I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, hal ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan semakin terbelakang. Oleh karena itu, pendidikan harus benar-benar diarahkan guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dan mampu bersaing sesuai dengan era globalisasi seperti saat ini. Sumber daya manusia unggul merupakan syarat utama bagi terwujudnya bangsa dan negara yang maju. Sumber daya alam (SDA) yang melimpah, modal sarana prasarana yang tersedia, tidak dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa sumber daya manusia yang unggul. Dengan demikian, suatu bangsa tak dapat mencapai kemajuan tanpa adanya suatu sistem pendidikan yang baik. Pendidikan juga menjadi salah satu bentuk investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai vital untuk kelangsungan kehidupan seseorang kelak. Sejalan dengan hal tersebut menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang

2 berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Berdasarkan uraian di atas, pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya berguna untuk kelangsungan diri sendiri saja, tetapi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di berbagai bidang dalam suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu, peningkatan pendidikan menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, hal tersebut sesuai dengan tujuan negara indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD alenia ke IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dari peran tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang bermutu. Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis oleh karena itu, menurut Ronald Brandt, bahwa hampir semua reformasi dalam pendidikan akhirnya keberhasilannya tergantung pada guru. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Davies dan Ellison (dalam Hakim dkk, 204) guru merupakan pemeran utama dalam kelas. Sebutan pemeran utama tersebut sangat beralasan karena peran guru tidak dapat digantikan oleh apapun. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan organisasi. Guru pada posisi ini menjadi fasilitator pada proses pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu melaksanakan tugas dalam proses pembentukan dan pengembangan soft skills dan hard skills atas aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap spiritual/sosial pada peserta didik. Karena itu guru yang professional harus melaksanakan tugasnya secara

3 profesional pula agar menghasilkan siswa yang lebih bermutu sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membentuk dan membangun kepribadian anak didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ametembun (dalam Djamarah, 200: 32), bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid baik secara individual ataupun klasikal, disekolah maupun diluar sekolah. Di pundak guru inilah tugas dan tanggung jawab yang berat, tanggung jawab guru tidak hanya di dalam sekolah, melainkan diluar sekolah juga. Guru dalam melaksanakan pendidikan tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tetapi pendidikan informal juga seperti, bimbingan belajar diluar jam sekolah dan mengajar mengaji. Berbagai upaya selalu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai perubahan dalam pengembangan kurikulum, pengadaan buku, perbaikan sarana prasarana pendidikan dan pembelajaran lainnya, peningkatan mutu manajemen sekolah, dan dengan pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru (sertifikasi guru). Program sertifikasi guru merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia guna mengembangkan kompetensi guru dan mendongkrak mutu dari proses dan hasil pendidikan. Dengan adanya program

4 sertifikasi tersebut, diharapkan efektivitas kerja guru dapat meningkat. Program sertifikasi guru dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu penilaian portofolio dan jalur pendidikan. Menurut Saroni (2006: 4), Tujuan sertifikasi tidak hanya untuk mendapatkan sertifikat pendidik semata namun melalui sertifikasi tersebut diharapkan profesionalisme kerja guru dapat meningkat, proses pembelajaran menjadi lebih baik, tujuan nasional pendidikan tercapai dan tercipta kondisi the right man in the right place yaitu guru berada di tempat yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, peningkatan efektivitas kerja guru yang tersertifikasi belum signifikan. Sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa yang menyebabkan efektifitas kerja guru yang bersertifikasi belum optimal. Efektivitas kerja merupakan sesuatu yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Efektivitas kerja guru sertifikasi menunjukkan seberapa besar keberhasilan yang dicapai guru bersertifikasi dari sasaran yang telah ditentukan. Untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, seorang guru bersertifikasi diharapkan mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan dengan baik dan mendalam. Untuk itu guru harus memiliki empat kompetensi utama sebagai bentuk tuntutan profesi, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kompetensi kepribadian sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang- Undang tentang Guru dan Dosen. Guru harus memiliki kompetensi pendagogik, yaitu dapat mengelola pembelajaran peserta didik dan bahan ajar dengan baik, datang mengajar tepat waktu. Kemudian guru harus menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan

5 indikator yang tertulis pada RPP, selain itu guru harus memiliki sikap atau kepribadian yang baik dan menjadi teladan bagi siswa, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara penulis dengan beberapa siswa yang menyatakan salah satu penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap materi dikarenakan ketidaksesuaian materi dengan apa yang disampaikan guru, banyak pula guru yang tidak menggunakan variasi metode dan model sehingga banyak siswa yang bosan, aktivitas mengajar guru hanya sekedar mengajar saja, guru kurang berkomunikasi secara efektif dengan orang tua peserta didik, sesama pendidik dan masyarakat sebagai stakeholders dari layanan ahlinya dan guru belum mampu menilai kinerja sendiri yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan utuh pendidikan. Berdasarkan pengamatan pada kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dari pencapaian kompetensi kepribadian, sosial dan profesional belum menunjukkan adanya penciptaan kondisi pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif yang signifikan dalam kelas. Selain itu, untuk pencapaian kompetensi kepribadian, sosial dan profesional

6 masih dalam kategori kualitas rendah. Untuk itu, perlu mendapatkan pembinaan dan pelatihan kompetensi guru dalam rangka peningkatan mutu atau kualitas pendidikan. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor internal yang penting untuk dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitas kerja guru sertifikasi. Disiplin kerja guru berhubungan erat dengan kepatuhan seorang guru dalam menerapkan peraturan sekolah. Peraturan-peraturan sekolah ini penting untuk dipatuhi agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan maksimal. Guru yang selalu melaksanakan ketentuan-ketentuan kurikulum dalam mengajar, tepat waktu, berpakaian rapi, dan pulang sesuai jam kerja juga akan menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Siswa juga akan terlatih untuk lebih disiplin dalam belajar, apabila guru-gurunya juga berdisiplin tinggi. Lain halnya, apabila sekolah dengan disiplin kerja guru rendah, kelas yang sering kosong karena ketidakhadiran guru maupun guru yang terlambat datang ke sekolah dan berpakaian kurang sopan akan menyebabkan siswa bermalasmalasan dalam belajar, materi pelajaran yang banyak tertinggal dan siswa akan terbiasa tidak disiplin. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, dengan objek penelitian di SMP Negeri Terbanggi Besar, SMP Negeri 2 Terbanggi Besar, SMP Negeri 3 Terbanggi Besar, dan SMP Negeri 5 Terbanggi Besar, diperoleh data tentang absensi guru SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar.

7 Tabel. Persentase absensi guru Bulan Juli sampai dengan Desember tahun 204 pada SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar berdasarkan jam belajar Bulan Jum hari kerj a SMP SMP 2 SMP 3 SMP 5 Rata-rata persentas Jum I S T Jum I S T Jum I S T Jum I S T e absen jam K jam K jam K jam K sekolah bela bela bela bela (%) jar jar jar jar Juli 4 90 5 3 83 4 0 2 00 8 2 4 74 3 3 2 0,5 Agust us Septe mber Oktob er Nove mber Dese mber 26 68 2 5 60 7 2 7 9 6 4 63 4 2 4 8,40 0 20 35 5 2 30 3 3 0 39 8 2 2 43 5 0 5,85 20 27 8 0 22 5 3 30 7 4 0 20 4 3 2 7,6 25 54 0 3 4 47 2 3 2 39 2 2 0 42 6 2 4,63 3 82 3 3 73 4 2 2 88 2 2 75 0 3 2 7,96 Jumlah 756 3 0 6 75 2 5 0 767 3 5 8 2 77 2 2 Sumber : Tata Usaha Masing-masing SMP di Kecamatan Terbanggi Besar 4 7,25 Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa tingkat ketidakhadiran guru di SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar masih tinggi, dari bulan Juli sampai Desember dengan persentase 7,25 %. Total ketidakhadiran guru selama bulan Juli sampai Desember sebanyak 25 jam. Jumlah tersebut terdiri dari guru yang tidak masuk karena alasan izin sebanyak 3, sakit sebanyak 53, dan tanpa keterangan sebanyak 49. Jumlah absensi tersebut relatif tinggi dan dapat menjadi indikasi tentang rendahnya kedisiplinan guru. Hal ini berpengaruh pada pencapaian tujuan pendidikan, karena tinggi rendahnya produktivitas dan disiplin kerja dalam suatu lembaga dapat dilihat dari tingkat absensinya. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen dimana guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah. Guru

8 yang bersetifikasi mendapatkan tunjangan berupa satu kali gaji pokok. Tunjangan ini disebut sebagai kompensasi. Pemberian kompensasi ini pada kenyataannya belum dapat meningkatkan efektivitas kerja guru besertifikasi. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada SMP Negeri di Kecamatan Terbanggi Besar, menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang bersertifikasi masih memiliki efektivitas kerja yang rendah. Seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya mendapatkan banyak kompensasi dari pemerintah diantaranya gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, penghasilan lain berupa tunjangan sertifikasi, tunjangan fungsional, tunjangan mengajar, asuransi kesehatan dan lainnya. Hal ini didukung dengan data sebagai berikut. Tabel 2. Jumlah Guru yang Menerima Kompensasi pada SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205 Jumlah guru yang menerima kompensasi Nama Sekolah 2 3 4 5 6 SMP N Terbanggi Besar 37 23 33 8 25 33 SMP N2 Terbanggi Besar 54 2 29 6 20 29 SMP N3 Terbanggi Besar 52 20 32 6 22 32 SMP N5 Terbanggi Besar 48 23 30 6 5 30 Jumlah 9 87 24 26 82 24 Keterangan: : gaji pokok 2 : tunjangan yang melekat pada gaji 3 : tunjangan sertifikasi 4 : tunjangan fungsional 5 : tunjangan mengajar 6 : asuransi kesehatan Sumber : Tata Usaha Masing-masing SMP di Kecamatan Terbanggi Besar Tunjangan sertifikasi diberikan pemerintah kepada guru bersertifikasi apabila Ia memenuhi jam mengajar 24 jam/minggu yaitu besarnya kompensasi

9 sebanyak satu kali gaji pokok perbulan. Tunjangan ini dimaksudkan pemerintah agar kehidupan guru lebih sejahtera dan dapat memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu, pemberian kompensasi kepada guru diharapkan sesuai dengan beban kinerjanya. Pemberian kompensasi dilakukan agar semangat guru dalam mengajar meningkat dan siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang berkualitas. Kompensasi seharusnya juga diberikan tepat waktu agar kebutuhan-kebutuhan guru dapat segera terpenuhi dan tidak mengganggu konsentrasinya dalam mengajar dan dapat bekerja secara professional. Tetapi kenyataannya, kompensasi diberikan tidak sesuai dengan beban kerja guru. Kondisi seperti ini menyebabkan motivasi kerja guru menjadi menurun. Selain itu, kompensasi yang diberikan tidak tepat waktu akan mempengaruhi tingkat efektivitas kerja dari guru termasuk kedisiplinan kerja guru dan tunjangan profesi ini juga belum dapat meningkatkan kesejahteraan guru. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan judul Hubungan antara Kompetensi Guru, Disiplin Kerja dan Kompensasi dengan Efektivitas Kerja pada Guru Sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian dapat di identifikasi adalah sebagai berikut.. Kualitas pendidikan masih perlu ditingkatkan.

0 2. Efektivitas kerja guru yang bersertifikasi masih perlu dioptimalkan. 3. Guru yang bersertifikasi belum mampu menguasai ilmu sesuai dengan bidang keahliannya. 4. Kompetensi guru masih perlu di tingkatkan lagi untuk mengoptimalkan efektivitas kerja guru. 5. Masih banyak guru yang belum mengerti dan mengetahui pentingnya disiplin kerja. 6. Kurangnya kedisiplinan guru di sekolah dilihat dari banyaknya aturanaturan yang tidak dipatuhi oleh guru. 7. Pemberian kompensasi belum dapat meningkatkan efektivitas kerja guru besertifikasi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan. Penelitian ini hanya membatasi pada hubungan kompetensi guru (X ), disiplin kerja (X 2 ) dan kompensasi (X 3 ) terhadap efektivitas kerja guru (Y). D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.. Apakah ada hubungan antara kompetensi guru dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin kerja dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205? 3. Apakah ada hubungan antara kompensasi dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205? 4. Apakah ada hubungan antara kompetensi guru, disiplin kerja dan kompensasi dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205? E. Tujuan Penelitian Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.. Mengetahui hubungan antara kompetensi guru dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205? 2. Mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205? 3. Mengetahui hubungan antara kompensasi dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205? 4. Mengetahui hubungan antara kompetensi guru, disiplin kerja dan kompensasi dengan efektivitas kerja pada guru sertifikasi SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 204/205?

2 F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini meliputi.. Secara Teoritis a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya. b. Memberikan penjelasan yang lengkap mengenai hubungan antar variabel. c. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang kajian-kajian kompetensi guru, disiplin kerja dan kompensasi untuk meningkatkan efektivitas kerja guru, sebagai acuan untuk meningkatkan efektivitas kerja pada guru sertifikasi. 2. Secara Praktis a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam usaha meningkatkan disiplin kerja guru demi tercapainya tujuan pendidikan. b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi bagi kepala sekolah untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif guna mendukung peningkatan disiplin kerja guru. c. Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

3 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah kompetensi guru, disiplin kerja, kompensasi, dan efektivitas kerja guru. 2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah guru SMP Negeri Kecamatan Terbanggi Besar. 3. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Terbanggi Besar, SMP Negeri 2 Terbanggi Besar, SMP Negeri 3 Terbanggi Besar dan SMP Negeri 5 Terbanggi Besar. 4. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 204/205.