Peningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik 20 Kv Pekanbaru Dengan Analisa Kontingensi ( N-1 )

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUBSISTEM KRIAN GRESIK 150 KV DENGAN METODE ANALISIS KONTINGENSI (N-1)

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

ANALISIS PENGGUNAAN REAKTOR PEMBATAS ARUS SEBAGAI PEMBATAS ARUS HUBUNG SINGKAT DI PT. PULP AND PAPER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

ESTIMASI RUGI RUGI ENERGI PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL 20 KV DENGAN METODE LOSS FACTOR DI PENYULANG LIPAT KAIN GI.GARUDA SAKTI.

BAB III METODE PENELITIAN

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

STUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

SIMULASI PEMISAHAN BEBAN BERDASARKAN TINGKAT FLUKTUASI BEBAN PADA SUBSISTEM TENAGA LISTRIK 150KV

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

Keywords : Delphi, System, Electrical Measurement

Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 500KV MENGGUNAKAN DIgSILENT POWER FACTORY

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA. LISTRIK 20 kv REGION CILACAP MENGGUNAKAN METODE NEWTHON RAPSHON

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1.1 Studi Kasus. PT Mayora Tbk merupakan salah satu pelanggan PT PLN

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

I. PENDAHULUAN. Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

Studi Keandalan Dan Evaluasi Sistem Kerja Rele Jaringan Transmisi 150 kv Koto Panjang - Pekanbaru

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

KOKO SURYONO D

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapaun perangkat tersebut yaitu : laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN BEBAN LEBIH PADA INTER BUS TRANSFORMER (IBT) TERHADAP KINERJA OVER LOAD SHEDDING (OLS) DI SUBSISTEM KRIAN-GRESIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

Kata kunci : Hubung Singkat 3 Fasa, Kedip Tegangan, Dynamic Voltage Restorer, Simulink Matlab.

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Modul Pelatihan etap Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar

Studi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

PEMODELAN DAN SIMULASI PEMISAHAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 kv BERDASARKAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

Transkripsi:

Peningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik 20 Kv Pekanbaru Dengan Analisa Kontingensi ( N-1 ) Ishak Erawadi Barutu*, Firdaus** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Email: ishakerawadi@gmail.com ABSTRACT To a give reliable service, the power system must remain intact and able to cope with various problems that may occur. Thus is something that is very important to plan a good the when system under normal circumstances and contingency or release of an element, the system remains able to distribute electrical energy in a good state. In this study discussed contingency analysis (loss of one of the elements) on the 20kv power system. Contingency analysis which is based on the release of the transformer. Results analysis is used to look at the critical loading or experiencing overload. From the simulation results ETAP 12.6 is known that while contingency 1 in the substation garuda sakti when the transformer 1 out the transformers 2, transformers 3 and transformer 4 will be overloaded as big as 48.8 MVA, 48.8 MVA and 58.8 MVA. Contingency 4,that is the out of the transformer 4 the transformer 1, transformer 2 and 3 transformer overload of 55.7 MVA, 46.5 MVA and 46.5 MVA. At the substation teluk lembu contingency 2 transformer 4 off the generator 6 will overload 133.5%. contingency 3 out of the transformer 7, the transformer 11 overload 114.3%. Generator 7 and the generator 6 overload 129.3% and 104.7%. To cope the overload then made two solutions that load shedding and connection coupling. Keywords: analysis contingency, reliability 1. PENDAHULUAN Untuk memberikan pelayanan yang andal, sistem tenaga listrik harus tetap utuh dan mampu mengatasi berbagai macam gangguan yang mungkin terjadi. Dengan demikian merupakan suatu hal yang sangat penting bahwa sistem harus direncanakan agar dalam normal maupun dalam keadaan kontingensi atau terlepasnya suatu elemen,sistem tetap mampu menyalurkan energi listrik dengan baik. Disamping itu, agar kemungkinan keadaan kontingensi yang paling merugikan tidak menyebabkan pemutusan daya yang tidak terkontrol dan meluas yang mengakibatkan pelepasan yang bertingkat dan pemadaan total. Dengan demikian perlu dilakukan studi tentang keandalan dan keamanan sistem tenaga listrik yaitu dengan analisis aliran daya terhadap sejumlah kasus kasus kontingensi N-1 (lepasnya salah satu elemen sistem). Hasil-hasil analisis tersebut digunakan untuk mengidentifikasi elemenelemen sistem yang lemah. Elemen-elemen sistem yang lemah dapat berupa bus yang tegangannya melanggar batasan operasi dan saluran distribusi yang mengalami pembebanan kritis atau mengalami beban lebih. Setelah elemen-elemen sistem yang lemah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 1

perbaikan sistem agar sistem tenaga listrik menjadi lebih andal. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Keandalan Sistem Tenaga Listrik Keandalan suatu sistem tenaga listrik ditentukan oleh penilaian kecukupan (adequacy assessment) dan penilaian keamanan (security assessment). Penilaian kecukupan berkaitan dengan kemampuan sistem untuk memasok energi listrik ke pelanggan yang memenuhi persyaratan dengan cara yang memuaskan.penilaian keamanan berkaitan dengan gangguan yang mendadak seperti hubung singkat atau hilangnya elemen sistem yang tak dapat diantisipasi. Hal ini termasuk respon sistem yang diakibatkan oleh lepasnya pembangkit atau saluran transmisi (Pottonen, 2005; Kim, 2003; dan Yeu, 2005). Keandalan dan keamanan sistem tenaga listrik dapat dicapai dengan melakukan operasi sistem yang toleran terhadap keluarnya salah satu elemen sistem (single outage) ataupun keluarnya lebih dari satu elemen sistem (multiple outage). Artinya, dengan keluarnya salah satu elemen sistem (atau lebih) seharusnya tidak menyebabkan keluarnya elemen sistem secara bertingkat (cascading outage) yang mengakibatkan pemadaman sebagian atau pemadaman total. Suatu sistem tenaga listrik yang mampu bertahan, utuh, dan tidak mengalami pemadaman akibat keluarnya salah satu elemen sistem dikatakan sistem tersebut andal atau aman dengan kriteria N-1 (Alvarado dan Oren, 2004). Kriteria keandalan keamanan N-1 merupakan kriteria yang fundamental dalam operasi sistem tenaga listrik yang diterima dan dipergunakan hampir di seluruh dunia (universal). Dengan terpenuhinya tingkat keandalan keamanan N-1 secara kasar sama dengan terpenuhinya keseimbangan antara kebutuhan beban dengan jumlah pembangkitan. Dengan demikian suatu sistem tenaga listrik yang andal paling tidak harus memenuhi kriteria keandalan keamanan N-1. Pemenuhan kriteria keandalan N-1 tersebut harus dilakukan dengan tidak mempersoalkan biaya (Alvarado dan Oren, 2004). 2.2 Analisa Kontingensi Analisis kontingensi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk memprediksi aliran daya dan kondisikondisi tegangan bus bila terjadi gangguangangguan yang antara lain : outage saluran transmisi, outage transformer, outage beban, outage unit pembangkit, outage kapasitor/reaktor dan sebaginya. Kontingensi adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh kegagalan atau pelepasan dari satu atau lebih generator dan/atau transmisi (Ditjen LPE, 2004). Kontingensi N-1 adalah kontingensi yang dihasilkan dari terlepasnya satu komponen sistem yaitu satu saluran transmisi atau satu generator. Kontingensi N-k adalah kontingensi yang dihasilkan dari terlepasnya sejumlah k komponen sistem. 2.3 Analisis Aliran Daya Studi aliran daya adalah studi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai magnitude dan sudut fasa tegangan pada terminal atau bus (simpul) tertentu dalam sistem tenaga listrik. Dari dua besaran ini kemudian dapat diperoleh beasaran-besaran lain seperti aliran daya aktif dan daya reaktif serta arus yang Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 2

mengalir pada semua peralatan yang terhubung antara bus dengan bus. Representasi fasa tunggal selalu dilakukan karena sistem dianggap seimbang. Untuk mendapatakan penyelesian aliran daya pada setiap bus (simpul) perlu diketahui dua buah parameter, tergantung pada parameter-parameter yang diketahui, maka setiap bus (simpul) di sistem dibagi dalam 3 macam, yaitu (Cekdin,2007): 1. Slack bus atau swing bus atau bus referensi Slack bus berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya real P dan daya reaktif Q pada sistem. Parameter yang diketahui adalah harga skalar tegangan V dan sudut fasanya θ. Setiap sistem tenaga hanya terdapat 1 bus referensi, yaitu busyang didalamnya terdapat pembangkit atau generator yang memiliki kapasitas terbesar di antara pembangkit yang lain didalam sistem. 2. Voltage controlled bus atau bus generator Parameter yang diketahui adalah daya real P dan harga skalar tegangan V, sedangkan peramater yang tidak diketahui θ daya reaktif Q. 3. Load bus atau bus beban Bus ini adalah bus yeng terhubung dengan sistem. Parameter atau besaran yang ditentukan adalah daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka bus ini disebut juga PQ bus. 2.3.1 Persamaan Aliran Daya Persamaan aliran daya adalah persamaan yang diformulasikan dari model jaringan sistem tenaga listrik yang menggunakan hukum kirchoff. Aplikasi hukum kirchoff pada bus i diberikan dalam (Cekdin, 2007): I i = y i0 V i + y i1 (V i V 1 ) + y i2 (V i V 2 ) + + y in (V i V n ) = (y i0 + y i1 + y i2 + + y in )V i y i1 V 1 y i2 V 2 y in V n (1) Atau (2.3) (2) 2.3.2 Metode Newton Raphson Dasar dari metode newton raphson dalam penyelesaian aliran daya adalah deret taylor untuk suatu fungsi dengan dua variable lebih. Metode newton raphson menyelesaikan aliran daya dengan menggunakan suatu set perasamaan non linier untuk menghitung besarnya tegangan dan sudut fasa tegangan tiap bus (Cekdin, 2007). Dalam metode ini persamaaanaliran daya dirumuskan dalam bentuk polar. Arus yang memasuki bus i dapat dicari dengan persamaan (2.3). Persamaan tersebut dapat ditulis ulang menjadi: (3) Persamaan di atas bila di tulis dalam bentuk polar adalah: Daya kompleks pada bus i adalah: (4) P i jq i = V i I i (5) Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 3

Substitusikan persamaan (4) untuk Ii kedalam persamaa (5) menghasilkan: (6) Daftar Kontingensi Pisahkan bagian real dengan imajiner: Analisis aliran daya Kontingensi (7) (8) Kasus Berikutnya Tidak Sudah semua kasus? Persamaan (7) dan (8) membentuk persamaan aljabar non linier dengan variable sendiri. Besar setiap variabel dinyatakan dalam satuan per unit dan untuk sudut fasa dinyatakan dalam satuan radian. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Penelitian Ya Daftar Elemen yang Lemah Analisis Aliran Daya Normal & Kontingensi Mulai Alternatif Perbaikan Tidak N-1 terpenuhi? Pemodelan Sistem Tenaga Listrik Masukkan Data trafo,beban, bus dan parameter saluran Analisis Aliran Daya kondisi normal Ya Selesai Gambar 3.1 alur penelitian 3.2 Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah proses dalam pencarian data. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data yang dapat mendukung peningkatan keandalan sistem tenaga listrik 20Kv pekanbaru dengan analisa kontingensi (N-1). Adapun data-data yang dibutuhkan antara lain: Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 4

a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari survey langsung terhadap objek penelitian, hal ini dilakukan dengan pengumpulan data dari PT PLN Area Pekanbaru yang menyediakan data-data untuk analisis penyaluran tenaga listrik. b. Data Sekunder Data sekunder ini diperoleh memalui literatur dan jurnal-jurnal pendukung dengan tujuan mencari teori-teori yang sesuai dengan penelitian sehingga penelitian tersebut memiliki landasan yang kuat. 3.2.1 Studi Literatur Melakukan studi keperpustakaan dan kajian dari buku-buku teks pendukung, jurnal-jurnal ilmiah yang relevan yang dapat menunjang untuk penelitian tugas akhir ini. 3.3 Software Yang Di Gunakan Sistem tenaga listrik industri saat ini telah demikian kompleks sehingga perhitungan ataupun analisis keandalan sistem tenaga listrik dengan analisa kontingensi (N-1) yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu dan energi yang sangat besar dan berbagai keterbatasan pun memaksa diterapkannya asumsi-asumsi. Untuk itu, perhitungan aliran daya disimulasikan dengan menggunakan bantuan program ETAP Powerstation 12.6. Pengoperasian program ini hampir sama dengan sistem tenaga listrik secara nyata. Data lengkap dari setiap peralatan listrik dibutuhkan pada proses pemasukan data. Program ETAP Powerstation 12.6 terdapat fasilitas untuk membuat single line diagram yang sesuai dengan objek penelitian dari menu-menu program yang ada pada program ETAP Powerstation 12.6, sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menjalankan program tersebut. Single line diagram atau diagram segaris sistem tenaga listrik merupakan data awal sebagai masukan pada ETAP Powerstation 12.6. Selain itu, juga diperlukan data-data masukan berupa karakteristrik komponen tenaga listrik seperti generator,trafo, beban, dan jenis penghantar. 3.4 Data Masukkan Program Data-data yang diperlukan untuk perhitungan aliran daya dalam melakukan analisa kontingensi (N-1) menggunakan software ETAP antara lain: 1. Data Bus, terdiri dari ID bus Nominal kv 2. Data Generator, terdiri dari ID generator Nominal kv Rating MW/MVA 3. Data Transformator, terdiri dari ID transformator Nominal kv primer dan sekunder Rating KVA/MVA % Z 4. Data Beban, terdiri dari ID beban Rating KVA/MVA Nominal kv Faktor daya Untuk data atau parameter yang diperlukan tetapi tidak tercantum pada peralatan, maka digunakan data atau parameter yang terdapat dalam library ETAP Powerstation 12.6, kemudian Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 5

disesuaikan dengan data peralatan sebenarnya. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi Kontingensi Pada Gardu Induk Garuda Sakti 1. Kontingensi 1 Kontingensi 1 adalah kondisi dimana terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan pada trafo 1 terlepas dari sistem. Pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 1. Tabel 4.1 hasil simulasi trafo 1 out Trafo 1 60 mva - - 1 19,432 Trafo 2 50 mva 48,8 97,7 2 19,432 Trafo 3 50 mva 48,8 97,7 3 19,432 Trafo 4 60 mva 58,0 97,7 4 19,432 trafo 1 out dari sistem, maka trafo 2, trafo 3, dan trafo 4 akan mengalami kondisi overload. Dan bus akan mengalami undervoltage hingga mencapai 97,2 %. 2. Kontingensi 2 Kontingensi 2 adalah kondisi dimana terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan trafo 2 terlepas dari sistem. Pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan pada bus. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 2. Tabel 4.2 hasil simulasi trafo 2 out Trafo 1 60 mva 55,1 91,8 1 19,482 Trafo 2 50 mva - - 2 19,482 Trafo 3 50 mva 45,9 91,8 3 19,482 Trafo 4 60 mva 54,5 90,8 4 19,482 trafo 2 out. Maka trafo 1, trafo 3, dan trafo 4 akan mengalami pertambahan beban, tetapi masih mampu di tampung oleh ketiga trafo. Dan bus akan mengalami undervoltage hingga mencapai 97,4%. 3. Kontingensi 3 Kontingensi 3 adalah kondisi dimana terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan trafo 3 terlepas dari sistem. Pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan pada bus. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 3. Tabel 4.3 hasil simulasi trafo 3 out Trafo 1 60 mva 55,1 91,8 1 19,482 Trafo 2 50 mva 45,9 91,8 2 19,482 Trafo 3 50 mva - - 3 19,482 Trafo 4 60 mva 54,5 90,8 4 19,482 trafo 3 out. Maka trafo 1, trafo 2 dan trafo 4 akan mengalami pertambahan beban. Tetapi masih mampu di tampung oleh dari ketiga trafo. Dan bus akan mengalami undervoltage hingga mencapai 97,4%. Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 6

4. Kontingensi 4 Kontingensi 4 adalah kondisi di mana terjadi gangguan pada sistem yang mengakibatkan trafo 4 terlepas dari sistem.pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan pada bus. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 4. Tabel 4.4 hasil simulasi trafo 4 out Trafo 1 60 mva 55,7 97,4 1 19,477 Trafo 2 50 mva 46,5 97,4 2 19,477 Trafo 3 50 mva 46,5 97,4 3 19,477 Trafo 4 60 mva - - 4 19,477 Dari tabel dapat dilihat bahwa saat trafo 5 terlepas masih dapat di tampung oleh generator 1, generator 2 dan generator 3. 2. Kontingensi 2 Kontingensi 2 adalah kondisi dimana terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan trafo 6 terlepas dari sistem. Pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan pada bus. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 2. Tabel 4.6 hasil simulasi trafo 6 out Trafo 13 22,4 90 48 19,257 Trafo 14 22,4 90 48 19,257 trafo 3 out. Maka trafo 1, trafo 2 dan trafo 3 akan mengalami overload hingga mencapai 97,4%. Dan bus akan mengalami undervoltage hingga mencapai 97,3%. 4.2 Simulasi Kontingensi Pada Garudu Induk Teluk Lembu. 1 Kontingensi 1 Kontingensi 1 adalah kondisi dimana terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan pada trafo 5 terlepas dari sistem. Pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 1. Tabel 4.5 hasil simulasi trafo 5 out Trafo 14 17,1 68,4 1 19,462 Trafo 17 17,1 68,4 2 19,462 Trafo 18 17,1 68,4 3 19,462 trafo 2 terlepas maka generator 4 akan mengalami overload hingga mencapai 21,365 mw atau 133,5%. 3. Kontingensi 3 Kontingensi 3 adalah kondisi di mana terjadi gangguan pada sistem yang mengakibatkan trafo 7 terlepas dari sistem.pada saat terlepas akan terjadi perubahan daya dan tegangan pada bus. Berikut adalah hasil simulasi saat kontingensi 4. Tabel 4.7 hasil simulasi trafo 7 out. Trafo 11 28,58 114,3 49 19,09 Trafo 12 21,8 87,2 49 19,09 trafo 7 terlepas maka trafo 11 overload hingga mencapai 28,58% atau 114,3%. Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 7

Generator 7 overload hingga 20,683 mw atau 129,3% dan generator 6 overload hingga 26,181 mw atau 104,7%. 4.3 Solusi Simulasi Kontingensi 4.3.1 Solusi Simulasi Untuk Gardu Induk Garuda Sakti Berdasarkan kondisi sistem keadaan listrik sekarang ini maka perlu dicarikan solusi. Cara yang tepat adalah melakukan load shedding atau pelepasan beban. 1. Kontingensi 1 Solusi untuk simulasi kontingensi 1 yaitu dengan melapaskan beban yaitu penyulang tambusai dan penyulang suka jaya yaitu masing-masing 5,4 mva dan 7,1 mva. Tabel 4.8 solusi perbaikan saat kontingensi 1 Trafo 1 - Sebelum Trafo 2 48,8 97,7 load Shedding Trafo 3 48,8 97,7 Trafo 4 58,0 97,7 Trafo 1 - Setelah Trafo 2 44,7 89,4 load Shedding Trafo 3 44,7 89,4 Trafo 4 53,1 88,5 Terlihat pada tabel diatas dengan melepaskan dua penyulang maka trafo 2, trafo 3 dan trafo 4 dapat menyuplai daya dengan normal pada bus yang semula di suplai dari trafo1. 2. Kontingensi 4 Solusi untuk simulasi kontingensi 4 yaitu dengan melepas beban yaitu penyulang lipat kain sebesar 9,6 mva. Tabel. 4.9 solusi perbaikan saat kontingensi 4 Trafo 1 55,7 97,4 Sebelum Trafo 2 46,5 97,4 load shedding Trafo 3 46,5 97,4 Trafo 4 - - Trafo 1 54,6 91 Setelah Trafo 2 45,5 91 load shedding Trafo 3 45,5 91 Trafo 4 Dapat di lihat dengan melapaskan penyulang lipat kain maka beban yang semula di tampung oleh trafo 4 akan dapat di suplai dengan normal oleh trafo 1, trafo 2 dan trafo 3. 4.3.2 Solusi Simulasi Untuk Gardu Induk Teluk Lembu 1. Kontingensi 2 Solusi untuk simulasi kontingensi 2 adalah dengan menyambungkan kopel antara bus 47 dengan bus 48. Sebelum Menyam bungkan Tabel 4.10 solusi perbaikan saat kontingensi 2 Trafo 22,4 90 48 19,257 13 Trafo 22,4 90 48 19,257 12 Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 8

Setelah menyam bungkan Trafo 13 Trafo 12 Trafo 5 13,8 55,2 48 19,574 13,8 55,2 47 19,574 27 45 Dari tabel dapat dilihat bahwa dengan menyambungkan kopel bus 47 dengan bus 48, maka yang semulanya generator 4 mengalami overload hingga mencapai 133,5% akan kembali menjadi normal karena mendapat suplai dari trafo 5. Dan beban yang berada pada bus 48 tidak akan ada yang di lepas karena masih dapat di tampung oleh trafo 7. 2. Kontingensi 3 Solusi untuk kontingensi 3 adalah dengan menyambungkan kopel bus 47 dengan kopel 48 dan kopel bus 48 dengan bus 49. Sebelum Menyam bungkan Setelah menyam bungkan Tabel 4.11 solusi perbaikan saat kontingensi 3 Trafo 28,58 114,3 49 19,09 11 Trafo 21,8 87,2 49 19,09 9 Trafo 13,6 54,4 47 19,585 11 Trafo 10,9 43,6 48 19,585 9 Trafo 26,7 44,5 49 19,585 7 Trafo 26,7 44,5 8 Dari tabel dapat dilihat dari trafo 11 yang mengalami overload hingga mencapai 114,3%, begitu juga dengan generator 7 yang mengalami overload hingga 129,3%. Dengan disambungkannya kopel antara bus 47 dengan bus 48 dan bus 48 dengan 49, maka semula yang mangalami ovearload akan kembali normal karena mendapat suplai dari trafo 7 dan trafo 8. Dengan demikian maka beban tidak ada yang di load shedding atau di lepas. 4.4 Perbandingan Kehilangan Beban Saat Kontingensi Dan Tanpa Kontingensi Untuk dapat melihat keandalan sistem tenaga listrik pekanbaru 20kv saat kontingensi dan tanpa kontingensi dapat kita lihat pada tabel berikut. 1. Pada Gardu Induk Garuda Sakti Tabel 4.12 perbandingan kehilangan beban saat kontingensi dan tanpa kontingensi pada gardu induk garuda sakti Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 9 No Trafo Out Beban yang hilang Tanpa kontingensi (Mva) Dengan kontingensi (Mva) 1 Trafo 1 43,9 12,5 out 2 Trafo 2 37,3 0 out 3 Trafo 3 35,9 0 out 4 Trafo 4 37,6 9,6 out Rata-rata 38,675 5,525 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa saat terjadi trafo out tanpa kontingensi maka rata-rata beban yang akan hilang sebesar 38,675 Mva dalam hal ini maka keadalan akan menurun. Saat terjadi trafo out dengan kontingensi maka rata-rata beban hilang akan berkurang menjadi 5,525

Mva dalam hal ini maka keandalan sistem tenaga listrik menjadi meningkat. 2. Pada Gardu Induk Teluk Lembu Tabel 4.13 perbandingan kehilangan beban saat kontingensi dan tanpa kontingensi pada gardu induk teluk lembu No Trafo Out Beban yang hilang Tanpa kontingensi (Mva) Dengan kontingensi (Mva) 1 Trafo 5 out 19,9 0 2 Trafo 6 out 22,5 0 3 Trafo 7 out 26,1 0 Rata-rata 22,83 0 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa saat terjadi trafo out tanpa kontingensi maka beban yang hilang ratarata sebesar 22,83 Mva dalam hal ini maka keandalan akan menurun. Saat terjadi trafo out dengan kontingensi maka beban yang hilang rata-rata 0 Mva, maka dalam hal ini bahwa sistem keandalan tenaga listrik pada gardu induk teluk lembu keandalannya sangat baik karena beban yang di suplai tidak ada yang di load shedding/ dilepas. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kontingensi 1 pada gardu induk garuda sakti yaitu dengan lepasnya trafo 1 maka saat di hubungan dengan trafo 2, trafo 3 dan trafo 4 akan membuat ketiga trafo mengalami overload sebesar 48,8 mva, 48,8 mva dan 58,8 mva atau 97,7%. Kontingensi 4 pada gardu induk garuda sakti yaitu lepasnya trafo 4 dalam hal ini saat dihubungkan dengan trafo 1,trafo 2 dan trafo 3 juga akan membuat ketiga trafo mengalami overload masing masing sebesar 55,7 mva, 46,5 mva dan 46,5 mva atau 97,4. 2. Kontingensi 2 pada gardu induk teluk lembu lepasnya trafo 6. Trafo 13 dan trafo 12 masih dapat menyuplai ke beban tetapi pada generator akan mengalami overload sebesar 21,365 mw atau 133,5%. Kontingensi 3 yaitu lepasnya trafo 7 akan membuat trafo 11 akan mengalami overload sebesar 28,58 mw atau 114,3%. Begitu juga dengan generator 7 dan generator 6 juga mengalami overload masing masing 20,683 mw atau 129,3% dan 26,181 mw atau 104,7%. 3. Terdapat dua solusi untuk kontingensi pada gardu induk garuda sakti dan gardu induk teluk lembu yaitu : Pada gardu induk garuda sakti yaitu dengan melakukan load shedding atau pelepasan beban, kontingensi 1; yaitu melepaskan penyulang tambusai dan suka jaya. Kontingensi 2; yaitu melepaskan penyulang lipat kain. Pada gardu induk teluk lembu yaitu dengan melakukan penyambungan kopel pada bus. Kontingensi 1; Menyambungkan kopel bus 47 dengan bus 48. Kontingensi 2; menyambungkan kopel bus 47 dengan bus 48 dan bus 48 dengan bus 49. Berdasarkan perbandingan kehilangan beban saat tanpa kontingensi dan dengan kontingensi pada gardu induk garuda sakti yang seharusnya kehilangan beban rata-rata sebesar 38,675 Mva, dengan kontingensi manjadi rata-rata sebesar 5,525 Mva. Dan Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 10

pada gardu induk teluk lembu yang seharusnya beban hilang sebesar 22,83 Mva, dengan kontingensi manjadi 0 Mva. Dalam hal ini berarti tingkat keandalan sistem tenaga listrik pada gardu induk teluk lembu sangat baik. Upaya perbaikan yang dilakukan adalah sangat efektif karena kriteria keandalan keamanan N-1 terpenuhi. Perbaikan sistem yang dilakukan dapat mengatasi kelemahan sistem, yaitu dapat menurunkan pembebanan pada trafo dan generator yang overload. DAFTAR PUSTAKA Alvarado, Fernando. dan Oren, Shmuel. 2004. Transmission System Operation and Interconnection. University of Wisconsin, Madison, Wisconsin. Injeksi Sumber Daya Reaktif. Jurusan Elektro Universitas Negeri Gorontalo. PLN. 2015. Laporan bulanan PT. PLN (Persero) P3b Sumatera Upt Pekanbaru tragi Teluk Lembu. Pottonen, Liisa. 2005. A Method for The Probabilistic Security Analysis of Transmission Grid. Doctoral Dissertation, Helsinki University of Technology. Salman,Rudi. 2014. Simulasi Dan Analisis Aliran Daya Pada Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Perangkat Lunak Electrical Transient Analyser Program (Etap) Versi 4.0. Pendidikan Teknik Elektro FT Unimed. Cekdin, Cekmas. 2007. Sistem Tenaga Listrik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Firmansyah, Ferry 2012. Peningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Barat 150 kv dengan Analisa Kontingensi (N-1). Jurusan teknik elektro FTI ITS. Harun, Ervan Hasan. 2012. Analisis Aliran Daya Pada Sistem Tenaga Listrik 150 Kv Gorontalo Menggunakan Metode Newton Rhapson. Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Hartoyo, 2008. Perbaikan Keandalan (n-1) Sistem Tenaga Listrik Pln Jawa Tengah Dan Diy. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Mohamad, Yasin. 2005. Perbaikan Tegangan Bus Akibat Gangguan Kontingensi Dengan Menggunakan Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 11