Membatalkan Shalat Witir

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Cara Shalat Malam

Qunut dalam Shalat Witir

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Apa yang Dianjurkan Setelah Selesai Witir

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Doa Setelah Khatam al-qur`an

Bacaan dalam Shalat Malam

Tata Cara Qunut dan Kadarnya

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Cara Menyisir Rambut

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Anjuran Untuk Shalat Malam

Tata Cara Sujud Tilawah

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Mengubah Nazar

Boleh Melaksanakan Shalat Malam dalam Kondisi Duduk

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Sifat Shalat Istisqa (Minta Hujan)

Lima Syarat Wajib Haji

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Makna Ayat Hijab. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh. Disusun oleh : Amin bin Yahya al-wazzan

Salafus Shalih Tidak Suka Ketenaran

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Salaf Dan Sabar Terhadap Musibah

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Cara Terbaik Untuk Amar Ma ruf dan Nahi Munkar

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Salafus Shalih Dan Al-Qur`an

MUZARA'AH dan MUSAQAH

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Menghormati dan Menghargai Ulama

Pertama Kali Wahyu Turun

Syarah Istighfar dan Taubat

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Zakat Perhiasan Wanita

Bersikaplah Adil, Wahai Suami!

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Membuka Wajah Di Hadapan Kerabat Bukan Mahram

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

Salafus Shalih Khawatir Dari Sifat Ujub

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2

Hukum Memelihara Jenggot

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Kaum Muslimin Harus Memenuhi Syarat-Syarat Yang Telah Mereka Sepakati

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

APAKAH SEORANG IBU MENUNAIKAN AQIQAH BAGI ANAKNYA JIKA BAPAKNYA TELAH MENCERAIKANNYA? هل تو دي الا م العقيقة عن ابنها إذا كن أبوه قد طلقها

Mengambil Ilmu dan Mendatangi Para Ulama

Mengobati Rasa Gelisah Dan Sedih

PUASA DI BULAN RAJAB

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

Membalas Kebaikan Orang Lain

Syarat-Syarat Hijab Syar'i

Nabi Yahya dan Lima Ajaran untuk Kaumnya

Hukum Memakai Celana Panjang yang Lebar

Hukum Sodomi Terhadap Istri

Apakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional?

Seputar Mandi Jum'at

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

Mutiara Nasehat Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Kisah Sebuah Amanah. Abu Ishaq al-huwaini al-atsari. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Syafaat Kubra. Abu Ishaq al-huwaini al-atsari. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BILA SYA BAN TELAH TIBA

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Transkripsi:

Membatalkan Shalat Witir [ Indonesia Indonesian ندونييس 0T] Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 76-79) Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2012-1433

ص( نقض الوتر» باللغة الا ندونيسية «د. مد بن فهد بن عبدالعز ز الفر ح (٧٩-٧٦ : مقتبسة من كتاب مسائل قيام الليل : تر ة: مد إقبال أ د غزا مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2012-1433

Membatalkan Sahalat Witir Yang dimaksud membatalkan Witir adalah: melakukan shalat satu rekaat untuk menggenapkan Witir yang telah dilakukannya sebelumnya. Hukumnya: al-bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Shahih-Nya, dari Abu Jamrah rahimahullah, ia berkata: Aku bertanya kepada Aidz bin Amr radhiyallahu anhu ia termasuk sahabat yang hadir di bawah pohon (Hudaibiyah)- Apakah dibatalkan Witir? Ia menjawab: Apabila engkau sudah shalat witir di awal malam maka janganlah engkau shalat witir di akhirnya. Imam Ahmad, Abu Daud, at-tirmidzi, dan an-nasa`i rahimahullah meriwayatkan dengan isnad yang dihasankan oleh 1 Ibnu Hajar rahimahullahp0f P, dari hadits Thalq bin Ali radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ل ة (( ] رواه أ د وأبو قال رسول ا ص ا عليه وسلم: (( و ت ر ا ن داود وال مذي [ Tidak ada dua shalat Witir dalam satu malam. 1 Fathul Bari 2/619. 3

At-Tirmidzi rahimahullah berkata 2 : Para ulama berbeda pendapat pada orang yang shalat di permulaan malam, kemudian ia bangun di akhir malam: Sebagian ulama dari kalangan sahabat dan sesudah mereka berpendapat membatalkan witir, dan mereka berkata: Ia menambah kepadanya satu rekaat dan melakukan shalat sesuai keinginannya, kemudian ia shalat witir di akhir shalatnya, karena tidak ada dua witir dalam satu malam, dan ini adalah pendapat Ishaq rahimahullah. Dan sebagian ulama dari kalangan sahabat dan selain mereka berpendapat: Apabila seseorang sudah shalat witir di permulaan malam kemudian tidur, kemudian bangun di akhir malam maka ia shalat sesuai keinginannya dan tidak perlu membatalkan witirnya, dan membiarkan witirnya seperti semula. Ini adalah pendapat Sufyan rahimahullah, Malik bin Anas rahimahullah, Ibnul Mubarak rahimahullah, asy-syafi i rahimahullah, Ahlu Kufah dan imam Ahmad rahimahullah. Ini lebih benar karena diriwayatkan dari beberapa jalur bahwa Nabi shallallahu alahi wasallam shalat setelah shalat witir. 2 Dalam Jami -nya, bab tidak ada dua Witir dalam satu malam. 4

Para sahabat dan para ulama berbeda pendapat atas dua perkara: Pendapat pertama: tidak dibatalkan witirnya, akan tetapi ia shalat dua rekaat-dua rekaat dan cukup dengan witirnya yang pertama. Pendapat ini diriwayatkan dari Abu Bakar radhiyallahu anhu, Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Aisyah radhiyallahu anha, Thalq bin Ali radhiyallahu anhu, Aidz bin Amr radhiyallahu anhu, dan ia merupakan pendapat imam yang empat dan jamaah dari kalangan salaf dan dihikayatkan dari Qadhi Iyadh dari mayoritas ulama. 3 Ibnu Rajab rahimahullah berkata: Ia adalah pendapat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menurut riwayat yang masyhur darinya-, Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Aisyah radhiyallahu anha, Ammar radhiyallahu anhu, Aidz bin Amr radhiyallahu anhu, Thalq bin Ali radhiyallahu anhu, Rafi bin Khudaij radhiyallahu anhu, diriwayatkan dari Sa ad, dan diriwayatkan oleh Ibnul Musayyab, dari Abu Bakar radhiyallahu anhu..dan ia menyebutkan: bahwa membatalkan membawa kepada shalat sunnah dengan beberapa shalat witir, dan ia dimakruhkan atau dilarang. 3 Al-Majmu 3/310 dan lihat al-istidzkar 5/279. 5

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa ia berkata: hal itu termasuk bermain-main dengan witir. Ahmad rahimahullah berkata: Aisyah radhiyallahu anha memakruhkannya dan saya memakruhkannya. 4 Ibnul Mundzir rahimahullah berkata: Saya tidak mengetahui ada perbedaan pada seseorang yang telah selesai melaksanakan shalat fardhu sebagaimana diwajibkan kepadanya, kemudian ia ingin membatalkannya setelah selesai darinya bahwa tidak ada jalan baginya kepada hal itu. Maka hukum yang diperselisihkan padanya dari shalat witir sama seperti hukum sesuatu yang kami tidak mengetahui mereka berbeda pendapat padanya. 5 Pendapat kedua: bahwa ia shalat satu rekaat untuk menggenapkan witirnya, kemudian ia shalat sesuai keinginannya, kemudian ia shalat witir di akhir shalatnya. Ia adalah pendapat segolongan sahabat. Ibnu Rajab rahimahullah berkata: Banyak kalangan sahabat yang berkata: Ia shalat satu rekaat maka dengannya ia menjadikan witirnya sebelumnya menjadi genap, kemudian ia 4 Fathul Bari 6/256-257. 5 Al-Ausath 5/199. 6

shalat sesuai keinginannya,kemudian ia shalat witir di akhir shalatnya. Dan mereka mengambil dalil dengan sabdanya shallallahu alaihi wa sallam: Jadikanlah witir sebagai akhir shalatmu. (HR. Bukhari) Dan karena inilah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma meriwayatkan hadits tersebut, dan ia membatalkan witirnya, maka hal itu menunjukkan bahwa ia memahaminya seperti itu. Dan diriwayatkan dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu dan lebih dari satu orang dari kalangan sahabat, sehingga imam Ahmad rahimahullah berkata: Hal itu diriwayatkan dari dua belas orang sahabat. Dan di antara mereka yang diriwayatkan hal itu darinya adalah Umar, Utsman, Ali, Sa ad, Ibnu Mas ud, Ibnu Abbas dalam satu riwayat radhiyallahu anhum, ia adalah pendapat Amar bin Maimun, Ibnu Sirin, Urwah, Makhul, Ahmad dalam satu riwayat, dipilih oleh Abu Bakar dan selainnya rahimahumullah. Ibnu Abi Musa berkata: Ia adalah yang nampak darinya. Dan pendapat Ishaq rahimahullah, ia rahimahullah berkata: Dan jika ia tidak melakukan hal itu niscaya tidak diamalkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: 7

P Dan ت ا خ ر ص ل م و قال رسول ا ص ا عليه وسلم: (( ا ج ع ر ا )) ل و ت ي م م ب ال Jadikanlah witir sebagai akhir shalatmu. P5F ] رواه ا خاري [ 6 diriwayatkan dari imam Ahmad rahimahullah: bahwa ia boleh memilih di antara dua perkara, karena keduanya diriwayatkan dari sahabat P6F 7 6 Fathul Bari 6/255 7 Fathul Bari 6/257 dan lihat al-ausath 5/200. 8