BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. pendidikan nasional Bab 1 Pasal 1, pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan dan menurunkan pengetahuan dari generasi yang lalu ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat, berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 Oleh karena itu pendidikan sangat penting bagi setiap manusia. Dalam pembukaan UUD 1945 pun disebutkan bahwa salah satu tujuan Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini pemerintah juga berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya melalui pendidikan. Tujuan pendidikan tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 1 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.10-11. 2 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.12. 1

2 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu pemerintah melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan, karena tanpa adanya pendidikan negara tidak akan maju dan berkembang. Agama Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur an surah Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: Ayat diatas berkaitan dengan pendidikan, seperti perintah membaca. Membaca adalah bagian dari pendidikan itu sendiri. Allah SWT telah mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Perantaraan kalam disini bisa saja diartikan sebagai suatu cara menyampaikan pembelajaran agar manusia yang di didik lebih mudah memahami dan mengerti.

3 Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan, sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 3 Mulai di dalam kandungan manusia sudah memperoleh pendidikan dari ibu. Bahkan ketika dilahirkan ke dunia ibunya lah madrasah pertama untuk anak nya. Dalam merealisasikan tujuan pendidikan, matematika merupakan salah satu komponen terpenting dibidang pendidikan yang harus dikembangkan. Matematika adalah ilmu yang diajarkan pada tiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, baik di sekolah umum maupun kejuruan. Materi yang diajarkan dalam pelajaran matematika disesuaikan dengan kemampuan siswa pada setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut mencerminkan betapa pentingnya mata pelajaran matematika dalam menentukan perkembangan potensi siswa. 4 Pada kenyataannya, matematika memang dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit oleh anak-anak maupun orang dewasa. Hasil terbaru dari Programme For International Student Assessment (PISA) tahun 2009 yang menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia masih dibawah standar internasional. 5 Perkembangan pendidikan matematika sekarang ini tidal terlepas dari strategi pembelajaran, Begitu pentingnya strategi pembelajaran dalam 3 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, op. cit., h.1. 4 Nur Laila Hayati. Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI) dengan Menggunakan Macromedia Authorware Pada Materi Prisma dan Limas SMP/MTs Kelas VIII. Skripsi, (Banjarmasin: Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2014), h.3 t. d. 5 Agus Leo, Rendahnya Hasil Belajar Matematika Siswa Indonesia, http://agusleo2.blogspot.co.id. 15/12/2015.

4 pembelajaran matematika, sehingga peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Penelitian Pollio menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Berdasarkan hasil dari survei pada saat pelaksanaan PPL II di sekolah MAN 1 Martapura, dalam pembelajaran guru menggunakan pembelajaran konvensional yang berisi metode ceramah, tanya jawab, latihan dan penugasan. Salah satu materi yang sulit dimengerti siswa kelas XI adalah ukuran pemusatan data (Statistika). Dari hasil wawancara dengan guru matematika serta melihat langsung hasil dari ulangan statistikanya yang terdiri dari 2 kelas atau 49 orang. Dari 49 orang itu hanya 32.65% atau 16 orang yang memenuhi Standar Kriteria Ketuntasan Minimal, yang KKM khusus mata pelajaran matematika di sana yaitu 70. Berbagai kajian pun telah banyak dilakukan terkait penguasaan siswa pada materi statistika. Tiara Intani Dewi berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan siswa mengalami kesulitan untuk mengerti dan mengingat rumus rumus yang terdapat dalam materi statistika karena terlalu banyak rumus. 6 Kesulitan yang dialami siswa dalam materi statistika adalah berkaitan dengan kurangnya pemahaman siswa dalam konsep statistika seperti yang 6 Tiara Intani Dewi, Pengembangan Media Pembelajaran Komik Matematika Berbantu Corel Draw melalui Pembelajaran Berbasis Blended Learning pada materi Statistika SMA, Jurnal, (Semarang: Universitas PGRI, 2014), h.583.

5 dikemukakan oleh Kartika Setyorini dalam penelitiannya yang mengatakan siswa cenderung menghafalkan materi yang telah diajarkan sehingga siswa mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal yang berbeda. 7 Setelah mengetahui beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam materi statistika khususya pada sub materi ukuran pemusatan data maka diperlukan suatu penyelesaian untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi ukuran pemusatan data. Selain siswa, guru juga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar siswa. Interaksi antara guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar pun memegang peran penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Umumnya dalam pembelajaran matematika, guru masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran langsung atau direct instruction. Pembelajaran dimulai dari fase persiapan, demonstrasi, bimbingan pelatihan awal, umpan balik dan pelatihan lanjutan secara mandiri. Meskipun tidak sama dengan metode ceramah, namun langkah-langkah pada direct instruction masih berpusat pada guru sehingga dikhawatikan akan menimbulkan kebosanan pada siswa dan kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran. Guru aktif menjelaskan pelajaran sedangkan sebagian 7 Kartika Setyorini, Pembelajaran Strategi Feedback Dengan Metode Guided Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h. 4. t.d.

6 besar siswa hanya memperhatikan kemudian mencatat materi saja. Pada saat pembelajaran hanya beberapa siswa yang berani bertanya dan menyatakan pendapatnya, sehingga berdampak pada kecenderungan siswa melakukan akivitas lain seperti mengobrol dengan temannya, mencatat dan membaca yang tidak terkait pelajaran yang pada akhirnya dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa meraih hasil belajar yang lebih baik. 8 Salah satu strategi pembelajaran aktif yang baik digunakan adalah strategi pembelajaran College Ball. Strategi pembelajaran College Ball merupakan strategi pembelajaran aktif yang mengajak siswa untuk menumbuhkan daya kreativitas serta jiwa kemandirian dalam belajar. Strategi pembelajaran college ball adalah satu putaran pengulangan yang standar terhadap materi pelajaran. Ia memperbolehkan pengajar untuk mengevaluasi keluasan materi yang telah dikuasai peserta didik, dan berfungsi untuk menguatkan kembali, mengklarifikasi, dan meringkas poin-poin kunci. 9 Dengan strategi ini siswa akan lebih 8 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 140. 9 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2009) Cet. ke- 6, h. 251.

7 bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan tidak merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung di kelas. Menurut Reni Sulistiati kelebihan dari penggunaan strategi college ball ini antara lain: 1. Menguji kesiapan siswa dalam pembelajaran, 2. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran, 3. Membuat siswa aktif untuk merebutkan sebuah pertanyaan yang diberikan oleh guru, 4. Menambah siswa lebih paham dan jelas tentang materi tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fahrizal bahwa strategi pembelajaran aktif strategi College Ball dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dibanding menggunakan strategi pembelajaran konvensional metode ekspositori. 10 Berdasarkan pemikiran diatas, peneliti melakukan suatu penelitian yang berjudul: Efektivitas Strategi pembelajaran College Ball pada Materi ukuran Pemusatan Data Kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura Tahun pelajaran 2015/2016. 10 Reni Sulistianti, Peningkatan Hasil Belajar Biologi menggunakan Strategi Pembelajaran College Ball materi Sistem Peredaran Darah Manusia pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Nogosari Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012, op. cit., h. 6.

8 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran college ball pada materi ukuran pemusatan data kelas XI jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Learning) pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016? 3. Apakah strategi pembelajaran college ball lebih efektif daripada model pembelajaran langsung pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016? 4. Bagaimana respon siswa terhadap strategi pembelajaran college ball pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional Adapun untuk memperjelas pengertian judul diatas, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: a. Efektivitas

9 Efektivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang telah dicapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai makin tinggi efektifitasnya. 11 Efektivitas di sini adalah pengukuran keberhasilan Penggunaan strategi pembelajaran college ball dinilai efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran ukuran pemusatan data pada statistika jika adanya peningkatan dalam hasil belajar yang berupa nilai dan kemampuannya khususnya pada materi ukuran pemusatan statistika. b. Strategi Pembelajaran College Ball Strategi Pembelajaran College Ball merupakan strategi belajar mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silberman sebagai cabang dari pembelajaran Active Learning. Hisyam menjelaskan pembelajaran Active Learning mengajak siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, strategi ini merupakan upaya untuk memicu adanya motivasi dan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap pengetahuan yang telah dipelajari pada pembelajaran yang telah diajarkan didalam kelas. Strategi ini digunakan untuk menguatkan kembali, mengklarifikasi dan meringkas poin-poin kunci pembelajaran yang diajarkan di kelas. 12 Jadi strategi pembelajaran college ball pada penelitian ini merupakan strategi aktif, yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran serta membuat 11 Nani Astuti, Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan Jarimatika Dalam Pembelajaran Menghitung Perkalian Bilangan Pada Siswa Kelas IV SDN Kandangan Lama Kabupaten Tanah Laut, Skripsi,(Banjarmasin: Perpustakaan Pendidikan Matematika IAIN Antasari, 2011), h.12 t.d. 12 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, loc. cit.

10 siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta mengurangi kebosanan dari siswa pada saat pembelajaran. c. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. 13 Jadi hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah hasil akhir pada proses pembelajaran yang di ukur melalui tes berbentuk essay, yang hasilnya dapat menjadi alat ukur dalam keberhasilan pembelajaran. d. Statistika (Ukuran Pemusatan Data) Statistika adalah salah satu materi yang diajarkan di SMA/MAN kelas XI. Statistika merupakan suatu ilmu yang pada mulanya berawal dari suatu upaya pengumpulan data dan upaya penyajiannya menjadi bentuk yang mudah dimengerti agar bersifat informatif. 14 Ukuran pemusatan data adalah bagian dari materi statistika Ukuran pemusatan data terdiri dari tiga bagian, yaitu mean, median, dan modus. 2. Lingkup Pembahasan Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016 ke- 4, hal 200. 13 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 14 Kemas Ali Hanafiah. Dasar-dasar Statistika, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.1.

11 b. Guru yang diteliti adalah guru matematika yang mengajar di kelas XI jurusan IPS MAN 1 Martapura c. Materi yang diambil adalah materi ukuran pemusatan data dengan menggunakan strategi pembelajaran college ball oleh guru matematika. d. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai tes akhir siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang ukuran pemusatan data pada statistika D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hasil belajar siswa yang mengunakan strategi pembelajaran college ball pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016 2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Learning) pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016 3. Mengetahui keefektifan strategi pembelajaran college ball lebih efektif daripada model pembelajaran langsung (Direct Learning) pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016 4. Mengetahui respon siswa terhadap strategi pembelajaran college ball pada materi ukuran pemusatan data kelas XI Jurusan IPS MAN 1 Martapura tahun pelajaran 2015/2016

12 E. Kegunaan/Signifikasi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sekolah Memberi informasi dan masukkan dalam penggunaan strategi pembelajaran college ball pada pembelajaran matematika, dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran college ball. 2. Guru Sebagai bahan informasi bagi guru, dapat memberikan wawasan, gambaran dan referensi sebagai variasi dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada peserta didik, dan meningkatkan sistem pengajaran matematika untuk mencapai tujuan maksimal. 3. Siswa a. Menguji kesiapan siswa dalam menanggapi setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penguasaan strategi pembelajaran college ball setelah siswa mempelajari materi. b. Melatih siswa untuk lebih berperan aktif dalam diskusi kelompok maupun individu. c. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang akan disampaikan oleh guru. 4. Peneliti a. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran college ball.

13 b. Sebagai bahan informasi dan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa atau peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. c. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa: a. Guru mengetahui tentang strategi pembelajaran college ball. b. Setiap siswa memiliki kemampuan, tingkat pengembangan intelektual dan usia yang relatif sama. c. Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. d. Alat evaluasi yang digunakan memenuhi kriteria alat ukur yang baik 2. Hipotesis = tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran college ball dengan tanpa strategi pembelajaran college ball. = ada perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran college ball dengan tanpa pembelajaran college ball.

14 G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I adalah pendahuluan yang didalamnya berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, kegunaan (signifikasi) penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, dan sistematika penulisan. BAB II adalah landasan teori yang didalamnya berisi efektifitas pembelajaran, belajar dan teori belajar, matematika, faktor-faktor belajar, hasil belajar, model pembelajaran langsung, strategi pembelajaran college ball, statistika, dan ukuran pemusatan data. BAB III adalah metode penelitian yang didalamnya berisi jenis dan pendekatan, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik analisis data, analisis efektivitas strategi pembelajaran college ball, dan prosedur penelitian. BAB IV adalah penyajian dan analisis data berisi deskripsi lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, analis data, deskripsi hasil belajar siswa, analisis hasil belajar siswa, analisis efektivitas strategi pembelajaran college ball, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.