BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

STATUS HUKUM ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRRI DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENOLAKAN PETUGAS KUA ATAS WALI NIKAH MEMPELAI HASIL HUBUNGAN DI LUAR NIKAH

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB II PERNIKAHAN DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah SWT yang pada hakikatnya sebagai makhluk

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan pedoman hidup demi menggapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia. al-qur an dan as-sunnah, salah satunya yaitu perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB IV PENUTUP. atau maskawin. Nikah sirri artinya nikah secara rahasia atau dirahasiakan

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

SATUAN KEGIATAN LAYANAN DASAR UMUM BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah Swt dengan jenis yang berbeda

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

agar terjaminnya administrasi setiap warga negara.

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

). )زواج 2 Kata na-ka-h}a banyak terdapat dalam Al-Qur an dengan arti

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya ajaran tentang pernikahan tersebut sehingga dalam al-qur an terdapat

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai ajarannya. Ajaran serta aturan-aturan yang telah di atur dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. harta yang banyak dan sebagian lagi ada yang sebaliknya. Setelah tiba. peristiwa hukum yang lazim disebut dengan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana hadis riwayat dari Anas ibn Malik bahwa Nabi SAW memuji Allah, dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: Artinya: Meriwayatkan padaku Abu Bakar ibn Na>fi al- Abdi dari Bahz dari Hamma>d ibn Salamah dari S a>bit dari Anas bin Malik (katanya): Sesungguhnya Nabi SAW, setelah beliau memuji Allah dan menyanjung- Nya, beliau bersabda: Akan tetapi saya shalat, tidur, berpuasa, berbuka dan mengawini beberapa wanita. Barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka dia bukanlah dia bukan termasuk umatku ( H.R. Muslim). 1 Pernikahan dalam Islam tidaklah semata-mata sebagai hubungan atau kontrak keperdataan biasa, akan tetapi, ia mempunyai nilai ibadah. Maka, amatlah tepat jika Kompilasi menegaskannya sebagai akad yang sangat kuat seperti yang 1 Abu Bakar Muhammad, Terjemah Subulus Salam, h. 397. Buka CD Kutub al-tis ah, S}ah}ih Muslim, Kita>b al-z ikr wa al-do a, Hadis\ No. 4926 1

2 telah diatur dalam pasal 2 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi : Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mi>s\a>qan g{alid}an untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. 2 Pada mulanya syariah Islam baik dalam al-qur an atau al-sunnah tidak mengatur secara kongkrit tentang adanya pencatatan pernikahan. Namun, dengan adanya tuntutan perkembangan dan sebagai pertimbangan kemashlahatan, hukum Islam di Indonesia mengatur tentang pencatatan pernikahan. 3 Ini merupakan suatu upaya yang diatur melalui perundang-undangan, untuk melindungi martabat dan kesucian pernikahan yang lebih khusus lagi perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Di negara Indonesia, suatu pernikahan yang dilaksanakan haruslah dicatatkan di pencatatan sipil bagi yang beragama selain Islam, sedangkan untuk calon mempelai yang beragama Islam dicatatkan di KUA (Kantor Urusan Agama). Pernikahan yang tidak dicatatkan dianggap sebagai pernikahan di bawah tangan, yang mana hal ini akan berdampak terhadap pencatatan akta kelahiran anak hasil pernikahan tersebut di kemudian hari. Dari sinilah, seyogyanya bagi kalangan yang akan melangsungkan pernikahan, mereka melakukan hubungan dengan KUA sebagai petugas pencatat pernikahan. 2 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 114 3 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 107

3 Memperhatikan ketentuan-ketantuan hukum yang mengatur tentang pencatatan pernikahan, dapat dipahami bahwa pencatatan tersebut adalah syarat administratif. Artinya pernikahan tetap sah, karena standar sah atau tidaknya pernikahan ditentukan oleh norma-norma agama dari pihak-pihak yang melangsungkan pernikahan. Pencatatan pernikahan diatur karena tanpa pencatatan, suatu pernikahan tidak mempunyai kekuatan hukum. Akibat yang timbul adalah, apabila salah satu pihak melalaikan kewajibannya, maka pihak lain tidak dapat melakukan upaya hukum, karena tidak memiliki bukti-bukti yang sah dan otentik dari pernikahan yang dilangsungkan. Tentu saja, keadaan demikian bertentangan dengan misi dan tujuan pernikahan itu sendiri. 4 Pada dasarnya, suatu pernikahan sudah sah apabila telah memenuhi rukun, yaitu : 5 1. Adanya calon suami istri yang akan melakukan pernikahan 2. Adanya wali dari pihak pengantin wanita 3. Adanya dua orang saksi 4. Adanya sighat akad nikah yaitu ijab dan kabul Namun apabila terjadi pernikahan yang tidak biasa, di antaranya adalah pernikahan wanita hamil di luar nikah. Dalam hal ini, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan-ketentuan tersebut sebagaimana terdapat dalam KHI Pasal 53 ayat 1, yaitu : 4 Ibid., h. 110 5 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 46-47

4 1. Seorang wanita hamil di luar nikah dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya. 2. Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya. 3. Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan ulang setelah anak yang dikandung lahir. 6 Dari ketentuan di atas dapat diketahui bahwa wanita yang hamil di luar nikah hanya dapat dinikahi oleh laki-laki yang menghamilinya. Ketentuan tersebut merupakan hukum yang harus dilaksanakan oleh KUA sebagai pegawai pencatat nikah. Masalah pernikahan wanita hamil di luar nikah memerlukan ketelitian dan perhatian yang bijaksana terutama pegawai pencatat nikah. Hal ini disebabkan longgarnya norma-norma moral dan etika sebagian masyarakat kita, terlebih mereka yang masih remaja dan kesadaran keagamaan labil. Selain itu, ketentuan di atas juga sulit dilakukan mengingat cara untuk memastikan bahwa yang menikahi wanita hamil di luar nikah tersebut adalah laki-laki yang menghamilinya. Hal ini dikarenakan tidak ada peratuan yang menjelaskan lebih lanjut tentang proses yang digunakan dalam menentukan laki-laki yang menghamili wanita hamil di luar nikah. Untuk memudahkan penentuan bahwa laki-laki yang akan menikahi wanita hamil di luar nikah adalah laki-laki yang menghamilinya, KUA 6 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 201

5 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik mempunyai cara tersendiri. Dalam hal ini KUA Kecamatan Cerme menggunakan cara yang mudah, yaitu dengan membuat surat pernyataan. Jadi, laki-laki yang akan menikahi wanita hamil di luar nikah diharuskan membuat surat pernyataan bahwa dia yang telah menghamili wanita tersebut. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa masalah pernikahan wanita hamil di luar nikah memang sangat rumit dan perlu ketelitian dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang kinerja KUA sebagai Petugas Pencatat Nikah (PPN), terlebih lagi permasalahan ini menyangkut keabsahan suatu pernikahan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di KUA Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. B. Rumusan Masalah Guna untuk memudahkan operasional studi ini, maka penulis merumuskan sebuah permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pendaftaran pernikahan wanita yang sudah hamil di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik? 2. Bagimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik?

6 C. Kajian Pustaka Penelitian tentang pernikahan wanita hamil di luar nikah sudah pernah dikaji oleh beberapa penulis diantaranya Dawan Hadi (2003) dalam skripsinya yang berjudul Kasus Pengulangan Akad Nikah Oleh PPN di Wilayah Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Jawa Tengah. Skripsi ini membahas tentang faktor yang mendorong dilakukannya pengulangan akad nikah oleh PPN di wilayah Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Jawa Tengah karena ketidakadilan PPN dalam proses akad nikah dan adanya pernikahan sirri. Yang paling terakhir oleh Ahmad Dahlan Ismail (2006) dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perkawinan Wanita Hamil Dengan Laki-Laki Hasil Undian. Dalam skripsi ini dibahas tentang pernikahan wanita hamil dengan laki-laki hasil undian karena wanita tersebut melakukan hubungan seksual dengan banyak laki-laki. Kedua skripsi ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri, yang semuanya dapat dijadikan khazanah intelektual, terutama dalam bidang munakahat. Dari masalah hamil di luar nikah ini, penulis juga tertarik untuk mengangkat dan membahas hal baru, yaitu tentang proses pernikahan wanita hamil di luar nikah di KUA Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, dimana hal ini tetap memerlukan ketelitian dan perhatian yang bijaksana dari pegawai pencatat nikah.

7 Dari sinilah penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang kinerja Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik terhadap permasalahan tentang wanita hamil di luar nikah, yaitu bagaimana KUA Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik memproses pernikahan wanita yang sudah hamil dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap proses tersebut. D. Tujuan Penelitian Berhubungan dengan permalasahan tersebut di atas, maka tujuan studi ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pendaftaran pernikahan wanita yang sudah hamil di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik? 2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik? E. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dari beberapa aspek, yaitu : 1. Apek teoritis : Dapat melatih diri dalam melakukan penelitian serta menambah khasanah keilmuan dalam fakultas syari ah.

8 2. Aspek praktis : Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi KUA dalam pelaksaan pernikahan wanita hamil di luar nikah. F. Definisi Operasional Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan skripsi tinjauan pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, maka di bawah ini penulis akan menjelaskan pengertian secara operasional judul yang dibahas yaitu sebagai berikut : Tinjauan Hukum Islam : Pandangan atau pendapat yang diperoleh sesudah menyelidiki atau mempelajari suatu masalah yang berkaitan dengan peraturan-peraturan dan ketentuanketentuan yang berkenaan dengan pernikahan wanita hamil di luar nikah berdasarkan Al-Qur an, hadis dan pendapat para ulama. 7 Wanita hamil di luar nikah : Wanita yang dengan janin dalam rahim kerena perbuatan seksual dengan lawan jenis di luar status pernikahan. 7 Sudarsono, Kamus Hukum, h. 169

9 Kantor Urusan Agama (KUA) : Instansi atau lembaga yag di beri tugas oleh mentri agama untuk mencatat pernikahan dan perceraian (nikah, talak dan rujuk). 8 Jadi yang dimaksud dengan judul tersebut adalah meninjau proses pelaksanaan pernikahan wanita hamil di luar nikah yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dengan sudut pandang hukum Islam. G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian teerhadap pernikahan wanita hamil di luar nikah di KUA kecamatan Cerme Kabupaten Gresik ini merupakan penelitian lapangan (field research). 2. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Lokasi ini dipilih oleh penulis karena Kepala KUA Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik memiliki kebijakan tersendiri dalam memperoses pernikahan wanita hamil di luar nikah. 3. Data yang Digali 8 Astro Sosroatmodjo, Hukum Perkawinan di Indonesia, h. 51

10 Data yang perlu digali dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Data tentang pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama Kecamayan Cerme Kabupaten Gresik b. Data tentang prosedur pencatatan nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. c. Sebab-sebab dan tujuan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik memberikan kebijakan terhadap wanita hamil yang akan melangsungkan pernikahan. 4. Sumber Data Mengenai sumber data yang diperlukan antara lain : a. Sumber primer 1) Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang telah memberikan sebuah kebijakan terhadap masyarakat yang melakukan pernikahan hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. 2) Dokumen - dokumen yang berkaitan dengan prosedur pernikahan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. b. Sumber Sekunder 1) Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat: Seri Buku Daras, Jakarta: Kencana, Cetakan II, 2006.

11 2) Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan IV, 2000. 3) Umar Said, Hukum Islam di Indonesia, Surabaya: CV. Cempaka, Cetakan I, 2000. 4) Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 6, Terj. Moh. Tholib, Bandung: Al- Ma arif, 1990. 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data tersebut menggunakan beberapa teknik, yaitu : a. Wawancara Melakukan wawancara secara langsung kepada pegawai pencatat nikah ( PPN) di kantor urusan agama (KUA) Kecematan Cerme Kabup#aten Gresik mengenai prosedur pernikahan wanita hamil di luar nikah. b. Dokumentasi Sebuah data yang ada di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai pelengkap penelitian. 6. Teknik Pengolahan Data Data-data di atas diperoleh dari sumber data primer dan sekunder dengan teknik mempelajari literatur, melakukan observasi dan wawancara terkait dengan permasalahan pernikahan wanita hamil di luar nikah.

12 Kemudian dari seluruh data yang terkumpul dilakukan analisa secara kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematikan data-data yang diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan sebelumnya sesuai dengan persyaratan dasar dalam perumusan masalah. 2. Editing, yaitu pengkajian ulang semua data yang telah diperoleh, terutama dari segi kelengkapannya, keterbacaannya, kejelasan makna dan kesesuaian antara satu dengan yang lain. 3. Penentuan hasil, yaitu melakukan analisa lanjutan terhadap hasil pengorganisasian. 7. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang bertujuan menggambarkan secara jelas tentang prosedur pernikahan wanita hamil di luar nikah. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan metode deduktif, yaitu mengemukakan teoriteori dan dalil-dalil atau generalisasi yang bersifat umum, kemudian ditarik sebuah kesimpulan untuk mengetahui hal-hal khusus mengenai pernikahan wanita hamil di luar nikah serta penerapannya di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. H. Sistematika Pembahasan

13 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada pembahasan skripsi ini, penulis akan mencoba untuk menguraikan isi uraian pembahasannya. Adapun sistematika pembahasan pada skripsi ini terdiri dari lima bab dengan pembahasan sebagai berikut : Bab I : Uraian pendahuluan yang berisi gambaran umum yang berfungsi sebagai pengantar dalam memahami pembahasan bab berikutnya. Bab ini memuat pola dasar penulisan skripsi, yaitu meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II : Adalah sebuah landasan teori yang berisi tentang pernikahan dalam hukum Islam, meliputi: pengertian dan dasar hukum pernikahan, rukun dan syarat pernikahan, hikmah dan tujuan pernikahan, macam-macam pernikahan, serta hukum pernikahan wanita hamil di luar nikah. Bab III : Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum mengenai KUA Kecamatan Cerme, prosedur pencatatan nikah, dan proses pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Bab IV: Dalam bab ini merupakan analisis terhadap prosedur pernikahan wanita hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dan analisis hukum Islam terhadap proses pernikahan wanita hamil di luar nikah di KUA Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

14 Bab V : Merupakan sebuah penutup dari skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan saran.