III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB III. METODE PENELITIAN. pemodelan tanggul ini dibutuhkan peralatan yang telah dirancang sesuai

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

Revisi SNI Daftar isi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

L 01 UJI KLASIFIKASI

BATAS CAIR TANAH (ASTM D )

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

Transkripsi:

39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Bandar lampung. B. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan tabung pipa diameter 4 inchi dengan kedalaman 15 cm sebanyak lima buah sampel dari lima titik yang berbeda. Lalu tabung ditutup rapat dengan lakban untuk menjaga kondisi tanah agar tidak mengalami penguapan dan untuk menjaga kadar air tanah agar tidak berubah. Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi 5 titik. Gambar 7. Lokasi pengambilan sample

40 Gambar 8. Tampak atas lokasi pengujian C. Pelaksanaan Pengujian Pengujian permeabilitas ini dilaksanakan pada dua tempat, yaitu : 1. Pengujian di Lapangan Pengujian ini dilaksanakan pada tanah lempung yang terdapat di area Kecamatan Kemiling Kota Bandar lampung. Pengujian ini dilaksanakan untuk menentukan nilai koefisien permeabilitas di lapangan. 2. Pengujian di Laboratorium Pengujian ini dilaksanakan terhadap sebuah sampel tanah lempung yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang meliputi : a. Pengujian Kadar Air. b. Pengujian Berat Jenis.

41 c. Pengujian Analisa Saringan. d. Pengujian Batas - Batas Atterberg. e. Pengujian Permeabilitas. D. Pengujian Permeabilitas di Lapangan lapangan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien permeabilitas di Bahan-bahan 1. Air secukupnya. Langkah kerja 1. Melakukan pembersihan lahan pada area yang akan dilakukan uji permeabilitas lapangan. Gambar 9. Persiapan lahan untuk melakukan uji permeabilitas lapangan 2. Membuat lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman 12 cm sebagai tempat untuk meletakan alat uji permeabilitas lapangan.

42 Gambar 10. Pembuatan lubang untuk meletakan alat uji 3. Memasukan alat uji permeabilitas lapangna pada lubang yang telah dibuat. Gambar 11. Menempatkan alat uji pada lubang 4. Memasukan air ke dalam alat Metode Sumur Uji sampai penuh dan rata dengan permukaan lubang uji untuk melakukan penjenuhan terhadap tanah hingga kondisi air dalam alat uji permeabilitas mengalir konstan. Gambar 12. Menuangkan air ke dalam lubang alat uji

43 5. Menghitung waktu pengaliran dengan menggunakan stopwatch untuk mengetahui waktu pengaliran ke dalam lubang uji (t). Gambar 13. Pengaliran air yang turun saat debit konstan dalam satuan waktu tertentu. 6. Pemeriksaan dilakukan sebanyak lima kali pada setiap lubang uji, sehingga diperoleh nilai rata-rata. E. Pengujian Kadar Air (Water Content) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah. Metode pengujian kadar air tanah sesuai dengan SNI 03-1965-1990. Bahan-bahan : 1. Sampel tanah sebanyak 50 gram. 2. Air secukupnya. Langkah kerja: 1. Menyiapkan cawan kosong lalu menimbang berat cawan yang digunakan dan mencatat beratnya.

44 Gambar 14.Menimbang cawan untuk uji kadar air 2. Memasukan sampel uji ke dalam cawan, kemudian menimbang dan mencatat beratnya. Gambar 15.Menimbang sample tanah 3. Mengeringkan sampel uji dalam oven dengan suhu 110 C dalam keadaan terbuka selama 24 jam atau sampai berat contoh tanah konstan. Gambar 16. Memasukan sample ke dalam oven

45 4. Mengeluarkan sampel uji dari oven dan menutup cawan kemudian mendinginkannya dalam desicator. 5. Menimbang berat sampel uji dan mencatatnya. Gambar 17. Menimbang sample stelah dioven F. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis tanah. Metode pengujian berat jenis tanah sesuai dengan SNI 03-1968-1990. Bahan-bahan 1. Sampel tanah yang lolos saringan no.4 dan telah dikeringkan melalui oven selama 24 jam sebanyak 300 gram. 2. Air bersih secukupnya. Langkah kerja 1. Menimbang picnometer kosong dalam keadaan bersih dan kering (W1).

46 Gambar 18. Menimbang picnometer kosong 2. Memasukkan sampel tanah kering ke dalam picnometer. Gambar 19. Memasukan sample tanah kedalam picnometer 3. Menimbang picnometer beserta tanah kering (W2). Gambar 20. Menimbang picnometer dan tanah kering 4. Picnometer yang telah berisi tanah diberi air sebanyak 2/3 volume picnometer.

47 Gambar 21. Memasukan 2/3 labu picnometer dengan air 5. Memanaskan picnometer di atas tungku pemanas, ini dimaksudkan untuk menghilangkan udara di dalam butir-butir tanah. Gambar 22. Mendidihkan air dan tanah pada picnometer 6. Setelah mendidih (butir-butir udara hilang), mendinginkan picnometer hingga temperatur picnometer sama dengan temperatur ruangan. Gambar 23. Mendinginkan picnometer

48 7. Menambahkan air ke dalam picnometer hingga mencapai garis batas. Gambar 24. Mengisi air hingga batas picnometer 8. Menimbang picnometer yang berisi air dan tanah (W3), kemudian catat beratnya. Gambar 25. Menimbang Picnometer, air dan tanah 9. Membersihkan picnometer dari sampel tanah. 10. Mengisi picnometer yang telah kosong dengan air hingga batas picnometer dan menimbangnya (W4).

49 Gambar 26.Menimbang picnometer dan air G. Pengujian Batas - Batas Atterberg 1. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Bahan-bahan 1. Sampel tanah yang telah dikeringkan sebanyak 300 gram. 2. Air bersih sebanyak 300 cc. Langkah kerja 1. Mengayak sampel tanah dengan menggunakan saringan no. 40 Gambar 27. Mengayak sample tanah untuk uji batas cair

50 2. Mengatur tinggi jatuh mangkuk Cassagrande sebesar 10 mm. Gambar 28. Mangkuk Cassagrade 3. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan diaduk hingga rata, selanjutnya dimasukan ke dalam mangkuk Cassagrande. Gambar 29. Mengaduk sample tanah dan air 4. Meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas mangkuk. Gambar 30. Meratakan sample pada permukaan mangkuk cassagrade

51 5. Membuat alur tepat ditengah-tengah adonan dengan membagi benda uji dalam mangkuk Cassagrande tersebut dengan mengunakan grooving tool. 6. Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi bertemu (merapat) sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan yang berkisaran antara l0-40 ketukan. Gambar 31. Melakukan ketukan hingga tanah merapat 7. Mengambil sebagian sampel dalam mangkuk untuk pemeriksaan kadar air. Gambar 32. Mengambil sample setelah ketukan diperoleh 8. Melakukan langkah kerja yang sama (langkah 4-7) untuk sampel dengan keadaan adonan yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam sampel dengan jumlah ketukan yang berbeda-beda, yaitu dua buah dibawah 25 ketukan, dan dua buah di atas 25 ketukan.

52 Kemudian, masukan sample ke dalam oven selama 24 jam lalu kemudian ditimbang. Gambar 33.Sample yang diperoleh dari uji batas cair Langkah Perhitungan 1. Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai dengan jumlah pukulan. 2. Mernbuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air. 3. Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. 4. Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke-25. 2. Pengujian Batas Plastis (Plastis Limit) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat.

53 Bahan-bahan 1. Sampel tanah sebanyak 100 gram. 2. Air bersih sebanyak 50 cc Langkah kerja 1. Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan saringan no. 40. Gambar 34. Mengayak sample tanah untuk uji batas plastis 2. Mengambil sampel tanah sebesar ibu jari dan dibulatkan, kemudian digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm hingga retak-retak atau putus-putus. Gambar 35. Menggulung sample hingga mencapai diameter 3mm

54 3. Memasukkan sampel tanah ke dalam container kemudian menimbangnya. Gambar 36. Sample uji batas plastis 4. Mengeringkan sampel tanah dalam oven kemudian menimbang beratnya. 5. Menentukan kadar air sampel tanah. 6. Melakukan langkah kerja yang sama (langkah 2-6 sebanyak 3 kali). Langkah Perhitungan 1. Nilai batas plastis (PL) adalah harga kadar air rata-rata. 2. Menghitung Plastis Indeks (PI) dengan rumus : PI = LL PL...(14) I. Pengujian Analisis Saringan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase ukuran butir sampel tanah yang akan dipakai dan menghitung modulus kehalusannya. Metode pengujian sesuai dengan SNI 03-1968-1990. Bahan-bahan 1. Sampel tanah yang sudah dikeringkan sebanyak 1.000 gram. 2. Air bersih secukupnya.

55 Langkah kerja 1. Menimbang sampel yang akan diuji sebanyak 1.000 gram kemudian mencucinya di atas saringan no. 200 sampai bersih, sehingga yang tertinggal di atas saringan hanya butiran tanah kasar. Gambar 37. Menimbang sample tanah untuk uji analisa saringan Gambar 38. Merendam sample tanah Gambar 39. Mengayak sample dengan saringan no.200

56 2. Mengeringkan sisa tanah yang tertahan di atas saringan no. 200 dalam oven pada suhu 110 C selama 24 jam. Gambar 40. Memasukan sample ke dalam oven selama 24 jam 3. Mengeluarkan sampel tanah kemudian mendinginkannya dengan menggunakan desicator. 4. Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar, kemudian memasukkan sampel tanah ke dalam susunan saringan paling atas dan menutupnya dengan rapat. Gambar 41. Meletakan sample pada sieve shaker 5. Menghidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit, setelah itu dimatikan dan didiamkan selama 5 menit agar debu-debu mengendap.

57 Gambar 42. Menyalakan sieve shaker 6. Menimbang masing-masing sampel yang tertahan pada saringan kemudian menghitung persentasenya terhadap berat total sampel uji. Gambar 43. Menimbang sample yang tertahan pada setiap saringan J. Pengujian Permeabilitas di Laboratorium Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien permeabilitas (k) tanah timbunan dengan metode Falling Head menggunkan alat modifikasi. Bahan-bahan 1. Sampel tanah timbunan. 2. Air secukupnya. Langkah kerja. 1. Mengukur diameter mold, yang diketahui berukuran 5,08 cm

58 2. Meratakan permukaan sampel bagian atas dan bawah, kemudian menutup dengan kertas saring dan penutup. Gambar 44. Meratakan permukaan tanah pada mold 3. Menghubungkan mold dengan alat permeability test. Gambar 45.Memasangkan mold dengan alat uji permeabilitas laboratorium 4. Menjenuhkan tanah dengan menggunakan mesin selama 5 hari. Gambar 46. Penjenuhan sample uji permeabilitas laboratorium

59 5. Menunggu sampai volume air yang keluar konstan pembacaannya. 6. Mencatat ketinggian air awal (h1) dan tinggi air setelah waktu (t) yang ditentukan (h2). 7. Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai maka katup yang mengalirkan air ke sampel tanah ditutup. K. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dan di laboratorium diolah menurut klasifikasi data dengan menggunakan persamaan-persamaan dan rumus-rumus yang berlaku. Hasil dari pengolahan data tersebut diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik. 2. Analisis Data Dari rangkaian pengujian-pengujian yang dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium, maka : a. Dari pengujian permeabilitas di lapangan diperoleh nilai koefisien permeabilitas (k) lapangan. b. Dari pengujian kadar air sampel tanah, diperoleh nilai kadar air tanah dalam persentase. c. Dari pengujian berat jenis sampel tanah, diperoleh berat jenis tanah. d. Dari pengujian batas-batas Attenberg, diperoleh nilai batas cair (liquid limit), batas plastis (plastis limit), dan indeks plastisitas (plastis indeks) yang digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified.

60 e. Dari pengujian analisis saringan (sieve analysis), diperoleh persentase pembagian ukuran butiran tanah, yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified. f. Dari pengujian permeabilitas di laboratorium, diperoleh nilai koefisien permeabilitas (k) laboratorium. Dari parameter-parameter yang diperoleh dari pengujian permeabilitas lapangan dan uji permeabilitas laboratorium di atas, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa data untuk membandingkan hasil perhitungan antara uji permeabilitas lapangan dan uji permeabilitas laboratorium. Lalu, didapatkan nilai konstanta perbandingan antara uji permeabilitas di lapangan dan di laboratorium untuk tanah lempung. Dari hasil pengujian tersebut maka akan dzapat dilakukan perhitungan untuk merencanakan pembuatan sumur resapan efektik pada perumahan.

61 Mulai Pendesainan alat uji permeabilitas lapangan Tidak Pembuatan alat uji permeabilitas lapangan Pengujian alat uji permeabilitas lapangan Tidak Uji permeabilitas lapangan Pengambilan sample tanah asli 1. Uji kadar air 2. Uji berat jenis 3. Uji batas-batas atterberg 4. Uji analisa saringan Klasifikasi tanah Uji permeabilitas laboratorium Analisa hasil Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 47. Bagan Alir Penelitian