II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti fungi akar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

Gambar 2. Centrosema pubescens

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Syarat Tumbuh Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. Mykes (cendawan) dan Rhiza (akar). Kata mikoriza pertama kali dikemukakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobrome cacao L.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

TINJAUAN PUSTAKA. dirusak, baik melalui penebangan pohon, perladangan berpindah maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patologi hutan dari Jerman (Handayanto & Hairiah, 2007). dikelompokkan menjadi ektomikoriza (ECM) dan endomikoriza/arbuscular

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Penutup Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu organisme yang hidup secara simbiosis mutualistik

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mikoriza Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti fungi akar (mykos = miko= fungi dan rhiza = akar ) atau fungi tanah karena hifa dan sporanya selalu berada di tanah terutama di areal rhizosfer tanaman (Mikola, 1980; Smith and Read, 1997). Asosiasi antara fungi mikoriza dengan tanaman inang merupakan hubungan simbiosis mutualisme (Simanungkalit, 2003; Brundrett et al., 2008). Simbiosis tersebut bermanfaat bagi keduanya, yaitu fungi mikoriza memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dan Karbon (C) dari tumbuhan, sebaliknya fungi melalui hifa eksternal yang terdistribusi di dalam tanah dapat menyalurkan air, mineral dan hara tanah untuk membantu aktivitas metabolisme tumbuhan inangnya (Brundrett et al., 2008; Smith et al., 2010). 2.2. Pengelompokkan FMA Berdasarkan struktur dan cara fungi menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe yaitu ektomikoriza, endomikoriza dan ektendomikoriza. Jenis ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang terkena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagai alat yang efektif dalam menyerap unsur

15 hara dan air. Hifa fungi tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang di antara dinding-dinding sel jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan hartiq. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) tergolong ke dalam tipe endomikoriza yaitu memiliki jaringan hifa yang masuk kedalam sel korteks akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesikular dan sistim percabangan hifa yang disebut arbuskul. Sedangkan ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq. Hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoriza tipe ini sangat terbatas (Brundrett, 2004). 2.3 Sifat-sifat FMA Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) tergolong ke dalam tipe endomikoriza dan mampu membentuk organ-organ khusus yaitu arbuskul, vesikular dan spora. 2.3.1 Vesikular Vesikular merupakan struktur fungi yang berasal dari pembengkakan hifa internal, berbentuk bulat telur yang berukuran 30-50 μm-sampai 80-100 μm dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan kehidupan fungi. Jika suplai metabolik dari tanaman inang berkurang, maka cadangan makanan itu akan digunakan oleh fungi sehingga versikular mengalami degenerasi. Tipe FMA yang bervesikular memiliki fungsi yang paling menonjol dari tipe fungi mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan

16 karena kemampuannya dalam berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman, sehingga dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan ketahanan tanaman (Brundrett, 2004). 2.3.2 Arbuskular Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) di dalam akar membentuk struktur khusus yang disebut arbuskular. Arbuskular merupakan hifa yang bercabang halus yang dibentuk oleh percabangan dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon di dalam sel inang. Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah infeksi, dimulai dengan penetrasi cabang hifa lateral yang dibentuk oleh ekstraseluler dan intraseluler ke dalam dinding sel inang (Brundrett, 2004). Arbuskular merupakan percabangan hifa yang masuk ke dalam sel tanaman inang. Dengan bertambahnya umur, arbuskular akan berubah menjadi suatu struktur yang menggumpal dan cabang-cabang pada arbuskular tidak dapat dibedakan lagi. Pada akar yang telah dikolonisasi oleh FMA dapat dilihat berbagai arbuskular dewasa yang dibentuk berdasarkan umur dan letaknya. Arbuskular dewasa terletak dekat pada sumber unit kolonisasi tersebut (Pattimahu, 2004). 2.3.3 Spora Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp tergantung pada jenis funginya. Perkecambahan spora sangat sensitif tergantung pada lingkungan seperti ph, temperatur dan kelembaban tanah. Spora dapat hidup di dalam tanah sampai beberapa tahun. Namun untuk perkembangan, FMA memerlukan tanaman inang.

17 Spora dapat disimpan dalam waktu yang lama sebelum digunakan lagi (Mosse, 1981). Ukuran spora fungi yaitu sekitar >35 sampai >500 μm. Karena ukurannya yang cukup besar, maka spora ini dapat dengan mudah diisolasi dari dalam tanah dengan menyaringnya (Simanungkalit, 2004). 2.4 Manfaat Mikoriza Sebagai mikroorganisme tanah, fungi mikoriza menjadi kunci dalam memfasilitasi penyerapan unsur hara oleh tanaman (Suharno dan Sufati, 2009; Upadhayaya et al., 2010). Peran mikoriza adalah membantu penyerapan unsur hara tanaman, peningkatan pertumbuhan dan hasil produk tanaman. Mikoriza meningkatkan pertumbuhan tanaman pada tingkat kesuburan tanah yang rendah, lahan terdegradasi dan membantu memperluas fungsi perakaran dalam memperoleh nutrisi (Garg dan Chandel 2010). Secara khusus, fungi mikoriza berperan penting dalam meningkatkan penyerapan ion dengan tingkat mobilitas rendah, seperti fosfat (PO4 3- ) dan amonium (NH4 + ) (Suharno dan Santosa 2005) dan unsur hara tanah yang relatif immobil lain seperti belerang (S), tembaga (Cu) dan juga Boron (B). Mikoriza juga meningkatkan luas permukaan kontak dengan tanah, sehingga meningkatkan daerah penyerapan akar hingga 47 kali lipat. Mikoriza tidak hanya meningkatkan laju transfer nutrisi di akar tanaman inang, tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik (Smith dan Read, 2008). Mikoriza mampu membantu mempertahankan stabilitas pertumbuhan tanaman pada kondisi tercemar (Khan, 2005).

18 2.5 Infektivitas mikoriza pada inang tanaman Infektivitas diartikan sebagai daya fungi untuk menginfeksi dan mengkoloni akar tanaman. Infektifitas dalam hal ini dinyatakan sebagai proporsi akar tanaman yang terinfeksi (Nuhamara, 1994). Infektivitas mikoriza dipengaruhi spesies fungi, tanaman inang, interaksi mikrobial, tipe perakaran tanaman inang, dan kompetisi antara fungi mikoriza yang disebut sebagai faktor biotik, dan faktor lingkungan tanah yang disebut sebagai faktor abiotik (Solaiman dan Hirata, 1995). Proses penetrasi FMA pada tanaman disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Penetrasi FMA pada sel tanaman (Dewi, 2007). 2.6 Peran Media Tanam Media tanam merupakan salah satu faktor lingkungan yang penting untuk pertumbuhan agar tanaman mendapat unsur hara dan air. Media tanam yang memenuhi syarat sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jenis dan sifat media tanam berperan dalam ketersediaan unsur hara dan air sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Perbedaan

19 karakteristik media adalah dalam hal kandungan unsur hara dan daya mengikat air yang tercermin pada porositas, kelembaban, dan aerasi (Hardjanti, 2005). Menurut Suhardi (1989), media tanam yang baik digunakan adalah yang memiliki tekstur kasar, berpasir, dengan kapasitas tukar kation yang tinggi yang mampu mengurangi tersedianya fosfor (P). 2.7 Vermikulit dan penggunaannya Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung kalium. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Vermikulit tersusun dari oksida-oksida Si, Al, Mg, sebagai pembentuk utamanya. Media vermikulit juga memberikan kapasitas daya memegang air yang kuat dan memberikan beberapa nutrisi hara yang dibutuhkan tanaman seperti magnesium dan kalium. Media vermikulit ini mempunyai ph antara 6,5 7 dan steril (Niemiera, 2007). Media ini mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi sehingga media ini dapat mempertahankan hara, memperbaiki aerasi dan tidak meminta penyiraman yang sering. Vermikulit berguna dalam membantu sistim perakaran dengan cepat dan penetrasi sehingga memudahkan akar dalam menyerap nutrisi hara.

20 Berat jenis dan porositas beberapa media tumbuh tanaman disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Berat jenis dan porositas beberapa media tumbuh tanaman. Substrat Berat jenis (kg/m 3 ) Porositas total (% v/v) Light peat 60-100 90-95 Dark peat 100-150 85-90 Vermiculite 90-150 90-95 Perlite 80-120 85-90 Rockwool 80-90 94-97 Expanded clay 600-900 85-90 Pumice 650-900 65-75 Sumber: (Pardossi et al., 2011). 2.8 Pasir Pasir merupakan tanah yang berukuran antara 2 mm-50 μm. Pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Selain itu, pasir juga mempunyai tekstur yang kasar sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan (Hardjowigeno, 1992). Pasir telah digunakan secara luas sebagai media perakaran stek karena media ini relatif murah, mudah tersedia dan bersih. Pasir tidak menyimpan kelembaban sehingga membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih tinggi. Penggunaan tunggal tanpa campuran dengan media lain membuatnya sangat kasar sehingga tidak memberikan hasil yang baik (Hartmann dan Kester, 1983). Menurut Subiksa (2005), golongan pasir mencakup semua tanah yang pasirnya meliputi 70% atau lebih dari berat tanah itu. Sifat tanah semacam ini mencirikan sifat pasirnya. Lain halnya dengan golongan tanah yang lebih berat dan lebih lekat yang menunjukkan sifat kelempungan. Dua kelas khusus tersebut adalah pasir dan pasir guludan. Pasir memiliki KTK 2-4meq/100g. Menurut Pattimahu

21 (2004), pasir mempunyai kemampuan menahan air yang rendah dan daya pelulusan air yang besar. Hal ini karena ruang-ruang di antara butir-butir besar sehingga drainase dapat berjalan dengan lancar dan lalu lintas berjalan dengan baik. 2.9 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Jagung Tanaman jagung berakar serabut, menyebar ke samping dan ke bawah sepanjang sekitar 25 cm. Penyebarannya pada lapisan bawah tanah. Batang berwarna hijau sampai keunguan, berbentuk bulat dengan penampang melintang 2 2,5 cm. Tinggi tanaman bervariasi antara 125 cm 250 cm. Batang berbuku-buku yang dibatasi oleh ruas. Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh spicula yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan atau embun ke dalam pelepah daun. Bunga jagung berumah satu, dimana bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bunga jantan terdapat pada ujung tanaman dan bunga betina pada ketiak daun. Bunga betina berbentuk gada, putih panjang yang disebut rambut jagung. Biji tersusun rapi pada tongkol. 2.10 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Menurut AAK (2000), tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim subtropis/tropis, dengan suhu berkisar 25 o C 27 o C. Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang mempunyai ketinggian antara 1.000 1.800 m di atas permukaan laut. Macam tanah yang dapat ditanami jagung adalah tanah andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir dengan ph optimal 5,5 6,5. Tanaman jagung menurut Rukmana (1997)

22 sebaiknya ditanam di tempat terbuka karena tanaman jagung membutuhkan penyinaran matahari penuh. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah antara 100 mm 200 mm/bulan. Curah hujan paling optimum adalah sekitar 100 mm 125 mm/bulan dengan distribusi yang merata. Oleh karena itu, tanaman jagung cenderung cocok ditanam di daerah yang beriklim kering. Tanaman jagung sebagai tanaman C4 beradaptasi pada kondisi lingkungan dengan intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu siang dan malam tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya disertai suhu yang tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah (Subandi et al., 1988). Sifat-sifat menguntungkan dari jagung sebagai tanaman C4 antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relalif linggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. 2.11 Pueraria javanica Benth. Pueraria javanica Benth. merupakan tanaman penutup tanah dengan batang melilit atau merambat. Tanaman ini mempunyai panjang sulur sekitar 1-3 m, membentuk akar yang dalam pada tiap bukunya bila tumbuh menjalar, dapat tumbuh pada tanah yang miskin hara dan tahan terhadap naungan yang ringan maupun penyinaran penuh (Skerman, 1977). Menurut Rukmana (2005), setiap buku dapat memiliki banyak cabang dan dapat membentuk hamparan dengan ketinggian mencapai 60-75 cm. Pueraria javanica mempunyai daun majemuk dengan tiga helai anak daun per tangkai. Daun muda dari tanaman ini ditutupi bulu berwarna cokelat. Tanaman ini memiliki bunga seperti kupu-kupu berwarna ungu kebiru-biruan. Polong tanaman ini pipih sedikit melengkung dengan panjang kurang dari 10 cm.