BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. penurunan kualitas belajar dan prestasi belajar. keterampilan belajar (learning skill). Menurut Harefa (2008:119), seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253):

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB V PEMBAHASAN. A. Bagaimana Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar

Oleh: Derlina, Nurdin Bukit Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Indonesia ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

Implementasi model pembelajaran jigsaw pada pelajaran fisika SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan Margiyanto S UNIVERSITAS SEBELAS MARET

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan merupakan proses seumur hidup (lifelong education). Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, mengingat manusia yang berakal pikiran dan berbeda dengan makhluk hidup lainnya, sehingga manusia harus mengalami proses pendidikan untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang seutuhnya. Geografi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang merupakan ilmu pengetahuan dengan objek kajian luas yaitu geosfer serta meliputi gejala alam dan gejala sosial, tentunya memiliki peranan dalam proses pembelajaran bagi siswa. Menurut Sumaatmadja (1997:16), bahwa pendidikan dan pengajaran geografi berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berpikir kritis terhadap masalah kehidupan

2 yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya. Geografi dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa yang mempelajarinya, meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan untuk melakukan observasi alam dan lingkungan, melatih ingatan dan citra terhadap kehidupan dengan lingkungannya, serta dapat melatih kemampuan memecahkan masalah kehidupan yang terjadi sehari-hari atau secara gamblang geografi memiliki nilai edukatif yang tinggi. Selain itu, melalui pembelajaran geografi, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat ditingkatkan, serta melatih siswa mencapai kedewasaan mental dalam berpikir, merasakan dan mengembangkan keterampilannya. Adapun pembelajaran geografi siswa di kelas dapat dikatakan bermakna apabila proses pembelajarannya berhasil, sesuai dengan tujuan pendidikan dan indikator penilaian (standar penilaian) di sekolah yang bersangkutan, sehingga siswa mampu memahami setiap pokok bahasan geografi dengan baik, bahkan diharapkan mereka dapat menerapkan pembelajarannya dalam kehidupan seharihari. Dengan pembelajaran geografi yang bermakna tersebut, maka secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kualitas proses belajar mengajar. Kualitas proses belajar mengajar adalah bentuk pelaksanaan dari strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru, salah satunya melalui penggunaan metode pembelajaran tertentu.

3 Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Sampai saat ini kegiatan pembelajaran geografi masih menitikberatkan pada penggunaan metode ceramah, dimana guru menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan, sehingga siswa pun cenderung pasif. Permasalahan yang muncul dari proses pembelajaran tersebut adalah bagaimana cara yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi dan menjadikan siswa lebih aktif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun salah satu solusi dalam permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dan nantinya akan sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, sehingga siswa pun dapat mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dan mengembangkan potensi dirinya serta lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran jika dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah. Saat ini semakin berkembang berbagai macam metode pembelajaran sebagai alternatif bagi guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar, sehingga kemampuan guru dalam pengembangan materi pelajaran dapat mengalami peningkatan. Metode pembelajaran sangat penting bagi guru untuk menentukan apa yang harus dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan efektivitas mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Adapun salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping). Metode ini sangat tepat untuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan dan untuk pengembangan potensi siswa. Proses

4 belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya, dimana emosi dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Metode kuantum berusaha menggabungkan fungsi kedua belahan otak, yaitu otak kiri (bersifat logis: belajar) dan otak kanan (keterampilan: aktivitas kreatif). Dengan digunakannya teknik peta pikiran, maka akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Selain itu, metode Quantum Learning merupakan metode pembelajaran yang mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku serta dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif, faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Berdasarkan hasil penelitian Ulfa Azizah (2008), mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, menyatakan bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) pada mata pelajaran sejarah mengalami peningkatan yang lebih pesat, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelas eksperimen ditunjang pula oleh meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena pada saat kegiatan pembelajaran siswa terlibat secara aktif melalui kegiatan pencarian, pengelolaan, dan pengembangan informasi mengenai materi yang dipelajari melalui pembuatan peta pikiran. Sedangkan menurut hasil penelitian Ellyt S (2008), mahasiswa Jurusan

5 Pendidikan Geografi mengenai penugasan peta konsep pada mata pelajaran geografi, dimana penugasan tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai post-test jika dibandingkan dengan nilai pre-test siswa. Adapun salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang sudah menggunakan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran adalah Lembaga Bimbingan Belajar QUIN yang seluruh siswanya merupakan siswa SMU terkemuka di Jakarta. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik peta pikiran ini terbukti mampu meningkatkan indeks prestasi siswa secara cepat, misalnya pada mata pelajaran Matematika dan Fisika nilainya naik 1,5 sampai 2,5 dalam kurun waktu relatif singkat 1-3 bulan dengan semangat belajar yang meningkat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dijadikan sebagai pilihan metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat diketahui sejauhmana pengaruh penggunaan metode Quantum Learning (Mind Mapping) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

6 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah mendapatkan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran geografi? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah mendapatkan teknik pencatatan rangkuman dalam pembelajaran geografi? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dan teknik pencatatan rangkuman terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yang sejalan dengan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah mendapatkan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran geografi. 2. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah mendapatkan teknik pencatatan rangkuman dalam pembelajaran geografi. 3. Mengetahui perbedaan yang signifikan dalam penggunaan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dan teknik

7 pencatatan rangkuman terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terhadap kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut: a. Bagi guru geografi: guru mendapatkan wawasan tentang berbagai metode pembelajaran, dimana guru dapat menggunakan metode mengajar yang berbeda yaitu salah satunya melalui penggunaan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping). Selain itu, guru pun menjadi lebih termotivasi untuk melakukan berbagai inovasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. b. Bagi pendidik: dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran alternatif untuk kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, sehingga diharapkan kegiatan belajar mengajar lebih bermakna. c. Bagi siswa: dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi, sehingga kegiatan pembelajaran lebih bermakna. d. Bagi peneliti: dapat memberikan kontribusi dalam kegiatan pembelajaran dengan adanya metode pembelajaran yang berbeda, yaitu melalui penggunaan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) yang dapat digunakan oleh guru geografi.

8 1.5 Definisi Operasional Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengaruh penggunaan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) pada kegiatan pembelajaran geografi terhadap hasil belajar siswa. Adapun definisi mengenai judul penelitian Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning (Mind Mapping) terhadap Hasil belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi, sehingga untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan mengenai konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini yaitu: a. Metode Quantum Learning merupakan metode pembelajaran yang mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku serta dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Quantum Learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (DePorter, B dan Mike Hernacki, 2007:16). b. Teknik peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Menurut Husli (2008), teknik peta pikiran merupakan teknik pencatatan tingkat tinggi dalam mengambil ide-ide penting dari penjelasan guru. Selain itu, peta pikiran sangat akrab dan alami bagi otak, karena cara kerja otak dan cara kerja peta pikiran sama yaitu berupa gambar dengan jejaring asosiasi. Langkah atau prinsip dalam membuat peta pikiran dalam

9 buku Accelerated Learning for the 21st Century karangan Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, yaitu: 1. Mulai dengan topik di tengah-tengah halaman. 2. Gunakan kata-kata kunci. 3. Buatlah cabang-cabangnya. 4. Gunakan simbol, warna, kata, gambar dan citra (images) lainnya. 5. Gunakan seperti poster dengan dasar putih bersih. 6. Buat tulisan atau gambarnya warna warni. 7. Gunakan alat tulis berwarna terang. (Ford: 2008) Sedangkan teknik pencatatan rangkuman merupakan teknik pencatatan konvensional yang diterapkan dalam mengambil ide-ide penting dari penjelasan guru maupun buku. Tabel 1.1 Perbedaan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dan Teknik Pencatatan Rangkuman No. Peta Pikiran Pencatatan Rangkuman 1 Berupa tulisan, simbol dan gambar Hanya berupa tulisantulisan saja 2 Berwarna-warni Hanya dalam satu warna 3 Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek 4 Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama 5 Membuat individu menjadi lebih kreatif. Sumber: kireina.blogguru.net/2008. Statis c. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh pembelajar setelah mendapatkan pengalaman belajar selama selang waktu tertentu yang biasanya dinyatakan dengan skor atau angka. Selain itu, hasil belajar dapat

10 mencerminkan keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes hasil belajar dapat mencerminkan sejauhmana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes hasil belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagaimana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran (Rostikawati, 2008: 3). Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa diketahui melalui hasil pre test dan post test pada bahasan Atmosfer. d. Kelompok eksperimen adalah suatu kelompok yang diberikan perlakuan berupa metode Quantum Learning dengan menggunakan teknik peta pikiran (mind mapping). e. Kelompok kontrol adalah suatu kelompok pembanding terhadap kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan berupa teknik pencatatan rangkuman.

11 1.6 Hipotesis Hipotesis adalah suatu dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian (Hariwijaya dan Triton, 2007: 50). Adapun hipotesis yang akan dilakukan pengujian kebenarannya melalui penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. - Hipotesis nol (H o ) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran geografi. - Hipotesis alternatif (H 1 ) Terdapat perbedaan yang signifikan untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran geografi. 2. - Hipotesis nol (H o ) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan teknik pencatatan rangkuman dalam pembelajaran geografi. - Hipotesis alternatif (H 1 ) Terdapat perbedaan yang signifikan untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan teknik pencatatan rangkuman dalam pembelajaran geografi.

12 3. - Hipotesis nol (H o ) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah digunakan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dan teknik pencatatan rangkuman dalam pembelajaran geografi. - Hipotesis alternatif (H 1 ) Terdapat perbedaan yang signifikan untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah digunakan metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dan teknik pencatatan rangkuman dalam pembelajaran geografi.