BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kebugaran jasmani berhubungan dengan keberadaan hemoglobin di. Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terencana, terstruktur dan repetitive (berulang) untuk memperbaiki atau

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli Desember

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Struktur bagian dalam ginjal

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh hasil bahwa nilai F=96,7, sementara itu nilai F tabel = 3,68, maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. The Anxiety and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. struktur parenkhim masih normal. Corpusculum renalis malpighi disusun oleh komponen

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki kebugaran fisik (Pedriatics, 1994, Laila,2007). Latihan fisik maksimal dapat memicu ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan sistem pertahanan antioksidan tubuh yang di kenal dengan stres oksidatif (Leeuwenburgh, 2001). Latihan fisik maksimal dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia (Sonneborn and Barbee, 1998; Pedersen and Hoffman-Goetz; Senturk et al., 2005; Escobar et al., 2009). Selama latihan fisik maksimal, konsumsi oksigen seluruh tubuh meningkat 20 kali, sedangkan konsumsi oksigen pada serabut otot di perkirakan meningkat 100 kali lipat. Peningkatan konsumsi oksigen ini berakibat meningkatnya produksi radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel (Ji, 1999). Radikal bebas merupakan molekul dimana elektron yang terletak pada lintasan paling luar tidak mempunyai pasangan (Gillendwater, 1991; Halliwell, 1995). ROS (Reactive Oxigen Species) adalah bagian dari radikal bebas yang merupakan produksi dari metabolisme sel normal. Sebahagian ROS berasal dari proses fisiologis (ROS endogen) dan lainnya adalah ROS eksogen, seperti berbagai polutan lingkungan (emisi kendaraan bermotor dan industri, asbes, asap

rokok, dan lain-lain), radiasi ionisasi, infeksi bakteri, jamur dan virus, serta paparan zat kimia (termasuk obat) yang bersifat mengoksidasi. Berbagai jenis ROS adalah superoksida (O2 - ), hidroksil (OH-), alkoksil (RO-), peroksil (ROO-) dan hidroperoksil (ROOH). Di dalam tubuh, radikal bebas yang paling banyak terbentuk adalah superokside. Superokside dapat dirubah menjadi hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida kemudian diubah menjadi radikal hidroksil. Radikal hidroksil inilah yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan sel (Cuzzocrea, et al.,2001). Ginjal adalah organ yang merupakan gabungan dari unit struktural bernama nefron. Nefron sendiri terdiri atas glomerolus dan tubulus yang berfungsi membuang bahan-bahan sampah dari hasil pencernaan atau metabolisme dan mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh. Fungsi pengaturan ginjal ini memelihara kestabilan lingkungan sel-sel yang diperlukan untuk melakukan berbagai macam aktivitasnya. Jalannya fungsi ginjal tersebut dapat terganggu akibat kerusakan komponennya (Munawar, 2009). Salah satu penyebabnya adalah obstruksi pada ginjal. Radikal bebas terbentuk pada keadaan hipoksia sel, hal ini dapat terjadi pada tekanan intrarenal meningkat akibat obstruksi ginjal. Dan menyebabkan perubahan hemodinamik kemudian penurunan ATP (Adenosine triphosphate) yang merupakan sumber energi sel. Metabolisme anaerob menyebabkan perubahan biokimia sel yang berakibat kerusakan sel dan timbulnya radikal bebas yang merusak sel dan vaskular (Yusuf, 2000). Latihan fisik dengan aktifitas maksimal akan menyebabkan otot berkontraksi secara anaerob (Bompa,1990,Fox,1993). Nangaku (2006)

menunjukkan analisis statistik hubungan bermakna antara jumlah kapiler peritubuler sebagai indikator fungsi ginjal. Histologis pada model tikus membuktikan apotosis sel tubulus ginjal terjadi akibat keadaan hipoksia. Kerusakan ginjal dapat terjadi secara langsung pada sel atau akibat gangguan sirkulasi darah (iskemi). Gejala kliniknya meliputi hipertensi, anemia dan gagal ginjal kronik. Gambaran morfologiknya tampak papila nekrotik, berwarna coklat kekuningan disertai timbunan hasil metabolisme fenasetin atau pigmen mirip lipofusin, kemudian papila hancur dan lepas dalam pelvis ginjal. Mikroskopik tampak papila mengalami nekrosis koagulativa, disertai kalsifikasi distrofik (Alpers, 2007). Korteks mengalami atrofi, fibrosis intertisial, dan sebukan sel radang. Dinding pembuluh darah kecil dalam papila dan submukosa saluran kemih menunjukkan gambaran khas penebalan membran basal yang positif pada pulasan PAS (Wijaya, 2005). Podhorska (2006) menemukan kerusakan pada tubulus distal setelah latihan fisik akut yang ditandai dengan perubahan sel dan inti sel yang membengkak, nekrosis dan apoptosis tubuler dengan penonjolan mikrovili pada tubulus proksimal yang terlihat dalam korteks tubulus pada mencit dewasa yang mendapat latihan fisik berlebih yaitu treadmill sampai kelelahan selama enam jam dalam empat minggu. Vitamin E merupakan antioksidan dan berfungsi penting dalam pemeliharaan integritas membrane sel utama tubuh (Allan, 2001). Vitamin E mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan hidrogen ke dalam reaksi yang mampu mengubah radikal peroksil (hasil peroksida lipid) menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif, sehingga tidak mampu merusak rantai asam

lemak dan selanjutnya melindungi sel dari kerusakan (Winarsi, 2007; Hariatmi, 2004). Penelitian yang dilakukan terhadap tikus dengan pemberian beberapa anti oksidan seperti vitamin C, Vitamin E, allupurinol, katalase, superoxida dismutase (SOD) pada oklusi arteri renalis binatang atau isolated ginjal dapat mengurangi peroksidasi lipid korteks dan memperbaiki fungsi ginjal. Bahkan mengurangi resiko penolakan ginjal (graft rejection) pada transplantasi ginjal. Percobaan perbandingan pada binatang dengan pemberian antioksidan dengan yang tidak diberikan antioksidan pada kerusakan ginjal pada obstruksi akut selama 14 hari dengan cara tindakan nefrektomi menemukan adanya kerusakan ginjal (berupanekrosis, destruksi glomerulus dan tubulus) yakni hilangnya pembuluh darah glomerulus dan tubulus proksimal serta ditemukan adanya kerusakan mikrofili sepanjang lumen tubulus antara kelompok yang diberikan antioksidan dan yang tidak diberikan antioksidan secara bermakna berbeda atau kerusakan ginjal lebih ringan pada kelompok yang diberikan antioksidan dibandingkan yang tidak diberikan antioksidan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan fisik maksimal dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif, sedangkan vitamin E yang merupakan antioksidan nonenzimatik dapat mengurangi aktivitas radikal bebas maka dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian vitamin E terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal.

1.2. Perumusan Masalah Adakah pengaruh pemberian vitamin E terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal? 1.3. Kerangka Teori Latihan fisik maksimal akan menimbulkan terjadinya pembentukan radikal bebas yang melebihi sistem pertahanan tubuh yang disebut Stres Oksidatif. Radikal bebas tersebut akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid pada membran sel ginjal dan jaringan tubulus proksimal sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan tubulus proksimal. Kerusakan pada sel akan memicu gangguan pada pembuluh darah dan aliran darah ke tubulus proksimal. Oleh karena vitamin E dapat bersifat sebagai antioksidan dengan cara menetralisir radikal bebas dan menghambat peroksidasi lipid, maka diharapkan dengan pemberian vitamin E dapat menghambat terjadinya peroksidasi lipid, mencegah kerusakan pada jaringan tubulus proksimal.

Aktivitas fisik maksimal Aktivitas fisik maksimal Vitamin E Radikal bebas (stress oksidatif (+)) Radikal bebas (stress Oksidatif) Peroksidasi Lipid Peroksidasi Lipid Kerusakan Tubulus Proksimal Kerusakan Tubulus Proksimal Gambar 1. Kerangka teori pengaruh pemberian vitamin E terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal pada mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal 1. 4 Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. 1.4.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E terhadap perubahan bobot ginjal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. b. Untuk mengetahui kemampuan vitamin E untuk memperbaiki dan menghambat kerusakan tubulus proksimal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal.

1.5. Hipotesis a. Ada pengaruh pemberian vitamin E terhadap perubahan bobot ginjal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. b. Ada pengaruh vitamin E untuk memperbaiki dan menghambat kerusakan tubulus proksimal mencit betina dewasa yang mendapat latihan fisik maksimal. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah bagi masyarakat yang sering terpapar pada aktivitas atau kegiatan fisik berat akan manfaat pemberian vitamin E terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal dan dapat dijadikan sebagai referensi penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak latihan fisik berat dan manfaat vitamin E terhadap fungsi ginjal.