BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

seperti dikutip Ngalim Purwanto, bahwa pendidikan anak-anak harus

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keahlian menurut bidangnya masing-masing. menuju pendewasaan dan kematangan dalam berfikir dan bertindak.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

HUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2010), hlm Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Sekolah menginginkan adanya lulusan-lulusan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran. 1. designed to achieves a particular educational goal.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian dirinya, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sa

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran siswa, sebab tanpa ada pemahaman materi shalat fardhu

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

BAB I PENDAHULUAN. mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Melalui pendidikan manusia dapat

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

I. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pendidikan Islam itu adalah implikasi dari karakteristik (ciri-ciri) manusia

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk hidup, sehingga manusia lebih terhormat dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. Pendidikan juga merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lain yang telah diakui oleh masyarakat. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkaan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 1 Undang-undang SISDIKNAS, Bandung, Citra Umbara, 2010, hal. 2.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus terus menerus diperbaiki baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. 2 Adanya pendidikan dasar 9 tahun menunjukkan bahwa pemerintah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan dari pendidikan dasar yaitu pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan tidak hanya cukup sampai pada tingkat dasar saja tetapi masih ada jenjang pendidikan di atasnya berupa pendidikan menengah yang harus ditempuh oleh siswa. Tujuan dari pendidikan menengah yaitu pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan labih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. 3 Seiring dengan berjalannya waktu dan pembangunan di bidang pendidikan, peranan perguruan tinggi sangat penting untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik 2 Fuad Ihsan, Dasar-dasar kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hal. 2. 3 Ibid., hal. 22.

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Namun pada kenyataannya tidak semua lulusan SMA melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mereka (siswa) ada yang memutuskan untuk bekerja atau menganggur. Tujuan dari SMA adalah mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. 4 Melanjutkan ke Perguruan Tinggi diawali dari adanya rasa ketertarikan dan kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Adanya motivasi dalam diri individu akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dan partisipasi di dalamnya. Begitu juga dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, motivasi siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan mendorong mereka untuk berusaha memasuki perguruan tinggi karena mereka ingin mengembangkan ilmu dan pengetahuan. Motivasi merupakan suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. 5 Bahkan Wahosumidjo, seperti yang dikutip oleh Hamzah mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu. 6 4 Ibid., hal. 24. 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pembelajaran, Jakarta, Reneka Cipta, 2008, hal. 148. 6 Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, hal. 8.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Di samping itu Purwanto mengatakan seperti yang dikutip oleh Kusnadi dkk mengemukakan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi yaitu: 1. Mendorong manusia untuk melakukan sesuatu (berusaha) yang berarti merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan. 2. Menentukan arah bagi aktifitas manusia sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. 3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang relevan dengan tujuan. 7 Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dorongan yang berasal dari dalam (berhubungan dengan kebutuhan jasmani dan psikologi) dan faktor dari luar (keluarga dan sekolah). Keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan seorang anak setelah sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan utama. Zakiah Daradjat menegaskan bahwa orang tua merupakan lembaga pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak pertama kali ditanamkan dalam kehidupan keluarga. 8 Senada dengan tema pendidikan yang dikemukakan dalam GBHN (ketetapan MPR No. IV/MPR/1978), bahwa: pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara 7 Kusnadi, Strategi Pembelajaran IPS, Pekanbaru, Yayasan Pusaka Riau, 2008, hal. 73. 8 Zakiah Daradjat, Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2012, hal. 35.

keluarga, masyarakat dan pemerintah. 9 Oleh karena itu, harus ada kerja sama yang baik antara orang tua dan sekolah. Setidaknya orang tua berperan sebagai motivator bagi anak dalam kegiatan belajar di sekolah. Dengan begitu anak akan merasa ada perhatian dari orang tuanya sehingga ia merasa ada dorongan untuk melanjutkan pendidikan. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan yang telah ditempuh, baik formal maupun nonformal. Harapan dan cita-cita orang tua akan berbeda-beda tergantung tingkat pendidikan, ekonomi masing-masing, pasti masing-masing orang tua menginginkan anaknya bisa membantu orang tuanya, bahkan ada di antaranya orang tua itu menginginkan anaknya kelak dapat atau sama bahkan lebih dari orang tuanya. 10 Latar belakang pendidikan orang tua sangat mempengaruhi anak dalam proses pendidikannya, karena peranan keluarga terhadap perkembangan sosial anak-anaknya tidak hanya sebatas kepada situasi ekonominya atau kebutuhan struktur dan interaksinya tetapi sikap pergaulan dan pendidikan orang tua juga memegang peranan penting di dalam perkembangan pendidikan anak. 11 Hal ini lah yang menjadi latar belakang tingkat pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan yang akan ditempuh oleh anaknya. Berdasarkan studi pendahuluan penulis menemukan bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa di SMA Negeri 5 Dumai adalah sekolah menengah 9 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 64. 10 Satmoko, Peran Strategi Manager SDM, Jakarta, Seyma Media, 2005, hal. 55. 11 Hasbullah, Op, Cit,. hal. 204.

(SMP dan SMA) dan perguruan tinggi. Namum penulis menemukan gejala-gejala motivasi anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebagai berikut: 1. Masih ada sebagian siswa yang tidak berusaha mencari informasi tentang perguruan tinggi. 2. Masih ada sebagian siswa tidak ingin jauh dari keluarga. 3. Masih ada sebagian siswa tidak mempunyai rencana lain setelah lulus. 4. Masih ada sebagian siswa ingin langsung bekerja. 5. Masih ada sebagian siswa merasa dirinya sudah berkecukupan. 6. Ada pandangan dari masyarakat bahwa belum tentu kuliah di Perguruan Tinggi setelah lulus langsung mendapatkan pekerjaan, bahkan malah ada yang menganggur. Berdasarkan dari gejal-gejala diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul: Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Motivasi Anak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 5 Dumai. B. Penegasan Istilah 1. Pendidikan Orang Tua Tahap pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. 12 Adapun yang penulis maksud disini adalah tingkat pendidikan orang tua siswa. 12 Fuad Ihsan, Op, Cit., hal. 22.

2. Motivasi Anak Motivasi adalah membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. 13 Adapun motivasi menurut Oemar Hamalik yaitu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. 14 Adapun yang penulis maksud disini motivasi anak dalam melanjutkan pendidikan yakni disini ke perguruan tinggi. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang penulis paparkan di latar belakang, dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Motivasi anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi belum maksimal. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi belum maksimal. c. Tingkat pendidikan orang tua siswa maksimal tetapi motivasi anak melanjutkan pendidikan belum maksimal. d. Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi anak melanjutkan pendidikan belum maksimal. 13 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia, 2003, hal. 268. 14 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, hal. 158.

2. Batasan Masalah Mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang melingkupi kajian ini, maka penulis membatasi masalah tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Motivasi Anak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 5 Dumai 3. Rumusan Masalah Berdasarkan dari batasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA Negeri 5 Dumai? D. Tujuan dan Mamfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA Negeri 5 Dumai. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu: a. Secara teoritis, untuk memberikan sumbangan karya ilmiah bagi perpustakaan UIN Suska Pekanbaru.

b. Secara akademis, sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1 di program studi Pendidikan Ekonomi. c. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan orang tua untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan anaknya. d. Sebagai bahan perbandingan bagi bahan penelitian berikutnya yang membahas makalah yang sama atau sebagai lanjutan dari penelitian ini.