dan Instrumen Penelitian Observasi digunakan agar kegiatan yang terjadi di dalam kelas yang tidak teramati oleh peneliti dapat terlihat oleh observer. Sehingga instrumen yang digunakan untuk observasi yaitu, lembar penilaian kinerja guru dalam merencanakan pembelajarn, pelaksanaan kinerja guru, serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Wawancara digunakan sebagai alat pengumpul data berupa pertanyaan mengenai proses pembelajaran dalam materi menerapkan metode GIST melalui teknik IOC. Catatan lapangan merupakan lembar catatan saat proses pembelajaran berlangsung sehingga dengan catatan lapangan ini akan terlihat kejadian-kejadian pada saat proses pembelajaran baik kinerja guru maupun aktivitas siswa saat kegiatan awal, inti, hingga akhir pembelajaran. Instrumen untuk tes hasil belajar berupa empat soal uraian yang memuat aspek pengetahuan dan keterampilan dalam materi menyimpulkan isi cerita anak. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu penolahan data proses dan pengolahan data hasil. Berikut penjelasan mengenai pengolahan data proses dan data hasil. a. Pengolahan Data Proses Pengolahan data proses ini berkaitan dengan instrumen yang digunakan, yakni lembar perencanaan pembelajaran, lembar observasi kinerja guru, dan lembar observasi aktivitas 284

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) siswa. data hasil perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru ditafsirkan dengan menggunakan skor pada setiap indikator dari aspek yang diamati. Sedangkan, Teknik pengolahan data aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa dengan mengamati keaktifan, kerjasama, dan kedisiplinan selama proses pembelajaran. b. Pengolahan Data Hasil Pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menentukan skor dari setiap nilai soal, menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap siswa, memberikan nilai angka, dan merekapitulasi presentase ketuntasan. Data hasil belajar terdiri dari aspek kognitif dan psikomotor. Nilai akhir didapat dari jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi skor maksimal dan dikalikan 100. KKM Bahasa Indonesia untuk materi menyimpulkan isi cerita anak adalah 75.00, jika siswa mendapat nilai 75.00 dinyatakan sudah tuntas, jika siswa mendapatkan nilai < 75.00 dinyatakan belum tuntas. 2. Analisis Data Analisis data merupakan suatu upaya yang dilakukan agar seluruh data yang terkumpul saat penelitian ditelaah/dianalisis secara akurat dan benar dan dikategorikan guna mendapatkan data yang lebih sederhana. Dengan kata lain analisis data mencoba melaporkan hasil atau temuan dari data yang dikumpulkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan penilaian pada tindakan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus menunjukan adanya peningkatan pada setiap aspek yang dinilai. Berikut ini akan dipaparkan mengenai perencanaan, pelaksanaan kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC. Perencanaan Perencanaan merupakan langkah terpenting yang harus dilakukan seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, sebelum melaksanakan tindakan siklus I, II, sampai III terdapat beberapa instrumen yang harus disiapkan oleh guru sebagai rencana awal untuk keberhasilan penelitian. Hal yang perlu disiapkan yaitu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC yang langkah-langkahnya diperbaiki pada setiap siklusnya, lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, lembar catatan lapangan, Lembar Kerja Siswa (LKS), teks cerita anak yang berbeda-beda tiap siklusnya, serta lembar evaluasi yang berbeda-beda pula setiap siklusnya namun dalam tingkat kesukaran soal yang tetap sama. Saat penelitian berlangsung terdapat beberapa temuan di setiap siklusnya, sehingga terjadi perubahan pada perencanaan yang dibuat guru. Beberapa perubahan terdapat pada penyempurnan sarana belajar siswa diantaranya adalah menyediakan berbagai macam gambar yang mewakili isi paragraf untuk mengisi skemata siswa, pemberian tanda senyum dan hadiah bagi siswa yang aktif selama proses pembelajaran, penambahan aturan serta hukuman yang dibuat sendiri oleh kelompok jika terdapat anggota kelompok yang tidak bisa bekerjasama ataupun disiplin selama berdiskusi, menyediakan paragraf yang kalimat utama dan penjelasnya diberi warna yang berbeda untuk memudahkan siswa menentukan ide pokok dalam kalimat utama, serta perubahan tempat melaksanakan teknik IOC yang tadinya di dalam kelas menjadi di luar kelas. 285

Atika Rahma Yulianingtyas, Julia., Dadan Djuanda Hal ini dilakukan karena begitu pentingnya penyempurnaan sarana belajar demi tercapainya tujuan pembelajaran, sejalan dengan pendapat Resmini, dkk. (2009, hlm. 14), bahwa Faktor yang harus diperhatikan secara cermat dalam merancang pembelajaran yaitu: tujuan pembelajaran, guru, materi ajar, metode dan faktor lingkungan. Dengan adanya perbaikan perencanaan pada setiap siklus dapat berdampak positif pada proses dan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan beberapa prinsip konstruktivisme yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran yang baik pada guru yang intensional menurut Slavin (2011, hlm.7) yaitu guru yang intensional atau guru yang memiliki tujuan adalah orang yang terus menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan bagi siswanya dan bagaimana tiap-tiap keputusan yang mereka ambil membawa siswa ke arah hasil tersebut. Oleh karena itu, keberhasilan tujuan pembelajaran dan pengajaran sangat melibatkan perencanaan yang dibuat guru. Data hasil perencanaan yang diperoleh selalu meningkat dalam setiap siklusnya, hal ini di sebabkan karena pada setiap siklus guru mengadakan perbaikan-perbaikan perencanaan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun hasil yang diperoleh yaitu, perencanaan siklus I memperoleh persentase 91,1%, perencanaan siklus II meningkat menjadi 95,6%, dan perencanaan siklus III meningkat menjadi 100% artinya perencanaan dilakukan dengan baik sekali sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pembelajaran menerapkan metode GIST melalui teknik IOC dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun pada tahap perencanaan. Tahap pelaksanaan meliputi kinerja guru yang meliputi aspek-aspek kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir yaitu, pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Selain itu, aktivitas siswa selama proses pembelajaran pun dinilai dalam tahap pelaksanaan, penilaian aktivitas siswa meliputi keaktifan, kerjasama, dan kedisiplinan. Kinerja Guru Pada pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan melalui tiga siklus dengan menerapkan metode GIST yang sudah di kolaborasikan dengan teknik IOC didapatkan beberapa temuan dalam langkah pembelajarannya. Adapun temuan yang didapatkan saat pelaksanaan pembelajaran yakni, minat siswa untuk membaca teks cerita lebih meningkat ketika guru memberikan skemata awal berupa gambar berwarna dan bermacam-macam sesuai dengan penggalan paragraf cerita. Hal ini sejalan dengan teori kognitivisme yang dikemukakan oleh piaget (dalam Djuanda, 2006, hlm. 12) bahwa dunia pengalaman dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya (skemata) dimanfaatkan untuk menerima pengetahuan baru. Guru dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan pemahaman siswa untuk membuat simpulan dengan langkah dalam metode GIST dikolaborasikan dengan teknik IOC yang didalamnya terdapat permainan mencari pasangan untuk saling berbagi informasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Abidin (2012, hlm. 83) metode GIST adalah Metode pembelajaran yang menyediakan sebuah resep membaca dengan memproduksi intisari kalimat demi kalimat guna membangun intisari keseluruhan paragraf, atau membuat intisari wacana berdasarkan intisari paragraf demi paragraf. Selain itu, GIST merupakan prosedur pembelajaran untuk membimbing menggunakan prosedur baca yang benar. Berdasarkan penjelasan tersebut metode GIST yang sudah dikolaborasikan dengan teknik IOC sangat efektif untuk 286

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) membangkitkan semangat siswa dalam belajar dan mengingat isi cerita untuk dicari pokok penting yang akan ditulis menjadi sebuah kesimpulan karena dilaksanakan melalui prosedur baca yang benar dan siswa terlibat penuh dalam proses pengerjaan tugas. Hal ini sejalan dengan teori kognitifisme yang dikemukkan oleh Piaget (Budiningsih, 2012, hlm. 48) bahwa dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Siswa lebih mudah dalam mengerjakan tugas menentukan ide pokok dengan cara menganalisis kalimat utama yang diberi warna berbeda dengan kalimat penjelas, dengan begitu siswa dapat dengan mudah menentukan ide pokok berdasarkan kalimat utama. Hal ini sejalan dengan teori belajar kontruktivisme menurut Von Galserfeld (dalam Budiningsih, 2012, hlm. 57) bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkontruksi pengetahuan, yaitu kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan. Oleh sesab itu, siswa ditugaskan untuk menganalisis dan membandingkan perbedaan kedua kalimat yang diberi warna berbeda sehingga siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya dalam menentukan ide pokok. Saat pelaksanaan guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan hasil mencatat intisari setiap paragraf dari hasil diskusi pasangan untuk didiskusikan bersama kelompok awal saat melakukan teknik IOC sehingga pembelajaran lebih bermakna. Jika pada pelaksanaannya ditemukan siswa yang tidak mengumpulkan tugas individu guru akan mengurangi skor pada kelompok tersebut. Oleh karena itu, semua siswa terlibat dalam mengerjakan tugas kelompok, tidak ada lagi siswa yang mengandalkan teman di kelompoknya dan semua siswa paham terhadap materi karena diberikannya latihanlatihan. Hal ini sejalan dengan teori behaviorisme yang dikembangkan oleh Ivan Pavlov (dalam Djuanda, 2006, hlm. 7) bahwa stimulus yang bermakna dapat menghasilkan respons yang bermakna pula. Untuk memperoleh respon yang bermakna diperlukan kondisi tertentu. Stimulus yang bermakna adalah tugas individu yang diberikan kepada masing-masing anggota dalam kelompok, aturan pengurangan skor merupakan penguatan yang ditambahkan agar respons yang dihasilkan akan semakin kuat dan siswa paham terhadap materi karena diberikannya latihan-latihan sesuai dengan teori perkembangan belajar yang dikemukakan oleh Skinner (dalam Djuanda, 2006, hlm. 8) bahwa pemahaman sebagai hasil belajar berlangsung melalui pengamatan dan pemerolehan pengalaman secara langsung. Dengan penerapan metode GIST melalui teknik IOC meningkatkan persentase kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik dan efektif. Pelaksanaan pembelajaran kinerja guru pada siklus I memperoleh persentase 64,4%, pada siklus II meningkat menjadi 88,9%, dan pada siklus III menjadi 100%. Dengan demikian pelaksanaan kinerja guru sudah mencapai target yang diharapkan yaitu dengan persentase 100%. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang diamati dalam proses pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak meliputi tiga aspek, yaitu keaktifan, kerjasama, dan kedisiplinan. Didapat temuan bahwa terjadi peningkatan pada aspek kedisiplinan dan kerjasama setelah diadakannya aturan-aturan dan hukuman apabila siswa tidak dapat bekerjasama dengan kelompok. Maka, Hal ini sejalan dengan teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh Guthrie (dalam 287

Atika Rahma Yulianingtyas, Julia., Dadan Djuanda Budiningsih, 2012, hlm. 26) yang mengatakan bahwa hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Dalam aspek keaktifan didapatkan temuan bahwa terjadi peningkatan pada aspek keaktifan siswa setelah guru membuat tanda senyum dan hadiah yang akan diberikan kepada siswa yang aktif saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atupun teman yang bertanya. Hal tersebut sejalan dengan teori behaviorosme yang dikemukakan oleh Pavlov (dalam Djuanda, 2014, hlm. 9) bahwa stimulus yang dapat dilihat juga dapat menyebabkan adanya respon yang dapat dilihat. Stimulus dalam penelitian ini adalah pemberian tanda senyum dan hadiah sedangkan respon yang disebabkannya adalah keaktifan siswa. Peningkatan persentase pada aktivitas siswa terjadi selama pelaksanaan siklus. Aktivitas siswa yang meningkat tentu tidak terlepas dari pelaksanaan kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC. Aktivitas siswa pada saat pelaksanaan siklus I sampai III seluruh siswa hadir sehingga jumlah keseluruhan siswa selama pelaksanaan siklus sebanyak 28 siswa, dari 28 siswa pada pelaksanaan siklus I terdapat sebanyak sembilan siswa atau 32,2% yang mendapat kriteria Baik Sekali (BS), pada siklus II siswa yang mendapatkan kriteria Baik Sekali (BS) bertambah tujuh menjadi 16 siswa atau 57,2% pada pelaksanaan tindakan siklus III siswa yang mendapatkan kriteria Baik Sekali (BS) bertambah sembilan orang siswa menjadi 25 siswa atau 89,3%. Berdasarkan data yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian aktivitas siswa pada siklus III sudah mencapai target yang telah diharapkan, yaitu 85% mendapat kriteria baik sekali (BS). Hasil Belajar Penerapan metode GIST melalui teknik IOC pada materi menyimpulkan isi cerita anak berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini sejalan dengan teori belajar deskriptif yang dikemukakan oleh Bruner (dalam Budiningsih, 2012, hlm. 13) bahwa bila isi/materi pelajaran (kondisi) diorganisasikan dengan menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan belajar dan retensi (hasil) akan meningkat. Hal ini tergambar pada data hasil evaluasi siswa. Hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dapat meningkat karena guru mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan maksimal. Saat proses pembelajaran guru memberi bantuan warna pada kalimat utama, sehingga siswa mencari ide pokok bukan lagi dari satu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat akan tetapi siswa tinggal mencari ide pokok berdasarkan kalimat utama. Dengan didiadakannya kelompok awal dan kelompok klasikal saat siswa secara berpasangan saling berbagi informasi dapat meningkatan siswa dalam menentukan pokok pikiran yang akan ditulis dan didiskusikan pada kelompok awal untuk dijadikan kesimpulan sehingga hasil menyimpulkan siswa pun menjadi meningkat. Sesuai dengan teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Hanbury (dalam Suyono & Hariyanto, 2011, hlm. 108), yaitu siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan temannya, siswa mengkonstruksikan pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang telah mereka miliki, pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, strategi siswa sendiri lebih bernilai. Pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh hasil dari 28 siswa, 11 siswa dinyatakan sudah tuntas atau 39,3% dan 17 siswa yang 288

Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) dinyatakan belum tuntas 60,7%, hasil belajar siswa pada siklus II dari 28 siswa terdapat 21 siswa dinyatakan sudah tuntas 75% dan 7 siswa yang dinyatakan belum tuntas atau 25%, serta hasil belajar siswa pada siklus III dari 28 siswa terdapat 25 siswa dinyatakan sudah tuntas atau 89,3% dan tiga siswa dinyatakan belum tuntas atau 10,7%. Hal ini menandakan bahwa jumlah siswa yang memenuhi KKM pada pelaksanaan tindakan siklus III sudah mencapai target yang ditentukan yaitu sebanyak 25 siswa atau 89,3% siswa yang dinyatakan sudah tuntas. Dari keseluruhan setiap siklus dapat digambarkan pada gambar Diagram perbandingan yang terdiri dari aspek perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil tes belajar dalam Diagram berikut ini. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I Siklus II Siklus III Target Perencanaan Kinerja Guru Aktivitas Siswa Hasil Tes Belajar Gambar 1. Diagram Perbandingan Perencanaan, Kinerja Guru, Aktivitas Siswa, Dan Hasil Tes Belajar Siswa Dari Diagram rekapitulasi di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penerapan Metode GIST (Generacting Interaction between Schemata and Text) melalui teknik Inside-Outside-Circle (IOC) untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, melalui tiga siklus yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan siswa pada setiap siklusnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang pada pembelajaran menerapkan metode GIST melalui teknik IOC dapat diperoleh kesimpulan pada hasil perencanaan, pelaksanaan kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Hasil persentase perencanaan pembelajaran menerapkan metode GIST melalui teknik IOC diperoleh hasil pada siklus I 91,1% dengan interpretasi baik sekali (BS), pada siklus II 95,6% dengan interpretasi baik sekali (BS), dan pada siklus III 100% dengan interpretasi baik sekali (BS) sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dengan demikian, data hasil perencanaan mengalami peningkatan hingga mencapai target 100%. Hasil pelaksanaan kinerja guru pada siklus I, pelaksanaan kinerja guru memperoleh persentase 64,4% dengan interpretasi baik (B), pada siklus II memperoleh persentase 88,9% dengan interpretasi baik sekali (BS), pada siklus III pelaksanaan kinerja guru memperoleh persentase 100% dengan 289

Atika Rahma Yulianingtyas, Julia., Dadan Djuanda interpretasi baik sekali (BS) sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berdasarkan data hasil pelaksanaan kinerja guru yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan pada setiap siklusnya hingga mencapain target yang diharapkan. Hasil pelaksanaan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC pada siklus I jumlah siswa yang berkriteria baik sekali (BS) sebanyak sembilan siswa atau 32,2% siswa, pada siklus II jumlah siswa yang berkriteria baik sekali mengalami peningkatan sebanyak tujuh orang berjumlah 16 siswa atau 57,2% siswa, dan pada siklus III aktivitas siswa yang mengalami peningkatan sebanyak sembilan siswa atau 89,3%. Dengan demikian, aktivitas siswa saat dilaksanakannya penelitian siklus III telah mencapai target. Hasil belajar siswa pada materi menerapkan metode GIST melalui teknik IOC pada siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 11 siswa atau 39,3% siswa, pada siklus II siswa yang telah tuntas bertambah sebanyak 10 orang siswa menjadi 21 siswa atau 75%, dan pada siklus III siswa yang telah tuntas bertambah sebanyak lima orang menjadi 25 siswa atau 89,3% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa mampu membuat kesimpulan cerita dengan sangat baik setelah diadakannya perbaikanperbaikan dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai target yang diharapkan.berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode GIST melalui teknik IOC mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi cerita anak di kelas V SD Negeri Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, C. A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Djamarah, B.S & Zain, A. (2013). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti. Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran isu-isu metodis dan paradigmatis. Yogyakarta: PustakaPelajar. Resmini, Novi & Djuanda, Dadan M.Pd. (2007). Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. Slavin, R. E. (2011). Edisi Kesembilan Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 290