BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR GRAFIK...

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

PENGARUH PEMBIAYAAN PRINSIP BAGI HASIL TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING FINANCING DAN FINANCING TO DEPOSIT RASIO TERHADAP

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. variasi dari jumlah dan jenis perusahaan perbankan di Indonesia cukup luas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah, perkembangan ini juga mendorong bank syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dari sejak awal perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi dan tujuan penting dalam perekonomian. Fungsi dan tujuan Bank Umum Syariah meliputi kemakmuran ekonomi yang meluas, penyerapan tenaga kerja dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilitas dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif. Erza(2012). Bank umum syariah menjadikan Indonesia negara yang menganut dua sistem perbankkan yaitu perbankan konvensional dan perbankkan syariah. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah dapat ditinjau dari sistem dan prinsipnya. Prinsipnya Bank Umum Syariah tetap berpegang pada prinsip syariah secara menyeluruh dan konsisten. Burhanuddin (2010). Sistemnya yaitu terdapat dalam pengambilan keuntungan. Dimana keuntungan utama dari bisnis perbankan konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada nasabah dengan bunga pinjaman atau kredit yang di salurkan. Berbeda dengan bank syariah, dalam operasionalnya bank syariah memperoleh keuntungan bagi hasil dari penyaluran dana kepada nasabah yang terdiri dari berbagai macam bentuk akad diantaranya yaitu pembiayaan bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah), pembiayaan jual beli (Murabahah, Salam, Istishna) dan pembiayaan sewa (Ijarah,Qord. Qodriasari (2014). 1

2 Perbedaan tersebut menjadikan bank syariah semakin diminati oleh kalangan masyarakat. Sampai akhir tahun 2014 Bank Umum Syariah mengalami perkembangan cukup pesat. Terbukti dari data yang didapat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Febuari 2015 yang menunjukkan Bank Umum Syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat yang ditandai dengan berdirinya 12 Bank Umum Syariah dan dan unit usaha syariah 22 bank dengan jaringan kantor yang semakin luas yaitu mencapai 2.144 kantor. Dari segi asset, terjadi peningkatan yang tajam dalam jangka waktu 5 tahun terakhir yaitu dari sebesar Rp 97,519 triliun meningkat menjadi Rp 272.343 triliun pada Desember tahun 2014 Perkembangan itu tidak lepas dari tujuan dari kegiatan bank umum syariah. Tujuan bank umum syariah menunjukkan pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan rakyat (2010). Kegiatan bank umum syariah yaitu menghimpun dana yang berasal dari pemegang saham sebagai modal dan dana milik masyarakat atau yang sering disebut dalam dunia perbankan syariah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kegiatan bank umum syariah lain menyalurkan dana atau memberikan pembiayaan tersebut kepada bank umum syariah dengan bentuk akad titipan (wadi ah) atau investasi. Akad tititpan (wadi ah) adalah tititpan murni dari satu pihak kepihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki Antonio (2011). Akad titipan atau wadi ah memiliki dua macam bentuk akad yaitu wadi ah yad al-amanah (bank tidak bertanggung

3 jawab atas kehilangan pada aset yang dititipkan dan tidak boleh dikelola oleh pihak yang dititipi) dan yad adh-dhomanah (penanggung harus bertanggung jawab atas kehilangan pada aset yang dititipkan dan boleh dikelolah oleh pihak yang dititipi). Aplikasi Bank Umum Syariah (BUS) mengunakan wadi ah Akad yad dhomanah karena BUS juga menginginkan profit atau keuntungan dari barang yang yang dititipkan dari bagi hasil dari pengguna bank dan bank memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus Antonio (2011). Hal ini merupakan dasar kesepakan diawal antara nasabah dengan pihak bank mau dititipkan saja atau mau dikelola. Kalau dikelola bank maka DPK dapat hak dari pihak yang diberi pembiayaan (BUS). Sedangkan investasi berupa imbal hasil yang disepakti dan ditetapkan dari awal adalah nisbah. Bank syariah dilarang menetapkan nominal bagi hasil sejak awal akad. Pendapatan bank umum syariah didapat dari bagi hasil dengan pihak nasabah Produk-produk pendanaan di dalam Bank Umum syariah yang menggunakan sistem titipan maupun investasi diantaranya tabungan, giro, dan deposito. Sistem titipan digunakan untuk produk tabungan dan giro, sedangkan skema investasi bisa dipergunakan untuk tabungan, giro, dan investasi. Selain kegiatan menghimpun dana terdapat juga kegiatan penyaluran dana. Kegiatan penyaluran dana dalam bank umum syariah tidak disebut dengan kredit melainkan pembiayaan. Dana yang bersumber dari modal dan dana pihak ketiga (tabungan, giro, deposito) tadi dikelompokkan menjadi satu, kemudian disalurkan kepada nasabah yang membutuhkan pembiayaan sesuai dengan produk dan kebutuhan.

4 Pembiayaan yang disalurkan di bank umum syariah secara prinsip dibagi menjadi tiga yaitu pembiayaan jual beli, pembiayaan sewa menyewa dan pembiayaan bagi hasil. Kegiatan yang berasal dari pembiayaan akan menghasilkan keuntungan, yaitu keuntungan atas jual beli dan keuntungan atas sewa dari semua kegiatan itu bank umu syariah tidak dipungkiri bahwa bank juga mengingikan profitabilitas yang tinggi. Untuk menghasilkan profit yang tinggi maka diperlukan penyaluran dana yang tinggi dan penghimpunan dana yang tinggi hingga dapat menghasilkan volume pembiayaan yang tinggi. Harapan yang diingikan bank umum syariah untuk penyaluran pembiayaan dari ketiga prinsip pembiayaan tidak semulus sesuai apa yang diinginkan bank karena peringkat tertinggi pada pembiayaan bank umum syariah adalah pembiayaan jual beli urutan kedua adalah pembiayaan bagi hasil dan terendah adalah pembiayaan sewa. Hal ini berdasarkan data statistik perbankan syariah yang dipublikasikan OJK hingga Desember 2014 pembiayaan dengan prinsip jual beli sebesar 750,371, yakni pembiayaan murabahah 117.371 %, salam 0 %, istishna 633 %. Pembiayaan bagi hasil sebesar 63,741 %, yakni pembiayaan mudhorobah 14,354 %, pembiayaan musyarokah 49,387 %. Untuk mencari solusi atas masalah diatas yaitu rendahnya volume pembiayaan, perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembiayaan tersebut, pembiayaan juga merupakan produk yang paling diminati oleh sebagian besar nasabah. Dengan demikian, faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut dapat dioptimalkan untuk mendorong peningkatan porsi pembiayaan.

5 Hasil penilitian Andraeny (2011) menyimpulkan Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada bank syariah di Indonesia. Non Performing financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada bank syariah di indonesia. Hasil penelitian Erza M. R., (2012) menyebutkan bahwa DPK mempunyai hubungan posifif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan muarabahah pada bank syariah. NPF berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murobahah pada bank syariah. FDR tidak signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah pada bank Syariah. Sedangkan penelitian Muharam (2011) menyebutkan, Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan, NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan terhadap pembiayaan. Agustina (2014) meneliti volume pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 2009-2013 dan menyimpulkan Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada bank umum syariah di ndonesia, Non Performing Financial (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia. Penelitian mengenai analisis pengaruh DPK, NPF, FDR Terhadap volume pembiayaan ini telah dilakukan oleh para penelitian terdahulu, diantaranya Agustina dan Zulfikar (2014), Andraenny (2011). Penelitiana ini mereplikasi dari penelitian diatas. Dalam penelitian tersebut dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi volume pembiayaan dengan pengamatan laporan keuangan Bank Umum Syariah pada perbangkan syariah di Indonesia, mengunakan variabel

6 DPK, NPF, Tingkat Bagi Hasil, penelitian tidak memasukkan variabel FDR dan hanya mengukur dari pembiayaan bagi hasi maka penelitian sebelumnya menunjukkan hasil tidak konsisten. Atas dasar latar belakang masalah tersebut, timbul keinginan penulis dalam menyusun sebuah skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RASIO TERHADAP VOLUME PEMBIAYAAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2014. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya : 1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadapa volume pembiayaan pada perbankkan di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap volume pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Rasio (FDR) terhadap volume pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia?

7 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadapa volume pembiayaan pada perbankkan di Indonesia 2. Menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap volume pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia 3. Menganalisis pengaruh Financing to Deposit Rasio (FDR) terhadap volume pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia D. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bank-bank di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha meningkatkan volume pembiayaan. b. Bagi nasabah dan investor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume pembiayaan bank syariah di Indonesia. c. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan di bidang perbankan khususnya perbankan syariah. Dalam hal yang berkaitan dengan volume pembiayaan.

8 E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini mencakup segala konsep yang mendasari penelitian mengenai pengertian bank umum syariah, pembiayaan, dana pihak ketiga, non performing financing (NPF), financing to deposit rasio (FDR), penelitian terdahulu, kerangka teoritis, dan pengembangan hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang data dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian, dan pengukuran variabel, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penegolahan data dan hasil analisis pengolahan data yang terdiri dari uji asumsi klasik ( uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolonieritas, uji Heteoskendasitas) serta pengujian hipotesis (uji analisis regresi linier berganda, uji F, uji t, uji ) BAB V. PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran