BAB I PENDAHULUAN. terdapat beragam mikroorganisme yang dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PANDAHULUAN. Adanya cahaya, akan mempengaruhi suhu di bumi. Suhu banyak diaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. enzim bersifat tahan lingkungan yang mampu melakukan aktifitas pada

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mengandung fosfat (P) sebagai salah satu unsur hara makro yang

BAB I PENDAHULUAN. Segala penciptaan Allah SWT dan fenomena alam yang terjadi pasti terdapat

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

SELEKSI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK PASCA ERUPSI MERAPI SEBAGAI PENGHASIL ENZIM PROTEASE SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan diperkirakan mencapai 10 15% per

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senyawa yang lebih sederhana seperti peptida dan asam amino. Enzim protease

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik

2014 KINETIKA PERTUMBUHAN DAN ISOLASI GENOMIK KONSORSIUM BAKTERI HYDROTHERMAL VENT KAWIO MENGGUNAKAN MEDIUM MODIFIKASI LB

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN. firman Allah dalam QS Al-Imran 190 yang berbunyi : Allah SWT kepada manusia yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelompok Arkaea dan Bakteri (Madigan dan Marrs, 1997). dikenal suhu minimum, optimum dan maksimum.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan mampu menghidupkan manusia dari generasi ke generasi. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, mikroorganisme berperan dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pertumbuhan Konsorsium Bakteri Pada Biodekomposer

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanam di Amerika yang beriklim tropis, misalnya Mexico, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. enzim selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Botrytis

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Beragam cara pengembangan metode untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

I. PENDAHULUAN. Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Onggok Terfermentasi Bacillus mycoides terhadap

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI TERMOFILIK PENGHASIL PROTEASE DARI SUMBER AIR PANAS TANJUNG SAKTI LAHAT SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM AMILASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK AMILOLITIK PASCA ERUPSI MERAPI PADA BERBAGAI VARIASI SUHU DAN ph SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di daerah tropik merupakan sumber biodiversitas

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL PROTEASE DARI LIMBAH CAIR TAHU DI KOTA PADANG ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014 Isolasi DNA Genom Bakteri Termofilik Sumber Air Panas Ciengang, Kawah Darajat dan Hydrothermal Vent Kawio

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M TERMOFILIK

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran air dimana suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan

Mengimani Kehendak Allah

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

BAB II KAJIAN TEORI. dan hipertermofil. Bakteri psikrofil hidup pada kisaran suhu C dan.

Isolasi, Karakterisasi dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Termostabil Air Panas Kerinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah Palangka Raya, yaitu laboratorium Balai POM (Balai Pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

BAB I PENDAHULUAN. sinar UV seakan akan menjadi teman baik bagi kulit wajah. Flek hitam, kulit kering,

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT

KARAMTERlSWSl PWOTEWSE [BAR! FERMENTAS! CAfJPURAN

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI PROTEASE Bacillus substilis DB 104 REKOMBINAN IMOBIL P ADA MEDIA LIMBAH CAIR T AHU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi lingkungan daerah vulkanik yang beranekaragam menyebabkan terdapat beragam mikroorganisme yang dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, seperti suhu, ph, dan konsentrasi garam yang tinggi (Madigan & Mars, 1997). Adanya aktivitas vulkanik menyebabkan terbentuknya sumber air panas. Pada sumber air panas, terdapat keragaman mikroba yang sangat menarik untuk dikaji. Mikroba tersebut merupakan mikroba termofilik yang dapat bertahan hidup pada suhu tinggi di sumber air panas (Brock, 1986). Beberapa mikroorganisme ekstremofil telah dikenal selama 40 tahun, namun dalam dekade terakhir pencarian mikroorganisme ekstrim telah diintensifkan untuk dua alasan, pertama cakupan kondisi hidup yang ada saat ini jauh lebih luas dari yang dipikirkan sebelumnya, dan ini menyebabkan eksplorasi dari banyak habitat yang tidak diselidiki sebelumnya. Kedua, sekarang diketahui bahwa organisme yang beradaptasi dengan lingkungan ekstrim memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara luas untuk tujuan industri (Sciraldi dkk., 2002). Bakteri termofilik merupakan mikroba yang secara umum diartikan sebagai organisme yang hidup pada suhu diatas 45 o C. Organisme ini telah memberikan pengetahuan baru selama beberapa tahun terakhir. Minat para ilmuwan terhadap organisme termofil semakin tinggi terutama adanya penemuan bakteri-bakteri yang dapat hidup pada suhu didih air atau bahkan lebih tinggi. Bakteri termofilik 1

2 berpotensi sebagai sumber-sumber enzim khas yang dapat digunakan pada proses pengolahan limbah maupun pelapukan mineral (Brock, 1986). Enzim-enzim tersebut mampu bertahan dan aktif pada temperatur yang tinggi. Sifat seperti ini sangat dibutuhkan oleh industri-industri berbasis enzim. Penggunaan enzim yang mampu bertahan pada suhu tinggi dalam bidang bioteknologi dapat menurunkan biaya operasional dan meningkatkan kecepatan reaksi (Aguilar dkk., 1998). Bakteri yang mampu bertahan dan hidup pada temperatur tinggi dapat menghasilkan enzim yang stabil pada temperatur tinggi pula. Hal ini dapat dipahami bahwa Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dalam keadaan seimbang atau sesuai. Sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al-Mulk [67] ayat 3 sebagai berikut: Artinya: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Q.S Al-Mulk [67]: 3) Sayyid Quthub (2002), dalam tafsirnya Fi Zhilalil Qur an menyatakan bahwa kata tafawut pada mulanya berarti berjauhan. Dua hal yang berjauhan mengesankan ketidakserasian. Dari sini kata tersebut diartikan tidak serasi atau tidak seimbang. Allah menciptakan langit, bahkan seluruh makhluk dalam keadaan seimbang sebagai rahmat, karena seandainya jika ciptaan-nya tidak seimbang, maka

3 akan terjadilah kekacauan atau ketidakteraturan, dan ini pada gilirannya mengganggu kenyamanan manusia di muka bumi ini. Begitu juga dengan bakteri termofilik dan enzim yang dihasilkan, bakteri termofilik yang tahan dan mampu hidup pada temperatur yang tinggi maka juga dapat menghasilkan enzim yang stabil pada suhu tinggi (termostabil). Penggunan enzim telah meningkat dan berkembang pesat dalam bidang industri. Protease merupakan salah satu kelompok enzim yang banyak digunakan dalam bidang industri dan merupakan salah satu enzim yang dapat dihasilkan oleh bakteri termofilik. Protease adalah enzim yang berperan dalam reaksi biokatalis yang menyebabkan pemecahan protein (Suhartono, 1992). Penggunaan enzim protease sangat efektif dan menguntungkan. Dalam industri pangan, enzim protease dimanfaatkan untuk pengolahan susu, roti, biskuit, proses pematangan keju, pengempukan daging, dan pembuatan produk dari kedelai. Selain itu enzim protease juga digunakan pada beberapa aplikasi industri seperti deterjen, farmasi, produkproduk kulit, produk-produk makanan, dan proses pengolahan limbah industri (Kurniawati, 2012). Protease merupakan satu diantara 3 kelompok enzim komersial yang diperdagangkan dengan nilai mencapai 60% total penjualan enzim (Suhartono, 2000), khususnya protease mikroba mencapai 40% dari total jumlah enzim yang di jual di seluruh dunia (Gupta dkk., 2002). Kebutuhan enzim protease sangat tinggi, tetapi pemenuhan kebutuhan terhadap enzim protease hampir 100% masih bergantung pada produk impor (Kurniawati, 2012).

4 Semua yang diciptakan Allah di muka bumi pasti memiliki manfaat, baik makhluk hidup maupun benda mati dan baik yang besar maupun yang kecil. Bakteri merupakan makhluk hidup ciptaan-nya yang sangat kecil. Tetapi dibalik morfologinya yang kecil memiliki manfaat yang besar. Hal ini merupakan salah satu kebesaran Allah yang harus kita syukuri dan wajib kita pelajari. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali-Imran [3] ayat 191 sebagai berikut: Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Q.S Ali-Imran [3]: 191). Ayat tersebut merupakan salah satu bukti bahwa Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan apa yang ada di langit dan di bumi tiada sia-sia. Menurut al-qarni (2007) dalam tafsirnya Muyassar, menjelaskan bahwa orang-orang yang memikirkan ciptaan Allah pada hakikatnya adalah orang-orang yang senantiasa berzikir kepada- Nya dengan hati, lisan, dan anggota tubuh mereka. Mereka juga bersaksi bahwa Allah tiada menciptakan semua ini dengan sia-sia, bahkan Dia menciptakan makhluk berdasarkan hikmah dan kekuasaan yang Mahasuci dari segala tandingan ataupun lawan. Bakteri merupakan makhluk ciptaan-nya yang sangat kecil yang mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah penghasil enzim. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa enzim, khususnya protease memiliki manfaat yang sangat luas

5 di bidang industri. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diciptakannya terdapat manfaat walau sekecil apapun. Protease dapat diisolasi dari berbagai organisme seperti bakteri, jamur, tumbuhan dan hewan (Ohta dkk., 1966). Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Pemilihan mikroorganisme sebagai sumber enzim mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan yang diisolasi dari tanaman ataupun hewan. Keuntungan tersebut antara lain sel mikroorganisme relatif lebih mudah ditumbuhkan, kecepatan pertumbuhan relatif lebih cepat, skala produksi sel lebih mudah ditingkatkan bila dikehendaki produksi yang lebih besar, biaya produksinya relatif rendah, kondisi selama produksi tidak tergantung oleh adanya pergantian musim, dan waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi lebih pendek (Kurniawati, 2012) serta mampu menghasilkan enzim yang ekstrim (Akhdiya, 2003). Protease bias diisolasi dari bagian ekstrasel dan intrasel. Bakteri penghasil protease, khususnya protease ekstraseluler banyak diproduksi oleh spesies Bacillus (Michael dkk., 1998). Hampir 70% sektor industri yang menggunakan enzim dalam prosesnya memanfaatkan enzim yang berasal dari mikroorganisma termofil. Industri deterjen misalnya menggunakan protease yang bersifat tahan suasana alkalis (Sianturi, 2008). Adanya mikroorganisme yang unggul merupakan salah satu faktor penting dalam usaha produksi enzim. Oleh karena itu, penggalian mikroorganisme indigenous penghasil protease perlu dilakukan di Indonesia (Akhdiya, 2003).

6 Isolasi bakteri termofilik penghasil enzim protease terpilih berhasil diseleksi dari isolat bakteri termofilik Kali Gendol Atas pasca erupsi Merapi 2010 dan telah di identifikasi termasuk ke dalam genus Thermus (Kurniawati, 2012). Hasil isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil protease dari sumber air panas Tanjung Sakti Lahat Sumatera Selatan mampu menghasilkan protease dengan indeks proteolitik tertinggi sebesar 0,77 dan tergolong dalam genus Saccharococcus (Muharni, 2013). Pada tahun 2006, Asnawi meneliti tentang keanekaragaman bakteri termofilik yang terdapat dalam sumber air panas Pacet Mojokerto. Diperoleh bakteri hasil isolasi tersebut meliputi genus Thermus sp, Acetogenium sp, Bacillus sp, Thermodesulfobacterium sp, Thermomicobrium sp, Thermotrix sp, Pseudomonas sp, dan Sulfobacillus sp. Hasil isolat bakteri tersebut yang paling mendominasi yaitu genus Bacillus. Hasil dari penelitian ini belum diketahui potensi masing-masing bakteri termofilik sebagai penghasil enzim, khususnya enzim protease termostabil. Isolasi mengenai protease yang dihasilkan oleh bakteri termofilik masih terbatas di Indonesia. Padahal Indonesia memiliki banyak gunung berapi dan sumber air panas. Jika Indonesia yang memiliki banyak sumber air panas dapat mengembangkan penelitian ini, maka banyak keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan tersebut antara lain protease yang diperoleh dari bakteri termofilik dapat digunakan pada suhu tinggi, sehingga sangat menguntungkan dalam bidang industri, protease dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar dan harga protease yang dihasilkan relatif murah.

7 Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri proteolitik termofilik dari sumber air panas serta uji aktivitas enzim yang dihasilkan. Sumber air panas Pacet Mojokerto merupakan salah satu sumber air panas yang terletak di kawasan wisata Ubalan di daerah pegunungan di Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Sumber air panas tersebut memiliki suhu 47 o C dan ph 7. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri termofilik sebagai penghasil enzim, khususnya enzim protease termostabil yang sangat dibutuhkan dalam bidang industri dan pemilihan lokasi ini merupakan keberlanjutan dari penelitian sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Jenis bakteri termofilik proteolitik apakah yang terdapat di sumber air panas Pacet Mojokerto? 2. Bagaimana aktivitas enzim proteolitik termofilik dari sumber air panas Pacet Mojokerto? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui jenis bakteri proteolitik termofilik yang terdapat di sumber air panas Pacet Mojokerto dengan melakukan isolasi dan identifikasi.

8 2. Untuk mengetahui aktivitas enzim protease termofilik dari bakteri hasil isolat dari sumber air panas Pacet Mojokerto 1.4 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat bakteri proteolitik termofilik dari sumber air panas Pacet Mojokerto. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang mikrobiologi yang berkaitan dengan jenis bakteri proteolitik termofilik. 1.6 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sampel air panas yang di ambil dari saluran sumber air panas Pacet Mojokerto.