*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN DBD DENGAN VARIABILITAS IKLIM DI KOTA MANADO TAHUN Febriane C. Lohonauman*, Angela F. C. Kalesaran*, Windy Wariki**

Anna Nur Nahari, Budiyono, Suhartono

HUBUNGAN IKLIM (CURAH HUJAN, SUHU UDARA, KELEMBABAN UDARA DAN KECEPATAN ANGIN) DENGAN KEJADIAN DIARE DI KOTA JAKARTA PUSAT PADA PERIODE TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KECAMATAN KOTA BARAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

ANALISIS KORELASI KELEMBABAN UDARA TERHADAP EPIDEMI DEMAM BERDARAH YANG TERJADI DI KABUPATEN DAN KOTA SERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO TAHUN Daniel A. Mangole*, Angela F. C. Kalesaran*, Budi T.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11

HUBUNGAN VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN IKLIM DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS FENOMENA PERUBAHAN IKLIM DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

ANALISIS POLA DAN INTENSITAS CURAH HUJAN BERDASAKAN DATA OBSERVASI DAN SATELIT TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSIONS (TRMM) 3B42 V7 DI MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama

PENGARUH SEBARAN SUHU UDARA DARI AUSTRALIA TERHADAP SUHU UDARA DI BALI. Oleh, Erasmus Kayadu

HUBUNGAN VARIASI IKLIM DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI KOTA SEMARANG TAHUN (STUDI KASUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO)

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISIS SPASIAL KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA MANADO TAHUN Arsito Kuncoro*, Afnal Asrifuddin*, Rahayu H. Akili*

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara epidemiologi, Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada dewasa, konsistensi

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan

KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN FAKTOR IKLIM DI KOTA BATAM, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

KEADAAN IKLIM Climate

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 17

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Vol. 4 No. 2 Desember 2016 ISSN :

ANALISIS KECENDERUNGAN PERUBAHAN SUHU UDARA PERMUKAAN KOTA MAKASSAR

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

1. Tempat Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian D. Identifikasi Variabel Penelitian E. Definisi Operasional Variabel...

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Global Warming. Kelompok 10

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

sebagainya, termasuk dalam proses pembentukan tanah (klimat soil) yaitu tanah

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI KOTA MANADO TAHUN 2012-2016 Elisabeth Y. Lumy*, Angela F. C. Kalesaran*, Wulan P J Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya pada bayi dan balita. Setiap tahun ada sekitar 2 miliyar kasus di dunia yang disebabkan oleh diare menurut World Health Organization (WHO) dan United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF). Data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Manado menunjukan bahwa diare masih merupakan masalah kesehatan yang tinggi. Data kasus diare tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 3147 kasus dan terendah yaitu tahun 2016 sebanyak 1994 kasus. Kejadian penyakit diare juga dipengaruhi oleh iklim. Unsur-unsur yang mendukung antara lain suhu, kelembaban, curah hujan dan hari hujan. Hasil uji korelasi regresi yang didapat yaitu suhu pada tahun 2012 r=0,692 dan p=0,013, kelembaban tahun 2012 r=-0,676 dan p=0,016. Sedangkan untuk kurun waktu selama 5 tahun didapat suhu r=-0,116 dan p=0,853, kelembaban r=-0,236 dan p=0,702, curah hujan r=-0,046 dan p=0,436, hari hujan r=-0,025 dan p=0,965. Terdapat hubungan yang signifikan antara diare dengan suhu serta diare dengan kelembaban pada tahun 2012, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara diare dengan curah hujan dan diare dengan hari hujan. Kata kunci: Diare, suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan ABSTRACT Diarrhea still being a public health problem in Indonesia especially for infants and toddler. According to World Healt Organization (WHO) and United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF) there are 2 (two) billions cases in the world that caused by diarrhea. Information that obtained from City Health Office of Manado (Dinas Kesehatan Kota Manado) shows that diarrhea still being a high health problem. The Highest number or cases of diarrhea in Manado happen on 2012 with 3.417 cases and the lowest happens on 2016 with 1994 cases. Diarrhea also can be affected by climate, and there are some element that affect such as temperature, humidity, rainfall, and number of rainy days. From the regression correlation test obtained that temperature on 2012 gets r=0,692 and p=0,013, and humidity on 2012 gets r=-0,676 and p=0,016. For five years calculation temperature gets r=-0,116 and p=0,853, humidity gets r=-0,236 and p=0,702, rainfall gets r=- 0,046 and p=0,436, and numbers of rainy days gets r=-0,025 and p=0,965. There are significant relations about diarrhea with temperature and humidity on 2012, but there are no significant relations for diarrhea with rainfall and numbers of rainy days. Keywords: Diarrhea, temperature, humidity, rainfall, numbers of rainy days 1

PENDAHULUAN Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya pada bayi dan balita. Menurut World Health Organization (WHO) dan United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF), setiap tahunnya terjadi sekitar 2 miliyar kasus diare di dunia, dan sekitar 1,9 juta balita diantaranya meninggal. Sebagian besar kasus diare terjadi di negara berkembang. Kematian balita karena diare, 78% terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Diare merupakan penyebab kematian bayi (31,4%) dan pada kematian balita (25,2%) serta penyebab kematian nomor 4 (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular di Indonesia (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2013, prevalensi diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia sebesar 7,0% sedangkan insiden diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3.5%. Masyarakat di Sulawesi utara rata-rata memiliki gejala klinis penyakit diare 6,6% dan pada balita dengan gejala klinis yaitu 4,2%. Prevalensi diare Riskesdas 2013 3,5% lebih kecil dari Riskesdas 2007 9,0%. Penurunan prevalensi yang tinggi ini dimungkinkan karena waktu pengambilan sampel yang tidak sama antara 2007 dan 2013. Pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam rentang waktu yang lebih singkat (Riskesdas, 2013). Diare di Kota Manado masih merupakan salah satu penyakit yang menonjol setiap tahunnya. Pada tahun 2012 kasus diare di Kota Manado yaitu sebanyak 3147 kasus yang merupakan kasus terbanyak dibandingkan dengan tahun-tahun sesudahnya yaitu tahun 2013 mengalami penurunan kasus diare yaitu 2545 kasus, tahun 2014 diare meningkat lagi menjadi 2941 kasus, selanjutnya tahun 2015 mengalami peningkatan lagi kasus diare menjadi 3068 kasus dan tahun 2016 mengalami penurunan signifikan yaitu 1994 kasus diare (Dinkes Kota Manado, 2016). Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Di bumi iklim ditentukan oleh beberapa letak yaitu letak geografis, Iklim termasuk statistik suhu, kelembaban, tekanan udara, angin, curah hujan, jumlah partikel atmosfer dan meteorologi pengukuran unsur di dalam wilayah tertentu dalam waktu lama. Iklim dapat dibedakan dengan cuaca, dimana kondisi dari unsur-unsur dan variasi iklim dan cuaca dalam jangka waktu yang singkat. Iklim dihasilkan oleh system iklim dan memiliki lima komponen : atmosfer, hidrosfer, kriosfer, permukaan tanah dan biosfer (Analisis Klimatologi, 2015). Terdapat 2 efek yang diberikan oleh perubahan iklim yaitu efek langsung dan efek tidak langsung, efek langsung terhadap kesehatan manusia adalah efek ekstrim dingin dan ekstrim panas. Suhu tinggi yang disertai kelembaban rendah menyebabkan tubuh mudah terjadi dehidrasi. Suhu ekstrim panas dan ekstrim dingin menyebabkan morbiditas 2

dan mortalitas tinggi. Efek tidak langsung yang ada hubungannya dengan penyakit menular, seperti diare yang disebabkan karena transmisi makanan dan air yang terkontaminasi. Kekeringan juga dapat menjadi masalah kesehatan karena persediaan air dan hygiene (Thabrany, 2007). Kejadian penyakit diare dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian diare adalah perubahan iklim. Unsur yang mendukung faktor tersebut adalah suhu udara, kelembaban, curah hujan dan hari hujan berpengaruh terhadap kejadian diare. Pada daerah tropik puncak kejadian penyakit diare adalah pada musim penghujan. Banjir dan kemarau adalah faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian diare. Akan tetapi ada juga kejadian yang hanya bersifat sementara. Hujan lebat dapat mengakibatkan persediaan air terkontaminasi oleh agen penyebab diare. Pada saat kondisi kemarau dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih sehingga meningkatkan resiko penyakit yang berhubungan dengan hygiene (WHO, 2003). Peningkatan suhu dapat mempercepat masa inkubasi sehingga penularannya menjadi cepat dan luas. Kelembapan juga mempunyai pengaruh terhadap penularan penyakit diare, karena semakin tinggi kelembapan akan membuat vector seperti lalat, tikus maupun kecoa berkembang biak dengan cepat (Sulistyawati (2015). Curah hujan yang tinggi berperan pada kejadian crytosporadiasis yang menjadi penyebab diare berat pada anak-anak (Haines, 2002). METODEPENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian studi ekologi. Rancangan penelitian studi ekologi yang digunakan merupakan studi ekologi menurut waktu dengan melakukan pengamatan terhadap pola kecenderungan (trend) pada suatu kelompok dalam jangka waktu tertentu. Studi ekologi sendiri merupakan studi yang mengukur paparan dan outcome terhadap populasi/kelompok dari pada individu. Tempat Penelitian adalah wilayah Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara dengan cakupan 11 kecamatan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2017. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel karena pengamatan dilakukan pada total populasi dengan unit pengamatan adalah Kota Manado. Instrumen dalam penelitian ini ialah laptop, perangkat lunak SPSS dan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Manado dan BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan bertujuan untuk mendapat gambaran distribusi angka kejadian Diare serta gambaran variabilitas iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan) di Kota Manado tahun 2012 2016. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui 3

apakah ada hubungan antara variabilitas iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan) dengan kejadian Diare di Kota Manado tahun 2012-2016. Analisis statistik yang digunakan ialah analisis korelasi. Analisis korelasi bertujuan untuk menetukan derajat tingkat hubungan 2 variabel dan kemana arah hubungannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara suhu dengan kejadian penyakit diare di Kota Manado tahun 2012 dengan nilai r= 0.692 dan p= 0.013 artinya bahwa suhu dan kejadian diare memiliki hubungan yang kuat dengan arah kecenderungan yang positif yang menunjukan bahwa semakin tinggi maka diikuti dengan kenaikan diare dan nilai p yang kurang dari 0.05 yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara suhu dan diare. Pada tahun 2012 2016 tidak terdapat hubungan antara variabilitas iklim dengan kejadian penyakit diare di Kota Manado dengan nilai r= -0.116 dan p= 0.853 artinya bahwa suhu dan diare memiliki hubungan yang lemah dengan arah kecenderungan yang negatif menyatakan bahwa semakin tinggi kelembaban akan diikuti oleh penurunan diare. Menurut WHO (2003), adanya perubahan suhu akan mengakibatkan adanya hubungan dinamika siklus terhadap spesies vector dan organisme pathogen seperti protozoa, bakteri dan virus dan pada musim penghujan suhu yang rendah dapat membuat kuman diare berkembang lebih cepat contohnya seperti kecoa, lalat dan tikus. Hal lainnya juga dikatakan menurut Lapan (2009) juga tingginya temperature suhu akan meningkatkan dan memperluas perkembangan dan pertumbuhan parasit menjadi infektif dan juga suhu yang tinggi dapat juga memberi efek langsung pada pertumbuhan organisme di lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara kelembaban dengan kejadian penyakit diare di Kota Manado tahun 2012 dengan nilai r= -0.676 dan p= 0.016 yang artinya kelembaban dan diare memiliki hubungan yang kuat dengan arah kecenderungan yang negatif menunjukan semakin tinggi kelembaban akan diikuti dengan penurunan diare, nilai p nyang kurang dari 0.05 menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara kelembaban dan diare. Sedangkan tahun 2012 2016 tidak terdapat hubungan antara variabilitas iklim dengan kejadian penyakit diare di Kota Manado dengan nilai r= -0.236 dan p= 0.702 artinya bahwa tidak ada hubungan/hubungan yang lemah antara kelembaban dan diare dengan arah kecenderungan yang negatif artinya semakin tinggi kelembaban akan diikuti dengan penurunan diare, nilai p yang lebih dari 0.05 menunjukan tidak adaanya hubungan yang bermakna antara kelembaban dan diare. Kelembaban dapat mempengaruhi populasi vector. Pada musim hujan, kelembaban tinggi serta intensitas sinar matahari yang kurang 4

menyebabkan mikroorganisme yang dapat membuat diare berkembang biak dengan baik dan lebih cepat. Hewan yang dapat berkembang biak dengan cepat antara lain tikus, kecoa dan lalat (Ernyasih, 2012). Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara curah hujan dengan kejadian penyakit diare di Kota Manado tahun 2012-2016 dengan nilai r= -0.046 dan p= 0.436 artinya bahwa tidak terdapat hubungan/hubungan yang lemah antara curah hujan dan diare dengan arah kecenderungan yang negatif menunjukan semakin tinggi curah hujan akan diikuti dengan penurunan diare, nilai p menunjukan lebih dari 0.05 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara curah hujan dan diare. Pada daerah tropik, kejadian puncak terjadi pada musim penghujan. Banjir dan kemarau merupakan faktor yang berhubungan dengan diare. Hal tersebut dapat membuat air yang bersih terkontaminasi dengan bakteri yang dapat menyebabkan diare. Pada musim kemarau dapat berpengaruh pada ketersediaan air bersih dan hygiene sehingga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diare. Pola hujan dapat membuat mikroorganisme tersebar dan menyebarkan penyakit. Hujan dapat mencemari air dengan memindahkan kotoran manusia dan hewan ke air tanah (Ernyasih, 2012). Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara hari hujan dengan kejadian penyakit diare di Kota Manado tahun 2012-2016 dengan nilai r= -0.025 dan p= 0.965 yang artinya tidak terdapat hubungan/hubungan yang lemah antara hari hujan dengan diare arah kecenderungan yang negatif menunjukan bahwa semakin tinggi hari hujan akan diikuti dengan penurunan diare, sedangkan nilai p yang lebih dari 0.05 menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara hari hujan dan diare. Sama halnya dengan curah hujan hari hujan yang tinggi cenderung berdampak Banjir dan kemarau merupakan faktor yang berhubungan dengan diare. Hal tersebut dapat membuat air yang bersih terkontaminasi dengan bakteri yang dapat menyebabkan diare. Pada musim kemarau dapat berpengaruh pada ketersediaan air bersih dan hygiene sehingga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diare. Pola hujan dapat membuat mikroorganisme tersebar dan menyebarkan penyakit. Hujan dapat mencemari air dengan memindahkan kotoran manusia dan hewan ke air tanah (Ernyasih, 2012). KESIMPULAN Adanya hubungan yang signifikan antara suhu dan insiden diare di kota Manado tahun 2012 dengan hasil keeratan hubungan untuk nilai r = 0,692 dan p= 0,013 yang artinya suhu dan insiden diare memiliki hubungan yang kuat dan arah kecenderungan yang positif. Adanya hubungan yang signifikan antara kelembaban dan insiden diare di kota Manado tahun 2012 dengan hasil keeratan hubungan untuk nilai r=- 0,692 dan p = 0,016 yang artinya kelembaban 5

dan insiden diare memiliki hubungan yang kuat dan arah kecenderungan yang negatif. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan dan insiden diare di kota Manado tahun 2012 2016. Tidak terdapat hubungan hari curah hujan dengan insiden DBD di Kota Manado tahun 2012-2016 dengan tingkat keeratan hubungan yang kuat dengan arah kecenderungan negatif (nilai p= 0.335; r = -0.551). Tidak terdapat hubungan hari hujan dengan insiden diare di Kota Manado tahun 2012 2016. Kajian Literatur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Thabrany, Hasbullah.2007. Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Cuaca. http://staff.ui.ac.id World Health Organization (WHO).2003. Climate Change and Human Health Risk and Responses, Geneva DAFTAR PUSTAKA Analisis Klimatologi.2015.Artikel Perubahan Iklim.Malang:Jawa Timur Dinkes Kota Manado. 2016. Laporan Diare Bulanan. Manado:Dinkes Kota Manado Ernyasih. 2012. Hubungan Iklim (Suhu Udara, Curah Hujan, Kelembapan dan Kecepatan Angin) Dengan Kasus Diare Di DKI Jakarta Tahun 2007-2011: Sebuah Kajian Literatur. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Haines, A.2002.Global climate change and health.london:england Lapan.2009. Perubahan Iklim Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. 18 Januari 2012 Sulistyawati. 2015. Dampak Perubahan Iklim Pada Penyakit Menular: Sebuah 6