EFISIENSI PENGOLAHAN INSTALASI AIR LIMBAH BERDASARKAN KUALITAS AIR DI IPAL SEWON, BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

Stabilisasi. B.8. Pengendalian Kualitas Air Limbah dan Evaluasi Kinerja Kolam

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DASAR PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Northeast Georgia Regional Development Center (1999) menjelaskan beberapa. indikator pencemaran sungai sebagai berikut:

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

MAKALAH KIMIA ANALITIK

Transkripsi:

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR Agung Satriya Sembaga, 1 Burhan Barid, ST, M.T., 2 Jazaul Ikhsan S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta EFISIENSI PENGOLAHAN INSTALASI AIR LIMBAH BERDASARKAN KUALITAS AIR DI IPAL SEWON, BANTUL ABSTRAK Air merupakan salah satu sumber utama bagi kehidupan mahluk hidup baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan yang disebabkan oleh industri (limbah). Di kota Yogyakarta mengalir tiga sungai besar, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code, dan Sungai Gajahwong. Di sepanjang sungai ini dipadati oleh permukiman penduduk yang sebagian warga tinggal masih membuang limbah cair tanpa proses pengolahan ke sungai. Hal ini mengakibatkan pencemaran sungai yang berbahaya bagi kondisi ekologis perairan sungai tersebut. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar sungai tersebut berinisiatif melakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dibangunnya instalasi pengolahan air limbah di Jalan Bantul Km. 8 Sewon, Bantul, setidaknya dapat mengurangi pencemaran tersebut. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah rumah tangga di desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul ini merupakan tindak lanjut Program Jangka Menengah Pembangunan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) periode 1993/1994 1997/1998 yang meliputi seluruh wilayah Kodya Yogyakarta, sebagian wilayah Kab.Sleman ( 3 Kecamatan ) dan sebagian wilayah Kab.Bantul ( 3 Kecamatan ) Kata kunci : Kualitas Air Limbah, Efisiensi, Pengolahan Air, Volume Aliran IPAL Catatan : 1 Dosen Pembimbing 1 : 2 Dosen Pembimbing 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah merupakan upaya untuk mendukung Program Kali Bersih (Prokasih) oleh D.I.Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah ini dapat meningkatka kualitas air sungai serta estetika Lingkungan di sekitar daerah aliran sungai termasuk pula penurunan pencemaran air tanah. Dengan dilakukannya percobaan ini diharapkan kita dapat memperoleh masukan dan gambaran tentang pencemaran Air sungai yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah pabrik, sampah, dan pencemar air lainnya baik limbah yang masuk serta limbah yang keluar dari instalasi dan analisa kualitas air limbah dilaboratorium sehingga akan diperoleh korelasi antara lingkungan instalasi dan kualitas air limbahnya dalam mengolah limbah yang ramah lingkungan, serta untuk mengetahui kadar BOD (Biologycal Oxygen Demand),DO (Dissolve Oxyge), SS (Suspended solid),suhu dan nilai ph. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana nilai parameter BOD, DO, COD, ph, suhu, dan SS dari input air limbah masuk dan setelah output air limbah keluar selama kurun waktu tahun 2007sampai 2014 di Sewon, Bantul? 2. Bagaimana Efisiensi berdasarkan parameter tersebut untuk pengolahan instalasi air limbah selama kurun waktu 1

tahun 2007sampai 2014 di Sewon, Bantul? 3. Mengetauhi hubungkan debit volume air masuk dengan nilai parameter tersebut untuk melihat mempengaruhi kualitas air dalam Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui seberapa efektif proses tahapan pengolahan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam kurun waktu tujuh tahun 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air berdasarkan parameter ph, suhu, BOD, DO dan SS. Di IPAL Sewon Bantul, Yogyakarta dalam Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis 1. Dari segi teoritis diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang Teknik Sipil khususnya pada pembanggunan infrastuktur seperti IPAL. 2. Diharapkan juga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang Biologi dan Teknik Lingkungan khususnya meneliti tentang kualitas air dengan resiko limbah yang semakin hari semakin banyak. b. Manfaat praktis 1. Dari segi praktis diharapkan dapat sebagai pertimbangan bagi pemerintah, khususnya yang menangani IPAL dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan prosedur yang benar dan tidak mengganggu lingkungan di kawasan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Sewon. 2. Selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dapat menguranggi produksi limbah yang mencemari lingkungan. E. Batasan Masalah Batasan masalah pada Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1. Penelitian Dilakukan pada IPAL Bantul. 2. Penelitian ini difokuskan pada hasil pengolahan air limbah yang meliputi enam parameter yaitu BOD (Biologycal Oxygen Demand),DO (Dissolve Oxyge), SS (Suspended solid),suhu dan nilai ph. 3. Data yang digunakan adalah data kualitas air IPAL dari mulai Tahun 2007 sampai Tahun 2014. TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur dengan air khususnya pada air tanah dangkal. Mikroba yang paling berbahaya adalah mikroba yang berasal dari tinja yaitu bakteri Coli, mikroba yang datang dari tinja ini tidak baik bagi kesehatan apabila digunakan untuk kepentingan kehidupan manusia terutama kebutuhan rumah tangga. B. Pencemaran Air Semakin banyak populasi manusia dan perkembangan industri akan semakin banyak masalah yang timbul, seperti masalah pencemaran tanah, air, udara, dan suara, munculnya daerah pemukiman kumuh, masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan, terutama di kota-kota besar. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat seperti limbah industri, limbah usaha peternakan, limbah perhotelan dan limbah rumah sakit. C. Air Limbah Air limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1 % dari padanya berupa benda-benda padat ynag terdiri dari zat organik dan non organic. D. Sifat dan Komposisi Air Limbah Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat. Akan tetapi dalam hal ini, 2

secara garis besar zat-zat yang terdapat di dalam air limbah dan aliran rata-ratanya dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini : LANDASAN TEORI 1. Indeks Kualitas Air Metode indeks kualitas air merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kualitas air pada parameter tertentu. Parameter tersebut antara lain : a. BOD (Biologycal Oxygen Demand) BOD atau yang disebut Kubutuhan biologi akan osigen yaitu banyaknya oksigen yang dibutuhkan pada mikroorganisme pada waktu melakukan proses dekomposisi bahan organik yang ada diperairan. b. DO (Dissolved Oxygen) DO menunjukan besarnya Oksigen terlarut dalam air. Dissolve Oxygen (DO), merupakan unsur terpenting dalam kandungan air dalam menghidupi makhluk hidup yang ada didalamnya. c. COD (Chemical Oxygen Demand ) COD atau kebutuhan kimiawi akan oksigen adalah banyaknya Oksidator kuat yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai mg/l O 2. COD digunakan untuk mengukur banyaknya oksigen yang setara dengan bahan organik d. ph ph (derajat keasaman) menunjukan kadar asam atau basa pada larutan melalui konsentrasi ino H +. Nilai ph biasanya berkisar antara 1-14,Nilai ph air yang normal adalah sekitar netral, yaitu ph = 7, sedangkan ph air yang terpolusi e. Suhu Pengukuran suhu yaitu untuk perhitungan indeks kualitas air dan indentifikasi sumber air. Pengukuran dapat menggunakan termometer air raksa dari celsius. Prubahan suhu dipengaruhi oleh musim, lintang, waktu dalam hari, sirkulasi udara dan aliran kedalaman badan air f. SS (Suspended Solid) Zat padat suspensi (SS) merupakan zat padat organik maupun anorganik yang bersifat koloid yang melayang-;ayang dalam air dan zat padat yang akan mengendap dalam keadaan diam karena pengaruh gravitasi. 2. Proses Pengolahan Air Limbah Gambar berikut ini adalah proses pengolahan Air Limbah dari mulai aliran masuk sampai dengan aliran keluar. 3. Baku mutu air Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air ( PP RI No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air). 3

B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi 2. Studi Pustaka 3. Metode Interview atau Wawancara 4. Metode Dokumentasi Baku mutu yang digunakan pihak IPAL sendiri menggunakan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan untuk Wilayah Provinsi Yogyakarta. C. Data Yang dikumpulkan Pada umumnya penelitian ada dua macam data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Kualitas Inlet dan Outlet Air Limbah IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007 Sampai tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran 2. Data Volume Air masuk IPAL Bantul selama tahun 2007 Sampai tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran 3. Jenis item dan Alat oprasional Air Limbah IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007 Sampai tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Parameter Kualitas AirLimbah BOD 1. Parameter BOD METEDOLOGI PENELITIAN A. Tahap Penelitian Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa data kualitas air limbah, rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada gambar ini 2. Efektifitas Penurunan Parameter BOD Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata BOD inlet dan BOD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata BOD inlet 127,5 mg/lt sebesar sedang nilai rata-rata BOD outlet sebesar 15,6 mg/lt Perhitungan efisiensi penggolahan air limbah rumah tangga di Instalasi pengelolaan air 4

limbah Yogyakarta. Yang meliputi efisien penurunan nilai BOD, COD, SS dari air limbah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Efisiensi = (Ki Ke) x 100% Ki Dan efisiensi peningkata nilai DO, Suhu, ph dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Keterangan : Efisiensi = (Ke Ki) x 100% Ke Ki = Nilai rata- rata Parameter Inlet Ke = Nilai rata- rata Parameter Onlet Tahun BOD BOD Efektifitas inlet outlet Penurunan 2007 153.79 15.06 90.20 2008 109.10 12.83 88.24 2009 116.75 12.83 89.01 2010 112.40 17.13 84.76 2011 130.82 14.43 88.97 2012 154.17 16.50 89.30 2013 111.77 15.62 86.02 2014 131.28 20.38 84.47 ratarata 127.5 15.597 87.77 4. Pembahasan BOD Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata BOD inlet dan BOD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata BOD inlet 127,5 mg/lt sedang nilai rata-rata BODoutlet sebesar 15,6 mg/lt. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. BODinlet dan BODoutlet relatif tidak aman karena kadar BOD maksimal Kelas IV kualitas air adalah 12 mg/l, sehingga untuk mencapai kualitas air Kelas III sampai dengan Kelas I diharuskan diolah terlebih dahulu Menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, BODoutlet (15,6 mg/lt.) relatif aman karena kadar BOD maksimal Kelas I kualitas air adalah 30 mg/l Untuk Efektifitas BOD terjadi penurunan secara linier selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami mengalami penurunan kinerja aerator sehingga efektifitas penurunan BOD dapat terjadi tiap tahun secara terus menerus. Penurunan nilai BOD juga dipengaruhi oleh Volume yang masuk B. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah DO 1. Parameter DO 3. Hubungan Volume dengan Parameter BOD Analisa pengaruh BOD dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Oksigen terlarut diperlukan untuk pemurnian air dan pengolahan air limbah, yaitu menguranggi bahan pencemar sebelum masuk kesungai. Data kualitas air limbah berdasarkan kualitas parameter DO, yang meliputi rata-rata DO inlet dan DO outlet selanjutnya dapat dilihat berikut ini. 5

2. Efektifitas Penurunan DO Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata DO inlet dan DO outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata DO inlet sebesar 2,19 mg/lt sedang nilai rata-rata DO outlet sebesar 4,62 mg/lt Tahun DO DO Efektifitasa inlet outlet Penurunan (%) 2007 1.66 5.72 70.96 2008 3.55 6.32 43.88 2009 3.13 6.51 51.86 2010 2.68 5.06 46.95 2011 1.84 4.13 55.35 2012 1.26 3.46 63.67 2013 1.83 3.00 38.92 2014 1.63 2.78 41.42 rata-rata 2.19 4.62 52.44 3. Hubungan Volume dengan Parameter DO Analisa pengaruh DO dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini 4. Pembahasan DO Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata DO inlet dan DO outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata DO inlet 2,19 mg/lt sedang nilai rata-rata DO outlet sebesar 4,62 mg/lt. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. DO inlet tergolong antara Kelas III-IV, Kelas III (3 mg/l) dan Kelas IV (0 mg/l) sedangkan DOoutlet aman tergolong Kelas II (4 mg/l) - Kelas I (6 mg/l). Menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY bagi Baku Mutu Limbah Cair, DOoutlet (5,69 mg/lt) aman karena kadar DO untuk Kualitas air Golongan C ( > 3 mg/l ). Untuk Efektifitas DO terjadi secara tidak beraturan tetapi cenderung menurun selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi selain dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami penurunan kinerja aerator juga terjadi karena curah hujan yang tunggi pada tahun 2012 yang mempengaruhi kolam fakultatif sehingga efektifitas DO dapat terjadi penurunan tiap tahun secara terus menerus. Pada gambar diatas Penurunan nilai DO juga dipengaruhi oleh Volume debit yang masuk 6

C. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah COD 1. Parameter COD COD (mg/lt) adalah banyaknya oksidator yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air. Jadi dengan semakin tinggi nilai COD maka oksigen yang terlarut DO di dalam air akan semakin sedikit sehingga kualitas kehidupan didalam air limbah semakin rendah. Data kualita air limbah terhadap parameter COD yang meliputi rata-rata COD inlet dan COD outlet dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 3. Hubungan Volume dengan Parameter COD Analisa pengaruh COD dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini 2. Efektifitas Penurunan Parameter COD Tahun COD inlet COD outlet Efektifitas Penurunan 2007 461.3 44.1 90.43 2008 315.4 53.2 83.12 2009 317.2 54.4 82.84 2010 299.5 57.4 80.83 2011 386.0 58.6 84.83 2012 502.7 62.3 87.62 2013 359.9 64.4 82.10 2014 484.30 81.0 83.27 rata-rata 391 59 84.79 4. Pembahasan COD Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata COD inlet dan COD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata COD inlet 390,8 mg/lt sedang nilai rata-rata CODoutlet sebesar 41,83 mg/lt. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. CODinlet sebesar 390,8 mg/lt relatif tidak aman karena tidak tergolong dalam Kelas Air, karena maksimal kadar Kelas IV (100 mg/l) sedang CODoutlet sebesar 59,4 mg/lt relatif aman dan tergolong pada Kelas III (50 mg/l). Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, CODoutle (59,4 mg/lt) relatif aman karena kadar COD maksimal Kelas I kualitas air adalah 60 mg/l. 7

Untuk Efektifitas COD hamper mirip dengan DO terjadi secara tidak beraturan tetapi cenderung menurun selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi selain dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami penurunan kinerja aerator juga terjadi karena curah hujan yang tunggi pada tahun 2012 sehingga efektifitas COD dapat terjadi penurunan tiap tahun secara terus menerus. Tidak terjadi pengaruh yang besar antara nilai COD dengan volume. D. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah ph 1. Parameter ph Parameter ph menunjukan konsentrasi ion hidrogen dala air. Air yang masih segar dari pegunungan memiliki ph yang tinggi. Data kualita air limbah terhadap parameter ph inlet dan ph outlet dapat dilihat gambar dibawah ini 3. Hubungan Volume dengan Parameter ph Analisa pengaruh ph dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini 4. Pembahasan ph Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata ph inlet dan ph outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata ph inlet sebesar 6,75 sedang nilai rata-rata phoutlet sebesar 7,28. 2.Efektifitas Kenaikan Parameter ph Tahun ph ph Efektifitas inlet outlet Penurunan 2007 6,21 7,56 16,53 2008 6,95 7,69 9,62 2009 7,10 7,35 3,40 2010 6,87 6,98 1,58 2011 6,84 7,12 3,93 2012 6,89 7,39 6,64 2013 6,76 7,26 6,89 2014 6,24 6,89 9,4 rata-rata 6,75 7,28 7,33 Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. phinlet sebesar 6,75dan phoutlet sebesar 7,28 relatif aman tergolong dalam Kelas Air I- III, karena nilai ph untuk Kelas I-III (6-9). Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY., phinlet sebesar 6,75 dan phoutlet sebesar 7,28 relatif aman tergolokelas Air I-IV, karenanilai Suhu untuk Kelas I-IV (deviasi 3 sampai deviasi 5). 8

Untuk Efektifitas ph terjadi penurunan dari tahun 2007-2010 mengalami curah hujan yang menurun tetapi dari tahun 2011-2014 terjadi kenaikan secara linier dengan seiringnya curah hujan yang semakin tinggi pada tahun 2014. E. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah Suhu 1. Parameter suhu (C o ) Perubahan suhu dalam air berpengaruh terhadap peningkatan laju metabolisme, jumlah kandungan oksigen terlarut dalam air serta meningkatkan kecepatan reaksi-reaksi kimia dalam air termasuk juga meningkatkan keracunan pencemaran kimia dalam air Data kualita air limbah terhadap parameter suhu yang meliputi rata-rata suhu inlet dan suhu outlet dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 3. Hubungan Volume dengan Parameter Suhu dengan Volume Analisa pengaruh suhu dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini 4. Pembahasan Suhu 2. Efektifitas Kenaikan Parameter Suhu Tahun Suhu Suhu Efektifitas inlet outlet Kenaikan (%) 2007 27,8 28,6 2,79 2008 27,7 28,7 3,31 2009 28,5 29,4 3,09 2010 28,7 29.4 1,58 2011 27.8 28.7 3.02 2012 27.6 28.5 3.02 2013 28.5 29.7 4.13 2014 29.5 30.5 3.33 rata-rata 28.32 29.25 3.21 Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata inlet dan Suhu outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata Suhu inlet sebesar sebesar 28,32 C sedang nilai rata-rata Suhuoutlet tahun 2007 sebesar 29,25 C. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Suhu inlet dan Suhuoutlet relatif aman tergolong dalam Kelas Air I-IV, karena nilai Suhu untuk Kelas I-IV (deviasi 3 sampai deviasi 5). Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, Suhuinlet sebesar 28,32 C dan Suhuoutlet sebesar 29,25 C relatif aman tergolong dalam Kelas Air I, dengan nilai Suhu (35 C) Untuk Efektifitas kenaikan Suhu terjadi secara linier selama tahun 2007 sampai tahun 9

2014 terjadi dikarenakan pemanasan global kerena proses aerasi dilapangan terbuka pada kolam fakultatif dan bersentuhan langsung sengan sinar matahariyang mempengaruhi suhu air limbah sehingga nilai suhu dapat terjadi kenaikan tiap tahun secara terus menerus seiring dengan meningkatnya pemanasan global. F. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah SS 1. Parameter SS Tingginya kandungan SS pada air limbah akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis didalam air limbah, sehinga kualitas kehidupan organisme di dalam air limbah ikut terpengaruh. Data kualita air limbah terhadap parameter SS yang meliputi rata-rata SS inlet dan SS outlet dapat dilihat pada gambar dibawah ini 3. Hubungan Volume dengan Parameter SS Analisa pengaruh SS dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini 4. Pembahasan SS 2.Efektifitas Penurunan Parameter SS Tahun SS SS Efektifitas inlet outlet Penurunan 2007 204.29 15.24 92.54 2008 153.42 9.87 93.57 2009 142.55 13.95 90.21 2010 168.29 16.20 90.37 2011 227.72 15.81 93.06 2012 418.14 17.34 95.85 2013 209.33 16.46 92.14 2014 309.26 17.49 94.34 rata-rata 229.12 15.29 93.32 Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata SS inlet dan SS outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata SS inlet 15,29 mg/lt. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. SS inlet dan SS outlet relatif aman tergolong dalam Kelas Air I-III, karena nilai SS (mg/l) untuk Kelas I-III (50-400). Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, SSinlet aman tergolong dalam Kelas Air III (200 mg/l), dan Ssoutlet aman tergolong Kelas air I dengan kadar maksimal 100 mg/l. Untuk Efektifitas SS terjadi secara tidak beraturan pada tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan tetapi masuk tahun 2009 dan 2010 10

cenderung menurun karena curah hujan yang tinggi dan kembali naik saat curah hujan berkurang selain dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami penurunan kinerja aerator juga terjadi karena Debit volume pembuangan air limbah yang semakin kotor juga mempengaruhi Efektifitas nilai SS. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari perhitungan dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berukut : 1. Kualitas air hasil pengolahan air limbah rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007-2014 menurut PP RI No.82 Tahun 2001 terhadap parameter BODoutlet 15,06 mg/l belum aman, sedang terhadap parameter lainnya aman, dan menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No. 214/KPTSI/1991 terhadap parameter BOD, DO, COD, ph,suhu, SS seluruhnya aman. 2. Efisiensi hasil pengolahan air limbah rumah tangga selama tahun 2007-2014 didasarkan pada enam parameter kualitas air, pada parameter BOD (mg/l) dengan efisiensi penurunan sebesar 87,7 % (BOD inlet 127,5 mg/lt - BOD outlet sebesar 15,6 mg/lt), untuk parameter DO (mg/l) dengan efisiensi peningkatan sebesar 52,4 % (DO inlet sebesar 2,19 mg/lt - DO outlet sebesar 4,62 mg/lt), pada parameter COD (mg/l) dengan efisiensi penurunan sebesar 84,79 % (COD inlet sebesar 390,8 mg/lt - COD outlet sebesar 59,4 mg/lt), pada parameter ph dengan efisiensi peningkatan sebesar 7,3 % (ph inlet 6,75 - ph outlet sebesar 7,28), untuk parameter Suhu terjadi efisiensi peningkatan yang cukup kecil dibanding parameter lainnya yakni sebesar 3,2 % (Suhu inlet sebesar 28,32 - Suhu outlet sebesar 29,25), sedang untuk parameter SS (mg/l) terjadi efisiensi peningkatan sebesar 93,3 % (SS inlet sebesar 229,1 mg/lt -SS outlet sebesar 15,29 mg/lt) 3. Analisa Parameter kualitas air dengan Volume hasil pengolahan air limbah rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007-2014 adalah Untuk parameter BOD simpulkan bahwa semakin turun volume debit yang masuk maka semakin naik nilai BOD pada air limbah. Parameter volume dengan suhu bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai suhu pada air limbah. Untuk parameter ph simpulkan bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai ph walau kenaikanya sangat sedikit pada air limbah. Untuk parameter COD simpulkan bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai COD pada air limbah. Untuk parameter DO simpulkan bahwa semakin turun volume debit yang masuk maka semakin naik nilai DO pada air limbah. Untuk parameter SS simpulkan bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai SS pada air limbah B. Saran Berdasarkan hasil analisa pengolahan air limbah rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta 1. Untuk kepentingan bersama, terkait masalah air limbah serta mempertimbangkan Rencana Aksi Daerah Peningkatan Kualitas Lingkungan Yogyakarta 2007-2014 dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam mewujudkan kota yang nyaman dan ramah lingkungan maka Optimalisasi IPAL komunal menjadi salah satu solusi masalah air limbah. 2. Untuk penelitian yang berbasis analisa efisiensi kualitas air rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta perlu ditambahkan kajian tentang peran masyarakat serta berkaitan retribusi air limbah untuk kepentingan bersama dalam mewujudkan kota yang nyaman dan ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Apriliany, 2013. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Air Limbah Domestik dengan Sistem ON SITE. Yogyakarta Kantor Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, 2012. Pembangunan IPAL Komunal. Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid. tanggal 1 Juli 2016. 11

Mawardi, 1999. Analisis Efisiensi Sistem Operasional Instalasi Air limbah IPAL di Pabrik Susu PT Sari Husada. Universitas Muhammadyah Yogyakarta Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mujahid, Ahmad. 2004. Alalisis Terhadap Faktor yang Berpengaruh Dalam Perubaham Kualitas Air Limbah. Tugas Akhir Universitas Muhammadyah Yogyakarta Pokja AMPL, 2012. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Jakarta: Pokja AMPL Priyanto, Eko. 2004. Analisis perubahan Kualitas Air Limbah di IPAL Sewon. Tugas Akhir UMY. Yogyakarta Rhomaidi. 2008. Pengelolaan Sanitasi secara terpadu Sungai Widuri: Studi Kasus Kampung Nitiprayan Yogyakarta: Skripsi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia. Rois, Khusumantoro. 2009. Efisiensi pengolahan air limbah Rumah Tangga di Instalasi Pengolahan Air Limbah Bantul Yogyakarta. Tugas Akhir UMY. Yogyakarta Siradz Syamsul, Endra Setyo Harsono dan Ismi Purba. 2008. Kualitas Air Sungai Code Winongo Dan Gajah Wong Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM, 2008. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Utami, Silvia. 2008. Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Buangan Terdesentralisasi (IPAL Komunal) di Kota Yogyakarta. Tugas akhir, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia. Wahyuni, Sri. 2012. Implementasi Kebijakan Pembangunan dan Penataan Sanitasi Perkotaan Melalui Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Tulungagung. Abstrak tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan Undip. YUDP Jogjakarta, 1996, Rencana Induk Air Limbah dan Sanitasi, Departemen Pekerjaan Umum Yogyakarta. INTERNET (http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi,04/5/2016, :17:00 pm). diakses pada tanggal 30 Juli 2014 (www.iptek.net.id/ind/warintek/pengelolaan_san itasi.php.04/01/2010) penulis Riani. diakses pada tanggal 26 Juli 2014 (www.kepala-dinas-permukimandanprasarana.html 23/2/2016,10:11:49 am). penulis Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana kota Yogyakarta. di akses pada tanggal 27 Juli 2014 12