BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minggu atau lebih, dapat hidup diluar kandungan, melalui jalan lahir atau. jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

HUBUNGAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA DENGAN VBAC (VAGINAL BIRTH AFTER CAESAREA) DI RSUD ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) ESDH F M SU

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S. DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRE EKLAMPSIA BERAT DI BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan. Tujuan ANC menurut Manuaba (2009) adalah :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2).

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan Kematian Bayi. CI=18, ,438) sehingga dapat diartikan bahwa bayi dengan BBLR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

Transkripsi:

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro, 2007 ). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan placenta yang dapat hidup di dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan cara lain ( Mochtar, 2006 ) Menurut caranya, persalinan dapat dikelompokan dalam 2 cara, yaitu : a. Persalinan biasa atau persalinan normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. b. Persalinan luar biasa ( abnormal ) yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi ( Mochtar, 2006 ) B. Sectio Caesarea 1. Pengertian Sectio caesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus ( Wiknjosastro, 2007 ). Sectio caesarea merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput ketuban melalui dinding perut dengan cara membuat irisan pada dinding perut dan rahim. Sectio Caesarea dapat dilaksanakan bila ibu sudah tidak dapat melahirkan melalui proses alami ( Williams, 2004 ).

2 Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram ( Ilmu Bedah Kebidanan, 2004 ). Tindakan melakukan sectio caesarea perlu diambil pertimbangan secara teliti dengan resiko yang mungkin terjadi, seperti: perdarahan, cidera saluran kemih atau usus dan infeksi. Pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian para ahli bedah secara lengkap yang mengacu pada syarat-ayarat pembedahan dan pembiusan (Mochtar, 2006). 2. Indikasi Sectio Caesarea a. Placenta previa Placenta previa ialah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir ( Winkjosastro, 2007 ) b. CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion ) CPD dapat diartikan bahwa janin terlalu besar atau panggul ibu terlalu kecil sehingga tidak menjadi jalan keluar yang aman bagi janin, sehingga kemungkinan besar dipertimbangkan operasi sectio caesar pada proses persalinannya. c. Disstres janin Adalah suatu keadaan dimana janin mengalami kondisi yang kritis dan mengancam akibat kekurangan suplay oksigen atau suplay oksigen ke janin terganggu oleh suatu sebab tertentu. d. Kelainan letak janin, presentasi atau posisi Banyak macamnya dari kelainan letak dan presentasi yaitu antara lain ; letak sungsang, letak lintang, presentasi puncak kepala, presentasi muka, presentasi dahi dan lainnya.

3 e. Kehamilan kembar Adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih, sehingga kehamilan dan pesalinannya membawa resiko terutama bagi janin. f. Riwayat operasi sectio caesarea sebelumnya Ibu dengan riwayat operasi sectio caesarea mempunyai resiko tinggi terhadap persalinan berikutnya. 3. Penyulit yang biasa terjadi pada tindakan operasi sectio caesarea Menurut Winkjosastro (2007) penyulit yang biasa terjadi antara lain : a. Pada Ibu 1) Perdarahan Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri. 2) Infeksi purperalis Adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. 3) Kompilkasi-komplikasi lain, seperti luka kandung kemih, emboli paru. 4) Suatu komplikasi yang baru kemudian nampak, ialah kurang kuatnya parut pada didnding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi rupture uteri, kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik. b. Pada Bayi Nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesar. Menurut statistik di negara-negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesar berkisar antara 4 dan 7 % ( Prawirohardjo, 2007 )

4 4. Faktor Internal Yang Dapat Meningkatkan Risiko Persalinan Sectio caesarea a. Umur Faktor umur ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat berisiko untuk persalinan patologis sebagai indikasi persalinan sectio caesarea. Kehamilan ibu dengan usia dibawah 20 tahun berpengaruh kepada kematangan fisik dan mental dalam menghadapi persalinan. Rahim dan panggul ibu seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan kesehatan dan keselamatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup dewasa sehingga sangat meragukan pada ketrampilan perawatan diri ibu dan bayinya. Bahaya yang dapat terjadi antara lain : bayi lahir belum cukup bulan, perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir ataupun setelah bayi lahir. Kebutuhan pertolongan medik, bila terdapat kelainan yaitu ; 1) janin tidak dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu sendiri, 2) Persalinan membutuhkan tindakan kemungkinan operasi sectio caesaria, 3) Bayi yang lahir kurang bulan membutuhkan perawatan khusus. Sebaliknya usia ibu diatas 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah ;1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklampsi, 2) Ketuban pecah dini yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai, 3) Persalinan tidak lancar atau macet, 4) Perdarahan setelah bayi lahir.

5 Kebutuhan pertolongan medik yang dilakukan adalah ; 1) Perawatan kehamilan teratur agar dapat ditemukan penyakit atau faktor risiko lain secara dini dan mendapat pengobatan, 2) Pertolongan persalinan membutuhkan tindakan sectio caesarea (Rochjati 2003) Pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan perkembangan organ organ dalam rongga pelvis. Keadaan tersebut akan mempengaruhi kehidupan janin dalam kandungan. Pada wanita usia muda organ organ reproduksi belum sempurna secara keseluruhan dan status kejiwaan yang belum bersedia sebagai ibu (Jumiarni, 2003) Usia hamil yang ideal bagi seorang wanita adalah antara umur 20 35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental juga sudah matang dan sudah mampu merawat sendiri bayi dan dirinya (Draper, 2007) b. Pendidikan dan Pengetahuan 1) Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan jenjang dalam penyelesaian proses pembelajaran secara formal. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan pengetahuan dan perilakunya juga semakin baik. Karena dengan pendidikan yang makin tinggi, maka informasi dan pengetahuan yang diperoleh juga makin banyak, sehingga perubahan perilaku kearah yang baik diharapkan dapat terjadi. (Suryani, 2007) Tingkat pendidikan sangat berpengaruh sejak proses kehamilan sampai dengan proses persalinan. Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung untuk menikah pada usia yang matur diatas 20 tahun. Pendidikan yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan ibu dalam mengatur jarak kehamilan, jumlah

6 anak, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan kehamilan dan proses persalinan. 2) Pengetahuan Adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengideraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu ; indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2007 ) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang ( overt behavior ) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 ) seperti dikutip oleh Notoatmodjo ( 2007 ) mengungkapkan bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru) dalam diri orang terjadi proses yang berurutan, yakni : Awareness ( kesadaran diamana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus ( objek ). Interest ( merasa tertarik ) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul. Evaluation ( menimbangnimbang ) terhadap dan buruknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial dimana objek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adaption, diamana objek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

7 Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat digunakan sewaktuwaktu sebagai alat utnuk menyesuaikan diri baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Pengetahuan individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan pengalaman. 3) Domain Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat ( Notoatmodjo, 2007) yaitu : a) Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tersebut tahu tentang apa yang dipelajari antara lain; menyebutkan, menguraikan, menyatakan dan sebagainya. b) Memahami ( Comprehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secar benar tentang objek yang diketahui dan dapt menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadaap suatu objek atau materi harus dapt menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c) Aplikasi ( Aplication ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

8 kondisi riil tertentu.. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pneggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d) Analisi ( Analisys ) Adalah suatu pengetahuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan ( membuat bagan ) membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya. e) Sintesis ( Syntesis ) Sintesi menunjukan pada suatu kemampuan utnuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasiformulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. f) Evaluasi ( Evaluation ) Berkaitan dengan kemampuan sesorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasrkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. 4) Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan a) Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir sesorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.

9 Menurut Harlock, ( 2003 ) masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 tahap, yaitu 1) Dewasa awal : umur 18 40 tahun 2) Dewasa madya : umur 41 60 tahun 3) Dewasa lanjut : umur 60 tahun sampai kematian. b) Pendidikan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. c) Informasi Majunya tehnologi dn tersedianya bermacam-macam media informasi akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat. d) Pengalaman Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu. c. Paritas Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang hidup maupun mati. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian yaitu ; 1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1, 2) Golongan multipara adalah ibu dengan paritas 2 4, 3) Golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4. (Wiknjosastro, 2005) Paritas berpengaruh pada ketahanan uterus. Pada grande multipara yaitu ibu dengan kehamilan / melahirkan 4 kali atau lebih merupakan risiko persalinan patologis. Keadaan kesehatan yang sering ditemukan pada ibu grande multipara adalah ; 1) Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi, 2) Kekendoran pada

10 dinding perut, 3) Tampak ibu dengan perut menggantung, 4) Kekendoran dinding rahim (Rochjati 2003). Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah ; 1) Kelainan letak dan persalinan letak lintang, 2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang, 3) Persalinan lama, 4) Perdarahan pasca persalinan (Rochjati 2003). Menurut Wiknjosastro (2007), paritas yang paling aman adalah paritas 2 3. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kematangan dan penurunan fungsi organ organ persalinan. 5. Faktor Eksternal Yang dapat Meningkatkan Risiko Persalinan Sectio caesarea a. Pelayanan Antenatal. Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan antenatal care merupakan upaya peningkatan untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan ( Prawirohardjo, 2007 ) Pelayanan antenatal mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus. Hal ini meliputi konseling gizi, pemantauan berat badan, penemuan penyimpangan kehamilan, pemberian intervensi dasar seperti pemberian imunisasi Tetanus Toksoid ( TT ) dan tablet zat besi serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinan.(depkes RI, 2005) b. Petugas Pelayanan Antenatal. Dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan pemeriksaan kehamilan

11 dan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. (Depkes RI 2005) c. Kualitas Pelayanan Antenatal. Kualitas pelayanan antenatal sangat berpengaruh terhadap kehamilan ibu bersalin. Dengan pelayanan antenatal yang berkualitas maka komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga penanganan pasien akan lebih akurat. d. Indikasi Sosial Sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu kedokteran dan obat-obatan sekarang ini memengaruhi masyarakat dalam memilih proses persalinan dengan sectio caesarea. Sekarang ini banyak dilakukan tindakan sectio caesar tanpa indikasi medis. Pemilihan tindakan tersebut dilakukan oleh ibu hamil sendiri. Mereka memilih operasi sectio caesarea dengan alasan tidak tahan sakit, kecantikan dan anak yang sangat diharapkan.

12 C. Kerangka Teori IBU BERSALIN Status Kesehatan : Gizi, infeksi, penyakit kronik, riwayat komplikasi. Faktor Internal : Umur, Pendidikan, Paritas, Pengetahuan Pilihan Persalinan : 1. Per Vaginam 2. Sectio Caesarea Faktor Eksternal : Kunjungan antenatal, kualitas pelayanan antenatal, petugas pelayananaantenatal indikasi Sosial Sumber : Roesali ( 2008 ), Suryani ( 2007 ), Notoatmodjo ( 2007 )

13 D. Kerangka Konsep FAKTOR INTERNAL 1. Umur 2. Pendidikan - Pengetahuan 3. Paritas FAKTOR EKSTERNAL 1. Kunjungan Antenatal 2. Kualitas Pelayanan Antenatal 3. Petugas Pelayanan Antenatal 4. Indikasi Sosial Pilihan Persalinan dengan Sectio Caesarea E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik, pengetahuan ibu bersalin dan persalinan sectio caesarea. F. Hipotesa Ha : Ada perbedaan karakteristik umum dan pengetahuan ibu terhadap pilihan bersalin sectio caesarea.