BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Press,Yogayakarta, 2003, hlm. 9. Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.8-9.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta, Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan hidup secara tepat. 1. pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2004, Hlm 3. 2 T. Syafaria, Interpersonal Intellegense, Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. melalui tata cara dan mekanisme sesuai dengan perundang-undangan yang. sistem pendidikan sekolah, yaitu komponen yang

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu Negara pendidikan memiliki peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan bangsa. Karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dalam proses pendidikan tersebut manusia mengalami beberapa perubahan yang sebelumnya belum mereka rasakan, yaitu perubahan dari kita tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru/orang tua) kepada anakanak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Oleh karena itu, upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu usaha mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruh oleh guru. 1 Guru merupakan tenaga professional di bidang kependidikan dalam kaitannya accountability, bukan berarti tugasnya menjadi ringan, tetapi justru lebih berat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga berfungsi sebagai pendidik. Dan pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntut siswa dalam belajar. Guru dikatakan sebagai pendidik, karena dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa ketrampilan terutama sikap dan mental anak 1 http://www.putra-putri-indonesia.com/tujuan-pendidikan-nasional.html. Diakses pada tanggal 17 Desember 2015. 1

2 didik. mendidik sikap, mental seseorang tidak hanya cukup mengajarkan sesuatu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan itu di didikan oleh guru. 2 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan watak siswa agar dapat memahami, menyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. 3 Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak adalah memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Serta berakhlak mulia. 4 Banyak komponen yang ada dalam pendidikan diantaranya adalah proses belajar mengajar disekolah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar sebagai perilaku inti dalam proses pendidikan terdiri dari dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu belajar mengajar. 5 Sehingga dengan adanya dua konsep inilah yang kemudian dikenal dengan proses belajar mengajar (PBM). Menganalisis proses belajar mengajar sesungguhnya bertumpu pada satu persoalan yaitu bagaimana guru memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan. Mengingat bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 6 Maka secara otomatis hal ini menuntut adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Salah satu peran guru dalam pembelajaran guru tersebut yaitu mengajar. Menurut Arifin (1976) yang dikutip Muhibbin Syah mendefinisikan mengajar sebagai suatu rangkain 2 Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 135. 3 Mubasyaroh, Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlaq, Daros, Kudus, 2008, hlm. 3. 4 Ibid., hlm 14. 5 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Cet 3, 2003, hlm. 29. 6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet 3, 2003, hlm. 100.

3 kegiatan penyampai pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pembelajaran. 7 Mengajar pada prinsipnya bermaksud mengantarkan siswa mencapai tujuan dalam pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam prakteknya perilaku mengajar yang ditunjukkan oleh guru ini pun beraneka ragam. Hal ini bila ditelusuri lebih jauh akan diperoleh gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa pola umum ini oleh Dinner lapp.dkk, diistilahkan dengan Gaya Mengajar atau Teaching Style 8. Gaya mengajar seorang guru mencerminkan pada cara melaksanakan pengajaran. Adapun macam-macam gaya mengajar guru ini bervariasi, diantaranya yaitu gaya mengajar teknologis dan interaksional dimana hal ini menekan pada guru dan siswa untuk menggunakan media untuk memberikan stimulan kepada siswa, dan untuk berdialog langsung dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru disyaratkan untuk bisa menggunakan mediamedia yang akan digunakan dalam setiap pembelajarannya dengan tujuan siswa mampu memahami pembelajaran dengan media yang disiapkan oleh guru dan sedangkan dalam variasi gaya mengajar inteaksional guru mengajak berdialog langsung kepada siswa maupun siswa berdialog langsung pada siswa lainnya. Misalnya, guru menyodorkan masalah kepada siswa kemudian siswa menjawab permasalahan tersebut kepada guru maupun kepada siswa lainnya Sehubungan dengan realita diatas dan keunikan variasi gaya mengajar yang digunakan oleh sekolah MA Mathalibul Huda, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan judul Analisis Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Menggunakan Variasi Gaya Mengajar Teknologis dan Interaksional di MA Mathalibul Huda Mlonggo Tahun 2015/2016. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 181-182. 8 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Bumi Siliwangi, 1983, hlm. 57.

4 B. Fokus Penelitian Penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Dan batasan masalah penelitian kualitatif disebut fokus penelitian. Fokus penelitian memuat rincian tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap atau digali dalam suatu penelitian. Fokus penelitian dapat mempermudah alur penelitian pada tahap selanjutnya. Fokus pada penelitian ini yaitu berkenaan dengan Analisis Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Menggunakan Variasi Gaya Mengajar Teknologis dan Interaksional di MA Mathalibul Huda Mlonggo Tahun 2015/2016. Variasi gaya mengajar yang diterapkan oleh guru akidah akhlak yaitu menggunakan variasi gaya mengajar teknologis dan interaksional. Dalam variasi gaya mengajar tersebut ingin dalam kegiatan pembelajaran guru akidah akhlak menggunakan teknologi supaya pembelajaran bisa menarik karena adanya media yang digunakan guru. Sedangkan interaksional ialah pembelajaran yang mengajak langsung berdialog guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah yang selanjutnya akan berguna dalam kodefikasi dan sistematisasi proses analisis yang akan dibahas pada bagian selanjutnya. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Menggunakan Variasi Gaya Mengajar Teknologis dan Interaksional di Ma Mathalibul Huda Mlonggo Tahun 2015/2016? 2. Apa Saja Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Menggunakan Variasi Gaya Mengajar Teknologis dan Interaksional di MA Mathalibul Huda Mlonggo Tahun 2015/2016?

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Menggunakan Variasi Gaya Mengajar Teknologis dan Interaksional di MA Mathalibul Huda Mlonggo Tahun 2015/2016. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat Analisis Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Menggunakan Variasi Gaya Mengajar Teknologis dan Interaksional di MA Mathalibul Huda Mlonggo Tahun 2015/2016. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini, untuk menambah khazanah keilmuan di bidang pendidikan Islam dan meningkatkan ketajaman analisis. Selain itu penelitian ini juga sebagai wadah untuk mengimplementasikan ilmu tentang penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbang sih secara teoritis, khususnya tentang peran lembaga, baik lembaga formal maupun non formal seperti dilembaga-lembaga pendidikan yang lain, serta memperkaya khasanah dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, diharapkan sebagai bahan masukan untuk sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah khususnya dalam mengembangkan variasi gaya mengajar yang digunakan oleh guru pada siswa melalui pembelajaran yang disampaikan. b. Bagi guru, agar dapat memberikan informasi tentang pentingnya Berbagai variasi gaya mengajar guru dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam

6 c. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat mengetahui teknologi dan dapat berinteraksi langsung dengan guru dalam proses penyerapan ilmu.