pembelajaran di sekolah yang tepat, agar ketercapaian hasil belajar matematika juga bagus. Pada kenyataannya dalam dunia pendidikan dikatakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. siswa sangat rendah. Hasil penelitian Suryanto dan Somerset terhadap 16

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. melengkapi perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan penerus. Pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mengupayakan agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STRATEGI PROGRAM EFFECTIVE LEARNING TEACHING (SPELT) DAN STRATEGI INQUIRI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

PENERAPAN STRATEGI SCAFFOLDING

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemajuan pendidikan di negeri kita bangsa Indonesia. Kemajuan. secara formal untuk menjadi kader-kader pembangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. siswa, dan metode belajar mengajar. kegiatan belajar mengajar. Subyek didik selalu berada dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda juga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai ke perguruan tinggi. Belajar matematika di sekolah dasar tentunya

BAB I PENDAHULUAN. logis, konsisten, dan dapat bekerjasama serta tidak mudah putus asa.

kehidupan. Di Indonesia semua orang tanpa terkecuali berhak untuk yang menegaskan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi hal ini masih banyak diterapkan diruang-ruang kelas dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kondisi pembelajaran saat ini memberikan peran lebih banyak pada para

BAB I PENDAHULUAN. satu untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut yaitu. kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif.

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hasratuddin : 2006) menyatakan bahwa: matematika merupaka ide-ide abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan dan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Matematika juga dapat membuat seseorang yang mempelajarinya menjadi berpikir kritis, logis, rasional dan percaya diri. Menurut Adegoke (2013 : 54), Mathematics is an excellent vehicle for the development and improvement of a person s intellectual competencein logical reasoning, spatial visualization, analysis and abstract thought. Kurang lebih yang berarti matematika sangat bagus dalam menyalurkan perkembangan dan meningkatkan kompetensi intelektual seseorang dalam penalaran logika, mengenai bendabenda nyata, analisis dan pemikiran abstrak. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada pendidikan di Indonesia, dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Melihat begitu pentingnya matematika maka dalam proses mempelajarinya perlu pemahaman dan kemampuan bernalar yang tinggi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tidak semua siswa menyukai mata pelajaran matematika. Banyak siswa yang mengeluh karena mata pelajaran ini dianggap sulit. Sehingga menyebabkan hasil belajar matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai semester dan nilai ujian akhir nasional yang semuanya terkadang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa. Menurut Solfitri, Titi dan Nurul Yusra T (2009 : 139), ketercapaian tujuan pembelajaran matematika dapat dilihat dari hasil belajar matematika. Hasil belajar bergantung kepada cara guru mengajar dan aktivitas siswa sebagai pembelajar. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Maka dari itu guru harus pandai dalam memilih metode 1

2 pembelajaran di sekolah yang tepat, agar ketercapaian hasil belajar matematika juga bagus. Pada kenyataannya dalam dunia pendidikan dikatakan bahwa seorang pendidik berhasil dalam pembelajaran apabila siswa yang diajar memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Sehingga banyak persepsi di masyarakat yang mengatakan bahwa jika siswa tidak dapat mencapai ketuntasan belajar maka kesalahan ada pada guru. Karena dianggap gagal dalam memberikan pembelajaran di sekolah. Padahal dalam pembelajaran yang ada di sekolah berhasil atau tidaknya tergantung banyak faktor. Diantaranya faktor dari guru, dari siswa, dari lingkungan dan lain sebagainya. Kemampuan penalaran secara logis dan analitik merupakan modal utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu keberhasilan belajar siswa kemungkinan besar ditentukan oleh lama berpikirnya atau penalarannya. Begitu pula keberhasilan belajar matematika karena hasil belajar matematika menuntut kemampuan penalaran agar dapat menerjemahkan persoalan-persoalan ke dalam kalimat matematika.jika kemampuan penalaran siswa tidak dikembangkan maka siswa dapat tertinggal dengan siswa yang berada di luar negeri atau siswa yang berada di daerah perkotaan yang sudah menggunkan peralatan canggih dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan penalaran siswa dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Pembelajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka dan bahkan siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang disampaikan guru. Guru yang tidak lain merupakan penyampai informasi dengan lebih mengaktifkan guru sementara siswa pasif mendengarkan dan menyalin sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberikan contoh soal dilanjutkan dengan memberikan latihan yang sifatnya rutin kurang melatih daya penalaran. Kondisi pembelajaran matematika yang dirasakan saat ini adalah guru kurang memanfaatkan ilustrasi-ilustrasi model dalam pembelajaran yang ada.

3 Guru seharusnya mampu menggunakan berbagai macam benda ilustrasi sebagai model yang tepat untuk menyampaikan pembelajaran yang tepat kepada siswa agar kemampuan penalaran siswa semakin meningkat. Sehingga pembelajaran yang ada di sekolah tidak terkesan monoton, konvensional dan tidak menarik bagi siswa. Masalah lain dalam pembelajaran di sekolah saat ini adalah kurangnya media pembelajaran. Padahal di era yang semakin maju ini seharusnya pembelajaran harus sudah menggunakan media-media pembelajaran yang modern. Karena keterbatasan media pembelajaran di sekolah maka guru harus pandai mencari alternatif yang lain. Sehingga pembelajaran di sekolah tidak hanya menggunakan metode konvensional atau metode ceramah. Karena tidak adanya media pembelajaran maka kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika juga masih sangat rendah. Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan dalam proses pembelajaran dan kurang tersedianya alat peraga yang memadai, maka pembelajaran matematika disekolah kurang optimal. Kurang optimalnya pembelajaran matematika tersebut dikarenakan banyak materi yang seharusnya dalam pembelajaran harus ada alat peraga sebagai pendukung utama, sedangkan alat peraga tersebut kurang memadai. Sehingga siswa kurang memiliki minat belajar matematika dan pembelajaran matematika terkesan sulit. Selain pembelajaran yang kurang menggunakan media pembelajaran. Siswa juga kurang dalam kemampuannya untuk mengaplikasikan materi-materi pembelajaran yang ada disekolah dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika menemukan masalah dalam kehidupan sehari-hari siswa kesulitan untuk menyelesaikan permasalahannya padahal dapat diselesaikan menggunakan apa yang sudah diperolehnya disekolah. Walaupun di sekolah tidak ada media yang bisa digunakan untuk pembelajaran. Maka guru harus mencari alternatif lain agar siswa dapat menggunakan media sebagi sumber belajar. Salah satu yang dapat dimanfaatkan oleh guru adalah dengan mencari benda-benda yang ada disekitar untuk dijadikan model ilustrasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan guru. Salah

4 satu ilustrasi yang dapat digunakan oleh guru adalah makanan. Karena makanan juga dianggap sebagai perangsang stimulus otak. Sehingga siswa juga akan senang dalam menerima pembelajaran di sekolah. Kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Salah satu cara pembelajaran di sekolah menggunakan ilustrasi pembelajaran yang unik dan kreatif. Sehingga siswa dapat mengembangkan pola pikirnya dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru dan dapat menerapkannya. Seperti pada materi lingkaran, guru dapat menggunakan ilustrasi sebuah makanan atau benda lain yang berbentuk lingkaran. Sesuai dengan kreatifitas guru dalam memberikan gambaran yang mudah untuk dimengerti siswa. Salah satu makanan yang familiar dengan siswa yang berbentuk lingkaran adalah pizza. Dimana pizza adalah makanan yang sudah biasa di Indonesia. Dengan bantuan topping pizza, guru dapat menjelaskan unsur-unsur lingkaran dan sebagainya. Untuk mengetahui kemampuan penalaran dan hasil belajar siswa sudah berada pada tingkat mana. Maka perlu diadakan penelitian untuk mengukur kemampuan penalaran siswa yang dilihat dari hasil belajar siswa. Tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan ilustrasi model Pizza pada materi lingkaran. Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunkan Ilustrasi Model Pizza pada materi lingkaran melalui hasil belajar ditinjau dari kemampuan penalaran siswa. B. Identifikasi Masalah Dari permasalahan diatas dapat diidentifikasi dari persoalan ini, antara lain 1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika ditinjau dari kemampuan bernalar dari dalam diri siswa. 2. Guru kurang menggunakan ilustrasi model dalam menyampaikan materi. 3. Kurang tepatnya metode pembelajaran di sekolah.

5 4. Dampak lainnya adalah siswa kurang mempunyai kemampuan penalaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan uraian diatas, hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk memperjelas penelitian, maka dibatasi hanya mengkaji pengaruh dua variabel saja yaitu strategi dengan ilustrasi model pizza dan kemampuan penalaran siswa terhadap hasil belajar matematika pada materi lingkaran. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka permasalahan umum yang dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah 1. Adakah pengaruh strategi ilustrasi model pizza terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran? 2. Adakah pengaruh tingkat kemampuan penalaran siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran? 3. Adakah interaksi strategi ilustrasi model pizza dan kemampuan penalaran siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh strategi ilustrasi model pizza terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran. 2. Untuk menguji pengaruh tingkat kemampuan pernalaran siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran. 3. Untuk menguji interaksi strategi ilustrasi model pizza dan kemampuan pernalaran siswa terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

6 1. Manfaat Teoritis Memberikan gambaran tentang kontribusi antara strategi ilustrasi model pizza dan kemampuan penalaran siswa terhadap hasil belajar matematika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan kemampuan pernalaran siswa. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan kualitas layanan pembelajaran. c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk peningkatan kualitas pembinaan.