PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan


BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

Transkripsi:

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif dan Berakhlaq Mulia Bandung, 12 Maret 2009 Sekretariat : SD Ar rafi Jln. Sekejati III/20 Bandung 1

Pendahuluan Anak adalah perwujudan cinta kasih dan amanah yang diberikan pada orangtua. Mengenal, mengetahui dan memahami dunia anak bukan sesuatu yang mudah; dunianya penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban dan penuh kejutan. Dunia anak tidak sama dengan dunia orang dewasa. Nak adalah manusia muda yang akan didewasakan, bukan dewasa kecil yang akan dibesarkan Let boys be boys and girls be girls, they are not small adult. Pandangan dan perlakuan yang salah terhadap anak mengakibatkan perkembangan anak diatur orang dewasa, kebebasan yang sesuai dengan dunianya hilang, kepatuhan dan disiplin anak tercipta karena otoritas orang dewasa dan anak menjadi objek pendidikan dan pengajaran orang dewasa. Sebagai orangtua tentu menginginkan yang terbaik bagi anak salah satunya dengan mengirim anak ke sekolah merupakan suatu kewjiban, dengan harapan anak dapat memperoleh tambahan wawasan, dunia baru, hidup bersosial dan ilmu-ilmu demi mempersiapkan mereka menghadapi masa depan dengan baik. Keberhasilan seseorang sangat terkait dengan pembentukan kesiapan intelektual dan kematangan emosuional, social, spiritual dan psikomotorik yang harus dikembangkan sejak usia dini. Karena itu orangtua menghendaki anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas dalam olah rasa, memiliki kepekaan sosial, moral dan agama. Untuk itu orang tua perlu melihat dan memahami apa yang menjadi tujuan pendidikan secara spesifik, antara lain: 1. Mengenalkan manusia akan peranannya di antara sesama mahluk dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini. 2. Mengenalkan manusia akan interaksi social dan tanggung jawabnya dalam hidup bermasyarakat 3. Mengenalkan manusia akan pencipta alam ini dan memerintahkan beribadah kepadanya. PEMAHAMAN PENDIDIKAN USIA DINI DAN PENDIDIKAN DASAR. 2

Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah, dengan tjuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Artinya pada pendidikan usia dini anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, social dan emosional sesuai dengan tingkat usianya. Sedangkan kesiapan anak untuk memasuki sekolah (Sekolah Dasar) lebih merupakan a by product dari perlakuan sejak dini. Taman Kanak-Kanak, merupakan salah satu bentuk pendidikan usia dini dari usia empat tahun sampai enam tahun, dan mempunyai peran penting dalam pengembangan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pelaksanaan pembelajarannya harus dikembangkan kearah pembelajaranyang sesuai dunianya yaitu member kesempatan pada siswa untuk aktif dan kreatif dengan menerapkan konsep belajar sambil bermain. SEmentara itu pendidikan Taman Kanak-kanak masih dipandang sebagai pengelompokan belajar yang menjembatani anak dalam suasana hidup dalam keluarga dan di SD atau disebut juga pendidikan pra sekolah dasar. Pendidikan Dasar; pelaksanaan pembelajarannya bertujuan mengembangkan kemampuan dasar siswa, berupa kemampuan akademik, keterampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk bekerjasama dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, ciptakan suasana damai dan penuh kasih saying baik di keluarga maupun di sekolah; contoh nyata berupa sikap saling menghargai satu sama lain, ketekunan dan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidak mudah putusasa, lebih banyak tersenyum daripada cemberut Keadaan ini memperlihatkan betapa eratnya kerjasama antara pendidikan formal non formal dan juga informal, yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non formal dan informal, hanya dapat dibedakan tapi sulit dipisahkan. Karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya output pendidikan yang berupa SDM sangat tergantung kepada sejauhmana ketiga subsistem tersebut berperan. PROGRAM PENDIDIKAN USIA DINI Program pendidikan usia dini harus berfokus pada pengalaman anak, program kegiatanya secara intelektual, social dan motivasional harus merangsang dan menyenangkan serta bermanfaat bagi perkembangan anak. Karena itu intervensi yang dilakukan harus mencakup semua aspek perkembangan anak, termasuk perkembanganfisik (melalui kesehatan dan nutrisi); perkembangan mental melalui edukasi dan stimulasi; perkembangan social dan 3

emosional dengan memberikan perhatian, kasih saying dan kesempatan bersosialisasi ; dan juga perkembangan spiritual. Karena itu kegiatan belajarnya mencakup : 1. Penanaman nilai-nilai dasae yang meliputi nilai agama dan budi pekerti 2. Pengembangan kemampuan berbahasa, keterampilan motorik kasar dan halus,perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat/social dan kreativitas/daya cipta. PANDANGAN DAN HARAPAN ORANGTUA Kondisi yang dihadapi orangtua : 1. Memasuki era di mana terjadi kemajuan teknologi yang luar biasa dan kualitas menjadi standar dalam segala hal, menuntut orangtua untuk betul-betul harus melakukan sesuatu bagi putra-putrinya untuk dapat tetap memandang masa depan 2. Sekolah saat ini meminta standard yang cukup tinggi dari kualitas seorang murid (terutama di kota-kota besar), Begitu masuk SD sudah diperkenalkan dengan berbagai pelajaran dan ilmu, harus memiliki kreativitas yang tinggi sejak kecil. 3. Di TK anak terbiasa dengan kebebasan dalam bermain dan bersosialisasi dengan teman setelah masuk SD anak langsung dihadapkan pada aktivitas akademik dan masa peralihan dari penggunaan bahasa ibu ke bahasa nasional dan penerapan disiplin yang kaku sehingga menimbulkan rasa takut. 4. Fenomena di masyarakat; bahwa anak yang masuk SD harus mempunyai kemampuan yang memadai; akibatnya SD menetapkan syarat bagi calon siswa kelas I harus menguasai baca, tulis dan hitung. Tuntutan ini yang menciptakan pola pembelajaran di TK menekankan programnya untuk mengajar anak mampu membaca-menulis dan berhitung dengan mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran di TK. 5. Ada pula orangtua yang tidak menerima keadaan nyata anaknya dan menuntut di TK diajarkan calistung, di SD diajarkan bahasa Inggris dan memogramkan anak mengikuti bimbingan belajar dan les privat; yang tujuannya semata-mata prestise orangtua ataupun kebanggaan orangtua. 6. Anak bkan anak lagi tapi rekaan orangtua. Tidak lagi demi kebahagiaan anak tetapi demi kepuasan orangtua, dan ini bukan bimbingan tapi penggiringan 4

Harapan Orangtua : 1. Anak dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai tahap perkembangan dan potensi masing-masing anak. 2. Orangtua ikut berperan dalam mempersiapkan dan meningkatkan perkembangan intelektual dan kreativitas anak melalui sarana bermain yang mendidik serta meningkatkan keingintahuan anak melalui minat baca dan eksplorasi alam. 3. Orangtua dan guru hendaknya berperan sebagai partner, menjalin komunikasi dan kolaborasi yang erat dan sejalan, bertanggungjawab atas keberlangsungan dan keberhasilan pendidikan anak. 4. Menggunakan komunikasi hidup dengan anak, melalui cerita, contoh, gambar, mengajukan pertanyaan atau menimbulkan pertanyaan dari anak. Penutup Anak pada dasarnya tidak akan tumbuh dengan sendirinya tetapi memerlukan lingkungan subur yang memungkinkan potensinya dapat tumbuh secara optimal, dan ini harus diciptakan. Orangtua dan guru memegang peranan penting, karena itu dibutuhkan suatu kesungguhan, ketekunan dan rendah hati untuk melakukan hal yang terbaik bagi putraputrinya. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Anak adalah manusia muda yang akan didewasakan, bukan dewasa kecil yang akan dibesarkan Let boys be boys and girls be girls, they are not small adult. 2. Anak perlu diterima apa adanya dan perlu dibina apa seharusnya. 3. Pendidikan usia dini bukan untuk mendinikan sekolah dengan mengajarkan hal-hal yang belum saatnya. 4. Pelaksanaan pendidikan usia dini harus sesuai dengan tahap perkembangan dan potensi anak 5

5. Pendidikan usia dini dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia anak 6. Pendidikan dini bertujuan untuk meningkatkan semua potensi anak (motorik, bahasa, kognitif, emosi dan social) dengan mengedepankan merangsang kreativitas, kebebasan memilih dan penumbuhan karakter 7. Pola pendidikan yang tidak memberi kesempatan pada anak untuk membuat kesalahan adalah pola pendidikan yang salah YANG HARUS DIPAHAMI ORANGTUA/GURU 1. Usia dini merupakan masa emas sekaligus masa sensitive/kritis, yang keberhasilannya sangat menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya. 2. Pada usia dini perkembangan fungsi indera, fisik-motorik, social-emosional, bahasa maupun fungsi kognitif yang lebih tinggi terjadi sangat pesat. 3. Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut diperlukan asah (stimulus) asih (kasih saying) dan asuh (bimbingan) yang berkelanjutan. 4. Kurangnya stimulasi pada usia dini berakibat hilangnya sebagian potensi anak 6

5. Anak yang tidak diterima orangtua tidak dapat dibimbing menjadi orang dewasa yang berbahagia. JIKA STIMULASI HANYA MENGANDALKAN LINGKUNGAN ALAMI, MAKA POTENSI ANAK HANYA AKAN BERKEMBANG SECARA MINIMAL JIKA STIMULASI DILAKUKAN SECARA OPTIMAL MELALUI SETTING PENDIDIKAN MAKA POTENSI ANAK AKAN BERKEMBANG SECARA OPTIMAL PULA. YANG HARUS DIPAHAMI ORANGTUA/GURU 1. Usia dini merupakan masa emas sekaligus masa sensitive/kritis, yang keberhasilannya sangat menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya. 2. Pada usia dini perkembangan fungsi indera, fisik-motorik, socialemosional, bahasa maupun fungsi kognitif yang lebih tinggi terjadi sangat pesat. 3. Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut diperlukan asah (stimulus) asih (kasih saying) dan asuh (bimbingan) yang berkelanjutan. 4. Kurangnya stimulasi pada usia dini berakibat hilangnya sebagian potensi anak 7 5. Anak yang tidak diterima orangtua tidak dapat dibimbing

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Anak adalah manusia muda yang akan didewasakan, bukan dewasa kecil yang akan dibesarkan Let boys be boys and girls be girls, they are not small adult. 2. Anak perlu diterima apa adanya dan perlu dibina apa seharusnya. 3. Pendidikan usia dini bukan untuk mendinikan sekolah dengan mengajarkan hal-hal yang belum saatnya. 4. Pelaksanaan pendidikan usia dini harus sesuai dengan tahap perkembangan dan potensi anak 5. Pendidikan usia dini dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia anak 8 6. Pendidikan dini bertujuan untuk meningkatkan semua potensi

JIKA STIMULASI HANYA MENGANDALKAN LINGKUNGAN ALAMI, MAKA POTENSI ANAK HANYA AKAN BERKEMBANG SECARA MINIMAL JIKA STIMULASI DILAKUKAN SECARA OPTIMAL MELALUI SETTING PENDIDIKAN MAKA POTENSI ANAK AKAN BERKEMBANG SECARA OPTIMAL PULA. 9