BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. lainya sangatlah terbuka mengenal dan memahami bangsa lain untuk saling

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan disegala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh sehingga mampu berperan dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan arah pembangunan nasional, maka pembangunan disetiap propinsi maupun nasional mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tiap propinsi membutuhkan pembangunan dalam bentuk sarana dan prasarana fisik untuk menunjang laju pertumbuhan perekonomian. Adanya pertumbuhan penduduk yang pesat dan kebutuhan akan fasilitas tempat tinggal maupun fasilitas kegiatan ekonomi yang semakin tinggi, maka terpenuhinya tempat tinggal dengan berbagai kelas, gedung, pabrik, perkantoran, jalan, jembatan, pelabuhan merupakan perwujudan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan industri, khususnya di daerah perkotaan, yang semakin pesat perlu didukung dengan sistem pengembangan pemukiman yang baik. Perkembangan kegiatan dibidang perekonomian, industri dan sektor-sektor lainya memerlukan sarana dan prasarana, khususnya dibidang pemukiman, agar dapat tumbuh selaras dalam suatu pengembangan wilayah yang terencana, karena pertumbuhan industri akan mempercepat pertumbuhan penduduk yang ingin mencari kerja. 1

2 Pertumbuhan tersebut menyebabkan kompleksitas permasalahan untuk mengatasi permasalahan pemukiman maka dibutuhkan suatu investasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pemukiman dan sarana prasarana. Investasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Keseriusan pemerintah dalam berinvestasi sudah dibuktikan dengan nilai dari nilai investasi di bidang properti yang mengalami kenaikan terus menerus seperti yang terlihat pada tabel berikut, yaitu: Tabel 1.1 Investasi Sektor Properti Di Indonesia Tahun 1999-2014 (Milyar Rupiah) Tahun Investasi Sektor Properti 1993 959 1994 971 1995 888 1996 1.102 1997 1.326 1998 1.534 1999 1.136 2000 1.631 2001 1.853 2002 2.280 2003 3.219 2004 5.615 2005 6.049 2006 7.540 2007 10.659 2008 13.482 2009 18.135 2010 20.907 2011 23.425 2012 26.477 2013 30.722 2014 31.487 Sumber: BPS, statistik Indonesia tahun 1993-2014

3 Terlihat pada tabel diatas bahwa nilai investasi dibidang properti setiap tahunnya mengalami kenaikan secara terus menerus dari tahun 1993 yang hanya mencapai 959 miliyar hingga pada tahun 2014 yang mencapai 31.487 miliyar rupiah. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2008-2009 yang mencapai kenaikan hingga 4.653 milyar rupiah. Investasi properti yang teratur sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai investasi disektor properti, akan tetapi hal tersebut sulit terpenuhi karena adanya jeda waktu antara investasi yang dilakukan dengan terwujudnya nilai tambah produk properti. Dalam melakukan investasi disektor properti membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan nilai tambah produk properti, maka para pengembang atau para pengusaha properti terlebih dahulu melakukan estimasi secara cermat agar para pengembang bisa mendapatkan nilai tambah produk dan keuntungan yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan nilai tambah dan keuntungan yang tinggi investasi sektor properti juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana yang dibutuhkan dalam melakukan investasi property cukup banyak, karena sektor ini merupakan sektor yang padat modal, sehingga para pengembang atau para pengusaha memerlukan bantuan kredit bank untuk menjalankan usaha, dengan adanya kredit dari bank maka besar kecilnya bunga secara otomatis mempengaruhi keinginan kalangan pengembang properti untuk melakukan investasi dibidang ini. Suku bunga yang tinggi akan menghambat investasi properti karena para pengembang yang meminjam dana akan

4 dikenakan biaya bunga yang tinggi sehingga para pengembang berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan investasi, dengan biaya bunga yang tinggi itu para pengembang dapat mendapatkan keuntungan yang lebih untuk menutup biaya bunga apa tidak, jika keuntungan dapat menutup kerugian biaya bunga maka para pengembang bisa melakukan investasi tetapi apabila biaya bunga lebih tinggi dari keuntungan maka para pengembang tidak melakukan investasi. Selain berpengaruh terhadap para pengembang tingkat suku bunga juga dapat mempengaruhi konsumen, khususnya konsumen perumahan yang tidak mempunyai dana yang cukup dan mengharapkan bantuan kredit dari bank untuk membeli rumah tersebut. Suku bunga yang tinggi akan menyebabkan para kreditur tidak bisa membayar pinjaman sehingga menyebabkan kredit macet. Akibat yang disebabkan dengan adanya kredit macet maka banyak pengangguran para pekerja akibat perusahaan yang tidak mampu mengembalikan kredit kepada bank, selain itu banyak bank yang mengalami kerugian ynag besar sehingga banyak bank yang dinyatakan pailit. Apabila banyak terdapat kasus seperti ini, secara umum akan memperburuk perekonomian. (Dorn Busch, 1989: 97). Apabila keadaan perekonomian memburuk maka inflasi akan semakin tinggi dan investasi properti akan terpengaruh. Di bidang properti ini perkembangan indikator moneter seperti inflasi, deflasi dan tingkat suku bunga akan mempengaruhi prospek pendanaan dan penerimaan investasi dibidang properti (Sri Mulyani, 1996:110).

5 Tingkat inflasi dapat memperburuk tingkat investasi tetapi tingkat inflasi disatu pihak, memang menguntungkan bagi sektor properti. Diakui bahwa tanah dan bangunan merupakan sasaran yang menarik dalam keadaan inflasi untuk melindungi diri dari penurunan nilai riil finansial. Inflasi tinggi menurunkan nilai riil pendapatan dan kekayaan masyarakat sehingga mengurangi daya belinya untuk membeli atau menyewa properti. Dalam mempelajari investasi terdapat suatu fungsi investasi, fungsi investasi dengan pendapatan menunjukkan kalau investasi dapat dipengaruhi oleh pendapatan. Fungsi investasi terhadap pendapatan ada dua macam yaitu fungsi investasi autonomos dan fungsi pendapatan terpengaruh. Fungsi investasi autonomos menyatakan bahwa apabila pendapatan akan naik maka investasi yang terjadi adalah tetap atau dapat dikatakan bahwa investasi tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Berbeda dengan fungsi investasi terpengaruh, fungsi ini menyatakan bahwa apabila pendapatan akan naik maka investasi akan naik dan investasi turun apabila pendapatan turun (Soediono,1981 : 60). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap investasi sektor properti sangat penting sebelum melakukan investasi, karena dapat digunakan oleh pemerintah maupun pengembang sektor properti dalam menjaga kelangsungan pertumbuhan sektor properti dan menjaga stabilitaas perekonomian. Investasi properti di Indonesia cukup berkembang, karena dari tahun ketahun mengalami kenaikan tetapi investasi Indonesia masih sedikit

6 dibanding dengan investasi disektor manufaktur. Untuk meningkatkan investasi sektor properti di Indonesia, agar pertumbuhannya seimbang dengan investasi sektor lain diperlukan pengembangan pembangunan di sektor properti. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan pemukiman tersebut maka perlu untuk meningkatkan investasi sektor properti. Investasi sektor properti di Indonesia dilakukan agar tercapai keselarasan dalam suatu pengembangan wilayah yang terencana, sehingga pertumbuhan investasi sektor properti di Indonesia dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas menarik untuk dibahas mengenai Investasi di Sektor Properti dengan judul penelitian ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI SEKTOR PROPERTI DI INDONESIA TAHUN 1993-2014 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap tingkat Investasi Sektor Properti Indonesia Tahun 1993-2014? 2. Bagaimana pengaruh dari Suku Bunga Indonesia terhadap tingkat Investasi Sektor Properti Indonesia Tahun 1993-2014? 3. Bagaimana pengaruh dari Produk Domestik Bruto terhadap tingkat Investasi Sektor Properti Indonesia Tahun 1993 2014?

7 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui apakah Inflasi berpengaruh terhadap tingkat Investasi sektor Properti di Indonesia. 2. Mengetahui apakah Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap tingkat Investasi sektor Properti di Indonesia. 3. Mengetahui apakah PDB berpengaruh terhadap tingkat Investasi sektor Properti di Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengembang sektor properti, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para pengembang untuk mempermudah dalam melakukan estimasi terlebih dahulu sebelum melakukan Investasi Properti. 2. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna dalam menentukan kebijakan-kebijakan disektor Properti. 3. Bagi peneliti yang lain dapat dijadikan bahan perbandingan dan bahan - bahan diskusi penelitian selanjutnya. 4. Bagi masyarakat luas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam melihat peluang untuk melakukan investasi yang lebih menguntungkan.

8 E. Metode Analisi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini berbentuk data runtut waktu (time series) yaitu data nilai investasi, Inflasi, tingkat suku bunga, dan PDB sektor properti di Indonesia pada kurun waktu 1993-2014. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersumber dari BPS dan Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka model yang digunakan adalah analisis data regresi linier berganda dengan menggunakan uji asumsi klasik (Error Correction Mechanism) dan fungsi persamaan Cobb-Douglas. Fungsi persamaan Cobb- Douglas dalam penelitian ini akan memperlihatkan hubungan antara investasi sektor properti yang diakibatkan oleh inflasi, tingkat suku bunga dan PDB yang dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut (Soekartawi, 2003): Y = + α X 1 1 + α2 X 2 + α X 3 3 +u Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan diatas, maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut dengan menggunakan replikasi dari penelitian Mulyani dengan judul Analisis faktor yang mempengaruhi tingkat investasi sektor properti di Jawa Tengah Tahun 1996-2001 yang ditulis sebagai berikut :

9 1. Persamaan Jangka Pendek ΔLogI t = α 1 ΔINF t + α 2 ΔR t + α 3 ΔLOGPDB t λ(logi t-1 β 0 β 1 INF t-1 β 2 R t-1 β 3 LOGPDB t-1 ) + ν t 2. Persamaan Jangka Panjang ΔLogI t = γ 0 + γ 1 ΔINF t + γ 2 ΔR t + γ 3 ΔLOGPDB t + γ 4 INF t-1 + γ 5 R t-1 + γ 6 LOGPDB t-1 + γ 7 ECT + ω t Di mana: I INF PDB R = Tingkat Investasi sektor property (miliyar rupiah); = Inflasi (persen); = Produk Domestik Bruto (miliyar rupiah); = Tingkat Suku Bunga (persen); γ 0 = λβ 0 γ 1 γ 4 = α 1 ; γ 2 = α 2 ; γ 3 =α 3 koefisien pengaruh jangka pendek = -λ(1- β 1 ); γ 5 = -λ(1- β 2 ); γ 6 = -λ(1- β 3 ) untuk mencari koefisien jangka panjang γ 7 = λ ECT = INF t-1 + R t-1 + LOGPDB t-1 - LogI t-1 Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-

10 tabel tertentu, untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program Eviews. 1. Deteksi Asumsi Klasik Menurut Damodar Gujarati (2004), sebuah model penelitian secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter penduga yang tepat bila memenuhi deteksi asumsi klasik dalam regresi, yaitu deteksi normalitas, deteksi heteroskedastisitas, deteksi multikolinearitas deteksi autokorelasi dan deteksi Spesifikasi model. a. Deteksi Normalitas Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau paling tidak mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat diuji dengan menggunakan Uji Jarque Bera. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan data yang berdistribusi normal. b. Deteksi Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain. Dapatkan nilai digunakan untuk menghitung, Dimana =n*. Kriteria yang digunakan adalah apabila tabel lebih kecil dibandingkan dengan nilai Obs *R-Squared, maka hipotesis

11 nol yang menyatakan bahwa tidak ada heteroskedasitas dalam model dapat ditolak. c. Deteksi Multikolinearitas Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan auxilliary regression untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Kriterianya adalah jika regresi persamaan utama lebih besar dari auxiliary regressions maka didalam model tidak terjadi multikolinearitas. d. Deteksi Autokorelasi Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi salah satunya diketahui dengan melakukan Uji Breusch-Godfrey Test atau Uji Langrange Multiplier (LM). Dari hasil uji LM apabila nilai Obs*R-squared lebih besar dari nilai tabel dengan probability < 5% menegaskan bahwa model mengandung masalah autokorelasi. demikian juga sebaliknya. e. Uji Spesifikasi Model Uji ketepatan spesifikasi model dalam penelitian ini adalah uji Ramsey Reset. Uji ini dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969. Ramsey menyarankan suatu uji yang disebut general test of specification. Uji ini bertujuan untuk menghasilkan F hitung (Ghozali, 2009).

12 2. Uji Statistik Uji Statistik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Uji Koefisien Determinasi (Uji ), Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F), Uji dan Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji-t). a. Koefisien Determinasi (Uji ) Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar persentase variasi dalam variabel terikat pada model yang diterangkan oleh variabel bebasnya (Gujarati, 2004). Sebagai ukuran kesesuaian garis regresi dengan sebaran data, R2 menghadapi masalah karena tidak memperhitungkan derajat bebas. Sebagai alternatif digunakan corrected atau adjusted R² yang dirumuskan : Adj =1-(1- ) ( n) (1) Dimana: R² : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel b. Koefisien Regresi Secara Keseluruhan (Uji F) Uji F pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara statistik bahwa seluruh variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis yang menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan

13 dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel tak bebas. Nilai F hitung dapat diperoleh dengan rumus (Damodar Gujarati, 2004): F =...(2) Dimana: = Koefisien determinasi N K = Jumlah observasi = Jumlah parameter sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Apabila F hitung < Ftabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima Apabila F hitung > Ftabel, maka H1 ditolak dan H0 ditolak c. koefisien Regresi Parsial (Uji-t) Uji statistik t untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: Jika Ho = bi =0 variabel independen secara parsial tidak pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen. Jika H1 = bi <0 variabel independen secara parsial pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen Dalam pengujian hipotesis dengan uji t digunakan rumus sebagai berikut:

14 T hitung.....(3) Dimana : bi = koefisien regresi se se(bi) = standar eror koefisien regresi sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: apabila t hitung > t statistik maka H0 ditolak dan H1 diterima. apabila t hitung < t statistik maka H0 ditolak dan H1 ditolak. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas tentang teori investasi, sektor property, inflasi, tingkat suku bunga, produk domestic bruto, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data penelitian, serta metode dan alat analisis data.

15 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Memuat tentang deskripsi data pengaruh investasi, sektor property, inflasi, tingkat suku bunga dan produk domestic bruto. BAB V PENUTUP Memuat tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian yang telah di laksanakan dan saran-saran yang diajukan bagi pihak yang terkait dalam menggambil kebijakan terhadap permasalahan yang diteliti. LAMPIRAN