BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan profesional. Namun kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari. sulit kita dijumpai seorang guru yang profesional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm. 37. hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang menjadi kunci dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus)

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara maju diperlukan guru profesional sebagai tenaga pendidik. yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dan adanya penyempurnaan fasilitas, adanya lokakarya bagi. yang kesemuanya ini dimaksudkan sebagai usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru-Guru SDN 3 Kudi dan SDN 3 Tegiri Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2010) hlm Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mengurus atau mengelola dan atau dikelola. Sekolah sering. kemunduran dan kemajuan dengan berbagai faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan. bangsa akan menjadi bodoh dan mudah dibodohi oleh bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

Sri Wahyuningsih dan Satrijo Budiwibowo Pendidikan Akuntansi IKIP PGRI MADIUN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu. organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai

PENGUATAN KOMPETENSI CALON GURU MELALUI PROGRAM MAGANG PADA MAHASISWA PGSD FKIP UMS

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sumber dan simbol kemajuan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak didik dalam dunia pendidikan merupakan subjek utama. Dialah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam menyiapkan peserta didik melalui

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini guru dituntut menguasai perkembangan dan kemajuan multidimensional. Dalam dunia pendidikan, keberhasilan pencapaian pendidik salah satunya tergantung pada guru yang berkualitas dan profesional. Namun kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari sulit kita dijumpai seorang guru yang profesional. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah. Beberapa di antaranya adalah peningkatan pelatihan kependidikan, pengembangan dan perbaikan kurikulum, pengadaan sumbersumber belajar, dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan manajemen. 1 Meskipun upaya-upaya ini telah dilakukan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih jauh dari harapan. Tampaknya ada faktor yang selama ini belum dikembangkan secara profesional. Guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran, tapi juga mentransfer nilai-nilai moral. James M. Cooper menegaskan, A teacher is person charged with the reasonability of helping others to learn and to behave in new different ways. seorang guru membutuhkan ketrampilan mengajar yang lebih, guru juga harus kaya akan metode dan strategi mengajar dan itu harus ditempuh dalam bidang 1 Buchori Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm. 124.

2 pendidikan. 2 Aliyusuf Sabri mengungkapkan seorang guru harus mampu melaksanakan dan membimbing terjadinya kualitas belajar yang akan dialami murid. 3 Itu Artinya sampai tidaknya suatu pengetahuan yang akan diterima oleh murid sangat bergantung pula pada sosok seorang guru yang mentrasfer ilmu tersebut. Selanjutnya dikemukakan bahwa sebesar apapun input sekolah ditambah atau diperbaiki, outputnya tidak akan optimal apabila faktor kepemimpinan dan pengajarnya yang merupakan pengelola terdepan tidak memperoleh perhatian serius. Pengelolaan yang baik selalu dikaitkan dengan keberhasilan sebuah madrasah. Ada korelasi yang signifikan antara peningkatan kinerja organisasi /madrasah dengan efektifitas seorang pengelola. Syafaruddin mempertegas bahwa upaya memperbaiki kualitas dalam suatu organisasi (Madrasah) sangat ditentukan oleh mutu kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan jika pimpinan (Kepala Sekolah) dan gurunya benar-benar berkualitas. 4 Guru sebagai pendidik adalah tenaga pofesional bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penelitian, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 5 Berdasarkan ayat tersebut, seorang guru dituntut menjadi guru yang profesional, bukan hanya dalam pembelajaran 2 Hartono Rudi, Ragam Model Mengajar yang Mudah diterima Murid, Jogjakarta: Diva pres, 2013, hlm. 8. 3 Sabri Aliyusuf, Mimbar Agama dan Budaya, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat IAIN, 1992, hlm. 16-18. 4 Syafaruddin, Reliabilitas dan Validitas, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2000, hlm. 49. 5 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20, bab XI, pasal 39, 2003, ayat 2.

3 saja, tetapi juga melakukan bimbingan, latihan, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Guru profesional harus memiliki keterampilan, kompetensi khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lainnya. Oleh karena itu syarat menjadi guru profesional harus memiliki 4 kompetensi dasar guru seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, serta kompetensi profesional. 6 Pendapat yang lain juga diungkapkan oleh Yamin bahwa unjuk kerja guru dalam pendidikan menurut Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan mencakup: a) Profesional; b) Sosial; dan c) Personal. 7 Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah yang menetapkan 4 kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Agar saat pembelajaran guru dapat memahami tugas-tugasnya dengan baik sehingga siswa dapat berkembang dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 8 Profesionalisme Guru PAI dalam melakukan proses mendidik pada lembaga pendidikan islam menjadi sangat penting, ia akan mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam pembelajaran dan perkembangan kualitas mutu pendidikan agama islam pada era globalisasi. Kusnandar mengemukakan bahwa: Dengan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam, maka guru masa depan 6 UUD RI, Sistem Pendidikan Nasional Yogyakarta: Widyatama, 2003, no. 20. 7 Yamin Martinus, Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada, 2007, hlm. 45. 8 Peraturan Pemerintah, 2005, no. 19.

4 tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), tetapi beralih fungsi sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor) dan manajer belajar. 9 Dari berbagai alasan-alasan di atas, penulis melihat MI Muhammadiyah 6 Nglegok adalah salah satu lembaga pendidikan yang bisa bertahan dan mengikuti perkembangan zaman. Mengapa bisa dikatakan demikian, karena menurut pengamatan penulis wilayah sekitar MI tersebut adalah wilayah yang sangat ketat persaingan, dimana dalam lokal wilayah tersebut sudah ada 2 SD negeri dan 3 MI swasta yang lain. Dari sekian banyak lembaga tersebut sudah tentu banyak pilihan bagi calon orang tua murid untuk memilih sekolah untuk buah hatinya. Dilihat dari tempat lokasinya yang ada di pelosok, ternyata MI Muhammadiyah 6 Nglegok mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain. Terbukti beberapa tahun ini jumlah siswa barunya bisa mengalahkan SD negeri disekitarnya. MI Muhammadiyah 6 Nglegok memiliki program unggulan yaitu tartil al-qur an dan hafalan Juz Amma. Selain itu, di Madrasah tersebut selalu aktif mengikuti berbagai lomba untuk mendukung kreatifitas dan kecerdasan para siswanya, Yang lebih unik lagi di Madrasah ini para guru di Madrasah tersebut selalu meluangkan waktunya untuk mendampingi para siswanya dalam belajar, jika dalam kegiatan belajar di kelas kurang mereka rela meluangkan waktu lebih untuk para siswanya. Hal inilah yang penulis anggap menarik dan penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian berjudul: Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di MI Muhammadiyah 6 Nglegok Jenangan. 9 Kusnandar, Guru Profesionalisme: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Jasa Grafindo Persada, 2007, hlm. 50.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di MI Muhammadiyah 6 Nglegok Jenangan? 2) Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di MI Muhammadiyah 6 Nglegok Jenangan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Dapat mengetahui profesionalisme guru PAI di MI Muhammadiyah 6 Nglegok Jenangan. 2) Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat profesionalisme guru PAI di MI Muhammadiyah 6 Nglegok Jenangan. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini nantinya, diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: 1) Terhadap Pemerintah sebagai informasi dan sebagai bahan masukan untuk pembinaan masyarakat, terutama pembinaan generasi calon guru yang akan meneruskan perjuangan pendidikan serta mengisi kemerdekaan bangsa dan negara. 2) Sebagai informasi kepada warga masyarakat khususnya orang tua betapa pentingnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bagi anak-anaknya,

6 sehingga sangat penting bagi orang tua untuk memilih sekolah yang tenaga pengajarnya memiliki kompetensi yang mendukung yang bisa meningkatkan pendidikan anak-anaknya. 3) Bagi penulis sendiri sebagai pengetahuan praktek dalam penulisan yang bersifat ilmiah. E. Kajian Pustaka Penelitian serupa tentang profesionalisme guru dalam pendidikan sebelumnya telah dilakukan oleh Sri Puji Astutik tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru (studi kasus di SDN Bumiaji 1 Batu Malang) Hasil penelitian, bahwa penelitian lebih difokuskan kepada persepsi guru terhadap pembinaan profesionalisme guru, serta membahas faktor penghambat yang harus dihadapi oleh kepala sekolah. Penelitian Ngainur Rosidah tentang Profesionalisme Guru dan Cara Meningkatkannya (studi kasus di MAN 1 Yogyakarta). Hasil penelitianya menggambarkan tentang upaya-upaya peningkatan profesionalisme guru yang dilakukan di MAN 1 Yogyakarta. Penelitian Fatur Rahman tentang Pengembangan Profesionalisme Guru Madrasah di Pondok Pesantren. Yang hasil penelitiannya adalah bahwa dengan aplikasi profesionalisme guru agama ada peningkatan terhadap mutu guru agama di pesantren. Selanjutnya adalah penelitian di SD Negri 02 Pagelaran kec. Kemrajen kab. Banyumas yang membahas tentang bagaimana cara guru di SD tersebut bisa menjadi guru yang profesional. Ada lagi penelitian yang telah dilakukan oleh Huda yang berjudul Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di SMP Negeri 13

7 Surabaya. Dalam penelitiannya Huda membahas tentang persiapan-persiapan guru di SMP Negeri 13 Surabaya dalam menghadapi kurikulum 2013. Melihat penelitian-penelitian diatas, penelitian yang akan penulis lakukan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan menurut penulis layak untuk diteliti karena dalam penelitian ini penulis akan mengungkap bagaimana seorang guru bisa benar-benar menjadi seorang pendidik yang bisa menjadi tempat sandaran bagi para siswanya. Penulis juga akan memaparkan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat profesiolisme guru di lembaga tersebut, agar semua itu bisa mendorong guru menjadi sosok pengajar yang profesional dan benar-benar memiliki kompetensi serta ketrampilan khusus.