BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

REVOLUSI KEBIJAKAN ONE DATA, RISKESDAS 2018 TAMPIL BEDA

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

Kunoli, Firdaus. (2012). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga dan Sekolah di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Trend kesehatan global dewasa ini tidak lagi berfokus pada upaya kuratif

BAB I PENDAHULUAN. pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS di tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling berkaitan dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).

Walaupun program pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 20 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktikkan PHBS baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan menetapkan target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktikkan PHBS adalah 70%. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja yang luar biasa dalam peningkatan PHBS. Persentase rumah tangga yang mempraktikkan PHBS merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari kementerian kesehatan. Meningkatkan cakupan rumah tangga yang mempraktikkan PHBS sebesar lebih dari 30% dalam kurun waktu 2010-2014 merupakan upaya yang sangat berat (Kemenkes RI, 2011). Perilaku rumah tangga sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di tatanan-tatanan sosial lain, yaitu tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan. Profil kesehatan Indonesia tahun 2009 menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan selain rumah tangga, yaitu tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan, juga belum berjalan sebagaimana mestinya (Kemenkes RI, 2011). Pembinaan PHBS juga merupakan bagian dari pengembangan Desa dan Kelurahan siaga aktif. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang pedoman umum pengembangan desa dan 2

kelurahan siaga aktif menyatakan bahwa masyarakat di desa atau kelurahan siaga aktif wajib melaksanakan PHBS. Dengan demikian, maka salah satu kriteria dalam rangka pertahanan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif adalah persentase rumah tangga di desa atau kelurahan yang mendapatkan pembinaan PHBS (Kemenkes RI, 2011). Dari hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hasil upaya peningkatan promosi kesehatan dan masyarakat belum optimal, sehingga diperlukan peningkatan terutama dengan mengintensifkan komunikasi, informasi dan edukasi, khususnya dalam rangka pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Secara umum pencapaian PHBS perlu ditingkatkan, oleh karena masih tingginya proporsi penduduk yang merokok dalam rumah, rendahnya aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayur (Kemenkes RI, 2015). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2013, jumlah rumah tangga yang menerapkan PHBS yaitu mencuci tangan 61,91% dan merokok 32,21%. Cakupan mencuci tangan dan merokok merupakan penilaian dalam Indeks Pembangungan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Cakupan rumah tangga yang mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum mencapai target Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan yaitu 70%. Perlu adanya intervensi dari berbagai komponen baik lintas program, lintas sektor, LSM, swasta dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Komplek RRI Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya kota Depok terdiri 2 Rukun Warga dan 6 Rukun Tetangga. RW 01 terdiri dari 2 Rukun Tetangga sedangkan RW 02 terdidi dari 4 Rukun Tetangga. Hasil 3

observasi menunjukkan bahwa RT 02 RW 01 merupakan lingkungan yang paling banyak penduduknya dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 99 kepala keluarga. Kebersihan lingkungan di RT 02 RW 01 kurang baik karena belum memiliki sistem pembuangan limbah, sehingga masyarakat membuang air limbah rumah tangga melalui selokan. Hal ini menyebabkan genangan air di depan rumah, terutama rumah penduduk yang berada di dataran yang lebih rendah. Air yang menggenang dapat menyebabkan jentik nyamuk berkembang biak. Apabila masalah ini tidak segera diatasi dapat menyebabkan bibit penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare, dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi saat ini masyarakat di Komplek RRI RT 02 RW 01 yang menderita diare mengalami kenaikan yang cukup drastis dari tahun 2015 sebanyak 50 orang, meningkat menjadi 88 orang di tahun 2016. Berdasarkan hasil laporan pendataan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Tahun 2015, cakupan indikator PHBS antara lain ; persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu 100%, memberi bayi ASI ekslusif yaitu 31,58%, menimbang balita setiap bulan 90%, menggunakan air bersih 100%, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 100%, menggunakan jamban sehat 100%, memberantas jentik di rumah 100%, makan sayur dan buah setiap hari yaitu 68,68%, melakukan aktivitas fisik setiap hari yaitu 100% dan tidak merokok di dalam rumah yaitu 25,25%. Dari 10 indikator PHBS, ada 3 indikator yang belum mencapai target Riskesdas diantaranya : memberi bayi ASI ekslusif, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. 4

Hasil penelitian Rifka (2013), didapat bahwa faktor yang paling dominan terhadap penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Kurnia (2013) yaitu pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Pengetahuan tentang kesehatan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan masyarakat akan termotivasi untuk melindungi diri dari ancaman penyakit sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Destya (2009) menyatakan bahwa pengetahuan dan pembinaan berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Senada dengan hasil penelitian Marylin (2013), menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Pernyataan tersebut didukung juga dengan penelitian Cahyaningrum (2016), menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, masih terikat eratnya 5

masyarakat Indonesia dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan. Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI, 2016). Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. Namun dalam praktiknya, penerapan PHBS yang kesannya sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak terbiasa. Dampak yang dapat timbul apabila masyarakat tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu munculnya berbagai macam penyakit seperti : diare, disentri, kolera, demam typoid, skabies, DBD, malaria, bronkhitis dan sebagainya (Depkes RI, 2016). Atas dasar tersebut, maka penyusun memilih judul ini berusaha untuk mengungkap tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat khususnya rumah tangga. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan tentang kesehatan dan Pembinaan PHBS dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. 6

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Pembinaan PHBS khususnya pada tatanan rumah tangga belum berjalan sebagaimana mestinya 2. Rumah tangga di Indonesia yang mempraktikkan PHBS pada tahun 2007 baru mencapai 38,7% belum mencapai target Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan yaitu sebesar 70%. 3. Beberapa faktor yang mempengaruhi belum tercapainya target Rumah Tangga di Indonesia yang mempraktikkan PHBS antara lain: Pengetahuan, Sosial, Budaya, Ekonomi, Geografis, Lingkungan, Pembinaan dari Tenaga Kesehatan, Fasilitas Kesehatan, dan lain-lain. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan pengetahuan tentang kesehatan dan pembinaan PHBS dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu Apakah ada hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan dan Pembinaan PHBS dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada 7

Tatanan Rumah Tangga di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok?. 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan dan pembinaan PHBS dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan Rumah Tangga di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. 1.5.2 Tujuan khusus 1) Mengetahui karakteristik demografi masyarakat di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok meliputi : usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan 2) Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang kesehatan di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok 3) Mengetahui gambaran pembinaan PHBS di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok 4) Mengetahui gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan Rumah Tangga di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok 5) Menganalisa hubungan pengetahuan tentang kesehatan dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan Rumah Tangga di 8

Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok 6) Menganalisa hubungan pembinaan PHBS dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan Rumah Tangga di Komplek RRI RT 02 RW 01 Kelurahan Cisalak Kecamatan Sukmajaya Kota Depok 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk meningkatkan derajat kesehatan, serta dapat mengetahui pembinaan PHBS di masyarakat. 1.6.3 Bagi Masyarakat Sebagai informasi tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mencegah penularan penyakit. 1.6.4 Bagi Dinas Kesehatan Kota Depok Sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi masyarakat. 1.6.5 Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya tentang hubungan pengetahuan tentang kesehatan dan pembinaan PHBS dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 9