BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN


DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di


BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahapan dimana suatu kegiatan yang

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain.

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

Transkripsi:

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan struktur yang diamati adalah struktur kolom, core wall, balok dan plat lantai dimulai di Lt. 15 s/d Lt. 25. b. Pengangkutan material sampai dengan lokasi pengecoran yaitu menggunakan tower crane. c. Pelaksanaan pengecoran dilakukan malam hari, karena pada malam hari penggunaan tower crane cenderung lebih sedikit dibanding siang hari. d. Mutu beton yang digunakan sebagai berikut - Balok : fc 25 Mpa - Kolom : fc 35 Mpa - Shear wall : fc 35 Mpa - Plat lantai : fc 35 Mpa e. Pembesian yang digunakan sebagai berikut - Balok tul. Pokok Ø 25, Ø 19 dan sengkang Ø 13, Ø 10 - Kolom tul pokok Ø 22, 19 dan sengkang Ø 13, Ø 10 - Shear wall tul. Pokok Ø 19 dan sengkang Ø 10 - Plat lantai Ø 13 dan Ø 10 f. Gambar kerja dimulai dengan pembuatan gambar shop drawing dengan persetujuan/ control oleh konsultan pengawas dimana gambar tersebut mengacu pada gambar for construction yang dikeluarkan oleh konsultan perencana. IV -1

4.2 PERALATAN Peralatan yang digunakan diantaranya sebagai berikut : 4.2.1 Alat Ukur 1. Theodolit Laporan Kerja Praktek Alat ini digunakan untuk pengukuran di lapangan yaitu untuk menentukan letak titik tertentu, letak titik-titik untuk mengetahui perbedaan tinggi tanah di lokasi proyek. Selain itu digunakan juga untuk menentukan as bangunan dan untuk pengecekan kolom Gambar 4.2.1.1 theodolit 2. Waterpass Kegunaan alat ini hampir sama dengan theodolit, digunakan untuk menentukan kedataran suatu permukaan secara horizontal dan penentuan ketiniggian posisi tertentu 3. Meteran Kegunaan alat ini sebagai pengukuran panjang baik vertical maupun horizontal IV -2

4.2.2 Alat Berat 1. Tower crane ( TC ) Laporan Kerja Praktek Digunakan sebagai alat angkut yang bergerak untuk memindahkan benda secara vertical maupun horizontal. Yang diangkut oleh TC (Tower Crane) ini antara lain baja tulangan, concrete bucket untuk bekisting, terminal, dan lainnya. Tower crane diletakan ditempat yang strategis untuk semua bentuk kegiatan dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Untuk semua alat berat disediaan oleh pihak kontraktor dalam hal ini PT Total bangun persada Tbk. Adapun gambar tower crane yaitu sebagai berikut : Gambar 4.2.2.1.1 tower crane IV -3

2. Truck mixer Laporan Kerja Praktek Truk yang digunakan untuk mengangkut campuran beton yang siap pakai (ready mix) dari sebuah mesin pengaduk sentral. Mixer selalu berputar untuk menjaga homogenitas adukan beton dan batching plant kelapangan. Truk ini memiliki kapasitas 7 m 3 dan 9 m³. Gambar 4.2.2.1.2 truk mixer 3. Dump Truck Kendaraan ini digunakan untuk mengangkut tanah galian dan urugan. Truck ini dilengkapi dengan dump atau bak yang menggunakan sistem hidrolik. Gambar 4.2.2.1.3 Dump truck IV -4

4. Genset dan instalasi Generator bertenaga diesel yang digunakan sebagai sumber listrik untuk menggerakkan alat-alat kerja seperti tower crane, air compressor, vibrator, peralatan las, gerinda, lampu-lampu penerangan, AC untuk office, dan lainnya. Gambar 4.2.2.1.4 Genset 5. Concrete pump Alat ini digunakan untuk memompa adukan beton dari truk mixer dan mengalirkarnya ke lokasi pengecoran melalui pipa-pipa yang berhubungan. Gambar 4.2.2.1.5 Concrete pump IV -5

4.2.3 Alat pendukung 1. las mesin Laporan Kerja Praktek Mesin ini digunakan untuk mengelas sambungan-sambungan baja yang perlu disambung. Gambar 4.2.3.1 las mesin 2. Bar cutting Bar-cutting adalah alat yang digunakan untuk memotong besi tulangan. Pada proyek ini digunakan alat secara manual Gambar 4.2.3.2 bar cutting IV -6

3. Bar bender Laporan Kerja Praktek Bar-bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan besi tulangan, seperti pembuatan sengkang kolom, tulangan pile cap, dan sebagainya. Cara kerjanya adalah dengan menentukan panjang pembengkokan dan sudut yang diinginkan, kemudian besi tulangan dipasang pada mesin yang secara mekanik dapat membengkokan besi tulangan tersebut. Penggunaan alat ini sangat praktis dan cepat, sehingga pekerjaan pembengkokan besi tulangan dengan cepat dapat diselesaikan Gambar 4.2.3.3 bar bender 4. Concrete bucket Alat ini berfungsi untuk menuangkan adukan beton ke tempat yang akan dicor. Dan concrete bucket ini, digunakan tremi untuk menuangkan adukan beton ke tempat yang akan dicor. Adapun gambar concrete bucket seperti dibawah ini : Gambar 4.2.3.4 concrete bucket IV -7

4.3 METODE KERJA PENGECORAN KOLOM 4.3.1 Pembesian Laporan Kerja Praktek Pembesian dilakukan setelah shop drawing disetujui dan dilakukan perhitungan pembesian dengan metode bar bending schedule (BBS). Dari hasil perhitungan BBS ini, dilakukan perencanaan dan pemotongan besi dengan bar cutter. Pemotongan dan pembentukan (pembengkokan) dilakukan khusus oleh tenaga ahli yang bertanggung jawab melakukan pemotongan sesuai ukuran dan spesifikasi gambar rencana/ shop drawing. Besi-besi tulangan yang telah dibentuk ini untuk sementara ditempatkan di tempat khusus yang mudah dijangkau oleh tower crane. Berikut dapat kita lihat bagaimana proses pemotongan dan pembengkokan besi-besi tulangan tersebut. Bar cutter Gambar 4.3.1.1 Tempat pemotongan besi dengan menggunakan bar cutter. Alat pembengkok besi Gambar 4.3.1.2 Proses pembentukan/ pembengkokan besi. IV -8

Gambar 4.3.1.3 Perakitan tulangan kolom yang disimpan di tempat perakitan tulangan. Tahap selanjutnya besi yang telah dibentuk sesuai gambar rencana dirakit di area perakitan, kemudian diangkat ke lokasi yang akan dipasang dengan bantuan tower crane. Masih dengan bantuan tower crane, besi tulangan disambung ke besi over lap kolom sebelumnya. Gambar 4.3.1.4 Proses penyambungan tulangan kolom dengan bantuan tower crane. IV -9

Tahap berikutnya setelah sambungan tulangan siap, dilakukan pemasangan tahu beton dan pembatas bekisting (sepatu kolom) dengan pengelasan besi siku di bagian bawah pembesian kolom (pengelasan diberi stek tambahan yang sudah disiapkan). Kemudian dilakukan joint survey bersama ( cek hasil pekerjaan besi ) antara konsultan pengawas dan pemborong. Sepatu kolom Gambar 4.3.1.5 Setelah penyambungan besi tulangan kolom selesai dilakukan pemasangan sepatu kolom. 4.3.2 Bekisting Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah pemasangan besi selesai. Bekisting kolom tersebut difabrikasi sesuai dengan ukuran yang telah didesain. Sebelum dipasang bekisting kolom dilapisi/ dicoating dengan menggunakan mould oil. Setelah itu dilakukan pembersihan di area stek kolom. Tahap selanjutnya adalah memasang panel bekisting kolom dengan dibantu Tower Crane dan dipasang tegak dengan diperkuat oleh penyangga (Adjuster) bekisting kolom. Langkah terakhir dari pekerjaan bekisting kolom adalah memeriksa ketegakan bekisting kolom dengan melakukan penyesuaian adjuster mengunakan bantuan benang dengan pemberat IV -10

(unting-unting). Bekisting kolom menggunakan multipleks dengan ketebalan 18mm, usia pemakaian sampai dengan 3 s/d 4 kali pemakaian. Gambar 4.3.2.1 Proses pemasangan bekisting kolom. Gambar 4.3.2.2 Proses pemasangan bekisting kolom dengan bantuan tower crane. IV -11

Gambar 4.3.2.3Proses penyesuaian kemiringan bekisting dengan penyesuaian adjuster. 4.3.3 Pengecoran Setelah selesai pemasangan bekisting kolom, maka dilanjutkan dengan pengecoran. Beton readymix untuk kolom sebelumnya dilakukan tes slump sesuai nilai yang telah ditentukan. Dari hasil tes slump yang telah diijinkan dilanjutkan pengangkutan beton dengan menggunakan mobil truck ke lokasi pengecoran. Pengecoran beton dilakukan dengan dibantu oleh tower crane yang dituang melalui backet, kemudian dilakukan vibrating dari dalam dengan alat vibrator dan dari luar ( pemukulan pada permukaan bekisting kolom ). Proses vibrating ini dilakukan secara bertahap ( tiap batas klem bekisting / +/- 1/5 tinggi bekisting kolom ). Untuk lebih jelasnya proses pengecoran kolom ini dapat kita lihat pada gambar berikut di bawah ini. IV -12

Gambar 4.3.3.1 Proses pengecoran kolom menggunakan backet dengan bantuan tower crane. Proses Pembongkaran bekisting kolom dilaksanakan setelah 10 jam dari pengecoran. Curring ( curing compound ) langsung dilakukan setelah pembongkaran bekisting IV -13

4.4 METODE KERJA PENGECORAN CORE LIFT/ CORE WALL 4.4.1 Pembesian Mengacu pada gambar shop drawing yang telah disetujui terus dilakukan fabrikasi dan pemotongan besi dengan bar cutter dan dilanjutkan dengan pembentukan dan perakitan. Besi yang telah dirakit sesuai perencanaan kemudian diangkat ke lokasi yang akan dipasang dengan bantuan tower crane. Masih dengan bantuan tower crane, besi tulangan disambung ke besi over lap dinding core wall sebelumnya (yang sebelumnya dilakukan pembersihan di area stek dinding). Gambar 4.4.1.1. Proses penyambungan tulangan dinding core lift Setelah penyambungan selesai, dilakukan pemasangan/ perakitan tulangan balok spandrel yang dilakukan langsung di lapangan. IV -14

Tulangan balok spandrel. Gambar 4.4.1.2. Proses pemasangan tulangan spandrel. Untuk penyambungan balok dengan dinding core wall, digunakan sistem penyambungan yaitu sistem block out. Setelah pembesian besi terpasang dan sudah selesai dilakukan joint survey bersama antara konsultan pengawas dan kontraktor. 4.4.2 Bekisting Pemasangan bekisting dinding core wall dilaksanakan setelah pemasangan besi selesai. Bekisting dinding core wall tersebut difabrikasi sesuai ukuran yang didesain. Sebelum papan bekisting dipasang, terlebih dahulu dilapisi/dicoating dengan menggunakan mould oil. Setelah itu dilakukan pembersihan di area stek dinding core wall, yang selanjutnya dilakukan pemasangan setengah panel bekisting core wall dengan dibantu tower crane dan dipasang tegak dengan diperkuat oleh penyangga (adjuster) bekisting core wall. Setelah itu Memasang lagi setengah panel bekisting core wall dengan dibantu tower crane dan dipasang tegak dengan diperkuat oleh penyangga (adjuster) bekisting core wall. IV -15

Adjuster Gambar 4.4.2.1. Pemasangan bekisting dinding core lift dengan bantuan tower crane. Gambar 4.4.2.2. Pemasangan bekisting dinding core lift dengan bantuan tower crane Langkah terakhir dari pekerjaan bekisting dinding core wall adalah memeriksa ketegakan bekisting dinding core wall dengan mengunakan benang dengan pemberat (unting-unting) dan menyesuaikan adjuster yang terdapat pada besi penyangga bekesting. Bekisting core wall menggunakan multipleks dengan ketebalan 18mm, usia pemakaian sampai dengan 5 s/d 6 kali pemakaian. IV -16

4.4.3 Pengecoran Laporan Kerja Praktek Setelah selesai pemasangan bekisting core wall, maka dilanjutkan dengan pengecoran. Beton readymix untuk dinding core wall sebelumnya dilakukan tes slump sesuai nilai yang telah ditentukan. Dari hasil tes slump yang telah diijinkan kemudian dilanjutkan pengangkutan beton dengan menggunakan mobil truck ke lokasi pengecoran. Pengecoran beton dilakukan dengan dibantu oleh tower crane yang dituang melalui backet, kemudian dilakukan vibrating dari dalam dengan alat vibrator dan dari luar ( pemukulan pada permukaan bekisting core wall). Proses vibrating ini dilakukan secara bertahap ( tiap batas klem bekisting / +/- 1/5 tinggi bekisting core wall ). Pembongkaran bekisting dinding core wall beton dilaksanakan setelah 10 jam dari pengecoran. Curring ( curing compound ) langsung dilakukan setelah pembongkaran bekisting. Tulangan balok spandrel. Gambar 4.4.3.1. Bekisting dinding core lift telah siap dibuka. IV -17

4.5 METODE KERJA PENGECORAN BALOK 4.5.1 Pembesian Laporan Kerja Praktek Seperti halnya kolom dan struktur core wall, dilakukan pemotongan dan pembentukan/ pembengkokan besi tulangan sesuai shop drawing di area produksi pembesian. Perakitan tulangan balok dilakukan langsung di lapangan / area balok itu sendiri, besi tulangan diangkat ke area pemasangan dengan menggunakan tower crane. Gambar 4.5.1.1. Perakitan tulangan balok di lapangan. 4.5.2 Bekisting Untuk bekisting langkah pertama yaitu mendirikan dan memasang scaffolding atau perancah pemasangan bekisting dan adjuster pinggir pinggir balok dan tirot sebagai pengunci agar dimesin balok tidak berubah dan jebol Sebelum memasang bekisting balok tersebut, sebelumnya pada permukaan multiplek terlebih dahulu dilapisi dengan mould oil. Pemasangan bekisting balok dilakukan dengan urutan sebagai berikut : - Memasang bekisting bawah (bottom form) dengan bahan multiplek 18 mm - Memasang bekisting samping (side form) dengan bahan multiplek 15 mm IV -18

- Untuk bekisting samping balok bagian tepi struktur bangunan, bekisting dipasang pada kondisi telah terakit dengan bantuan tower crane. Adjuster bekisting balok. Gambar 4.5.2.1. Bekisting balok yang telah dipasang. Gambar 4.5.2.2. Pemasangan bekisting tepi. Untuk bentang balok yang lebih dari 12m akan ada penyambungan besi (overlap), dimana panjang overlap ini sesuai dengan standard penulangan yang telah ditetapkan oleh konsultan struktur. Pada saat pemasangan besi tulangan pada bekisting balok diletakkan pada posisi yang tetap dan dijaga pada saat pengecoran, yaitu dengan memasang beton decking/ tahu beton. Pada sambungan tulangan balok dengan struktur core wall sistem penyambungan, yaitu sitem block out. Yang harus diperhatikan adalah sebelum dicor atau setelah besi sudah terpasang harus dibersihkan lagi dengan alat semprot kompresor. IV -19

4.5.3 Pengecoran Setelah besi terpasang maka dilakukan joint survey bersama antara Pemborong dengan Konsultan pengawas setelah itu dilanjutkan dengan pengecoran. Beton readymix untuk balok sebelumnya dilakukan tes slump sesuai nilai yang telah ditentukan. Dari hasil tes slump yang telah diijinkan kemudian dilanjutkan pengangkutan beton dengan menggunakan mobil truck ke lokasi pengecoran. Beton dinaikkan ke lokasi yang akan dicor dengan menggunakan backet dengan bantuan tower crane, kemudian dilakukan vibrating secara bertahap pada balok dan Plat lantai. Gambar 4.5.3.1. Penyambungan tulangan balok sistem block out. Curring ( curing compound ) langsung dilakukan setelah pembongkaran bekisting. Pembongkaran bekisting balok dan Plat dilaksanakan setelah 7 (tujuh) hari dari pengecoran. IV -20

4.6 METODE KERJA PENGECORAN PLAT LANTAI 4.6.1 Bekisting Metode pelaksanaan pekerjaan plat lantai pada proyek ini menggunakan metode table form. Metode table form jauh lebih praktis dan lebih cepat jika dibandingkan dengan metode konvensional (metode biasa). Metode pada proyek ini dipakai untuk plat-plat yang typical. Pekerjaan ini dimulai dengan pembuatan gambar shop drawing, dengan persetujuan/ control oleh konsultan pengawas dimana gambar tersebut mengacu pada gambar for construction yang dikeluarkan oleh konsultan perencana struktur. Langkah selanjutnya adalah mendirikan dan memasang struktur rangka bekisting sistem table form dengan langkah sebagai berikut : - Membongkar rangka & bekisting dari 3 level plat lantai di bawahnya. Pembongkaran tidak dilakukan secara keseluruhan, tetapi hanya dengan menurunkan level pada adjuster. Adjuster. Gambar 4.6.1.1 Pembongkaran bekisting sistem table form dengan menurunkan adjuster. - Mengangkat bekisting (dalam kondisi sudah terakit dengan bentuk meja) dari lantai bawah ke lantai atas dengan bantuan Tower Crane. IV -21

Gambar 4.6.1.2. Bekisting table form diangkat dalam 1 konfigurasi tertentu. - Rangka bekisting terakit dalam satu konfigurasi tertentu dengan ukuran 150x 450cm, sehingga proses perakitan kembali bekisting relative lebih cepat dibanding dengan bekisting konvensional. - Merakit kembali tiap konfigurasi bekisting menjadi satu kesatuan setengah luas lantai. Gambar 4.6.1.3. Bekisting tipe table form yang telah dirakit kembali. - Pengecoran plat lantai dibagi menjadi 6 zone/lantai. Sebelum memasang bekisting plat lantai, pada permukaan multiplek terlebih dahulu dilapisi dengan mould oil. Pemasangan bekisting plat lantai dengan bahan multiplek 18 mm. IV -22

4.6.2 Pembesian Laporan Kerja Praktek Untuk perakitan pembesian plat dilakukan langsung dilokasi yang akan dipasang (diatas bekisting yang sudah terpasang) sesuai dengan ukuran, dimensi, dan panjang plat. Besi-besi tulangan diangkat ke lokasi dengan menggunakan bantuan tower crane. Sebagian besar besi-besi tulangan dipotong dan dibentuk langsung di lapangan, sehingga di lapangan selalu disediakan alat pemotongan manual dan alat pembengkok tulangan. Gambar 4.6.2.1. Proses perakitan besi tulangan plat lantai. Untuk menjaga jarak antara besi tulangan dan bekisting plat dipasang tahu beton. Pada saat pemasangan besi tulangan harus diletakkan pada posisi yang tetap dan dijaga pada saat pengecoran, yaitu dengan memasang besi decking berbentuk huruf S (kaki ayam) pada tulangan rangkap. Dan pemasangan tahu beton yang bertujuan menjaga jarak tulangan plat dengan bekisting tidak menempel. Yang harus diperhatikan adalah sebelum dicor atau setelah besi sudah terpasang harus dibersihkan lagi dengan alat semprot kompresor. Setelah besi terpasang dilakukan joint survey bersama antara pemborong dengan konsultan pengawas. IV -23

Besi decking. Tahu beton. Gambar 4.6.2.2. Sistem pemasangan besi dan tahu beton. 4.6.1 Pengecoran Langkah selanjutnya setelah besi sudah terpasang dan sudah dilakukan joint survey maka dilanjutkan dengan pengecoran. Beton readymix untuk plat sebelumnya dilakukan tes slump sesuai nilai yang telah ditentukan. Dari hasil tes slump yang telah diijinkan, kemudian dilanjutkan pengangkutan beton dengan menggunakan mobil truck ke lokasi pengecoran. Beton dinaikkan ke lokasi yang akan dicor dengan menggunakan pompa beton, kemudian dilakukan vibrating secara bertahap pada plat lantai. Curring (curing compound) langsung dilakukan setelah pembongkaran bekisting. Pembongkaran bekisting plat dilaksanakan setelah 7 (tujuh) hari dari pengecoran Gambar 22. Tampak perakitan besi tulangan plat lantai. IV -24