SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Tahun Bawang

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2007 SEBESAR 132,77 PERSEN

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

30% Pertanian 0% TAHUN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Kota Manado Bulan September 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2014

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang ditujukan untuk. meningkatkan produksi pertanian bagi konsumen, yang sekaligus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017

Transkripsi:

AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi keluarga. Peran sayuran dalam gizi keluarga seringkali terabaikan tidak saja dari segi jumlah tetapi juga variasinya. Hal lain yang tidak kalah penting dalam pangan (sayuran sehat) adalah paparan pestisida yang melekat di lebih dari 90% sayuran yang dikonsumsi masyarakat. Sayuran sehat adalah sayuran yang dibudidayakan dengan pengelolaan secara organik di mana inputinput pertumbuhan yang diberikan juga dari sumber organik dan bebas bahanbahan kimiawi. WHO menyarankan konsumsi sayuran dan buah minimal 400 gr per hari untuk diet. Unsur-unsur nutrisi tersebut terdapat dalam sayuran dan buah sehingga konsumsi sayuran dan buah ini menjadi sangat penting. Anak usia sekolah dasar, sangat penting diberikan pangan berimbang tersebut, oleh karena itu perlu kiranya dilakukan introduksi intensif terhadap sayuran, untuk membangun generasi yang cerdas ke depannya. Hal ini dapat dilakukan

AgroinovasI melalui lingkungan sekolah itu sendiri. Pengembangan pertanian di lingkungan sekolah secara langsung maupun tidak langsung telah menerapkan prinsip-prinsip keunggulan komparatif dan kompetitif. Hal ini diakibatkan oleh kenyataan antara lain : (a) berusaha tani dalam lingkungan sekolah dengan cepat dapat memberikan sosialisasi kepada banyak pihak untuk memahami pertanian, (b) mengelola sumberdaya lahan yang terbatas, (c) secara umum mengembangkan budidaya sayuran. Selain itu, saat ini alih fungsi lahan di perkotaan secara besar-besaran tak lagi dapat dihindari, sehingga memacu kita untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi berimbang dengan memanfaatkan lahan pekarangan, antara lain adalah pekarangan sekolah dan rumah. Adanya produksi yang berkesinambungan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjukkan pola tanam yang berkesinambungan agar memberikan hasil setiap saat. Penerapan teknologi budidaya sayuran yang baik sangat diperlukan untuk diintroduksi dalam upaya meningkatkan produktivitas. Menjadikan lingkungan sekolah/pekarangan sebagai model diseminasi teknologi, terdapat beberapa kaidah yang dianjurkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, antara lain : (a) model yang dikaji merupakan model pembinaan petani kecil, (b) mempunyai akses dalam memanfaatkan lahan tidur di wilayah perkotaan, (c) pengembangan jenis usaha misalnya sayuran dengan orientasi nilai tambah, (d) pengembangan tanaman sayuran, buah dan tanaman obat yang bernilai ekonomis tinggi yang mudah dipelihara, tidak membutuhkan modal yang besar, (e) mudah diadopsi oleh publik dan diserap pasar setempat, serta (f) adanya upaya peningkatan SDM melalui pendidikan, magang/kursus dan studi banding. Sesuai dengan sasaran pembangunan pertanian berbasis teknologi, maka dalam pengembangan pola tanam sayuran di lahan lingkungan sekolah sebagai model diseminasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga maka telah dikembangkan model School Garden. Model ini bertujuan untuk memberikan gambaran lebih detail tentang budidaya sayuran yang dikembangkan di sekolah sebagai model pertanian ramah lingkungan. Oleh karenanya dibutuhkan alternatif teknologi pemupukan organik baik kompos maupun bio urine. School Garden diharapkan mampu berperan dalam memberikan terobosan untuk menjawab permasalahan gizi buruk anak-anak sekolah. Diharapkan program ini di satu sisi akan mampu mengatasi permasalahan gizi buruk keluarga di mana anakanak sekolah akan lebih sering mengkonsumsi sayuran yang ditanamnya, serta di lain pihak akan memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam mengembangkan usaha tani keluarga melalui pengembangan pasar. Melalui pasar ini diharapkan akan mampu menekan pengeluaran biaya di tingkat keluarga serta apabila dijual

AgroinovasI akan menghasilkan nilai tambah yang baik. Untuk memantapkan pencapaian hasil kegiatan dan penyebarluasan informasi, maka dibutuhkan teknologi tepat guna dalam konsep pertanian terintegrasi oleh anak-anak siswa seperti teknologi pengolahan pupuk organik, pengelolaan tanaman ramah lingkungan, penanganan pasca panen dan pemasaran produk serta aspek pendukung lainnya seperti berkembangnya aspek pariwisata. Tujuan mengembangkan percontohan model School Garden adalah pembangunan minat siswa di bidang pertanian pada usia sejak dini di sekolah-sekolah melalui budidaya sayuran ramah lingkungan agar anak-anak sekolah mencintai tanaman sebagai sumber kalori dan vitamin. Program School Garden diimplementasikan dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu : (i) pendidikan, (ii) agroekosistem, (iii) wilayah, (iv) kelembagaan dan (v) kesehatan. Sebagai kebun percontohan, pengenalan rancangan kebun kepada anakanak sekolah, dengan harapan sekolah-sekolah dapat meniru dan nantinya dapat menerapkan di kebun sekolah mereka masing-masing supaya ilmu tersebut dapat tersebar ke banyak sekolah dan sampai ke keluarga-keluarga. Ukuran kebun yang digunakan adalah 6 m x 6 m yang dibagi menjadi sepuluh lahan berukuran 1 m x 3 m. Sepuluh lahan berukuran 1 m x 3 m ditata, diolah dan diberi saluran pengairan

AgroinovasI berukuran 25 cm di antara dua lahan. Selanjutnya sebelum dilakukan penanaman lahan diolah terlebih dahulu kemudian ditanami beberapa jenis tanaman sayuran. Jenis-jenis sayuran yang terpilih ditanam ke dalam 10 sub-lahan menurut urutan yang disesuaikan dengan musim tanam. pilot percobaan diperlukan untuk menguji kelayakan urutan pola tanam tersebut seperti tertuang dalam contoh Gambar 1. Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jan Feb Maret Ubi kayu Kol Bunga Tomat Kacang panjang Ubi jalar Kangkung Sawi ijo Bawang merah Pare Cabe kecil April Kangkung Mei Juni Juli Kacang panjang Kangkung Sawi ijo Bayam cabut Cabe besar Sawi ijo Kacang panjang Sawi ijo kol bunga Ags Sept Okt Nov Ubi kayu Wortel Cabe kecil Terong Pare Kol merah Cabe besar Bayam Bawang merah Kangkung Des Seperti yang sudah kami praktekkan, produksi tanaman sayuran yang dilakukan pada lahan seluas 6 x 6 m yang dikonversikan dalam petak ukuran 1 x 3 m cukup baik. Beberapa komoditi dapat dipanen ulang namun beberapa di antaranya juga dapat dipanen sekali seperti sawi hijau, kol bunga, yang lainnya dipanen 3 hingga 5 kali tergantung jenis tanamannya. Panen berulang menunjukkan bahwa kebutuhan gizi dapat disediakan sepanjang waktu dengan pola tanam yang tepat. Produksi rata-rata tanaman kebun sekolah dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 1.

AgroinovasI Gambar 2. Produksi setiap jenis tanaman kebun sekolah dalam satu tahun

AgroinovasI Tabel 1. Produksi tanaman kebun kebun sekolah dalam satu tahun No Komoditas Produksi Selama Setahun (Kg) 1 Ubi kayu 11,3 2 Kol bunga 10,5 3 Tomat 20,2 4 Terong 18,4 5 Kacang panjang 34,5 6 Ubi jalar 17,5 7 Kangkung 37,7 8 Sayur hijau 20,1 9 Bawang merah 7,8 10 Pare 12,8 11 Cabe putih 15,0 12 Wortel 5,5 13 Kol merah 25,5 Total 236,7 Keterangan : * Produksi apabila dikonversi setiap hari menjadi 657.36 gr per hari * Standar WHO konsumsi sayuran setiap orang minimal 200 gr per hari

AgroinovasI Dari Tabel 1 terlihat bahwa secara umum produksi sayuran kebun sekolah dalam setahun menunjukkan bahwa sebagian besar jenis tanaman memberikan produksi yang cukup baik yaitu total produksi dalam satu tahun sebesar 236,65 kg, apabila dikonversikan menjadi setiap hari berarti produksi sayur kebun sekolah menjadi 0,657 kg gram per hari. Ini berarti setiap hari kebun sekolah dengan luas 6 x 6 m dapat memenuhi kebutuhan konsumsi 3,28 orang atau 82,17%, kebutuhan keluarga apabila rata-rata setiap keluarga terdiri dari empat orang anggota keluarga. Perhitungan tersebut berdasarkan standar dari WHO yang menyarankan tentang kebutuhan minimal seseorang akan sayuran setiap harinya adalah 200 gram. Tabel 3. Nilai gizi dari produksi untuk setiap jenis tanaman sayuran kebun sekolah dalam satu tahun. Tanaman Protein (g) Vit A Vit C Vit E Folate (ug) Kalsium Zat Besi Seng Ubi kayu 168.75 0 1462.5 6.75 562.5 1012.5 101.25 0 Kol bunga 189 53.55 4620 47.25 2835 5145 183.75 0 Tomat 909 585.8 15150 606 24846 55550 383.8 121.2 Terong 128.8 0 552 0 1288 2944 55.2 36.8 Kacang panjang 655.5 103.5 5623.5 0 27600 12765 414 69 Ubi jalar 456.75 1459.5 6475 498.75 5250 51450 451.5 92.75 Kangkung 828.3 0 48945 0 59863.5 79065 564.75 75.3 Sawi hijau 884.4 502.5 18693 100.5 10653 37788 422.1 160.8 Bawang merah 62 25.575 5812.5 100.75 0 852.5 31 0 Pare 446.25 395.25 9945 267.75 10455 74205 433.5 191.25 Cabe 285.95 150.5 4063.5 135.45 2408 2709 180.6 75.25 Wortel 49.5 11 1045 63.8 275 440 33 11 Kobis 280.5 0 1785 0 4845 5865 51 51 Total 5344.7 3287.18 124172 1827 150881 329791 3305.45 884.35

AgroinovasI Dari Tabel 3 diketahui bahwa, kandungan gizi tanaman sayuran cukup besar mampu memberikan gizi anggota keluarga dalam satu tahun. Ini terlihat dari nilai gizi yang diperoleh dari total produksi dalam satu tahun antara lain. Protein 14,54 g; Vit A 15,26 mg; Vit C 315,07 mg; Vit E 7,26 mg; Folate 358,03 ug; Kalsium 865 mg, Zat Besi 8,36 mg; dan seng 2,15 mg. Produksi tersebut apabila rata-rata dalam satu keluarga petani beranggotakan empat orang dan dikonversi setiap hari berdasarkan kecukupan dari rekomendasi kebutuhan nilai gizi, maka nilai gizi yang dapat dipenuhi adalah protein sebesar 3,09%, vitamin A sebesar 20,29%, vitamin C 95,81%, vitamin E 2,81, folate 10,47%, kalsium 32,71%, zat besi 28,38% dan zeng (Mg) sebesar 8,77%. Sisanya untuk memenuhi standar kebutuhan gizi seseorang setiap harinya berasal dari bahan makanan lain seperti beras, daging dan yang lainnya. Ini berarti sudah cukup memberikan asupan gizi yang berasal dari sayuran setiap anggota keluarga setiap harinya, untuk menuju hidup keluarga sehat. Fawzan Sigma Aurum dan I Ketut Kariada Tim Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali Jl. By Pass Ngurah Pesanggaran, Denpasar, Bali, 80222 (0361) 720498 Email: fawzansigma@gmail.com Petunjuk Cara Melipat: 1. Ambil dua Lembar halaman 13,14, 19 dan 20 2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan. 3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali 4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan 5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku