BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, ragam bahasa, dan bahasa gaul.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sumarsono (2015 : 130), Waria adalah (Singkatan dari wanita-pria)

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi. Selain itu, dalam membangun pertumbuhan mental seseorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Melalui bahasa seseorang dapat mengetahui hakikat manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

MODUL. BAHASA dan SASTRA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

VARIASI BAHASA DALAM SOSIOLINGUISTIK. A. Pengertian Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan oleh individu maupun masyarakat. Tanpa ada bahasa berarti tidak

PROKEM SANTRI PUTRI DI WILAYAH DALEM BARAT PESANTREN PONDOK NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring dengan aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

SEMINAR KESUSASTERAAN MELAYU ANTAR BANGSA ( INDONESIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND DAN MALAYSIA ) 21 MEI 2001 DI LABORATORIUM PARIWISATA USU O L E H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah gejala sosial, bahasa tidak dapat dipisahkan dari faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, telah banyak terdapat aneka ragam jenis medium

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

JURNAL ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG CODE SWITCHING AND CODE MIXING ON RADIO S ADVERTISEMENT AT TULUNGAGUNG REGENCY

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BENTUK DAN FUNGSI RAGAM BAHASA GAUL REMAJA KOTA METROPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang pernah diteliti antara lain sebagai berikut ini.

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial dalam upaya berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam memahami hal hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, ragam bahasa, dan bahasa gaul. 2.1.1 Sosiolinguistik Sosiolinguistik adalah gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga lembaga serta proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Chaer dan Agustina, 1995:3). Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi fungsi variasi bahasa, dan pemakaian bahasa. Ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J.A Fishman, 1972:4). 2.1.2 Ragam Bahasa Ragam bahasa adalah variasi bahasa berdasarkan pemakaian bahasa, khususnya pemakaian bahasa dalam bidang pokok pembicaraan, hubungan pembicara dan medium pembicaraan (Antilan Purba,1996 : 40). Ragam bahasa atau variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefenisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri ciri variasi bahasa dan 13

menetapkan hubungan ciri ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri ciri sosial kemasyarakatan.kemudian dengan mengutip pendapat Fishman (1971 : 4) Kridalaksana mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara bahasa dengan ciri dan fungsi itu dalam suatu masyarakat bahasa. 2.1.3 Bahasa Gaul Bahasa Slang oleh Kridalaksana (1982:156) dirumuskan sebagai ragam bahasa yang tidak resmi dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha orang di luar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah. Dalam variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan.pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu.jadi, variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.kedua, varisi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. 2.2 LandasanTeori Adapun landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori akomodasi bahasa (speechaccommodation theory), sedangkan strategi identifikasi tidak ubahnya dengan teori divergensi bahasa (speech divergence theory). Giles dan rekan rekannya, seperti yang dikutip oleh Mesthire et al. (2004, hlm.151-152) mengatakan bahwa penutur penutur bahasa akan mengakomodasikan ciri ciri tuturan lawan bicaranya untuk berbagai keperluan, 14

misalnya untuk memperkecil lebarnya jarak sosial antara penutur dan lawan tutur. Fenomena akomodasi bahasa telah dicatat oleh beberapa peneliti.misalnya, Trudgill (1986) menemukan beberapa penggunaan cirri aksen tertentu pada tuturannya sewaktu mewawancara informannya.coupland (1984) mengemukakan bahwa aksen yang digunakan oleh pekerja agen perjalanan mirip dengan aksen para pelanggannya. Bell (1984) menemukan bahwa ucapan para pembaca berita radio di stasiun stasiun radio di New Zealand berbeda beda bergantung pada pendengarnya. Apakah mereka penyiar stasiun radio nasional atau stasiun radio local.sementara itu, divergensi bahasa dilakukan penutur apabila ingin menekankan perbedaan atau memperlebar jarak sosial dengan kawan bicaranya.walaupun ingin menekankan perbedaan atau memperlebar jarak sosial dengan kawan bicaranya. Walaupun diasumsikan bahwa akomodasi berbahasa akan lebih dihargai dibandingkan dengan divergensi bahasa, Giles et al. (1991) memberi beberapa catatan tentang masalah konvergensi dan divergensi ini. Tiga di antaranya yang dirasa cukup penting dalam hubungan ini adalah : 1. Penutur tidak selamanya perlu melakukan konvergensi bahasa di dalam berbicara karena tidak setiap penutur mampu melakukan peniruan peniruan. Adapun yang kadang kadang dilakukan adalah penutur berkonvergensi terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh lawan bicaranya, bukan terhadap tuturan yang direalisasikan. 2. Terhadap motivasi yang berbeda beda untuk masalah divergensi dan konvergensi ini, seringkali dirasa perlu untuk mempertahankan identitas tanpa berarti penutur memusuhi lawan bicaranya. 15

3. Konvergensi tidak selamanya dipandang positif, dan divergensi selalu dipandang negative, khususnya apabila konvergensi atau akomodasi itu bertujuan untuk mengejek atau merendahkan variasi bahasa tertentu. 2.2.2 Bahasa Slang Menurut pendapat Alwasilah (1985:57) bahwa slang atau bahasa gauladalah variasi ujaran yang bercirikan dengan kosa kata yang baru ditemukan dan cepat berubah, dipakai oleh kaum muda atau kelompok sosial dan profesional untuk komunikasi di dalamnya. 2.2.3 Jenis Jenis Bahasa Gaul Menurut Sumarsono dan Partana (laman pusat bahasa dan sastra, 2004) berdasarkan bentuknya bahasa slang dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis/ bagian. Bentuk bentuk bahasa slang ini terdapat hampir diseluruh bahasa slang yang ada di dunia. Jenis jenis bahasa slang ini antara lain : 1) Prokem Prokem atau bahasa okem merupakan variasi bahasa slang yang dalam pembentukan katanya biasa menambah satu kata dasar dengan sebuah awalan atau akhiran, membalikkan susunan kata atau dengan memberi suatu sisipan. Sehingga bentuk kata asli yang lazim di masyarakat berubah bunyinya menjadi aneh, lucu bahkan menjadi tidak dapat dipahami. Bahasa prokem ini memiliki beberapa jenis varian varian lain yang diantaranya : 16

- Tambahan awalan ko Awalan ko bisa dibilang sebagai dasar pembentukan kata dalam bahasa prokem. Caranya setiap kata dasar yang diambil hanya suku kata pertamanya.tapi suku kata pertama ini huruf terakhirnya harus konsonan. Misalnya kata preman, yang diambil bukannya pre tapi prem. Setelah itu diberi tambahan awalan ko, maka menjadi koprem. Kata koprem ini kemudian dimodifikasi dengan mengubah posisi konsonan kata sehingga menjadi prokem. - Kombinasi e + ong Contoh dari pembentukan kata ini adalah kata bencong, yang dibentuk dari kata dasar banci yang disisipi bunyi [e] dan ditambahi akhiran ong.huruf vokal pada suku kata pertama diganti dengan [e].huruf vokal pada suku kata kedua diganti ong. - Tambahan sisipan pa/pi/pu/pe/po Setiap kata dimodifikasi dengan penambahan pa/pi/pu/pe/po pada suku katanya.maksudnya apabila suku kata itu bervokal a, maka ditambahi pa, bila bervokal i ditambah pi, begitu seterusnya. 2) Cant Cant adalah bahasa yang menjadi ciri khas dari suatu golongan, misalya bahasa golongan penegak hukum (polisi) yang menggunakan kode kode rahasia dalam berkomunikasi dilapangan. Bahasa kaum banci, bahasa pemakai narkoba dan pelaku kriminalitas.contohnya bahasa yang digunakan pemakai 17

narkoba, yang mengubah vokal i suku kata terakhir dari setiap kata dasar dengan bunyi aw.misalnya kata putih yang merupakan kata ganti dari kata heroin, berubah menjadi putaw, kata pakai menjadi pakaw, sakit menjadi sakaw dan seterusnya. 3) Argot Argot merupakan dialek dari suatu golongan, biasanya berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.misalnya dialek dalam lingkungan politik, bidang hukum, bidang ekonomi, bidang sastra dan bidang bidang lainnya. 4) Colloqial Colloquial adalah bahasa non formal atau tidak resmi.colloqial juga disebut sebagai bahasa sehari hari. Ciri khas dari bahasa ini antara lain adalah dikuranginya pemakaiannya fitur fitur linguistik yang terdapat dalam kalimat. Dapat dilihat pada contoh kalimat berikut : Kalau begitu, kenapa tidak pergi saja. Dalam bahasa sehari sehari berupa menjadi Klo gitu napa nggak pigi aja. Pengurangan pemakaian fitur linguistik ini dimaksudkan agar komunikasi bahasa dapat lebih ringkas dan praktis, bersifat akrab dan menciptakan suasana yang tidak kaku. Menurut pendekatan Chaer dan Agustina (2004:66) variasi bahasa berkenaan dengan tingkat golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya, yang mana variasi bahasa dapat dibagi atas : 1.) Akrolek adalah variasi bahasa yang dianggap lebih tinggi atau bergengsi daripada variasi sosial lainnya. 2.) Basilek adalah variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahasa rakyat kebanyakan bahkan dianggap dipandan rendah. 18

3.) Vulgar adalah variasi bahasa yang ciri cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak berpendidikan dan berkecendrungan menyatakan sesuatu apa adanya dan kasar. 4 4.) Colokial variasi bahasa yang digunakan oleh penutur dalam percakapan sehari hari secara lisan. 5.) Jargon adalah variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh kelompok kelompok sosial tertentu, ungkapan yang digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya namun ungkapan ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia. 6.) Argot adalah variasi bahasa yang digunakan secara terbatas pada profesi profesi tertentu dan bersifat rahasia, letak kekhususan argot adalah pada kosa katanya. 7.) Ken adalah variasi bahasa yang dipakai untuk merengek rengek atau pura pura yang bernada memelas biasanya digunakan oleh kalangan sosial rendah misalnya oleh para pengemis. 8.) Slang adalah variasi bahasa yang bercirikan penggunaan kosakata yang baru ditemukan dan cepat berubah biasanya dipakai oleh kaum muda atau kelompok sosial dan profesional untuk berkomunikasi anatarkelompok yang digunakan secara terbatas dan bersifat rahasia. Menurut Sumarsono dan Partana (2004:152) Bahasa rahasia yang unik di kalangan remaja, di sekitar tahun 1960 muncul di Malang, tetapi akhirnya juga meluas. Aturan umum dalam bahasa rahasia ini adalah dasarnya bisa bahasa jawa 19

atau bahasa Indonesia.Kata kata dibaca menurut urutan fonem dari belakang, dibaca terbalik. Contoh : Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Mata Sari Tidak Atam Iras Kadit Variasi sosial pengguna bahasa dapat ditinjau dari status sosial dan pendidikan merupakan salah satu bentuk dari status sosial yang keberadaannya terlihat jelas di masyarakat. Chaer dan Agustina (2004: 65) mengungkapkan bahwa perbedaan variasi bahasa berdasarkan pendidikan bukan hanya dapat terlihat pada isi pembicaraan melainkan juga kosakata, pelafalan, morfologi, dan sintaksisnya. Pendapat ini juga sejalan dengan teori Bernstein (dalam Sumarsono, 2011: 53) yang menyatakan ada dua ragam bahasa penutur yaitu kode terperinci dan kode terbatas. Kode terperinci biasa digunakan dalam situasi formal atau dalam situasi akademik. Ciri-cirinya mengacu pada ragam bahasa yang tinggi dan bermutu, seperti banyak menggunakan kata saya dalam berbahasa, menggunakan bahasa asing dengan baik, atau penggunaan bahasa yang tersusun dengan rapi secara gramatikal. Kode terbatas lebih cenderung pada situasi nonformal. Kode ini umumnya terikat pada konteks. Menurut Abdul Chaer dan Leonie adanya tingkat sosial di dalam masyarakat dapat dilihat dari dua segi:pertama, dari segi kebangsawanan, kalau ada; dan keduadari segi kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan 20

keadaan perekonomian yang dimiliki. Biasanya yang memiliki pendidikan lebih baik memperoleh kemungkinan untuk memperoleh taraf perekonomian yang lebih baik pula. Tetapi ini tidak mutlak. Bisa saja taraf pendidikannya lebih baik, namun, taraf perekonomiannya kurang baik. Sebaliknya, yang memiliki taraf pendidikan kurang, tetapi memiliki taraf perekonomian baik. 2.3 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kebahasaan, terutama penelitian yang berkaitan erat dengan ragam bahasa gaulsudah sering dilakukan peneliti sebelumnya. Maka ada sejumlah sumber yang dikaji dalam penelitian ini. Anna Revi Nurumi (2011) dalam karya ilmiahnya yang berjudul Pengaruh Bahasa Gaul Remaja Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia menyatakan bahwa pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabakan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaann bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistenti bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sukmi (2006) dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Gaul, menganalisis penggunaan bahasa gaul yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa Gaul; 2003) yang disusun oleh Debby Sahertian. Dalam penelitiannya, dia 21

membagi bahasa gaul menjadi dua bagian, yaitu bahasa gaul umum (bahasa yang digunakan muda mudi di perkotaan untuk bergaul), dan bahasa gaul khusus (bahasa yang sering dipakai para waria). Selanjutnya dia mengatakan bahwa bahasa yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul merupakan bahasa gaul khusus, sehingga pembentukan kata dan makna bahasa gaul lebih dikhususkan pada bahasa gaul khusus yang terdapat dalam kamus tersebut. Penelitian ini akan menunjukkan bagaimana ragam bahasa gaul berdasarkan tingkat sosial yang terdapat pada kaos oleh oleh kota Medan. Azwar (2007) dengan judul skripsinya Pemakaian Bahasa Gaul Pada Iklan Produk Komersial Televisi, melakukan penganalisisan terhadap pembentukan bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial televisi, bagaimana pesan atau makna yang ingin disampaikan pengiklan khususnya penulis naskah iklan atau (copy writer) serta bagaimana pengaruh dari pemakaian bahasa gaul pada iklan produk komersial televisi terhadap konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia. Soniya Utari (2015), dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Alay Pada Remaja Dalam Konsentrasi Kebahasaan, membahas tentang bentuk penggunaan bahasa alay pada remaja dan makna bahasa alay dalam remaja. Dalam penelitiannya dia membahas tampilan bahasa Alay melalui chattingpada terbitan juni sampai juli 2014 yang berupa bahasa Alay terdiri dari tampilan fonem yang dibaca, misalnya q dibaca akiu, tampilan singkatan dibaca kata, misalnya indgdibaca indang, misalnya s7dibaca setuju, dan tampilan singkatan berupaakronim,misalnya lubiz dibaca lucu abiz. Sedangkan makna Alay dilihat dari makna fonem, misalnya fonem Qbermakana aku, makna kata, misalnya indang bermakna ini, makna singkatan, misalnya PD bermakna percaya diri. Metode dan 22

teknik pengumpulan data dalam skripsi ini adalah metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.selanjutnya dengan teknik simak libat cakap, kegiatan ini dilakukan pertama tama dengan berpartisipasi dalam pembicaraan sambil menyimak pembicara.teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat yaitu mencatat data yang dikumpulkan dari penerapan hasil teknik sebelumnya.kemudian metode dan teknik analisis data yang digunkan dalam skripsi ini adalah metode agih yaitu metode yang memadankan sesuatu dengan objek penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri.teknik yang digunakan adalah teknik lesap yang dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual serta teknik ganti yang dilakukan dengan mengganti unsur satuan lingual yang ada. Penelitian Siregar (2010), dalam tesisnya yang berjudul: Bahasa Gaul pada Kalangan waria di Jalan Gajah Mada Medan: Tinjauan Sosiolinguistik. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa gaul pada kalangan waria di Jalan Gajah Mada Medan, yang dikaji berdasarkan teori sosiolingusitik dan semantik stuktural. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripstif kualitatif.data dikumpulkan dengan teknik rekam dan cetak. Objek anlisis adalah bahasa waria dari sudut deskripsi semantik, struktur leksikal, selanjutnya karakteristik bahasa gaul waria. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa gaul di kalangan waria diciptakan sebagai alat komunikasi dalam berinterkasi anatarkelompok mereka. Bahasa gaul waria di Jalan Gajah Mada tidak hanya berpedoman pada kamus waria, yang berarti bahasa yang digunakannya adalah bahasa yang diciptakan sendiri. Bahasa waria juga memiliki hubungan makna dengan bahasa 23

Indonesia.Terdapat pembentukan kata kata baru yang dapat menciptakan perubahan makna.selanjutnya, penelitian tentang bahasa di kalangan waria, berbeda dengan bahasa yang digunakan waria di Jalan Gajah Mada Medan. Berdasarkan hasil analisis data deskripsi semantik bahasa gaul waria diperoleh hasil penelitian bahwa bahasa yang digunakan waria dalam berkomunikasi terdapat kaitan makna sinonim, antonim dan perubahan makna. Sedangkan struktur leksikal memiliki pola tertentu, yaitu gejala bahasa seperti penambahan suku kata, penghilangan suku kata, serta pembentukan kata kata baru secara teratur dan tidak teratur. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis karakteristik bahasa yang digunakan bersifat atbitrer, dan diperoleh ciri yang unik dan tidak berpedoman pada kamus Debby Sehertian.Bahasa waria hanya memiliki beberapa ratus kata dan penggunaaan bahasa waria ini meliputi bidang bidang tertentu. 24