HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 50 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang indah bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Jika anak dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. tangan mereka kelak nasib bangsa ini ditentukan. Jika suatu bangsa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan tubuh yang mengintegrasikan beberapa komponen, yaitu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

Fery Budianto * )., ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiesi bentuk atau fungsi,

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BURUNG-BURUNG DI POHON PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH I

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 50 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi OLEH : SYIFACENTA KUMARA WIDHI NIM J.110050021 DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang anak merupakan harapan orang tua sebagai penerus dan tumpuan masa depan bangsa. Untuk mendapatkan anak yang sehat, cerdas dan sesuai dengan tumbuh kembangnya membutuhkan pemenuhan semua kebutuhan anak baik itu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritualnya. Tumbuh kembang yang optimal bertujuan untuk menjadikan anak menjadi manusia yang berkualitas dengan tidak hanya sekedar tumbuh secara fisik namun juga berkemampuan untuk berdaya guna dan berhasil guna baik bagi dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa serta umat manusia. Oleh karena itu, masa anak - anak perlu mendapatkan perhatian (Hurlock, 2000). Pada masa balita, anak sangat memerlukan berbagai bentuk bantuan dari orang dewasa, dari kebutuhan jasmani hingga rohani. Anak memiliki hak yang sama dengan orang dewasa dalam kehidupan di dunia, misalnya hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, perlindungan dari kekerasan dan rasa aman. Namun tidak semua hak tersebut dapat mereka peroleh dengan mudah dari orang dewasa (Dorothy, 2003). Periode balita merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang penting sekali karena pada masa balita ini proses tumbuh kembang berlangsung cepat dan dapat dikatakan bahwa tumbuh kembang masa balita merupakan dasar dari pencapaian proses tumbuh kembang pada usia

selanjutnya, jadi ada tahun - tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan kurun waktu yang kritis bagi anak. Anak usia 3-5 tahun merupakan masa - masa bahagia dan amat memuaskan dari seluruh masa kehidupan anak. Untuk itu kita perlu menjaga hal tersebut berjalan sebagaimana adanya (Surana, 2004). Dalam upaya mengoptimalkan segala bentuk kecerdasan yang dimiliki anak, peran serta masyarakat dan pemerintah menjadi suatu keharusan sehingga segala bentuk kendala dapat teratasi. Kendala terbesar dalam memberikan pelayanan terhadap anak adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan yang menjadi dasar untuk mereka, selain kebutuhan fisiknya. Orang tua harus memahami tahap - tahap perkembangan anak agar anak bisa tumbuh kembang secara optimal yaitu dengan memberi anak stimulus. Orang tua juga jangan terlalu over protektif terhadap anak tetapi selalu memberi anak penghargaan berupa pujian, pelukan, dan sebagainya (Feiby, 2001). Salah satu aspek penting pada proses tumbuh kembang adalah perkembangan psikomotorik karena merupakan awal dari kecerdasan dan emosi sosialnya. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak, dilihat dari berbagai aspek, antara lain misalnya pada aspek fisik (motorik). Perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak dan spinal cord. Salah satu perkembangan yang penting adalah motorik kasar, yaitu gerakan tubuh yang

menggunakan otot - otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Feiby, 2004). Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock, 2000). Perkembangan motorik yang terlambat berarti perkembangan motorik yang berada di bawah baik usia anak, akibatnya pada usia tertentu anak belum bisa melakukan tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usianya. Bahaya penyebab terlambatnya perkembangan motorik, sebagian dapat dikendalikan dan sebagian lagi tidak. Keterlambatan lebih sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan anak untuk mempelajari ketrampilan motorik, perlindungan orang tua yang berlebihan, atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya (Hurlock, 2000). Pada motorik kasar terlambatnya perkembangan disebabkan oleh gangguan organis di otak yang berupa dispraxia yaitu gangguan di pusat - pusat tertentu yang memberikan perintah untuk melakukan gerakan. Anak yang mengalami hal tersebut mengalami kesulitan meski sudah dilatih (Tedjasaputra, 2003). Penyimpangan perkembangan motorik tanpa mendapat penanganan dini dan memadai, kemungkinan besar berakhir dengan kecacatan. Pemantauan perkembangan motorik anak dapat dilakukan di pusat - pusat

pelayanan kesehatan posyandu, program Bina Keluarga Balita (BKB) dan lingkungan keluarga, sehinga peran keluarga terutama ibu sangat penting, karena dengan pemantauan yang baik maka dapat dilakukan deteksi dini pada kelainan perkembangan anak. Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peran ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin umtuk memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Mengingat peranan ibu yang besar, maka pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangat diperlukan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Pengetahuan yang harus diketahui ibu tentang perkembangan anak meliputi tahap - tahap perkembangan, tugas - tugas perkembangan, cara stimulasi, karakteristik perkembangan, dan pemantauan perkembangan. Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain, media masa serta lingkungan. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. B. Identifikasi Masalah

Kebanyakan para ibu tidak mengetahui yang sebenarnya tentang perkembangan motorik kasar anak. Perkembangan motorik kasar anak dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tingkat pengetahuan. Perkembangan motorik kasar merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, dan mengikuti pola yang sama dan tertentu, tetapi kecepatannya berbeda antara tiap anak (Holt,1997). C. Pembatasan Masalah Dari banyaknya masalah maka peneliti membatasi masalah pada tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun di TK Asyiyah 50 Surakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun di TK Aisyiyah 50 Surakarta? E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun di TK Aisyiyah 50 Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak. b. Diketahuinya tingkat perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun di TK Aisyiyah 50 Surakarta. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan kesehatan, khususnya Ilmu Kesehatan Fisioterapi Pediatri yang berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. 2. Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan perkembangan anak serta dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran kepada ibu - ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun, sehingga dapat memberikan stimulasi bagi anak karena penting untuk perkembangan motorik kasar anaknya. 3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian dapat menjadi masukan data atau informasi bagi Tenaga Kesehatan dan Kader Kesehatan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dan perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun. Serta hubungan antara kedua variabel tersebut. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat sebagai data pendukung pada penelitian berikutnya tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 3-5 tahun. G. Ruang Lingkup 1. Lingkup Materi Materi pada penelitian ini dibatasi pada materi tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi terhadap perkembangan motorik kasar anak pada usia 3-5 tahun, anak mengalami perkembangan pesat, sehingga perkembangan harus dipantau terutama perkembangan motorik kasar, dan mendapat perhatian terarah serta teratur akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang atau yang tidak mendapat perhatian dari orang tua. 2. Lingkup responden Dalam penelitian ini mengambil responden ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun yang bersekolah di TK Aisyiyah 50 Surakarta. Ibu merupakan yang dekat dengan anak, sehingga stimulasi yang diberikan ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Anak usia 3-5

tahun merupakan masa kritis anak, karena pada masa ini merupakan periode bagi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat bagi anak. 3. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah 50 Surakarta yang beralamatkan di Jl. Pangeran Wijil Rt.02 Rw.XII Tipes Serengan Surakarta. 4. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pencarian masalah sampai penyusunan laporan penelitian yaitu pada bulan Agustus 2009 sampai dengan Desember 2009. H. Keaslian Penelitian atau Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dengan topik perkembangan anak pernah dilakukan oleh beberapa peneliti misalnya, penelitian mengenai tumbuh kembang balita yang telah dilakukan oleh Kurnia Yandri Yani dengan judul Pengaruh hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang tumbuh kembang balita dengan proses tumbuh kembang balita di desa Widororejo rt.02 rw.01 Makam Haji Surakarta.