LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG POS DAN TELEKOMUNIKASI BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 9 TAHUN 2009 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 58 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBAHANAHUWATA ALA BUPATI ACEH BESAR

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

B U P A T I B A L A N G A N

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 56 TAHUN 2008

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI SUB SEKTOR POS DAN TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GOWA RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2005

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GOWA RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154 Tambahan

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 47 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN BARANG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERDA NO 25 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI MEMBAWA HASIL PERKEBUNAN KELUAR DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESlK NOMOR 02 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN HEWAN TERNAK BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 17 TAHUN 2004 SERI C NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 15 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA POS DAN TELEKOMUNIKASI BUPATI MANOKWARI,

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN / ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

Peraturan...

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 3

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON Menimbang Mengingat NOMOR 59 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI JASA POS DAN TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, : a. bahwa dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka sebagai konsekuensinya timbul kewenangan baru Dinas Perhubungan khususnya di Bidang Pos dan Telekomunikasi ; b. bahwa bidang Pos dan Telekomunikasi memungkinkan adanya peluang untuk meningkatkan Pendapatan Daerah (PAD) berupa retribusi ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Pos dan Telekomunikasi ; : 1. Undang Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2 2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 ); 3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3276); 4. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3937) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1048); 5. Undang Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

3 6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undangundang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3303); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1991 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3446); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 4 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 4) Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BUTON Menetapkan dan BUPATI BUTON : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA POS DAN TELEKOMUNIKASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Buton ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Buton ; 4

5 3. Bupati adalah Bupati Buton ; 4. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Buton ; 5. Jasa Titipan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara untuk menerima, membagi, atau menyampaikan surat pos jenis tertentu, paket dan uang dari pengirim pada penerima dengan memungut biaya ; 6. Pengguna Jasa Titipan adalah masyarakat umum yang memanfaatkan pelayanan untuk menerima dan/atau menyampaikan surat pos jenis tertentu, paket dan uang dengan dipungut biaya ; 7. Penyelenggara adalah Badan Hukum yang dibentuk berdasarkan Hukum Indonesia dalam hal ini Perseroan Terbatas atau Koperasi yang telah memiliki surat izin pengusahaan jasa titipan ; 8. Rekomendasi adalah keterangan yang diberikan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati kepada calon penyelenggara jasa pelayanan di bidang Pos dan Telekomunikasi ; 9. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran pengiriman dan/atau penerimaan dari setiap sistem informasi, dalam bentuk tandatanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya ; 10. Perangkat Telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi ; 11. Alat Telekomunikasi adalah setiap perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi ; 12. Sarana dan Prasarana Telekomunikasi adalah segala sesuatu yang memungkinkan dan mendukung berfungsinya telekomunikasi ; 13. Pemancar Radio adalah alat telekomunikasi yang menggunakan dan memancarkan gelombang radio ; 14. Jaringan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam berkomunikasi. 6 15. Jasa Telekomunikasi adalah jasa yang disediakan oleh penyelenggara atau badan lain bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi dengan menggunakan fasilitas telekomunikasi. 16. Warung Telekomunikasi yang selanjutnya disingkat Wartel adalah tempat yang disediakan untuk pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum yang ditunggu baik yang bersifat sementara maupun tetap. 17. Penyelenggaraan Warung Telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan sarana serta fasilitas telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya wartel. 18. Penyelenggara Warung Telekomunikasi adalah usaha perorangan, badan usaha atau koperasi yang bekerjasama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi dalam penyelenggaraan wartel. 19. Instalatur adalah Badan Penyelenggaraan, Badan Hukum atau perorangan yang diberi wewenang untuk menyelesaikan pekerjaaan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan gangguan Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/G). 20. Instalasi Kabel Rumah/Gedung yang selanjutnya disingkat IKR/G adalah kabel yang meliputi Kabel Terminal Batas (KTB) atau rangka pembagi utama, rangka pembagian, internal, perkawatan dan loket yang dipasang di dalam rumah dan gedung milik pelanggan. 21. Radio siaran adalah salah satu bentuk telekomunikasi berupa pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dengan menggunakan gelombang radio. 22. Televisi Siaran adalah salah satu bentuk telekomunikasi berupa pemancaran radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan gambar dengan menggunakan gelombang radio atau kabel sebagai media.

7 23. Kegiatan Amatir Radio adalah kegiatan latih diri dengan saling berkomunikasi dan penyelidikan teknik yang diselenggarakan oleh para amatir radio ; 24. Amatir Radio adalah setiap orang yang diberi izin karena berminat dalam bentuk teknik radio dengan tujuan tanpa maksud keuntungan keuangan yang berlaku ; 25. Badan adalah Bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya, Usaha Milik Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan dan atau organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tanpa serta bentuk badan usaha lainnya ; 26. Dinas/Instansi / Satuan Kerja adalah Dinas / Instansi / Satuan Kerja yang diberikan tugas oleh Bupati untuk mengelola retribusi jasa pelayanan di Bidang Pos dan Telekomunikasi ; 27. Izin adalah hak yang diberikan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati kepada pemohon yang memenuhi persyaratan yang berlaku untuk menyelenggarakan jasa Titipan, Wartel, IKR/G, Radio Siaran, Televisi Lokal, Radio Amatir, Rappi dan Radio Konsensi ; 28. Retribusi adalah pungutan Pemerintah Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan usaha ; 29. Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan jasa pos dan telekomunikasi yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan usaha ; 30. Retribusi jasa Pelayanan Pos dan Telekomunikasi yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan jasa dibidang Perhubungan, Pos dan Telekomunikasi yang dikelola Pemerintah Daerah atau Badan Usaha Daerah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara / Swasta ; 8 31. Wajib Retribusi adalah orang atau badan yang menurut peraturan daerah ini diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pungutan retribusi tertentu ; 32. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pungutan retribusi tertentu ; 33. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPORDA adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut peraturan perundangundangan retribusi daerah ; 34. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ; 35. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi daerah yang telah ditetapkan ; 36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disebut SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit lebih besar dari pada retribusi terutang ; 37. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat yang melakukan tagihan retribusi dan/ atau sanksi administrasi ; 38. Surat Keputusan Keberatan adalah surat atas keberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib retribusi.

BAB II NAMA, OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama retribusi Jasa Usaha Pos dan Telekomunikasi dipungut retribusi atas pemberian pelayanan izin usaha di Bidang Pos dan Telekomunikasi Pasal 3 Obyek retribusi adalah kegiatan pemerintahan daerah dalam rangka penerbitan izin kepada orang pribadi atau badan usaha dalam rangka pembinaan, pengaturan dan pengawasan atas kegiatan usaha dibidang pos dan telekomunikasi. Pasal 4 Subyek retribusi adalah orang pribadi dan atau badan hukum yang memperoleh izin. Pasal 5 Wajib retribusi adalah setiap orang atau badan usaha yang menyelenggarakan jasa/usaha pelayanan pada bidang Pos dan Telekomunikasi BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 6 Retribusi perizinan Jasa Pos dan Telekomunikasi digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. BAB IV JANGKA WAKTU IZIN Pasal 7 (1) Jangka waktu dari setiap izin yang diberikan adalah selama 1 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 tahun 9 (2) Perpanjangan izin sebagaimana pada ayat (1) pasal ini dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan tertulis selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelum habis jangka waktunya kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas Perhubungan. BAB V TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 8 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis usaha yang dilaksanakan atau jasa / fasilitas yang diberikan sesuai kebutuhan pemakai jasa dan pemanfaatan yang diterima. BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR BESARAN TARIF Pasal 9 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk dapat menutup sebagian atau seluruh biaya penerbitan izin serta jasa pelayanan yang diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeriksaan lokasi, pemantauan dan pengawasan, biaya administrasi, serta biaya perawatan pemeliharaan fasilitas dalam rangka menunjang kegiatan penerbitan izin dan layanan yang diberikan. 10

11 BAB VII STRUKTUR DAN BESARAN TARIF Pasal 10 (1) Struktur tarif digolongkan pada tarif proporsional yang ditentukan berdasarkan jasa/fasilitas yang dimanfaatkan atau digunakan dan tingkat pelayanannya. (2) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : NO JENIS PELAYANAN SATUAN BESARAN TARIF 1 2 3 4 I POS DAN TELEKOMUNIKASI 1.1 Usaha dan Titilan Biaya izin baru Biaya izin cabang Rekomendasi izin pusat Rp. 250.000, Rp. 250.000, Rp. 150.000, 1.2 Izin Usaha Warung Telekomunkasi Biaya izin baru Biaya izin perpanjangan 1.3 Izin Usaha Pelayanan Telekomunikasi Biaya Izin Baru Biaya Izin Perpanjangan 1.4 Pemasangan Antena Parabola Sistem Distribusi Biaya izin baru Biaya Izin Perpanjangan Kontribusi Masyarakat Pengguna Jasa TV Sistem Distribusi KBU 12 / Tahun KBU 36/ Tahun KBU > 7 / Tahun KBU 12 / Tahun KBU 36 / Tahun KBU > / Tahun Rp. 150.000, Rp. 250.000, Rp. 300.000, Rp. 100.000, Rp. 200.000, Rp. 150.000, Rp. 250.000, Rp. 150.000, Rp. 250.000, Rp. 200.000, Rp. 1.000, 1 2 3 4 1.5 Pemasangan Jaringan Telekomunikasi Sistem Jaringan Kabel Baru Perpanjangan Sistem seluluar / BTS Perpanjangan 1.6 Izin Usaha Penjualan Benda Pos 12 Rp. 1.500.000, Rp. 1.000.000, Rp. 1.500.000, Rp. 1.000.000, Biaya perpanjangan izan Rp. 50.000, 1.7 Izin Usaha Penjualan HP / Voucher Biaya izin Baru Biaya perpanjangan 1.8 Pemasangan IKR / G Izin usaha instansi IKR / G Biaya perpanjangan Izin Izin Pemasangan IKR / G Kontribusi pelanggan jasa telepon Kontribusi Pelanggan jasa seluler 1.9 Izin Usaha Jasa Multi Media / Internet Biaya Izin Baru Biaya Perpanjangan Per tahun Per tahun Per Bangunan Per Bulan Per Bulan Per Bulan Per Bulan Rp. 100.000, Rp. 75.000, Rp. 150.000, Rp. 100.000, Rp. 25.000, Rp. 1.000, Rp. 50.000, Rp. 500.000, Rp. 200.000,

II FREKUENSI RADIO II.1 Penyelenggaraan Ujian Negara Amatir Radio Tingkat Pemula (YH) Tingkat Siaga (YD) Tingkat Pemula (YH) + Tingkat Siaga (YD) Tingkat Penggalang (YC) Tingkat Penegak (YB) II.2 Izin Amatir Radio Tingkat Pemula (YH) Tingkat Siaga (YD) Tingkat Penggalang (YC) Tingkat Penegak (YB) II.3 Izin Pengguna Perangkat Radio Abatir Tingkat Pemula (Yh) Tingkat Siaga (YD) Tingkat Penggalang (YC) Tingkat Penegak (YB) II.4 Izin Komunikasi Radio Amatir Penduduk Biaya Izin baru dan perpanjangan Biaya izin penggunaan perangkat komunikasi radio antar penduduk (IPPKRAP) II.5 Izan Radio Konsensi Local Handy Talky (HT) RIG Repeater / Permanear Ulang II.6 Izin Radio Konsensi Lintas Daerah (Kab./Provinsi) Per orang Per orang Per orang Per orang Per orang Per orang 2 Tahun Per orang 3 Tahun Per orang 5 Tahun Per orang 5 Tahun Per orang 2 Tahun Per orang 3 Tahun Per orang 5 Tahun Per orang 5 Tahun Per 2 Tahun Per 2 Tahun Per Unit / Tahun Per Unit / Tahun Per Unit / Tahun 13 Rp. 25.000, Rp. 30.000, Rp. 50.000, Rp. 60.000, Rp. 70.000, Rp. 30.000, Rp. 45.000, Rp. 75.000, Rp. 75.000, Rp. 5.000, Rp. 7.500, Rp 12.500, Rp. 12.500, Rp. 52.500, Rp. 10.000, Rp. 100.000, Rp. 150.000, Rp. 250.000, Per Unit / Tahun Rp. 500.000, BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 11 Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah Kabupaten Buton. BAB IX MASA DAN SAAT TERHUTANG RETRIBUSI Pasal 12 Masa retribusi adalah jangka pengenaan retribusi yang lamanya 1 (satu) tahun. Pasal 13 Saat terhutang adalah pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB X SURAT PENDAFTARAN Pasal 14 (1) Wajib retribusi mengisi SPORD (2) SPORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib retribusi atau kuasanya. (3) Bentuk isi serta pengisian dan penyampaikan SPORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah BAB XI PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 15 (1) Berdasarkan SPORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) retribusi terhutang ditetapkan dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan 14

15 (2) Apabila berdasar hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan perubahan jumlah retribusi yang terhutang, maka dikeluarkan SKRDKB dan atau SKRDKBT. (3) Bentuk isi serta penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah. BAB XII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 16 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKRDBT. BAB XIII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 17 (1) Pembayaran retribusi dilakukan secara tunai/kontan (2) Retribusi yang terhutang dilunasi selambatlambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDBT dan DTRD. (3) Pembayaran retribusi dilakukan pada bendaharawan khusus penerima yang ditetapkan oleh Bupati setelah terlebih dahulu diterbitkan AKRD. (4) Bendaharawan khusus penerima diwajibkan menyetor uang hasil pemungutan retribusi ke Kas Daerah paling lambat 1 x 24 jam kecuali ditentukan oleh Bupati. 16 BAB XIV KEBERATAN Pasal 18 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDBT dan AKRDLB. (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasanalasan yang jelas. (3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketepatan retribusi, wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut. (4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena diluar kekuasaannya. (5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dipertimbangkan. (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 19 (1) Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak Surat Keterangan diterima, Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Keputusan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terhutang. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, keberatan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XV PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 20 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Daerah. (2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. Pasal 21 (1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan sekurangkurangnya menyebutkan : a. Nama dan alamat wajib retribusi ; b. Masa retribusi ; c. Besarnya kelebihan pembayaran ; d. Alasan yang singkat dan jelas. 17 18 (2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos. BAB XVI PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 22 (1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi, antara lain untk mengangsur karena bencana alam dan kerusuhan. (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. BAB XVII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 23 Dalam hal wajib retribusi yang tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang bayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XVIII PENYIDIKAN Pasal 24 (1) Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberikan wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan pengawasan, penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah.

(2) Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyidikan, untuk mencari serta mengumpulkan bukti sehingga membuat terang tindak pidana retribusi daerah guna menentukan tersangka. BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 25 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran 19 Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Buton. Diundangkan di P a s a r w a j o pada tanggal 31 Desember 2008 Disahkan di P a s a r w a j o pada tanggal 31 Desember 2008 BUPATI BUTON, Cap / Ttd Ir. H. LM. SJAFEI KAHAR SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BUTON, 20 BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 (1) Dengan berlakunya peraturan daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur tentang Retribusi pada Bidang Pos dan Telekomunikasi dinyatakan tidak berlaku (2) Halhal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur kemudian dengan Peraturan Kepala Daerah L.M. DJAFIR, SH, M.Si PEMBINA UTAMA MUDA, IV/c NIP. 590 007 090 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON TAHUN 2008 NOMOR 59