ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHA KERAMBA IKAN MAS DI KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA IKAN MAS KERAMBA DI DESA SIMPANG TIGA KECAMATAN LAMPIHONG KABUPATEN BALANGAN PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

prosedur penelitian dengan menggunakan formulasi-formulasi yang telah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Oleh : Suprapto *) Key words : International Standard of Industrial Classification (ISIC), increassing returns to scale. I.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

Dusuki, Laily Fitriana, SP, Edi Saputra, SP 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskrispsi Data

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Diskriptif IFR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

hasil yang konsisten. Reliabilitas instrumen dalam hal ini diuji dengan menggunakan

Transkripsi:

Al Ulum Sains dan Teknologi Vol.2 No.1 Nopember 2016 14 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHA KERAMBA IKAN MAS DI KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Arief Hidayatullah 1) 1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan Email : arief.uniska@gmail.com ABSTRACT The analysis used in this experiment was is the the analysis of Cobb-Douglas production function and elasticity of production. The results obtained were F test results stating that all variable number of cages, seed, feed, and labor simultaneously significant effect on the production of carp. Based on the coefficient of determination showed that 89% variation amount of production can be explained by a variable number of cages seed, feed and labor. While 11% is influenced by other variables not included in the regression model. T test results stated that the factor of seed and feed real and significant effect on the production of carp while the number of cages and a factor of labor is not significant and not significant to the production of carp. The elasticity of the production number cages, seed, feed, and labor respectively (-0.983), (0.600) (0.221) (0.441) which means elastsitas number of cages in the region of production III and elasticity of seed, feed and energy working in the region of production II. Suggestions in this study were (1) should farmers carp determine the factors of production that significantly affect the production of carp so that farmers can see the production factors which need to be considered both quantity and quality, (2) should need counseling for farmers on the use of factors of production enterprises an efficient carp cages primarily on the number of cages in a single use of cages without reducing the use of seeds. Keywords: Goldfish, Regression Model, Elasticity Production PENDAHULUAN Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dan pembangunan pertanian, yang tujuannya adalah memenuhi kebutuhan pangan pertanian dan gizi serta untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri agar mampu memanfaatkan peluang pasar dalam negeri dan luar negeri. Ikan mas termasuk salah satu jenis ikan yang sudah lama dibudidayakan baik Indonesia maupun di dunia. Ikan mas amat potensial untuk dibudidayakan secara intensif berpola agribisnis. Ikan mas masuk dalam kategori pemakan segala atau omnivore, oleh karenanya ikan ini memakan dedaunan, lumut, cacing, serangga atau lainnya serta mudah menyesuaikan dengan lingkungan yang baru (Sosanto, 1993). Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai potensi yang besar dalam sektor perikanan. Banyaknya sungai bisa dijadikan tempat pembudidayaan ikan keramba dan lahan yang luas dapat dijadikan tempat pembudidayaan ikan di kolam serta pengairan yang mudah. Sektor perikanan merupakan salah satu penopang perekonomian daerah di Kalimantan Selatan karena menghasilkan produksi yang besar, diantaranya usaha perbesaran ikan mas. Jumlah produksi perikanan di Kalimantan Selatan cukup banyak. Usaha tersebut tersebar diseluruh kabupaten. Salah satunya adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kabupaten Hulu Sungai Utara mempunyai potensi perairan umum dan produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan air tawar dan amat potensial untuk dibudidayakan secara intensif berpola agribisnis. Usaha ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas agar memperoleh keuntungan lebih tinggi. Produksi dan produktivitas tidak lepas dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh petani ikan untuk meningkatkan hasil produksinya. Faktor-faktor produksi tersebut diantaranya adalah keramba, bibit, pakan dan tenaga kerja. Faktor-faktor produksi ini memiliki jumlah yang terbatas tetapi disisi lain petani ikan juga ingin meningkatkan hasil produksi usahanya. Oleh karena itu petani harus bisa mengelola dan

15 menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki tersebut saat akan ada perubahan harga. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan faktor produksi perbesaran ikan mas yaitu dengan menghitung elastisitas produksi. Elastisitas produksi dapat diperoleh apabila petani telah mengetahui faktor-faktor produksi apasaja yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah produksi ikan mas di Kecamatan Babirik. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah produksi usaha perbesaran ikan mas di keramba adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hal tersebut maka dirasakan perlu adanya penelitian mengenai faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi produksi usaha perbesaran ikan mas di keramba dan elastisitas produksinya. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara, yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2015. Analisis yang digunakan yaitu fungsi produksi Cobb-Douglas dan dirubah menjadi bentuk linier berganda. Model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Ln Y = Ln β 0 + Ln β 1 X1 + Ln β 2 X 2 + Ln β 3 X 3 + Ln β 4 X 4 + e Dimana: Y = Jumlah produksi ikan mas (kg) X 1 = Jumlah keramba (buah) X 2 = Bibit (ekor) X 3 = Pakan (kg) X 4 = Tenaga kerja (HOK) Uji F dilakukan terhadap model regresi berganda tentang produksi usaha keramba ikan mas untuk mengetahui apakah semua faktor atau variabel independen (X i ) dalam persamaan berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap produksi ikan mas (Y). Dimana hipotesis uji F adalah: H 0 : β 1 = β 2 =. = B k = 0 H 0 : β 1 = β 2 =... = B k 0 Kriteria uji F: Jika F- hitung F- tabel maka H 0 diterima dan Ha ditolak artinya semua variabel independen (X 1 ) dalam persamaan secara serentak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel (Y). Jika F- hitung > F- tabel maka H 0 ditolak dan Ha diterima semua variabel independen (X 1 ) dalam persamaan secara serentak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan mas (Y). HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Produksi Usaha Perbesaran Ikan Mas di Karamba Faktor produksi yang digunakan dalam usaha perbesaran ikan mas ini terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam kegiatan usaha perbesaran ikan mas di karamba adalah jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja. Faktor eksternal dalam usaha perbesaran ikan mas di karamba diantaranya adalah suhu, cuaca dan musim. Dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya faktor produksi internal, karena hanya faktor produksi internal yang dapat dikendalikan oleh petani. Adapun faktor-faktor produksi yang usaha perbesaran ikan mas di karamba di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa dalam penelitian tidak terdapat penyimpangan asumsi klasik seperti multikolinieritas, heterokedastisitas dan otokorelasi. Hal ini dilakukan agar OLS dapat menghasilkan estimator yang paling baik pada model-model regresi. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara dua atau lebih variabel bebas. Multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai High Varience Inflation Factors/VIF. Multikolinieritas berat terjadi apabila VIF >10. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas (jumlah karamba, bibit, pakan, tenaga kerja) kurang dari 10. Data ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas. Pada analisis fungsi produksi dengan menggunakan model Cobb Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Keramba Ikan Mas di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara (Arief Hidayatullah)

Al Ulum Sains dan Teknologi Vol.2 No.1 Nopember 2016 16 Douglas, multikolinieritas merupakan masalah yang sulit dihindarkan. Masalah multikolinieritas dalam suatu analisis dapat diabaikan bila terjadi pada variabel-variabel dengan nilai koefisien regresi yang tinggi atau multikolinieritas tidak sempurna. fungsi produksi ikan mas tersebut. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar 1. Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa titiktitik menyebar, tidak membentuk pola teratur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi Tabel 1. Hasil Uji Multikoliniritas dengan Menggunakan Nilai VIF Variabel Tolerance Nilai VIF Keterangan Jumlah Karamba 0,426 2,350 Tidak terjadi multikolinieritas Bibit 0,198 5,051 Tidak terjadi multikolinieritas Pakan 0,322 3,110 Tidak terjadi multikolinieritas Tenaga Kerja 0,343 2,914 Tidak terjadi multikolinieritas Gambar 1. Grafik scatterplot Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah pada fungsi produksi ikan mas terdapat varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh estimasi OLS tidak bernilai konstan. Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal menggambarkan nilai Predicted Standardized sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai Residual Studentized Residual. Jika scatterplot membentuk pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang, hal itu menunjukkan adanya masalah heterokedastisitas pada fungsi produksi ikan mas. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak teerjadinya masalah heterokedastisitas pada diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas. Berdasarkan ketiga hasil penelitian dapat dilihat bahwa model regresi yang digunakan terbebas dari masalah heterokedastisitas. Hal ini merupakan salah satu asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk membuat estimasi model regresi linier berganda yan baik. Uji Otokorelasi Uji otokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ada hubungan yang serius antara gangguan estimasi satu obsevasi dengan observasi yang lain. Pengujian untuk mengetahui masalah otokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Durbin-Watson. Dari hasil uji otokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Otokorelasi dengan Metode Durbin Watson (DW) Model Distribusi DW (α=5%) Durbin Watson Keterangan dl du 4 du 1 1,1426 1,7386 2,2614 2,141 Tidak terjadi otokorelasi 17 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,141, sedangkan dari tabel distribusi DW dengan α=5%, n=30 dan k=4 diperoleh nilai du sebesar 1,7386 dan 4-dU sebesar 2,2614. Karena nilai DW (2,141) lebih besar dari du (1,7386) dan kurang dari 4-dU (2,2614) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah otokorelasi. Berdasarkan ketiga hasil penelitian dapat dilihat bahwa model regresi bebas dari masalah otokorelasi. Hal ini sangat penting karena apabila masalah otokorelasi ini diabaikan maka model regresi yang seharusnya signifikan menjadi layak atau tidak dipakai. Jadi, uji otokorelasi ini sangat penting dilakukan untuk memenuhi salah satu asumsi klasik yaitu bebas otokorelasi. Model Regresi Linier Berganda Setelah data dipastikan bebas dari masalah klasik, maka persyaratan membuat sebuah model regresi linier berganda telah terpenuhi. Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang meliputi: jumlah karamba (X 1 ), bibit (X 2 ), pakan (X 3 ) dan tenaga kerja (X 4 ) terhadap variabel dependen yaitu jumlah produksi ikan mas (Y). Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Koef. Regresi Std. Error t hit Sig. Konstanta -1,444 1,576-0,916 0,368 Jumlah karamba (X 1 ) -0,112 0,089-1,260 0,219 Bibit (X 2 ) 0,274 0,126 2,179 0,039 Pakan (X 3 ) 0,731 0,109 6,717 0,000 TK (X 3 ) 0,103 0,273 0,378 0,708 Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 3 tersebut diperoleh model regresi linier berganda sebagai berikut: LnY = -1,444+ -0,112 LnX 1 + 0,274 LnX 2 + 0,731 LnX 3 + 0,103 LnX 4 Model regresi linier berganda tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Koefisien regresi variabel jumlah karamba sebesar -0,112 artinya jika variabel indipenden lainnya tetap dan jumlah karamba (X 1 ) naik 1% maka akan mengalami penurunan produksi sebesar -1,444%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara jumlah karamba dengan produksi. Hal ini disebabkan karena para pembudidaya ikan menebar bibit dalam satu buah karamba tidak menentu dan kurang dari batas yang ditentukan. 2) Koefisien variabel bibit sebesar 0,274 artinya jika variabel indipenden lainnya tetap dan bibit (X 2 ) akan mengalami kenaikan 1% maka produksi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,112%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara bibit (X 2 ) dengan produksi (Y), semakin banyak bibit yang digunakan maka hasil produksinya akan semakin besar. 3) Koefisien variabel pakan sebesar 0,731 artinya jika variabel indipenden lainnya tetap dan pakan (X 3 ) akan mengalami kenaikan 1% maka produksi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,731%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pakan (X 3 ) dengan produksi (Y), semakin banyak pakan yang digunakan maka hasil produksinya akan semakin besar. 4) Koefisien variabel tenaga kerja sebesar 0,103 artinya jika variabel indipenden lainnya tetap dan tenaga kerja (X 4 ) akan mengalami kenaikan 1% maka produksi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,103%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara tenaga kerja (X 4 ) dengan produksi (Y). Besarnya jumlah produksi ikan mas yang diperoleh tidak hanya bergantung pada faktor-faktor internal (jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja) saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh petani. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Keramba Ikan Mas di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara (Arief Hidayatullah)

Al Ulum Sains dan Teknologi Vol.2 No.1 Nopember 2016 18 perubahan lingkungan seperti suhu, cuaca, musim dan bencana alam dan penyakit KHV. Uji Hipotesis Pengujian Serentak (uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel jumlah karamba (X 1 ), bibit (X 2 ), pakan (X 3 ) dan tenaga kerja (X 4 ) secara simultan berpengaruh terhadap jumlah produksi ikan mas (Y) di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jika F- hitung F- tabel maka H 0 diterima dan Ha ditolak artinya semua variabel independen (X 1 ) dalam persamaan secara serentak tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan mas (Y). Jika F- hitung > F- tabel maka H 0 ditolak dan Ha diterima semua variabel independen (X 1 ) dalam persamaan secara serentak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan mas (Y). Hasil Uji Statistik F dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Statistik F Model Sum of Square df Mean square F Sig. Regression Residual Total 9,713 1,019 10,732 4 25 29 2,428 0,041 59,594 0,000 b Bedasarkan hasil uji F yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F hitung sebesar 59,594 dengan tingkat signifikasi 0,000. Nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) dengan nilai df1 = 4 dan df2 = 25 maka nilai F tabel sebesar 2,758. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung (59,594) lebih besar dari nilai F tabel (2,758) dan tingkat signifikasi yang juga lebih kecil dari 0,05. Artinya semua variabel jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap produksi ikan mas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung (50,594) lebih besar dari nilai F tabel (2,758) ini menandakan semua faktor produkasi secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi ikan mas. Artinya penambahan atau pengurangan penggunaan faktor produksi secara simultan dapat mempengaruhi naik turunnya jumlah produksi. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar jumlah produksi ikan mas yang dapat diterangkan oleh semua faktor produksi (jumlah karamba, bibit, pakan, dan tenaga kerja). Dalam penelitian ini koefisien determinasi dilihat dari nilai koefisien yang telah disesuaikan (Adjusted R Square). Menurut Suliyanto (2011), Adjusted R Square merupakan koefisien yang telah dikoreksi dengan jumlah variabel dan ukuran sampel sehingga dapat mengurangi unsur bias jika terjadi penambahan variabel maupun penambahan ukuran sampel. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Koefisien Determinasi Model R R 2 Adjusted R 2 S.E 1 0,951 0,905 0,890 0,2018 Berdasarkan Tabel 5 maka diketahui nilai Adjusted R 2 adalah sebesar 0,890. Hal ini menunjukkan bahwa 89,0% variasi jumlah produksi dapat dijelaskan oleh variabel jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja. Sejumlah 11% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi. Nilai Adjusted R 2 adalah sebesar 0,890 merupakan nilai koefisien determinasi yang cukup tinggi. Dengan demikian, model regresi dapat dikategorikan cukup baik dipergunakan sebagai penduga fungsi produksi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi ikan mas yaitu berdasarkan hasil uji F yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel dan tingkat signifikasi yang juga lebih kecil dari 0,05. Artinya semua variabel jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap produksi ikan mas. Berdasarkan koefisien determinasi diketahui nilai Adjusted R 2 sebesar 0,890. Hal ini menunjukkan bahwa

19 89,0% variasi jumlah produksi dapat dijelaskan oleh variabel jumlah karamba, bibit, pakan dan tenaga kerja. Sebanyak 11% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi. Berdasarkan hasil uji t dapat disimpulkan faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi ikan mas adalah bibit dan pakan. 2) Nilai elastisitas jumlah karamba sebesar -0,983 berada pada daerah produksi III, elastisitas bibit sebesar 0,600 berada pada daerah produksi II, elastisitas pakan sebesar 0,221 berada pada daerah produksi II, dan elastisitas tenaga kerja sebesar 0,441 berada pada daerah produksi II. Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang penulis ajukan sebagai berikut: 1) Sebaiknya petani ikan mas mengetahui faktorfaktor produksi yang berpengaruh nyata (bibit dan pakan) dan tidak nyata (jumlah karamba dan tenaga kerja) terhadap produksi ikan mas sehingga petani dapat melihat faktor produksi mana yang perlu diperhatikan baik dari jumlah maupun kualitasnya. 2) Sebaiknya perlu penyuluhan bagi petani tentang pengggunaan faktor-faktor produksi usaha karamba ikan mas yang efisien terutama jumlah karamba, dalam satu buah penggunaan karamba agar tidak mengurangi penggunaan bibit dari batas maksimal serta jumlah tenaga kerja yang digunakan lebih banyak jika jumlah karamba dan bibit yang dibudidayakan sangat banyak. Firdaus, M. 2007. Manajemen Agribisnis. Jember. Khairuman, S. Dodi, G. Bambang. 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Rahim dan Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, Teori, dan Kasus). Penabar Swadaya. Depok. Shafrudin, D., Yuniarti dan M. Setiawati. 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias Sp.) terhadap Produksi pada Sistem Budidaya dengan Pengendalian Nitrogen melalui Penambahan Tepung Terigu. http://journal.ipb.ac.id. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb- Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sorwoko. 2005. Dasar-dasar Ekonometrika. Andi. Yogyakarta. Sosanto, B. 1993. Petunujuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Penerbit Kalinius. Yogyakarta. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Andi. Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Arie dan Cecep. 2011. Panen Ikan Mas 2,5 Bulan. Penebar Swadaya. Jakarta. BPP. 2015. Data Perikanan Budidaya. Badan Penyuluh Pertanian. Kecamatan Babirik Dinas Perikanan dan Peternakan. 2014. Laporan Tahunan Statistik Perikanaan Budidaya Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dinas Perikanan dan Peternakan. Hulu Sungai Utara. Erlanggar, E. 2013. Perbesaran Ikan Nila Varietas Unggul. Pustaka Agromandiri. Tanggerang Selatan. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Keramba Ikan Mas di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara (Arief Hidayatullah)