BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan pada suatu perusahaan publik dimaksudkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wujud tanggung jawab manajemen kepada investor. Investor pada

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat. Permintaan terhadap laporan keuangan yang meningkat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan posisi, kinerja, dan arus kas keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini, kondisi perekonomian di indonesia dapat dilihat dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan stakeholder lainnya. Prinsip-prinsip yang tercantum dalam pedoman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan respon positif dari para investor. Beragamnya produk-produk investasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan beserta perubahannya, serta menunjukkan kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. akuntan dan SEC (Securities and Exchange Commission), sehingga manfaat suatu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas audit laporan keuangan juga meningkat pesat karena hal itu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu mempublikasikan laporan keuangan tergantung dari lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. modal ataupun reksadana. Kondisi industri keuangan khususnya perbankan di

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendatang, usaha bisnis investasi akan menjadi sangat diminati dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan laporan keuangan pada suatu perusahaan publik dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan, baik bagi stakeholder maupun shareholder. Menurut Yadirichukwu (2013), berkembanganya kebutuhan informasi dari pihak yang memiliki kepentingan operasional, menimbulkan kebutuhan akan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat. Tepat waktu dan akurat yang dimaksudkan disini adalah ketersediaan informasi yang dibutuhkan para pengambil keputusan sebelum informasi di dalam laporan keuangan tersebut kehilangan daya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan (Atkas dan Kargin, dalam Yadirichukwu 2013). Oleh karena itu laporan keuangan harus diterbitkan sesegera mungkin setelah periode pencatatan akuntansi berakhir. Sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (sekarang Otoritas Jasa Keuangan, OJK) Nomor: KEP- 346/BL/2011 Tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK (sekarang OJK) paling lama 3 (tiga) bulan setelah tahun buku berakhir. Adanya ketidaktepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dapat menimbulkan ketidakpastian khususnya dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini terjadi karena ketepatwaktuan pelaporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam kelangsungan pasar modal yang sehat (Turel, 2010). 1

Pada negara-negara berkembang, tersedianya laporan keuangan untuk bisa diakses oleh publik secara tepat waktu sangatlah penting (Vuko dan Cular, 2014). Hal ini dikarenakan tidak adanya sumber lain yang mampu memberikan informasi keuangan selain publikasian laporan keuangan tersebut. Berita-berita yang dirilis melalui media tidak mampu merepresentasikan kondisi keuangan yang benar-benar terjadi pada suatu perusahaan, selain itu badan-badan otoritas di negara berkembang juga belum seefektif badan otoritas di negara-negara maju (Ahmed, 2003). Ketepatwaktuan dari publikasi laporan keuangan ke pasar modal ditentukan oleh jangka waktu diterbitkannya laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, atau sering disebut audit delay (Puspitasari dan Latrini, 2014). Jangka waktu audit delay terhitung dari tanggal berakhirnya periode pencatatan laporan keuangan suatu perusahaan hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor. Semakin panjang jangka waktu audit delay maka semakin lama juga laporan keuangan bisa dipublikasikan ke publik, yang juga akan semakin memberi sinyal buruk terhadap para investor atas prediksian abnormal return yang negatif (Chambers dan Penman, 1984). Turel (2010) menyebutkan determinan yang mempengaruhi panjangnya durasi audit delay dapat berasal dari faktor dari auditor independen perusahaan (audit related factors) maupun faktor internal perusahaan dalam menyusun laporan keuangan (company specific factors) itu sendiri. Penelitian ini hendak menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi panjangnya audit delay baik dari segi auditor seperti ukuran KAP, tenur audit, dan financial restatement maupun dari segi internal perusahaan seperti ukuran klien, tingkat leverage, dan profitabilitas. 2

Kantor Akuntan Publik (KAP) selaku penyedia jasa audit independen diyakini memiliki pengaruh terhadap kinerja audit, yang pada akhirnya juga menentukan panjangnya durasi audit delay. Carslaw dan Kaplan (1991) berpendapat bahwa KAP yang berukuran besar, diproksikan sebagai KAP Big Four, mampu menyelesaikan tugas audit dengan waktu yang lebih singkat karena ketersediaan sumber daya yang lebih besar daripada KAP yag bukan anggota Big Four. Durasi yang lebih singkat ini didukung oleh kefektifan KAP tersebut dalam memberikan jasa melalui auditor-auditornya yang relatif lebih kompeten dan teknik audit yang lebih efisien. KAP yang merupakan anggota Big Four juga dinilai memiliki jam terbang yang lebih tinggi sehingga dalam melakukan kinerja audit lebih familiar terhadap industri-industri tertentu. Selain itu lamanya perikatan antara KAP dengan suatu perusahaan, atau sering disebut tenur audit, juga dinilai secara signifikan mempengaruhi durasi audit delay (Dao dan Pham, 2014). Banyak ahli menyetujui pemberlakuan rotasi bagi KAP setelah melakukan perikatan selama jangka waktu tertentu. Di Indonesia sendiri regulasi yang mengatur perihal perikatan audit telah tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Melalui peraturan tersebut, pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturutturut. Pengaturan ini bertujuan untuk pembinaan dan pengawasan yang efektif bagi KAP dan Akuntan Publik dalam rangka melindungi kepentingan umum dan mendukung perekonomian yang sehat serta efisien. 3

Di sisi lain beberapa ahli justru mendukung adanya tenur audit dengan pertimbangan besarnya biaya pergantian auditor auditor (Lee et al., 2009; Dao dan Pham, 2014). Pendapat tersebut juga didasari anggapan bahwa dengan penggantian auditor maka akan mempengaruhi kualitas audit karena pada umumnya auditor di masa awal perikatannya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang perusahaan dan industri dimana kliennya beroperasi (Lim dan Tan, 2010). Tenur audit yang pendek cenderung menyebabkan keterlambatan publikasi informasi dikarenakan ketidakfamiliaran auditor terhadap operasional perusahaan sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam melakukan proses audit (Habib dan Bhuiyan, 2011). Penelitian sebelumnya oleh Lee et al. (2009) juga menunjukkan bahwa durasi audit delay akan berkurang seiring dengan semakin panjangnya jangka waktu tenur audit. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor dengan tenur audit yang lebih panjang mampu melaksanakan audit terhadap kliennya dengan lebih efisien. Penelitian ini juga mendukung argumen bahwa pergantian auditor, baik dalam memenuhi kewajiban ataupun tidak, akan menimbulkan biaya tambahan bagi klien dan akan menimbulkan iniefisensi informasi karena keterlambatan publikasi informasi keuangan klien tersebut. Auditor independen bersama dengan manajemen dan komite audit perusahaan berupaya seoptimal mungkin dalam menyajikan laporan keunagan yang akurat bagi para pengguna laporan keuangan. Namun, dalam beberapa kondisi hal ini tidak berjalan sempurna. Ada kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan yang dapat disebabkan oleh pengendalian internal perusahaan, extraordinary event maupun perubahan peraturan yang diadopsi dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk itu, auditor bersama dengan manajemen perusahaan perlu melakukan 4

retrospektif atau penyajian kembali laporan keuangan (finacial report restatement) yang terindikasikan kesalahan pencatatan. Financial Accounting Standards Board (FASB, 2001) menyebutkan bahwa penyajian kembali laporan keuangan di tahun berjalan maupun periode sebelumnya bergantung kepada kematerialitasan salah saji pencatatan. Tentu saja dengan adanya penyajian kembali (restatement) akan berdampak pada bertambahnya durasi dari penyelesaian audit yang berujung pada keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut. Keterlambatan ini tidak hanya mempengaruhi ketidakpastian pengambilan keputusan investasi, namun juga akan menimbulkan reaksi pada pasar modal (Purbowati, 2009). Selain itu company specific factors seperti ukuran klien juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi durasi audit delay (Vuko dan Cular, 2014). Meskipun perusahaan yang berukuran lebih besar memiliki tingkat kompleksitas internal yang lebih tinggi untuk diaudit, beberapa penelitian empiris justru menunjukkan adanya hubugan negatif antara durasi audit delay dengan ukuran klien. Sebagaimana disebutkan oleh Dyer dan McHugh (1975), perusahaan berukuran besar cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan pergerakan perusahaan diawasi oleh banyak pihak, seperti investor, kreditor, dan para pembuat kebijakan. Perusahaan yang memiliki kondisi finansial yang lebih buruk juga cenderung memiliki durasi audit delay yang lebih lama (Lee et al., 2009). Kondisi finansial perusahaan diproksikan dengan tingkat leverage dan profitabilitas. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage lebih tinggi dianggap lebih berisiko membuat auditor juga cenderung lebih berhati-hati dalam mengaudit perusahaan, sehingga waktu penyelesaian audit pun juga lebih lama (Lee & Jahng, 2008). Sebaliknya, perusahaan 5

yang memiliki kondisi keuangan yang baik seperti tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung memiliki insentif untuk segera menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu sebagai sinyal good news bagi para investornya (Eghliaow, 2013). Penelitian terkait audit delay pada perusahaan di Indonesia pada umumnya menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (Halim, 2000; Purbowati, 2009; Lembang, 2014). Melalui penelitian ini pengamatan diarahkan lebih spesifik dengan menggunakan data dari perusahaanperusahaan yang tercatat pada indeks LQ45. Indeks LQ45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar (Pradipto, 2012). Indeks LQ45 menggunakan 45 perusahaan yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan sekali (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Penelitian ini menggunakan data dari perusahan yang tercatat dalam indeks LQ45 selama periode 2013 2015 karena perusahaan yang termasuk ke dalam indeks tersebut merupakan perusahaan-perusahaan dengan urutan tertinggi yang mewakili tiap-tiap dalam klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya. Penulis berasumsi bahwa sampel yang diambil dari indeks LQ45 akan menggambarkan perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia dengan durasi audit delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak terdaftar pada indeks ini karena perusahaan di indek LQ45 cenderung ingin melaporkan posisi keuangan secepat mungkin kepada para investor dan stakeholder-nya. 1.2 Pertanyaan Penelitian Mengacu pada latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 6

1. Berapa rata-rata durasi audit delay periode 2013 2015 untuk perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah ukuran KAP, tenur audit, financial report restatement, ukuran klien, tingkat leverage, dan profitabilitas berpengaruh terhadap durasi audit delay pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini terbatas pada analisis mengenai karateristik auditor dan perusahaan yang teridentifikasi mempengaruhi audit delay atas perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015. Karateristik yang dimaksud peneliti adalah ukuran KAP, tenur audit, dan financial report restatement, ukuran klien, tingkat leverage, dan profitabilitas perusahaan Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan publik yang tercatat pada indeks LQ45, yang laporan keuangannya dapat diunduh melalui situs www.idx.co.id untuk tahun 2013 2015. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah: 1. Menghitung durasi rata-rata audit delay pada perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013 2015. 2. Memperoleh bukti empiris atas adanya pengaruh ukuran KAP, tenur audit, financial restatement, ukuran klien, tingkat leverage, dan profitabilitas perusahaan terhadap durasi audit delay perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015. 7

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi KAP Memberikan informasi dan bukti empiris kepada auditor mengenai karakteristik auditor itu sendiri yang dapat mempengaruhi audit delay sehingga auditor dapat mengoptimalkan bahkan meningkatkan kinerja auditnya. 2. Bagi Perusahaan Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai peran penting dari ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan kepada publik khususnya bagi para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya baik dari segi karakteristik auditor indpenden yang dipilih perusahaan. 3. Bagi Akademisi Memberikan tambahan informasi kepada akademisi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi durasi audit delay yang dapat menjadi referensi dan tambahan data untuk penelitian selanjutnya. 1.6 Data Penelitian Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, yang merupakan laporan keuangan auditan perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015. Data tersebut dapat diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Financial 8

Market Update Corner Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FMU Corner FEB UGM). 1.7 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, data penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam bab ini membahas pemaparan teori-teori yang menjadi dasar penelitian dan diperluas dengan berbagai sumber referensi serta konsepkonsepyang relevan dengan penelitian ini. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi serta sampel yang diteliti, sumber dan jenis data, variabel penelitian, metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data, dan alat analisis yang digunakan peneliti. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas hasil olah data yang didapatkan dari pelaksanaan penelitian ini, serta pemaparan analisis data dan hasil pengujian hipotesis. 9

BAB V. PENUTUP Dalam bab ini akan membahas simpulan yang berupa penjelasan singkat mengenai apa yang diperoleh dari pembahasan. Di samping itu bab ini juga akan memuat keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 10