PENGARUH KOMPOSISI WARNA (PAGODA RED, WINDSOR PURPLE, MADONNA BLUE) TERHADAP KUALITAS WARNA UNGU PURPLE PADA KAIN KATUN DENGAN TEKNIK TIE DYE

dokumen-dokumen yang mirip
Santi Sri Wulandari Mahasiswa Program S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PERBANDINGAN ASETON DENGAN AIR TERHADAP HASIL JADI CREPING PADA KAIN DENIM Ima Rachmawati

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP HASIL JADI TIE DYE PADA KAIN KATUN

PENGARUH KETEBALAN KAIN TAFFETA TERHADAP HASIL JADI LENGAN BELIMBING (STARFRUIT SLEEVE) PADA BOLERO

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

PENGARUH TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN ALAMI PADA JILBAB BERBAHAN SUTERA DENGAN EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN TEKNIK TIE DYE

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal

PERBEDAAN JUMLAH MASSA MORDAN KAPUR TERHADAP PEWARNAAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU PADA BAHAN SUTERA

Siti Nur Sidah Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PERBEDAAN HASIL JADI TIE DYE KOMBINASI PEWARNAAN DENGAN AIRBRUSH PADA KAIN SIFON SUTRA DAN SATIN SUTRA

e-journal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Mei 2014, Hal 65-70

Oktavina Lis Juje Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN MOTIF DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING PADA JAKET BERBAHAN SUEDE SINTETIS

PENGARUH JUMLAH KAITAN BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI TUNISIAN CROCHET PADA CLUTCH BAG

PERBEDAAN HASIL JADI SULAM SISIR DENGAN MENGGUNAKAN BENANG WOOL, BENANG POLYESTER DAN BENANG NYLON PADA HIASAN DINDING

PENGARUH WARNA DASAR DENIM TERHADAP HASIL JADI PEMBENTUKAN MOTIF BATIK LUKIS DENGAN TEKNIK BLEACHING PADA ROK

PENGARUH FREKUENSI CELUPAN TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN BATIK DENGAN DAUN LAMTORO PADA KAIN KATUN

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

PENGARUH KOMPOSISI ZAT WARNA DISPERSI TERHADAP HASIL JADI JUMPUTAN PADA KAIN ORGANDI POLYESTER

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DAN JUMLAH CAT WARNA MERAH TERHADAP KUALITAS WARNA PURPLE DENGAN TEKNIK HAND PAINTING PADA JILBAB MODIFIKASI

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal 41-47

Mega Citra Tiarasiwi Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

Nur Afifah Mahasiswa S1 Pend. Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH JENIS KAIN TERHADAP HASIL JADI BORDIR TIGA DIMENSI PADA HAIRPIECE

PENGARUH KONSENTRASI TAWAS TERHADAP PEWARNAAN KAIN MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH

PENGARUH JENIS MORDAN DAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL JADI BATIK DENGAN PEWARNAAN ALAMI TANAH MERAH TUBAN

PENGARUH KONSENTRASI MORDAN KAPUR DENGAN ZAT WARNA DAUN PACAR KUKU (LAWSONIA INERMIS) KERING TERHADAP PEWARNAAN KAIN KNIT COTTON DENGAN TEKNIK TIE DYE

Widatun Nafila Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

PENGARUH TINGGI KERUCUT TERHADAP HASIL JADI KERUCUT PADA CAPE

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 53-59

PENGARUH TAWAS PADA PENCELUPAN BAHAN KATUN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK DAUN PETAI CINA (LEUCAENA LEUCOCEPHALA) YULIANTI

PERBEDAAN LEBAR KAMPUH 1 CM, 2 CM DAN 3 CM UNTUK ISIAN SULAM USUS BERBAHAN SATIN PADA HASIL JADI CLUTCH BAG DENGAN MOTIF DEKORATIF

PENGARUH NOMOR BENANG COTTON TERHADAP HASIL TATTING PADA KERUDUNG

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

PENGARUH PENGULANGAN PENCELUPAN TERHADAP HASIL WARNA BAHAN SUTERA DENGAN EKSTRAK BATANG PISANG KEPOK (Musa paradiasiaca L. cv kepok) YULIYA ZULMI

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal

HASIL JADI PEMBUATAN HIASAN VINTAGE FLAT ROSE PADA TAS MELALUI PELATIHAN IBU-IBU PKK DI WILAYAH RT.23 RW.06 CANGKRING SIDOKARE SIDOARJO

HASIL PENCELUPAN PADA BAHAN SUTERA MENGGUNAKAN EKSTRAK BIJI KESUMBA

PEMBUATAN BLOUSE ORIGAMI BERBAHAN KAIN KATUN DENGAN MENERAPKAN 3 JENIS FUSIBLE INTERFACING

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 65-70

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNOLOGI TEKSTIL

PENERAPAN MOTIF HIAS DENGAN TEKNIK JUMPUTAN DAN TEKNIK PAINTING PADA KAIN

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK.. DAFTAR DIAGRAM.. DAFTAR BAGAN...

Wulan Cahyaningrum Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PERBEDAAN PERBANDINGAN AIR DAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI MOTIF MENGGUNAKAN TEKNIK AIRBRUSH PADA BAHAN DENIM

Yesy Rusmawati Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ZAT WARNA BEJANA/INDHANTHREN UNTUK PEWARNAAN BATIK

Agus Haerudin, Dana Kurnia Syabana, Dwi Wiji Lestari Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division...

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Vivin Atika *, Agus Haerudin Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI

Fashion and Fashion Education Journal

PERBEDAAN HASIL JADI BATIK LUKIS PADA KAIN LYCRA

PEMETAAN BORDIR PADA BUSANA WANITA DITINJAU DARI DESAIN, TEKNIK DAN TERAPAN BORDIR PADA UKM BORDIR DI SIDOARJO

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

PENGARUH JUMLAH HELAI BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI SULAMAN HARDANGER PADA BOLERO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan.

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PERBEDAAN HASIL JADI LEKAPAN APLIKASI BUNGA PLEATS ANTARA KETIGA JENIS KAIN ORGANDI POLYESTER PADA KAFTAN

PENGGUNAAN KEMBALI LARUTAN BEKAS PENCELUPAN

UJI COBA PENGGUNAAN DAUN SIRIH GADING SEBAGAI BAHAN PEWARNA ALAMI PADA KAIN KATUN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

e-journal. Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Mei 2017, Hal 26-31

PERBEDAAN HASIL JADI JUMPUTAN PADA KAIN TRICOT POLIESTER 20S, 24S DAN 30S DENGAN ZAT WARNA DISPERSI Eko Yuliawan Inty Nahari, S

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

TIE DYE TECHNIQUES AND MATERIAL VARIATIONS

PERANCANGAN ALAT PENAMPIL KOMPOSISI WARNA KAIN MENGGUNAKAN IC TCS230

PENGGUNAAN FACE PAINTING DENGAN TEKNIK MANUAL DAN AIRBRUSH SEBAGAI MAKE UP FOTO PRE WEDDING

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KONSENTRASI STABILIZED CALCIUM CARBONATE 140 TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI SKRIPSI

PEMANFAATAN ZAT WARNA ALAM DARI EKSTRAK KULIT AKAR MENGKUDU (Morinda citrifolia Linn) PADA KAIN KATUN

PENGEMBANGAN PROPAGUL KERING TANAMAN BAKAU (Rhizophora spp.) SEBAGAI PEWARNA ALAM DENGAN TEKNIK CELUP RINTANG

LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI

TENUNAN SONGKET MELAYU RIAU DI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU MUTIA SARI

ABSTRAK. EFEK MANISAN BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt ) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA (WRS) PADA LAKI-LAKI DEWASA

PEMBERDAYAAN IBU-IBU DI BABAKAN MADANNG SENTUL DENGAN PELATIHAN MEMBUAT PRODUK JUMPUTAN

Oleh: RIKA SYAFITRI 2008 / 06440

PENGARUH PANJANG FLOUNCE TERHADAP HASIL JADI CIRCLE FLOUNCE SKIRT ASYMMETRIC DENGAN MENGGUNAKAN HORSEHAIR

PENGARUH INTERFACING TERHADAP HASIL KERUDUNG BORDIR. Sarifatul Fitriyah. Yuhri inang

PENGARUH PERBANDINGAN JARAK ANTAR RUFFLES TERHADAP HASIL MANIPULATING FABRIC HIGH MASSED RUFFLES PADA SARUNG BANTAL KURSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTISARI. Yunyu, Xu Warna dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia: Sebuah

PENGARUH JUMLAH LAPIS HEAD SLEEVE TERHADAP HASIL JADI CRATER SLEEVE PADA BLUS

TEKNOLOGI PROSES SASIRANGAN DENGAN VARIASI TEKNIK JELUJUR Sasirangan Process with Baste Technique Variation

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

PENGARUH KOMPOSISI WARNA (PAGODA RED, WINDSOR PURPLE, MADONNA BLUE) TERHADAP KUALITAS WARNA UNGU PURPLE PADA KAIN KATUN DENGAN TEKNIK TIE DYE Afraiatin Astutik Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Afrie12@yahoo.com Suhartiningsih Dosen Pembimbing Skripasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Suhartiningsih1957@yahoo.com Abstrak Warna ungu yang digunakan dalam pewarnaan tie dye kurang bervariasi, hal disebabkan warna ungu yang dihasilkan zat pewarna masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi warna (pagoda red, windsor purple, dan madonna blue) terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye meliputi motif tie dye, tekstur kain, daya serap, dan kesukaan responden. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan variabel bebas komposisi warna (U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3). Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi oleh 35 observer dengan lembar observasi. Analisis data menggunakan anava tunggal dengan bantuan program SPSS 18. Berdasarkan hasil anava, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komposisi U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap hasil motif tie dye, yaitu komposisi U 1:2:2 dan U 1:1:3 lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1, daya serap warna diperoleh komposisi U 1:2:2 dan U 1:1:3 lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1, sedangkan kesukaan responden diperoleh komposisi U 1:2:2 lebih disukai dari pada komposisi U 1:2:1 dan U 1:1:3. Tetapi pada tekstur kain tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulannya bahwa komposisi U 1:2:2 menghasilkan motif tie dye dan daya serap yang lebih baik, dan lebih disukai dibanding komposisi U 1:2:1 dan U 1:1:3. Kata Kunci: Komposisi Warna, Kualitas Warna Ungu Purple, Teknik Tie Dye Abstract Purple tie dye used in coloring varies less, due to the resulting purple dye is still limited. Therefore, this research intends to provide a variety of purple. This research intend to investigate the effect of the composition of the colors (pagoda red, windsor purple, and madonna blue) to color quality of purple color on cotton with techniques tie dye, include the results design of tie dye, result fabric texture, result absorption of color, and the level of preference of respondents. This research type is an experimental research with independent variables is color composition (U 1:2:1, U 1:2:2 and U 1:1:3). Research method that is observation method done by 35 responders and observation sheet with observation sheet. Analysis of data using one-way with SPSS 18. Based on the results of, known that there is a significant effect between color composition U 1:2:1, U 1:2:2 and U 1:1:3 on the results of design tie dye, that is composition U 1:2:2 and 1:1:2 better than color composition U 1:2:1. On the absorption of color, color composition U 1:2:2 and U 1:1:3 have absorption of color better than U 1:2:1. Whereas on the preference of respondents, color composition U 1:2:2 preferably than color composition U 1:2:1 and U 1:1:3. But on the fabric texture criteria, not significant differences. Conclusions, composition U 1:2:2 produce design fo tie dye and better absorption of color, and preferably than composition U 1:1:3 and U 1:2:1. Keywords : Color Composition, Quality Of The Color Purple, Tie Dye PENDAHULUAN Salah satu usaha penyempurnaan tekstil yang sangat penting dalam membuat berbagai variasi tekstil adalah pewarnaan. Pewarnaan merupakan proses pemberian warna pada bahan tekstil baik itu dengan cara pencelupan maupun dengan cara pencapan sehingga menimbulkan komposisi warna. Dalam pewarnaan diperlukan zat warna. Zat warna yang sekarang banyak digunakan yaitu zat pewarna sintetis, contohnya zat warna direk. 22

Seiring dengan berkembangnya pewarna sintetis yang mempunyai banyak warna, trend warna menjadi salah satu faktor penting dalam industri fashion. Warna ungu adalah salah satu warna yang menjadi trend dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 warna ungu yang menjadi trend adalah ungu purple. Pada dasarnya warna ungu merupakan warna sekunder yang didapat dari pencampuran warna merah dan biru. pada penelitian ini warna ungu yang diinginkan adalah warna ungu purple. Berdasarkan pra-eksperimen yang telah dilakukan, warna ungu purple didapat dari pencampuran warna pagoda red (merah), windsor purple (ungu), dan madonna blue (biru) dengan komposisi 1:2:1, 1:2:2, dan 1:1:3 dengan mengunakan zat warna jenis direk, dengan merk dagang dylon. Komposisi warna tersebut diterapkan pada kain katun, sehingga didapatkan warna ungu purple. Kain katun banyak digunakan dalam pembuatan busana, misalnya rok. Pada umumnya rok dari bahan katun mempunyai motif yang sama yang dibuat dari pabrik. Hal ini memberi inspirasi bagi peneliti untuk membuat motif baru dengan cara handmade, yaitu dengan teknik tie dye. Teknik tie dye merupakan salah satu teknik mewarnai kain dengan cara diikat dahulu kemudian dicelup kedalam zat warna yang kemudian akan membentuk corak atau motif dari ikatan tersebut(handoyo,2008:19). Dalam pewarnaan teknik tie dye, tidak sepenuhnya mengikuti treand warna khususnya warna ungu, karena alasan tersebut penelitian ini bertujuan untuk memberi variasi warna ungu yang baru yaitu warna ungu purple yang digunakan pada kain tie dye. Berdasarkan pra-eksperimen, maka dibuat penelitian dengan judul Pengaruh Komposisi Warna (Pagoda Red, Windsor Purple, Madonna Blue) Terhadap Kualitas Warna Ungu Purple Pada Kain Katun Dengan Teknik Tie Dye. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komposisi warna pagoda red, windsor purple, madonna blue (1:2:1, 1:2:2, 1:1:3) terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye yang meliputi motif tie dye, tekstur kain, daya serap warna, dan kesukaan responden. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi warna pagoda red, windsor purple, madonna blue (1:2:1, 1:2:2, 1:1:3) terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye yang meliputi motif tie dye, tekstur kain, daya serap warna, dan kesukaan responden. METODE A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang disengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto,2006:3). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena memiliki ciri-ciri melihat pengaruh komposisi warna pagoda red, windsor purple, madonna blue terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye, yang merupakan perlakuan yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Eksperimen dilakukan dirumah peneliti, di Bulak Rukem gang V no 17 Surabaya dan selanjutnya untuk observasi responden semi terlatih dan responden terlatih dilakukan di jurusan PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) Fakultas Teknik UNESA. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan bulan September 2012 sampai Mei 2013 C. Definisi Operasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2008:58). Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahanya variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah komposisi warna pagoda red, windor purple, madonna blue dengan perbandingan 1:2:1, 1:2:2, dan 1:1:3. 2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian yang menjadi variabel terikat adalah motif tie dye, tekstur kain, daya serap warna dan kesukaan responden. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: a. Jenis warna yang digunakan adalah zat warna jenis direk dengan merk dylon. b. Warna yang digunakan yaitu pagoda red, windsor purple, dan madonna blue. c. Menggunakan zat pembantu garam dapur 30 gram d. Air yang digunakan adalah air PDAM Surabaya 10 liter e. Kain yang digunakan adalah kain katun warna putih f. Waktu pencelupan 40 menit g. Benang yang digunakan adalah benang nylon warna putih h. Alat yang digunakan adalah panci dari bahan alumunium dan kompor gas merk rinai i. Menggunakan tali rafia dengan lebar 0,5 cm j. Jarak antar ikatan 1 cm k. Teknik tie dye yang digunakan adalah teknik jelujur dan teknik ikatan mawar berbelit. 23

D. Strategi Pelaksanaan Penelitian Strategi pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan desain tie dye pada rok setengah lingkar 2. Persiapan alat dan bahan untuk tie dye 3. Proses pewanaan a. Menghilangkan kotoran dan kanji pada kain b. Pembuatan motif 4. Proses pencelupan E. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rancangan yang dibuat untuk menghindari penyimpangan dalam pengumpulan data. Dalam desain eksperimen dijelaskan bagaimana pengontrolan variabel dilakuakn dan bagaimana langkah pelaksanaan eksperimen secara lengkap. Adapun desain peneltian yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel Desain Penelitian G. Metode Analisis Data Analisis data adalah kegiatan untuk memperoleh data dari hasil penelitian sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan. Metode analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan analisis varians klasifikasi tunggal dengan perhitungan SPSS 18. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Hasil Data Deskriptif Didalam hasil penelitian menyajikan data tentang hasil penelitian terhadap empat aspek yang diteliti, meliputi motif tie dye, tekstur kain, daya serap warna dan kesukaan responden. Penjelasan dari aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Mean dari keseluruhan aspek dari ketiga komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2, dan U 1:1:3 dapat dijelaskan pada diagram batang dibawah ini. Y Aspek yang diamati X Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X 1 X 1 Y 1 X 1 Y 2 X 1 Y 3 X 1 Y 4 X 2 X 2 Y 1 X 2 Y 2 X 2 Y 3 X 2 Y 4 X 3 X 3 Y 1 X 3 Y 2 X 3 Y 3 X 3 Y 4 Keterangan: 1. X 1 = Komposisi warna 1:2:1 2. X 2 = Komposisi warna 1:2:2 3. X 3 = Komposisi warna 1:1:3 4. Y 1 = Motif tie dye 5. Y 2 = Tekstur kain 6. Y 3 = Daya serap warna 7. Y 4 = Kesukaan responden F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Menurut Arikunto (2002:197) metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang standar, tujuan pokok dari observasi adalah mengadakan pengukuran terhadap variabel. Metode observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen yang dilakukan adalah mengobservasi terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye, yang meliputi motif tie dye, tekstur kain, daya serap warna dan kesukaan responden. Dari diagram batang diatas dapat diketahui bahwa komposisi warna U 1:2:2 mempunyai nilai rata-rata uang lebih tinggi dibanding komposisi U 1:2:1 dan U 1:1:3 pada aspek motif tie dye, daya serap warna dan kesukaan responden. rata-rata komposisi U 1:1:3 menempati urutan kedua, sedangkan komposisi warna U 1:2:1 mempunyai nilai rata-rata yang paling rendah. B. Hasil Uji Statistik Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan statistik klasifikasi anava tunggal dengan program SPSS 18. Untuk perhitungan anava klasifikasi tunggal, masing-masing kriteria dapat dijelaskan dibawah ini. 1. Aspek Motif Tie Dye Motif Tie Dye Between Groups 5.390 2 2.695 3.976.022 Within Groups 69.143 102.678 Total 74.533 104 Dari hasil pengujian anava pada tabel diatas diketahui bahwa taraf signifikasi yang 24

diperoleh adalah 0,022. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H a diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap hasil jadi pewarnaan dengan teknik tie dye ditinjau dari motif tie dye. 2. Aspek Tesktur Kain Tekstur kain Between Groups.362 2.181.208.812 Within Groups 88.629 102.869 Total 88.990 104 Setelah dilakukan perhitungan anava tunggal, dapat diketahui bahwa taraf signifikasi yang diperoleh adalah 0,812, maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh yang teknik tie dye ditinjau dari tekstur kain. 3. Aspek Daya Serap Warna Daya serap warna Between Groups 43.105 2 21.552 25.906.000 Within Groups 84.857 102.832 Total 127.962 104 Hasil perhitungan anava pada tabel diatas adalah taraf signifikasi terletak pada 0,00. Maka H a diterima yang berarti ada pengaruh yang teknik tie dye ditinjau dari daya serap warna. 4. Aspek Kesukaan Responden Kesukaan Responden Between Groups 28.133 2 14.067 32.737.000 Within Groups 43.829 102.430 Total 71.962 104 Ringkasan hasil analisis varians klasifikasi tunggal untuk aspek kesukaan responden ditampilkan pada tabel diatas. Dapat dijelaskan bahwa diperoleh taraf signifikasi sebesar 0,00, maka H a diterima yang berarti ada pengaruh yang teknik tie dye ditinjau dari kesukaan responden. C. Pembahasan Pembahasan dari hasil sajian data tentang pengaruh komposisi warna pagoda red, windsor purple, dan madonna blue trhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye adalah sebagai berikut: 1. Aspek Motif Tie Dye Hasil pewarnaan dengan teknik tie dye pada aspek motif tie dye pada komposisi warna U 1:2:2 dan U 1:1:3 hasil motif tie dye lebih bagus dibanding komposisi warna U 1:2:1, pada kompsosisi U 1:2:2 dan U 1:1:3 motif terlihat jelas dan terdapat penyebaran warna. Hal ini dikarenakan komposisi warna U 1:2:2 dan U 1:1:3 mempunyai berat warna yang lebih banyak dibanding komposisi warna U 1:2:1. Berat warna dapat mempengaruhi hasil jadi motif tie dye, karena semakin banyak berat warna yang digunakan maka zat warna tersebut bisa menembus kedalam kain yang telah diikat sehingga dapat mempengaruhi hasil jadi motif tie dye yang meliputi kesesuaian motif tie dye dengan desain, penyebaran warna pada motif, kerapian motif tie dye, dan bentuk motif tie dye terlihat jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasjid Djufri (1976:65) bahwa ukuran suatu molekul zat warna mempunyai pengaruh yang penting terhadap sifat-sifat dalam pencelupan, misalnya daya tembus warna pada kain. 2. Aspek Tekstur Kain Berdasarkan hasil anava, dapat diketahui bahwa H o diterima yang berarti tidak ada pengaruh komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap tekstur kain. Hal ini disebabkan karena semua warna pada tiap-tiap komposisi warna dapat larut dengan sempurna dalam air, sehingga tidak menimbulkan gumpalan-gumpalan warna yang tertinggal pada kain. Zat warna ini dapat larut dengan sempurna dalam air karena zat warna yang digunakan termasuk dalam zat warna direk. Menurut Sunarto (2008:162) zat warna direk mempunyai sifat mudah larut dalam air dan mempunyai daya serap yang tinggi terhadap serat selulosa. 3. Aspek Daya Serap Warna Komposisi warna U 1:2:2 dan U 1:1:3 menghasilkan daya serap yang lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1. Kompsosisi warna dapat mempengaruhi daya serap warna karena terdapat perbedaan konsentrasi larutan warna. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasjid Djufri (1976:121) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi daya serap warna adalah perbandingan larutan. Perbandingan larutan artinya perbandingan antara besar larutan dengan zat warna, kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan 25

warna pada kain. Pada komposisi warna U 1:2:1 menghasilkan penyerapan warna yang kurang pekat dan terdapat banyak belang pada bagian yang tidak diikat. Hal ini disebabkan karena konsentrasi larutan warna terlalu encer, sehingga menyebabkan warna menjadi pudar. Pada komposisi U 1:2:2 dan U 1:1:3 kain dapat menyerap warna dengan sempurna. Hal ini disebabkan karena konsentrasi larutan zat warna yang digunakan tepat, yaitu perbandingan antara jumlah zat warna yang terlarut dan jumlah pelarut sesuai dengan kemampuan serat dalam menyerap warna. 4. Aspek Kesukaan Responden Perbedaan komposisi zat warna dapat mempengaruhi minat responden karena perbedaan komposisi warna dapat menghasilkan warna baru yang menarik dan motif tie dye yang unik yang diterapkan pada rok setengah lingkar. Komposisi warna U 1:2:2 lebih disukai oleh responden karena menghasilkan warna yang hampir mirip dengan warna ungu purple. Hal ini membuktikan bahwa warna ungu purple banyak diminati oleh masyarakat. Selain itu pada komposisi warna U 1:2:2, hasil jadi motif tie dye terlihat bagus dan hasil jadi pewarnaan tidak terdapat belang. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pada hasil pengolahan data dan pembahasannya pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye ditinjau dari motif tie dye. Komposisi warna U 1:2:2 dan U 1:1:3 mempunyai motif tie dye yang lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1. Hal ini disebabkan karena berat warna U 1:2:2 dan U 1:1:3 lebih banyak dibanding dengan berat warna U 1:2:1. 2. Pada aspek tekstur kain komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 tidak ada pengaruh terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye. Hal ini disebabkan zat warna yang digunakan adalah zat warna direk yang mempunyai sifat mudah larut dalam air dan mempunyai daya serap yang tinggi terhadap serat selulosa. 3. Ada pengaruh komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye ditinjau dari aspek daya serap warna. Komposisi warna U 1:2:2 dan U 1:1:3 mempunyai daya serap yang lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1. Hal ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi larutan zat warna. 4. Terdapat pengaruh komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2, dan U 1:1:3 terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye ditinjau dari aspek kesukaan responden. Komposisi warna yang lebih disukai oleh responden terdapat pada komposisi warna U 1:2:2, sedangkan komposisi warna yang kurang disukai oleh responden adalah komposisi warna U 1:2:1. Pada komposisi U 1:2:2 daya serap warna yang dihasilkan baik, tidak terdapat belang, motif tie dye yang dihasilkan terlihat lebih jelas dan warna yang dihasilkan juga bagus. Hal ini membuat banyak responden menyukai komposisi warna U 1:2:2. B. Saran Berdasarkan hasil observasi eksperimen dan analisis data yang berlaku tentang pengaruh komposisi warna U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap hasil warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye, maka saran yang dapat disampaikan adalah dapat ditindak lanjuti untuk diteliti, bahwa untuk mendapatkan variasi warna ungu yang lebih banyak, dapat menggunakan komposisi warna merah, ungu, dan biru (1:2:2) dengan ditambahkan warna lain, misalnya orange, kuning, hijau dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Budiyono, dkk. 2008. Kriya Tekstil Jilid 1. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional. Djufri, Rasjid, dkk. 1976. Teknik Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan. Bandung: ITT. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sunarto. 2008. Teknologi Pencelupan dan Pencapan Jilid 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Handoyo, Joko Dwi. 2008. Batik dan Jumputan. Sleman: KTSP. 26