Bab 1 Mengenal Kendang

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Pembelajaran. Tepak Kendang Jaipongan

PRAKTIK KARAWITAN DAERAH LAIN I KARAWITAN SUNDA Asep Saepudin, S.Sn., M.A. NIP

PRAKTIK KARAWITAN DAERAH LAIN I KARAWITAN SUNDA Asep Saepudin, S.Sn., M.A. NIP DIKTAT

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN KENDANG SUNDA PADA CELLO KERONCONG DALAM LAGU BUBUY BULAN NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Musik iringan dalam pencak silat di Jawa Barat pada umumnya dibangun

BAB II BUKU PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL DEGUNG SUNDA. menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.

MEDIA INFORMASI INTERAKTIF TEKNIK PUKULAN PADA KENDANG SUNDA BERBASIS MULTIMEDIA

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

BAB IV PENUTUP. Kesenian Incling Krumpyung Laras Wisma di Kecamatan Kokap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan

Laras, Surupan, dan Patet dalam Praktik Menabuh Gamelan Salendro

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Variasi

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

BAB IV PENUTUP. Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan. Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta. Hal ini memberikan

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

UCAPAN TERIMA KASIH...

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB IV PENUTUP. pelestarian dan keberlangsungan seni karawitan. Pada gending tengahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA

Alat Musik Bambu Asli Indonesia Yang Hampir Punah

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SILABUS MUSIK GAMELAN PELOG SALENDRO III (SM 404) DEWI SURYATI BUDIWATI

BAB IV PENUTUP. Yogyakarta khususnya gending-gending soran, agar terus dikaji dan digali, baik oleh

Deskripsi Karawitan Tari Iringan Tari Blantek, Golek Ayun-Ayun, dan Padang Ulan Pada Oratorium Kala Kali Produksi ISI Dps

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN TEKNIK ORNAMENTASI SULING SUNDA LUBANG ENAM PADA LAGU TEMBANG SUNDA CIANJURAN oleh Engkur Kurdita. Abstrak

KREATIVITAS SAMBASUNDA DI BANDUNG: STUDI KASUS LAGU BAJIDOR KAHOT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

PENERAPAN POLA RITME KENDANG JAIPONG PADA INSTRUMEN DRUM SET

BAB IV PENUTUP. Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang. dalam mewujudkan karya komposisi karawitan dengan judul Lakuku.

BAB III METODE PENELITIAN

G L O S A R I 121 GLOSARI

GARAP REBAB GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATET SANGA

BAB IV KESIMPULAN. didapat beberapa kesimpulan mengenai pancer. Tabuhan pancer yang selama ini

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

Gambar bagian-bagian gitar

Untuk kelompok ricikan/instrument gamelan Jawa yang berbentuk bila seperti berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ini pada mulanya merupakan kalangenan bagi para petani ketika mereka

MATERI UAS SENI MUSIK SEMESTER 5.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa slentho

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

I. Uraian Materi Musik Tradisional

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

Kiriman Saptono, SSen., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar.

GLOSARIUM. : salah satu watak pupuh Kinanti : salah satu cara menyuarakan sebuah nyanyian : istilah ornamentasi dalam tembang Sunda

BAB II LANDASAN TEORI

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

BAB IV PENUTUP. patalon. Unsur yang menjadi ciri khas dari penyajian gending patalon adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)

IBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG

Gending nyaeta rinengga suara anu diwangun ku sora-sora tatabeuhan. (Gending ialah aneka suara yang didukung oleh suara-suara tetabuhan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATHET SANGA

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

Analisis Pirigan Tembang Sunda Cianjuran Runtuyan Wanda Papantunan & Panambih (Lagu Goyong Petit, Dangdanggula Paniisan & Jeritna Hate)

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk,

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Orkes Keroncong Sederhana Cimahi Jawa Barat

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

INOVASI PENGGUNAAN LARAS PADA MUSIK GAMELAN 1 Oleh Iwan Gunawan

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

1 BAB I PENDAHULUAN. dilestarikan dan diperkenalkan sejak dini. Tari sendiri memiliki nilai-nilai

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

BAB IV PENUTUP. dengan penyajian karawitan mandiri atau uyon-uyon. Tidak hanya penyajian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN MUSIKAL

Transkripsi:

Bab 1 Mengenal Kendang 1. STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari bab ini, pembaca memiliki pengetahuan tentang kendang Sunda meliputi bentuk kendang, nama-nama bagian kendang, panakol kendang, pelarasan kendang, dan notasi kendang. 2. INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan gambaran umum ttg kendang 2. Mengetahui bentuk-bentuk kendang 3. Mampu menyebutkan nama-nama bagian kendang 4. Mengetahui peranan panakol kendang 5. Mengetahui tentang pelarasan kendang 6. Mengetahui dan mampu membaca notasi kendang TOPIK PEMBAHASAN 1. Kendang 2. Bentuk Kendang 3. Nama-Nama Bagian Kendang 4. Panakol Kendang 5. Pelarasan Kendang 6. Notasi Kendang Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 1

3. URAIAN MATERI 3.1 Kendang Kendang adalah waditra 1 membranophones yang terbuat dari kulit sebagai wangkisnya (muka bidang) dan kayu berongga sebagai badannya. Kendang dalam karawitan Sunda temasuk salah satu waditra yang terdapat dalam gamelan pélog saléndro maupun gamelan degung. Tutup kedua wangkis kendang yang berasal dari kulit kerbau atau sapi, memberikan ciri khas warna bunyi kendang yang membedakan dengan waditra lainnya. Meskipun warna bunyinya tidak memiliki nada seperti dalam gamelan, namun bunyi kendang dapat dilaras tinggi rendahnya dengan menggunakan gamelan sebagai dasar pelarasan sehingga hasilnya memberikan ciri larasan kendang dalam berbagai jenis kesenian. Kendang memiliki peranan yang sangat penting dari beberapa waditra yang terdapat dalam gamelan saléndro untuk terlaksananya sajian karawitan. Kendang lebih mendominasi dalam berbagai penyajian karawitan, baik karawitan mandiri, karawitan tari, maupun dalam karawitan teater. Kendang memiliki fungsi sebagai pengatur irama lagu, meliputi cepat lambatnya tempo permainan, pemberhentian lagu, dan pemberi isyarat terhadap peralihan lagu. 2 Menurut Supanggah, kendang sebagai pemimpin dalam sajian karawitan untuk memulai gending, mempercepat dan memperlambat tempo, beralih dari gending satu ke gending yang lainnya, serta memberikan jiwa pada gending. 3 Bagus tidaknya sajian karawitan yang ditampilkan, bergantung kepada bagus tidaknya pengendang memainkan kendang dalam sajian karawitan. Kendang termasuk jenis alat musik membranophones yang pada mulanya diciptakan dari bahan logam atau lebih dikenal dengan nama nekara. Nekara perunggu adalah semacam berumbung yang mempunyai bidang pukul (tympan) pada salah satu sisinya. 1 Waditra sebutan untuk nama instrumen dalam karawitan Sunda. 2 Atik Soepandi, Peranan dan Pola Dasar Kendang Dalam Karawitan Sunda (Bandung: Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia, 1980/1981), 4; juga periksa Sunarto, Tepak Kendang Jaipongan Suwanda (Tesis untuk mencapai derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Pengkajian Seni, Minat Studi Musik Nusantara, Institut Seni Indonesia Surakarta, 2009), 11. 3 Rahayu Supanggah, Bothekan Karawitan II: Garap (Surakarta: ISI Press Surakarta, 2009), 258. 2 Asep Saepudin

Persebaran nekara perunggu secara geografis cukup luas yaitu dari Mongolia, Indochina, dan kepulauan Indonesia. Di Indonesia tercatat persebaran nekara perunggu seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Luang, Pulau Leti, Kepulauan Kai, pulau Salayar. 4 Adanya bermacam-macam bentuk serta bahan kendang (termasuk di Sunda menurut penulis), merupakan hasil korelasi antara aspek waktu, aspek bentuk dan aspek ruang dalam jangka waktu yang cukup lama. 5 Menurut Ubun Kubarsah, kendang adalah waditra jenis alat tepuk berkulit yang dimainkan dengan cara ditepuk. 6 Kayu yang biasa digunakan untuk membuat kendang adalah kayu nangka. Ada pula bahan kendang yang terbuat dari bahan kayu selain kayu nangka. Dalam karawitan Sunda, kendang dibunyikan dengan cara ditepak (ditepuk) menggunakan telapak tangan. Tepak dapat berarti teknik membunyikan, pola permainan kendang, dan ciri khas kualitas seorang pengendang. Penggunaan kata tepak dalam kendang misalnya tepak diropel (berarti teknik), tepak kendang Jaipongan, tepak kendang Kiliningan (berarti gaya), tepak Suwanda (bermakna kualitas seseorang). 3.2 Bentuk Kendang Secara umum, kendang Sunda terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk kendang siki bonténg 7 dan bentuk kendang beungeut nyéré. 8 Bentuk kendang siki bonténg mempunyai ciri muka kumpyang 9 kecil, gedug 10 besar dan beuteung kuluwung 11 kembung, tidak datar, bentuknya menyerupai buah ketimun. 4 Timbul Haryono, Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni (Surakarta: ISI Press Solo, 2008), 110-114. 5 Timbul Haryono, 110-128. 6 Ubun Kubarsah, Waditra: Mengenal Alat-Alat Kesenian Daerah Jawa Barat (Bandung: CV. Beringin Sakti, 1995), 72. 7 Bonténg adalah ketimun, siki adalah biji. Bentuk siki bonténg adalah bentuk kendang seperti biji ketimun. 8 Beungeut nyéré adalah bentuk kendang seperti lidi. 9 Kumpyang adalah muka kendang besar bagian atas (bagian muka paling kecil dari kendang yang besar). 10 Gedug adalah muka kendang besar bagian bawah (bagian muka paling besar dar kendang yang besar) 11 Beuteung Kuluwung adalah badan kendang. Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 3

Bentuk beungeut nyéré memiliki ciri bentuknya seperti lidi. Jarak antara gedug dengan kumpyang tidak terlalu jauh perbedaan lebarnya, posisi beuteung kuluwung lurus atau tidak terlalu kembung, bahkan hampir datar. Untuk membedakannya, dapat dilihat dari besar kecilnya beungeut gedug dan kumpyang. Bentuk Siki Bonténg Bentuk Beungeut Nyéré Gambar 1. Bentuk Kendang Sunda 3.3 Nama-Nama Bagian Kendang Sunda Secara umum, kendang Sunda terdiri dari kendang indung (ibu) dan kendang anak atau kulantér. 12 Kendang indung memiliki dua beungeut (muka) yaitu beungeut gedug (muka kendang besar bagian bawah) dan beungeut kumpyang (muka kendang besar bagian atas). Kendang kulantér dibagi dua antara lain: kendang kutiplak yaitu kendang yang posisinya berdiri dekat beungeut kumpyang kendang indung (ditepak bagian yang kecilnya) dan kendang katipung yang posisinya dekat beungeut gedug kendang indung (ditepak bagian muka yang besarnya). Selain itu, dalam permainan kendang Sunda menggunakan alat bantu lain yaitu panakol kendang (pemukul kendang) dan jangka kendang. Panakol kendang sebagai alat bantu untuk membunyikan suara kendang, sedangkan jangka kendang digunakan sebagai sandaran tempat menyimpan kendang indung ketika diletakkan di lantai. Di bawah ini dituliskan nama-nama bagian kendang Sunda. 12 Kulantér adalah sebutan untuk kendang yang kecil (kendang anak). 4 Asep Saepudin

a. Kendang indung yaitu kendang Sunda yang paling besar ukurannya dibandingkan dengan kendang lainnya. Biasanya terdiri dari satu kendang indung dalam satu perangkat gamelan. Gambar 2. Kendang Indung b. Kendang anak atau kulantér yaitu kendang Sunda yang paling kecil ukurannya. Satu set kendang Sunda terdiri dari dua kendang kulantér. Gambar 3. Kendang Kulanter Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 5

c. Kuluwung yaitu badan kendang dari kayu yang dibuat rongga di dalamnya, berfungsi sebagai resonator suara. Gambar 4. Kuluwung Gambar 5. Bagian Gedug d. Gedug yaitu beungeut atau muka kendang paling besar dari kendang indung. Posisinya berada di bagian bawah kendang berdekaan dengan lantai jika disimpan menggunakan jangka kendang e. Kumpyang yaitu beungeut atau muka kendang bagian atas, bagian paling kecil dari kendang indung. Gambar 6. Bagian Kumpyang 6 Asep Saepudin

e. Kutiplak yaitu beungeut kendang terkecil pada bagian atas dari kendang kulantér. Gambar 7. Bagian Kutiplak f. Katipung yaitu beungeut kendang paling besar dari kendang kulantér. Gambar 8. Bagian Katipung g. Wangkis yaitu tutup muka kendang bagian atas dan bawah, berbentuk bulat, terbuat dari kulit sapi atau kerbau, berfungsi sebagai penutup muka kendang. Gambar 9. Wangkis kendang Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 7

h. Wengku yaitu anyaman berbentuk lingkaran terbuat dari rotan atau bamboo. Fungsinya untuk menggulung kulit atau wangkis kendang. Gambar 10. Wengku kendang i. Simpay (ali-ali) yaitu pengikat tali kendang yang telah dianyam berbentuk antinganting, berfungsi untuk menentukan tinggi rendahnya bunyi kendang atau larasan kendang, serta menentukan kuat lemahnya rarawat. Gambar 11. Simpay (ali-ali) kendang Gambar 12. Rarawat kendang j. Rarawat yaitu tali terbuat dari kulit memanjang dari ujung kendang ke ujung lainnya, berfungsi sebagai penegang beungeut kendang atau sebagai alat melaras beungeut kendang. 8 Asep Saepudin

Gambar 13. Rarawit kendang k. Rarawit yaitu tali berukuran kecil terbuat dari kulit, berada di antara wangkis dan wengku, berfungsi untuk merapatkan wengku dengan wangkis agar tidak ada lubang udara yang keluar dari bagian wengku kendang. l. Bujal atau udel atau hawa yaitu lubang udara yang terdapat pada badan kendang, biasanya terdapat di tengah-tengah kuluwung dengan tujuan untuk menghasilkan suara lebih nyaring/udara suara lebih bebas keluar. Gambar 14. Bujal/Udel/Hawa m. Tali kaki yaitu tali terbuat dari kain, diikatkan pada tali rarawat bagian gedug, berfungsi sebagai pengatur suara agar nada yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pengendang. Gambar 15. Tali kaki kendang Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 9

n. Tali pengikat/tali kendang yaitu tali yang di ikatkan di bagian rarawat kanan dan kiri, digunakan untuk menahan kendang agar posisinya tidak bergeser dari jangka kendang Gambar 16. Tali pengikat kendang Kendang I.a. Kendang Indung 10 Asep Saepudin Gambar 17. Nama Bagian-Bagian Kendang

Keterangan: Kendang I.a. Kendang indung a. Wengku kumpyang i. Beungeut gedug b. Wangkis kumpyang j. Rarawit gedug c. Rarawit kumpyang k. Wangkis gedug d. Beungeut kumpyang l. Wengku gedug e. Rarawat m. Tali kaki f. Udel atau nawa 1.b. Kendang Anak g. Anting-anting n. Katipung h. Tali pengikat o. Kutiplak 3.4 Panakol (pemukul) dan Jangka Kendang Panakol dan jangka kendang termasuk bagian dari kendang Sunda yang tidak dapat dipisahkan. Jangka kendang digunakan sebagai penyangga kendang atau tempat menyimpan kendang yang besar, sedangkan panakol kendang digunakan untuk memainkan motif-motif tepak kendang hasil dari pukulan pada bagian wangkis kendang. Jangka kendang umumnya terbuat dari kayu, ada pula yang menggunakan bahan besi sesuai dengan keinginan pengendang. Posisi jangka kendang Sunda di lantai, arah penyimpanannya miring sekitar 30 derajat sehingga posisi kendang pun miring sekitar 30-45 derajat mengikuti jangka kendang. Panakol kendang terbuat dari kayu atau bambu yang telah dirajut menggunakan bola woll agar awet dan kuat untuk digunakan. Panjang panakol kendang sekitar 30 centimeter, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Alat ini berfungsi untuk membantu membunyikan nada kendang terutama dalam motif mincid. Selain itu, panakol kendang digunakan pula untuk garapan kendang yang memerlukan penegasan seperti dalam adegan perang wayang atau ibing Wayang Golék. Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 11

Panakol Kendang Gambar 18. Panakol kendang 1. Jangka kendang Gambar 19. Jangka Kendang 12 Asep Saepudin

I. Panakol Kendang II. Jangka kendang a. Batang panakol a. Jangka penyangga kendang b. Kepala panakol b. Kaki jangka c. Peganganpanakol c. Penahan jangka 3.5 Tali Kendang Satu lagi yang sangat penting peranannya dalam kendang Sunda adalah tali kendang. Tali kendang ini terbuat dari kain atau benang rapia atau tambang dan apa saja sesuai kehendak pengendang asalkan merasa nyaman untuk digunakan. Tali kendang terdiri dari dua yaitu tali kendang yang menempel pada bagian gedug dan tali kendang yang menempel pada badan kendang dan jangka kendang. Tali kendang pada bagian gedug terdiri dari dua yaitu satu tali berada di dekat pengendang, posisinya (di pinggir bagian gedug dalam), dan satu lagi berada di depan pengendang (bagian pinggir gedug luar). Tali kendang diikatkan pada rarawat yang ada di dalam kendang agar tidak bergeser. Pada saat kendang ditabuh oleh pengendang, tali kendang diikatkan pada kedua ibu jari yaitu ibu jari kanan dan ibu jari kiri. Tali kendang selanjutnya menjadi tumpuan kedua ibu jari sewaktu memainkan kendang. Tali kendang bahkan sebagai sumber tenaga bagi tengkepan tumit kaki dalam menghasilkan bunyi-bunyi kendang yang dinginkan. Panjang dan lebarnya tali kendang yang dipasang, bergantung pada kebiasaan pengendang serta besar kecilnya telapak kaki pengendang. Dengan demikian, panjangnya tali kendang biasanya berbeda antara pengendang yang satu dengan yang lainnya. Namun, bagi pengendang pemula, tali kendang biasanya cenderung lebih pendek karena teknik tengkepan yang belum sesuai dengan tuntutan semestinya. Fungsi tali kendang, selain untuk menahan kendang agar tidak goyang dan jatuh saat ditengkep, juga memiliki peranan penting dalam menghasilkan bunyi nada kendang terutama bagian gedug dari kendang besar. Tengkepan kaki berfungsi untuk menghasilkan nada-nada kendang. Nada-nada kendang dapat dihasilkan dengan baik jika kedua jempol kaki menempel pada tali kendang. Keberadaan tali kendang dalam kendang Sunda Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 13

selanjutnya menjadi ciri khas kendang Sunda yang membedakan dengan kendang lainnya seperti dengan kendang Jawa dan Bali. Tali kendang bagian gedug Gambar 20. Tali Kendang Selain tali kendang di atas, terdapat pula tali kendang yang menempel pada badan kendang dan jangka kendang. Tali kendang ini lebih panjang dari tali kendang bagian gedug karena digunakan untuk menahan badan kendang yang ditempatlkan di atas jangka kendang. Tali ini diikatkan pada rarawat kendang bagian kanan dan kiri, kemudian diikatkan ke dalam jangka kendang. Dengan demikian, fungsi tali kendang selain untuk mempersatukan antara kendang dan jangka kendang, juga berfungsi untuk menahan kendang agar tidak jatuh ke lantai saat dimainkan. Adanya tali kendang ini pula sebagai pembeda antara kendang Sunda dengan kendang lainnya seperti kendang Jawa dan Bali. Letak tali kendang pada bagian badan kendang Gambar 21. Tali Kendang 14 Asep Saepudin

Letak tali kendang bagian badan kendang saat disatukan dengan jangka kendang Gambar 22. Tali dan Jangka Kendang 3.6 Pelarasan Kendang Sunda sebelum digunakan biasanya dilaras terlebih dahulu. Alat yang dijadikan standar pelarasan umumnya nadanada berlaras saléndro yang terdapat dalam bilah saron atau demung. Maksud dari pelarasan supaya bunyi kendang enak didengar, sehingga dapat mendukung suksesnya sajian karawitan, terhadap tari maupun terhadap gending yang disajikan. Lili Suparli, membagi pelarasan kendang Sunda menjadi lima pola pelarasan yaitu pelarasan kendang pola 1, pola II, pola III, pola IV, dan pola V. Pelarasan kendang pola 1 biasanya digunakan untuk kendang Kiliningan, tari Keurseus, tari Topéng, tari Wayang dan tari Tjétjé Somantri, pelarasan kendang pola II untuk kendang Kiliningan, tari Keurseus, tari Topéng, tari Wayang, tari Tjétjé Somantri dan Wayang golék, pelarasan kendang pola III untuk kendang Ketuk Tiluan, pelarasan kendang pola IV untuk kendang Penca, dan pelarasan pola V untuk kendang Jaipongan dan Wayang golék saat ini setelah dipengaruhi gaya Jaipongan. 13 Perbedaan pelarasan dari kelima pola tersebut adalah pada kesamaan bunyi kendang terhadap nada dalam gamelan. Namun demikian, pelarasan kendang tidak sepenuhnya menjadi acuan para pengendang, sebab di lapangan banyak pengendang yang melaras kendang sesuai 13 Lili Suparli, Gamelan Pelog Salendro Induk Teori Karawitan Sunda (Bandung: Sunan Ambu Press STSI Bandung, 2010), 56-61. Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 15

dengan seleranya masing-masing tanpa melaras terlebih dahulu dengan nada gamelan. Pelarasan kendang dari lima pola pelarasan sebagai berikut. Kutiplak Kumpyang Gedug Katipung Ukuran Kd Besar Ukuran Kulantér POLA I II III IV V Tugu Gembyang Standar Singgul Gembyang Alit S Alit Saron Singgul Gembyang Alit S Alit Saron T Saron Loloran Tugu Galimer Gembyang Gembyang Gembyang Rendah rendah standar L Demung T Demung G Saron Galimer Galimer Panelu G G P Galimer Panelu Panelu Gembyang Gembyang Gembyang standar standar standar G Saron P Saron P Saron Panjang Panjang Panjang 70-80 cm 70-80 cm 70-80 cm Gedug Gedug Gedug 40-45 cm 40-45 cm 40-45 cm Kumpyang Kumpyang Kumpyang 25-28 cm 25-28 cm 25-28 cm Panjang Panjang Panjang 35-40 cm 35-40 cm 35-40 cm Kutiplak Kutiplak Kutiplak 12-15 cm 12-15 cm 12-15 cm Katipung Katipung Katipung 15-18 cm 15-18 cm 15-18 cm Singgul Gembyang Alit S Alit Singgul Gembyang Alit S Alit Saron Saron Panelu Panelu/ Gembyang Loloran Standar Gembyang standar P Saron P/L Saron Galimer Galimer G G Galimer Galimer Gembyang Gembyang standar standar G Saron G Saron Panjang Panjang 80-90 cm 65-70 cm Gedug Gedug 45-50 cm 35-40 cm Kumpyang Kumpyang 27-30 cm 20-25 cm Panjang Panjang 35-40 cm 35-40 cm Kutiplak Kutiplak 12-16 cm 12-15 cm Katipung Katipung 15-18 cm 15-18 cm 16 Asep Saepudin

Kiliningan Kiliningan T.Keurseus Digunakan Dalam Kesenian T. Keurseus T. Topéng T. Wayang Tari Tjétjé Somantri T. Topéng T. Wayang TariTjétjé Somantri T. Wayang Golék Ketuk Tilu Penca Silat Jaipongan Wayang Golék Gambar 23. Tabel pelarasan kendang Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 17

18 Asep Saepudin UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

3.7 Notasi Kendang Berkaitan dengan penotasian kendang, dalam karawitan Sunda memiliki berbagai versi sesuai dengan kebiasaan para seniman dalam menggunakannya. Sampai saat ini belum ada keseragaman dalam penotasian kendang terutama dalam kendang jaipongan. Para pengendang menghapal pola-pola tepak kendang sesuai dengan tafsir mereka masing-masing. Dalam lagu yang sama, tentunya dapat memiliki nama pola tepak kendang yang berbeda berdasarkan selera dan kebiasaan seniman. Dengan demikian, tidak mengherankan seandaianya dalam satu lagu jaipongan, dapat ditemukan berbagai versi nama-nama pola maupun motif yang terdapat dalam lagu tersebut. Berdasarkan fakta di atas, maka notasi yang digunakan dalam buku ini adalah notasi kendang yang paling umum digunakan yang berlaku di ISBI dan SMKN 10 Bandung. Sunarto menyebut sistem notasi tersebut adalah Pasunanda. Pasunanda diambil dari nama para tokoh karawitan Sunda sebagai penyusun keberadaan notasi ini yaitu pa singkatan dari Pandi, Su singkatan dari Suaman, Nand singkatan dari Nandang dan A singkatan dari Atik. Notasi Pasunanda diterapkan dalam kendang Sunda sebagai berikut: Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 19

Keterangan: Lambang di atas garis, menunjukkan tangan atas yakni tangan yang memukul bagian kumpyang dan kutiplak, sedangkan lambang di bawah garis menunjukkan tangan yang memukul bagian gedug dan katipung yakni tangan bagian bawah atau bidang muka besar bagian bawah. Adapun nilai ketukan dari notasi sebagai berikut. 20 Asep Saepudin

4. RINGKASAN Kendang termasuk waditra yang memiliki peranan penting dalam kerawitan Sunda. Hampir seluruh jenis kesenian Sunda menggunakan kendang di dalamnya. Beberapa elemen yang dimiliki kendang Sunda di antaranya bentuk, nama-nama bagian kendang, panakol dan jangka kendang, tali kendang, pelarasan kendang dan notasi kendang. Selanjutnya berbagai nama dan ciri khas yang dimiliki oleh kendang Sunda menjadi identitas kendang Sunda yang membedakan dengan kendang lainnya seperti dengan kendang Jawa, Jawa Timur, Banyumasan, Bali, dan lain-lain. 5. LATIHAN DAN TUGAS 1. Jelaskan tentang pengertian kendang? 2. Ada berapa bentuk kendang Sunda? Jelaskan! 3. Sebutkan nama-nama bagian kendang Sunda, baik kendang indung maupun kendang anak! 4. Apa fungsi panakol dan jangka dalam kendang Sunda? 5. Bagaimana cara melaras nada kendang? 6. Ada berapa larasan dalam kendang Sunda? 7. Notasi apa yang digunakan untuk membaca bunyi kendang Sunda? 8. Buatlah ritmis sendiri dengan menggunakan notasi kendang Sunda sesuai yang anda pahami! Metode Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan 21