BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

BPS PROVINSI BANTEN.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

KATA PENGANTAR. Rangkasbitung, 17 Juli 2017 Kepala, Bambang Suyatno,SH, MM NIP

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

BPS PROVINSI BANTEN.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

BPS KABUPATEN TANGERANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN (04)

Serang, 20 Januari 2017 Kepala, Ir. Dadang Ahdiat NIP

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 (AUDITED)

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

Catatan Atas Laporan Keuangan

PENGADILAN AGAMA NEGARA (402572) LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

Laporan Keuangan Pusat Informasi Pengawasan BPKP Tahun 2016 (Audited) DAFTAR ISI. Halaman

2018, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Neg

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN (01)

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sultan Trenggono No

Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK PADANG

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2017 BA PASURUAN - Jawa Timur

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MAROS. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman No. 9 Maros

KATA PENGANTAR. Jakarta, 6 April Kepala Perwakilan, Arief Tri Hardiyanto NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A


RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

BPS Kabupaten E n d e Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

KATA PENGANTAR. Tangerang Selatan, 25 Januari 2017 Kepala, R. Achmad Widijanto, S.Si, MM NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Setu, 13 Juli 2015 Kepala BPS Kota Tangerang Selatan. ( Faizin, S.Si, ME ) NIP

AUDITED LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

KATA PENGANTAR. Setu, 26 Juli 2016 Kepala, ( Faizin, S.Si, ME ) NIP Kata Pengantar

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 Jl. Raya Puputan No 1 Renon, Denpasar, Bali Telf. 0361 238159 Fax. 0361 238162 E-Mail: bps5100@bps.go.id

KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Di samping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Denpasar, 10 Juli 2017 Kepala, Ir. Adi Nugroho, MM NIP. 196010061983121001 1

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar 1 Daftar Isi. 2 Daftar Tabel 4 Indeks CaLK.. 6 Daftar Grafik 8 Daftar Lampiran.. 9 Daftar Singkatan. 11 Pernyataan Tanggung Jawab 12 Ringkasan 13 I. Laporan Realisasi Anggaran... 15 II. Neraca 16 III. Laporan Operasional.. 17 IV. Laporan Perubahan Ekuitas 18 V. Catatan atas Laporan Keuangan. 19 A. Penjelasan Umum 19 B. Penjelasan atas Pos pos Laporan Realisasi Anggaran. 32 C. Penjelasan atas Pos pos Neraca.. 41 D. Penjelasan atas Pos pos Laporan Operasional 48 E. Penjelasan atas Pos pos Laporan Perubahan Ekuitas... 54 F. Pengungkapan Penting Lainnya. 57 VI. Lampiran dan Daftar Lampiran A1 Lampiran A2: - Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Realisasi Anggaran Belanja (LRAB) - Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja (LRAPB) - Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah (LRAPNH) - Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah (LRAKPNH) - Neraca Awal Tahun 2017/ Per 31 Desember 2016 - Neraca per 30 Juni 2017 - Neraca Komparatif per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 2

- Neraca Percobaan - Laporan Operasional (LO) - Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Lampiran A3: - Laporan Posisi Barang Milik Negara (BMN) di Neraca - Laporan Barang Persediaan - Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel (I) - Laporan Barang Pengguna Ektrakomptabel (E) - Laporan Barang Pengguna Gabungan (I) dan (E) - Laporan Barang Bersejarah - Laporan Barang Aset Tak Berwujud (ATB) - Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) - Laporan Kondisi Barang - Laporan Penyusutan - Laporan Amortisasi Lampiran A4: - CRBMN - CALBMN Lampiran A5: - Surat Pernyataan Rekening - Daftar Rekening Pemerintah Aktif - Monitoring Penutupan Rekening - Daftar Saldo Kas Lampiran A6: - Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) KPPN beserta Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR) - Berita Acara Rekonsiliasi Internal beserta lampirannya - Berita Acara Rekonsiliasi BMN dengan KPKNL Lampiran A7: - Rekening Koran - Rekap Kerja Sama - Memo Penyesuaian dan kartu kartu - Monitoring UP/TUP - Telaah Laporan Keuangan 3

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Laporan Realisasi Anggaran Semester I TA 2017 15 Tabel 2 : Neraca Per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 16 Tabel 3 : Laporan Operasional Untuk Semester Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 17 2016 Tabel 4 : Laporan Perubahan Ekuitas Per 30 Juni 2017 dan 2016 18 Tabel 5 : Penghitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih 27 Tabel 6 : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap 29 Tabel 7 : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak berwujud 30 Tabel 8 : Perubahan Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja 32 Tabel 9 : Perubahan Anggaran berdasarkan Program dan Sumber Dana 33 Tabel 10 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 34 Tabel 11 : Perbandingan Realisasi Pendapatan Semester I TA 2017 dan TA 2016 34 Tabel 12 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dirinci 36 per Program dan Sumber Dana Tabel 13 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dirinci 36 per Jenis Belanja Tabel 14 : Perbandingan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dan 2016 37 Tabel 15 : Perbandingan Belanja Pegawai Semester I TA 2017 dan 2016 38 Tabel 16 : Perbandingan Belanja Barang Semester I TA 2017 dan 2016 38 Tabel 17 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2017 dan 2016 39 Tabel 18 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan 40 Semester I TA 2017 dan 2016 Tabel 19 : Rincian Belanja Dibayar Dimuka 42 Tabel 20 : Rincian Persediaan per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 42 Tabel 21 : Rincian Tanah 43 Tabel 22 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 Tabel 23 : Rincian Aset Tak Berwujud 30 Juni 2017 45 Tabel 24 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 46 Tabel 25 : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 45 48 4

Tabel 26 : Rincian Beban Pegawai Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 Tabel 27 : Rincian Beban Persediaan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 Tabel 28 : Rincian Beban Barang dan Jasa Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 Tabel 29 : Rincian Beban Pemeliharaan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 Tabel 30 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 Tabel 31 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016dan 2016 Tabel 32 : Rincian Kegiatan Non Operasional Untuk Periode Yang Berakhir 30 53 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 Tabel 33 : Rincian Transaksi Antar Entitas 55 49 49 50 51 51 52 5

INDEKS CALK LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.1 Pendapatan 33 Belanja Negara Catatan B.2. Belanja 35 Catatan B.3 Belanja Pegawai 37 Catatan B.4. Belanja Barang 38 Catatan B.5 Belanja Modal 39 NERACA ASET Aset Lancar Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 41 Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 41 Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 41 Catatan C.4 Belanja Dibayar Dimuka 41 Catatan C.5 Persediaan 42 Catatan C.6 Persediaan Yang belum Diregister 42 Aset Tetap Catatan C.7 Tanah 43 Catatan C.8 Peralatan dan Mesin 43 Catatan C.9 Gedung dan Bangunan 44 Catatan C.10 Aset Tetap Lainnya 44 Catatan C.11 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 44 Aset Lainnya Catatan C.12. Aset Tak Berwujud 45 Catatan C.13. Aset Lain lain 45 Catatan C.14. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 46 KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Catatan C.15. Uang Muka dari KPPN 47 Catatan C.16. Utang Kepada Pihak Ketiga 47 EKUITAS Catatan C.17. Ekuitas 47 6

LAPORAN OPERASIONAL KEGIATAN OPERASIONAL Pendapatan Catatan D.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak 48 Beban Catatan D.2 Beban Pegawai 48 Catatan D.3 Beban Persediaan 49 Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 50 Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 50 Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 51 Catatan D.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi 52 KEGIATAN NON OPERASIONAL Catatan D.8. Defisit Kegiatan Non Operasional 52 POS LUAR BIASA Catatan D.9. Pos Luar Biasa 53 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Catatan E.1 Ekuitas Awal 54 Catatan E.2 Surplus/Defisit LO 54 Catatan E.3 Penyesuaian Nilai Aset 54 Catatan E.4 Transaksi antar Ekuitas 55 Catatan E.5 Ekuitas Akhir 56 7

DAFTAR GRAFIK Halaman 1. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Per Jenis Belanja 36 8

DAFTAR LAMPIRAN 1. Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap Semester I Tahun 2017 2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Realisasi Anggaran Belanja 4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja 5. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Hibah 6 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan dan Hibah 7. Neraca Per 30 Juni 2017 8. Neraca Percobaan 9. Laporan Operasional 10. Laporan Perubahan Ekuitas 11. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca 12. Laporan Barang Persediaan 13. BA Stock Opname Barang Persediaan 14. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Intrakomptabel 15. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Ekstrakomptabel 16. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Gabungan Intra dan Ekstrakomptabel 17. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Barang Bersejarah 18. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Aset Tak Berwujud 19. Laporan Barang Kuasa Pengguna Konstruksi Dalam Pengerjaan 20. Laporan Kondisi Barang 21. Laporan Penyusutan Intrakomptabel, Ekstrakomptabel dan Gabungan 22. CRBMN 23.. CALBMN 24. Surat Pernyataan Rekening 9

25. Daftar Rekening Pemerintah Aktif 26. Rincian Saldo Kas 27. BAR KPPN dan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR) 28. BAR Internal antara SIMAK dan SAIBA 29 BAR BMN dengan KPKNL 30 Rekening Koran 31 LPJ Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran 31 Rekap Kerjasama 32 Memo Penyesuaian dan Kartu Kartu 33 Monitoring UP/TUP 10

DAFTAR SINGKATAN APBN BPK BAST BPK BUN DIPA LRA MA PNBP SIMAK BMN SAI SAK SAP SKPA TA TAB TAYL TGR TPA UP TUP : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Badan Pemeriksa Keuangan : Berita Acara Serah Terima : Badan Pemeriksa Keuangan : Bendahara Umum Negara : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran : Laporan Realisasi Anggaran : Mata Anggaran Penerimaan / Pengeluaran : Penerimaan Negara Bukan Pajak : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara : Sistem Akuntansi Instansi : Sistem Akuntansi Keuangan : Standar Akuntansi Pemerintahan : Surat Kuasa Pengguna Anggaran : Tahun Anggaran : Tahun Anggaran Berjalan : Tahun Anggaran Yang Lalu : Tuntutan Ganti Rugi : Tagihan Penjualan Angsuran : Uang Persediaan : Tambahan Uang Persediaan 11

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Jl. Puputan No. 1 Denpasar, Tlp. (0361) 239933 Fax (0361) 239162, Email : bps5100@bps.go.id PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan BPS Provinsi Bali yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Denpasar, 10 Juli 2017 Kepala, Ir. Adi Nugroho, MM NIP. 196010061983121001 12

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan BPS Provinsi Bali Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur unsur Pendapatan LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2017. Realisasi Pendapatan Negara pada Semester Yang Berakhir 30 Juni 2017 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp842.297.526 atau mencapai 88,49 persen dari estimasi Pendapatan LRA sebesar Rp951.824.000. Realisasi Belanja Negara pada Semester Yang Berakhir 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp8.250.752.806 atau mencapai 31,24 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp26.412.749.000. 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 30 Juni 2017. Nilai Aset per 30 Juni 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp24.535.925.580 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp642.834.300. Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp23.425.021.230, dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp468.070.050. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing masing sebesar Rp570.000.000 dan Rp23.965.925.580. 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, 13

dan surplus/defisit LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp837.425.475 sedangkan jumlah beban operasional adalah sebesar Rp8.625.261.324 sehingga terdapat defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp7.787.835.849. Kegiatan Non Operasional mengalami surplus senilai Rp5.620.651, sedangkan nilai dari Pos Pos Luar Biasa sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit LO sebesar Rp7.782.215.198. 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dibandingkan dengan periode yang berakhir 30 Juni 2017. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2017 adalah sebesar Rp24.339.685.498, dikurangi Defisit LO sebesar Rp7.782.215.198, kemudian dikurangi koreksi koreksi sebesar Rp0, dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp7.408.455.280 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2017 adalah senilai Rp23.965.925.580. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas Laporan Keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas per 30 Juni 2017 disusun dan disajikan dengan basis akrual. 14

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN TABEL 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2016 URAIAN CATATAN 30 JUNI 2017 30 JUNI 2016 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN NEGARA DN HIBAH B.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak 951,824,000 842,297,526 88.49 135,217,783 JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 951,824,000 842,297,526 88.49 135,217,783 BELANJA NEGARA B.2. Belanja Pegawai B.3 8,227,191,000 3,589,772,883 43.63 4,085,660,192 Belanja Barang B.4 17,930,040,000 4,430,347,179 24.71 3,589,823,759 Belanja Modal B.5 255,518,000 230,632,744 90.26 374,884,404 JUMLAH BELANJA NEGARA 26,412,749,000 8,250,752,806 31.24 8,050,368,355 (Dalam Rupiah) 15

ASET TABEL 2 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI NERACA PER 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 URAIAN II.NERACA (Dalam Rupiah) CATATAN 30 JUNI 2017 31 DESEMBER 2016 ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 570,000,000 - Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - - Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 - - Belanja Dibayar di Muka C.4 80,465,000 39,334,167 Persediaan C.5 4,948,100 4,801,400 C.6 (12,578,800) Jumlah Aset Lancar 642,834,300 44,135,567 ASET TETAP Tanah C.6 8,809,085,000 8,809,085,000 Peralatan dan Mesin C.7 11,576,626,131 11,456,380,988 Gedung dan Bangunan C.8 13,742,755,963 13,560,644,963 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.9 - - Aset Tetap Lainnya C.10 451,813,357 451,813,357 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.11 - - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.12 (11,155,259,221) (10,294,031,782) Jumlah Aset Tetap 23,425,021,230 23,983,892,526 ASET LAINNYA Aset Tidak Berwujud C.13 1,445,030,261 1,484,586,261 Aset Lain-Lain C.14 746,708,546 719,752,546 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.15 (1,723,668,757) (1,522,268,223) Jumlah Aset Lainnya 468,070,050 682,070,584 JUMLAH ASET 24,535,925,580 24,710,098,677 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Uang Muka dari KPPN C.16 570,000,000 - Utang kepada Pihak Ketiga C.17-266,781,491 Pendapatan Diterima di Muka C.18 - - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 570,000,000 266,781,491 JUMLAH KEWAJIBAN 570,000,000 266,781,491 EKUITAS Ekuitas C.19 23,965,925,580 24,829,639,341 JUMLAH EKUITAS 23,965,925,580 24,829,639,341 16

III. LAPORAN OPERASIONAL TABEL 3 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2017 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 30 Juni 2017 30 Juni 2016 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 837,425,475 133,902,000 JUMLAH PENDAPATAN 837,425,475 133,902,000 BEBAN Beban Pegawai D.2 3,344,557,622 3,821,057,589 Beban Persediaan D.3 62,956,000 100,613,353 Beban Barang dan Jasa D.4 1,606,004,369 1,028,811,676 Beban Pemeliharaan D.5 150,270,455 162,343,200 Beban Perjalanan Dinas D.6 2,561,599,992 2,332,018,500 Beban Barang untuk Diserahkan kepada D.7 - - Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 899,872,886 1,164,481,384 JUMLAH BEBAN 8,625,261,324 8,609,325,702 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (7,787,835,849) (8,475,423,702) KEGIATAN NON OPERASIONAL Surplus Pelepasan Aset Non Lancar 4,568,000 - Surplus Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1,052,651 (32,348,495) SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL D.9 5,620,651 (32,348,495) SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (7,782,215,198) (8,507,772,197) POS LUAR BIASA D.10 Pos Luar Biasa - - SURPLUS/DEFISIT LO (7,782,215,198) (8,507,772,197) 17

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TABEL 4. BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 30 JUNI 2017 DAN 2016 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 30 JUNI 2017 30 JUNI 2016 EKUITAS AWAL E.1 24,339,685,498 25,929,745,898 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (7,782,215,198) (8,507,772,197) KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI E.3 EKUITAS - - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR E.3.1 - - PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.2 - - KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.3 - - SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.4 - - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.5 - (551,556,218) KOREKSI LAIN-LAIN E.3.6 - - JUMLAH - (551,556,218) TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 7,408,455,280 6,583,617,136 EKUITAS AKHIR E.5 23,965,925,580 23,454,034,619 18

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis A.1 DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara; 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/ Satuan Kerja; 10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 247/PMK.06/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat; 11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi BMN Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat; 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 52/PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara; 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara; 19

14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat; 15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 71/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/Lembaga; 16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara; 17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara; 18. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN; 19. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara; 20. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 75/PMK.05/2016 tentang Penyelesaian Piutang Instansi Pemerintah yang Diurus/Dikelola oleh Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN; 21. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 240/PMK.06/2016 tentang Pengurusan Piutang Negara; 22. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah; 23. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 271/PMK.05/2014 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah; 24. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan; 25. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga; 26. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 224/PMK.05/2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat; 20

27. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat; 28. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KMK.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara; 29. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat; 30. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 14/KM.6/2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara; 31. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 385/KM.6/2016 tentang Modul Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan Pemutakhiran Data Barang Milik Negara; 33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga; 34. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga; 35. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga; dan 36. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor.PER 16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi Data Transaksi Keuangan Pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Badan Pusat Statistik (BPS) didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan statistik melalui sensus, survei, kompilasi produk administrasi, dan cara lainnya, serta mengumumkan hasilnya secara berkala atau sewaktu waktu dan terbuka kepada masyarakat baik instansi pemerintah, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat ataupun perorangan. Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005 2025 yaitu 21

Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015 2019 yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik. Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010 2014, BPS menetapkan visi tahun 2015 2019: Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua. Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015 2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Pernyataan misi BPS yang dikaitkan dengan Visi BPS djabarkan sebagai berikut: 1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional. 2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik. 3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPS di Daerah. Pada tahun 2017 BPS Provinsi Bali melaksanakan 3 (tiga) program yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai berikut: 1. Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (P2IS). 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS (DMPTTL). 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS (PSPA BPS). 22

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.2 PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.3 BASIS AKUNTANSI Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 23

Dasar Pengukuran A.4 DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.5 KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip prinsip, dasar dasar, konvensikonvensi, aturan aturan, dan praktik praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik yang merupakan entitas pelaporan dari BPS Provinsi Bali. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali adalah sebagai berikut: Pendapatan-LRA (1) Pendapatan -LRA Pendapatan LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu 24

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Pendapatan-LO (2) Pendapatan LO Pendapatan LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau pendapatan direalisasikan, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan LO pada Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut: o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan Akuntansi pendapatan LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan 25

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset Aset Lancar (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan aset Lainnya. a) Aset Lancar Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal 26

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut: Tabel 5. Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Kualitas Piutang Lancar Kurang Lancar Diragukan Uraian Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Penyisihan 0.5% 10% 50% Macet Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100% 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. 27

Aset Tetap b) Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain lain pada pos Aset Lainnya. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD. Penyusutan Aset Tetap c) Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. 28

Piutang Jangka Panjang Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah; b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Tabel 6. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun d) Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan. Aset Lainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, 29

dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun) Software Komputer 4 Franchise Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim. Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram. Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70 5 10 20 25 50 30

Aset Lain lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. 31

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menerima pagu anggaran tahun 2017 sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor DIPA 054.01.2.429171/2017 tanggal 17 Desember 2016. Selama periode berjalan, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali telah mengadakan revisi DIPA sebanyak tiga kali yaitu: - Revisi DIPA I tanggal 3 April 2017 yaitu revisi DIPA dalam keluaran (output) yang sama, kegiatan yang sama, dan antar satker dalam satu wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pagu awal sebesar Rp27.588.963.000 direvisi menjadi Rp27.450.651.000. - Revisi DIPA II Tanggal 5 April 2017 yaitu revisi DIPA dalam keluaran (output) yang sama, kegiatan yang sama, dan antar satker dalam satu wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pagu anggaran setelah Revisi DIPA II menjadi Rp26.412.749.000. - Revisi DIPA III tanggal 22 Juni 2016 yaitu revisi DIPA dalam keluaran (output) yang sama, kegiatan yang sama, dan antar satker dalam satu wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Pagu anggaran setelah Revisi DIPA III menjadi Rp26.412.749.000. Perubahan pagu anggaran berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut: Tabel 8. Perubahan Anggaran Berdasarkan Sumber Pendapatan dan Jenis Belanja Uraian ANGGARAN Semester I TA 2017 ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan Pendapatan dari Pengelolaan BMN - - Pendapatan Jasa 951,824,000 951,824,000 Pendapatan lain-lain - - Jumlah Pendapatan 951,824,000 951,824,000 Belanja Belanja Pegawai 8,227,191,000 8,227,191,000 Belanja Barang 19,106,254,000 17,930,040,000 Belanja Modal 255,518,000 255,518,000 Jumlah Belanja 27,588,963,000 26,412,749,000 32

Pada TA 2016 BPS Provinsi Bali melaksanakan 3 (tiga) program yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai berikut: 1. Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (P2IS). 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS (DMPTTL). 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS (PSPA BPS). Perubahan pagu anggaran berdasarkan program dan sumber dana dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 9. Perubahan Anggaran Berdasarkan Sumber Pendapatan, Program, dan Sumber Dana Uraian Semester I TA 2017 ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan Pendapatan dari Pengelolaan BMN - - Pendapatan Jasa 951,824,000 951,824,000 Pendapatan Lain-lain - - Jumlah Pendapatan 951,824,000 951,824,000 Belanja DMPTTL 10,542,237,000 10,542,237,000 - RM 10,542,237,000 10,542,237,000 PSPA 255,518,000 255,518,000 -RM 255,518,000 255,518,000 PPIS 16,791,208,000 15,614,994,000 -RM 15,855,946,000 14,679,732,000 -PNBP 935,262,000 935,262,000 Jumlah Belanja 27,588,963,000 26,412,749,000 Realisasi Pendapatan Rp842.297.526 B.1 Pendapatan Realisasi Pendapatan pada Semester I TA 2017 adalah sebesar Rp842.297.526 atau mencapai 88,49 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan dalam DIPA BPS Provinsi Bali untuk TA 2017 sebesar Rp951.824.000. Pendapatan BPS Provinsi Bali terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa, dan Pendapatan Lain lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya dapat dilihat seperti pada tabel yang disajikan pada halaman berikutnya. 33

Tabel 10. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Uraian Anggaran Semester I TA 2017 Realisasi % Real Angg. Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 13,059,475 - Pendapatan Jasa 951,824,000 828,934,000 114.83 Pendapatan Lain-lain - 304,051 - Jumlah 951,824,000 842,297,526 88.49 Realisasi Pendapatan Semester I TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 522,92 persen dibandingkan Semester I TA 2017. Kenaikan ini disebabkan akibat adanya peningkatan pendapatan jasa dari kerjasama yang dilakukan oleh BPS Provinsi Bali. Perbandingan realisasi pendapatan Semestar I TA 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 11. Perbandingan Realisasi Pendapatan Semestar I TA 2017 dan Semester I TA 2016 URAIAN REALISASI Semester I TA 2017 REALISASI Semester I TA 2016 NAIK (TURUN) % Pendapatan dari Pengelolaan BMN 13,059,475 6,527,900 100.06 Pendapatan Jasa 828,934,000 126,840,000 553.53 Pendapatan Lain-lain 304,051 1,849,883 (83.56) Jumlah 842,297,526 135,217,783 522.92 Beberapa hal yang mempengaruhi kenaikan pendapatan periode yang berakhir 30 Juni 2017 dibandingkan periode yang berakhir 30 Juni 2016, yaitu. 1. Realisasi pendapatan dari pengelolaan BMN mengalami kenaikan sebesar 100.06 persen. Kenaikan ini karena adanya pendapatan dari lelang beberapa aset yang telah dihapuskan. 2. Realisasi pendapatan jasa mengalami kenaikan sebesar 553,53 persen. Kenaikan pendapatan ini disebabkan oleh bertambahnya nilai kerja sama yang dilakukan oleh Satker BPS Provinsi Bali. Kegiatan kerja sama satker BPS Provinsi Bali pada periode ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan dengan rincian: Pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Tahun Anggaran 2017, kerja sama dengan Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali sesuai dengan perjanjian kerja sama nomor 18/4956/Dps/Srt/B 34

dan B 234/BPS/5155012/2016 tanggal 22 Desember 2016. Masa berlaku kerjasama adalah 22 Desember 2016 s/d 31 Desember 2017 dengan nilai sebesar Rp.110.232.000,. Pembayaran kerja sama ini dibagi ke dalam dua tahap. Pembayaran tahap pertama telah disetorkan ke kas negara sebesar Rp55.116.000, (SSBP dengan NTPN Nomor 170302665198 Tanggal 2 Maret 2017) Pelaksanaan Survei Konsumen (SK) Tahun Anggaran 2017, kerja sama dengan Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali sesuai dengan perjanjian kerja sama nomor 18/4956/Dps/Srt/B dan B 234/BPS/5155012/2016 tanggal 22 Desember 2016. Masa berlaku kerjasama adalah 22 Desember 2016 s/d 31 Desember 2017 dengan nilai sebesar Rp. 151.368.000,. Pembayaran kerja sama ini dibagi ke dalam dua tahap. Pembayaran tahap pertama telah disetorkan ke kas negara sebesar Rp75.684.000, (SSBP dengan NTPN Nomor 170302665198 Tanggal 2 Maret 2017) Pelaksanaan Survei SPTK 2016 Kota Denpasar, kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Denpasar sesuai dengan perjanjian kerja sama 415.4/25/KB/BKS/2016 dan B 092/BPS/51520/VIII/2016 tanggal 22 Agustus 2016. Masa berlaku kerjasama 22 Agustus 2016 s/d 31 Desember 2017 dengan nilai sebesar Rp698.144.000,. Pendapatan atas kerja sama ini telah disetorkan ke kas negara sebanyak dua kali yaitu SSBP No.E86467DSP9FUN5T2 tanggal 30 Maret 2017 sebesar Rp425.995.000, dan SSBP No. CF12E83E7NSHJK52 tanggal 2 Juni 2016 sebesar Rp272.139.000. 3. Realisasi pendapatan lain lain mengalami penurunan sebesar 83,56%. Hal ini terjadi karena menurunnya penerimaan kembali belanja pegawai maupun belanja barang Tahun Anggaran Yang Lalu. Realisasi Belanja Negara Rp8.250.752.806 B.2 Belanja Realisasi Belanja pada Semester I TA 2017 adalah sebesar Rp8.250.752.806 atau 31,24% dari anggaran belanja sebesar Rp26.412.749.000. 35

Rincian anggaran dan realisasi belanja Semester I TA 2017 adalah sebagai berikut. Tabel 12. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 Dirinci Per Program dan Sumber Dana Uraian Anggaran Semester I TA 2017 Realisasi % Real Angg. DMPTTL 10,542,237,000 4,362,496,974 41.38 - RM 10,542,237,000 4,362,496,974 41.38 PSPA 255,518,000 230,632,744 90.26 - RM 255,518,000 230,632,744 90.26 PPIS 15,614,994,000 3,657,623,498 23.42 - RM 14,679,732,000 3,336,288,532 22.73 - PNBP 935,262,000 321,334,966 34.36 Total Belanja Kotor 26,412,749,000 8,250,753,216 31.24 Pengembalian (410) - Jumlah 26,412,749,000 8,250,752,806 31.24 Tabel 13. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja sampai Semester I TA 2017 Dirinci Per Jenis Belanja Uraian Semester I TA 2017 Anggaran Realisasi % Real Angg. Belanja Pegawai 8,227,191,000 3,589,773,293 43.63 Belanja Barang 17,930,040,000 4,430,347,179 24.71 Belanja Modal 255,518,000 230,632,744 90.26 Total Belanja Kotor 26,412,749,000 8,250,753,216 31.24 Pengembalian (410) - Jumlah 26,412,749,000 8,250,752,806 31.24 Komposisi anggaran dan realisasi belanja per jenis belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Grafik 1. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja 20,000,000,000 18,000,000,000 16,000,000,000 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 - Pegawai Barang Modal Anggaran Belanja 36

Jika dibandingkan dengan realisasi Semester I TA 2016, realisasi belanja Semester I TA 2017 mengalami kenaikan dari segi jumlah tetapi mengalami penurunan dari segi persentase. Secara jumlah, realisasi belanja mengalami kenaikan sebesar 2,49 persen sedangkan secara persentase, mengalami penurunan sebesar 2,06 persen (Realisasi semester I TA 2016: 33,30%). Kenaikan realisasi jika dilihat dari segi jumlah terjadi disebabkan oleh kenaikan realisasi belanja barang. Perbandingan realisasi belanja Semester I TA 2017 dan TA 2016 adalah sebagai berikut. Tabel 14.Perbandingan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dan TA 2016 URAIAN REALISASI SEMESTER I TA 2017 REALISASI SEMESTER I TA 2017 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 3,589,772,883 4,085,660,192 (12.14) Belanja Barang 4,430,347,179 3,589,823,759 23.41 Belanja Modal 230,632,744 374,884,404 (38.48) Jumlah 8,250,752,806 8,050,368,355 2.49 Belanja Pegawai Rp3.589.772.883 B.3 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Semester I TA 2017 dan Semester I TA 2016 adalah masing masing sebesar Rp3.589.772.883 dan Rp4.085.660.192. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja pegawai Semester I TA 2017 mengalami penurunan sebesar 12,14 persen dari Semester I TA 2016. Hal ini disebabkan karena penurunan belanja gaji dan tunjangan khusus serta belanja tunjangan khusus. Perbandingan belanja pegawai Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016 dapat dilihat seperti pada tabel yang disajikan pada halaman selanjutnya. 37