Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hariyang telah dijanjikan kepada mereka. (hari Kiamat). 4 (Qs.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Bahan penelitian berhadapan langsung dengan (nash) atau data angka dan

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikannya.

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB V PENUTUP. Dari seluruh apa yang diuraikan terdahulu> dapat di. 1. Metode penafsiran para muffasir (sebagaimana tercantum

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

Membahas Kitab Tafsir

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Betapa Bahayanya Mengejek Syariat

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

Ayat ini adalah di antara yang memberitakan tuduhan palsu yang dikatakan kaum kafir terhadap Alquran dan celaan keras terhadap pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh: Rokhmat S Labib

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

BAB I. keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi. berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB IV ANALISIS PENYEMBUHAN PENYAKIT SOMBONG DALAM AL-QUR AN PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

Hakikat Manusia Menurut Islam

Takwa dan Keutamaannya

Persiapan Menuju Hari Akhir

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. Budi Berlian Motor Natar Lampung Selatan sebagai berikut : A. Analisis Strategi Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing pada PT Budi

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah

DAHULUKAN BEKERJA IMBALAN KEMUDIAN

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw, dan yang membacanya adalah ibadah. Al-Qur an adalah kitab suci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Mensyukuri Nikmat Al Quran

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18.

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Mukadimah. Pengkajian

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANCAMAN DAN SIKAP TERKADAP PERILAKU FASIQ MENURUT AL-QUR AN. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya perbuatan fasiq adalah perbuatan

Nilai Harta Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

Transkripsi:

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya Allah SWT, menciptakan manusia di dalam alam ini, telah dilebihkan derajatnya melabihi makhluk lain, karena manusia telah dibekali dengan akal pikiran, agama, dan budi pekerti. Islam meletakkan akal pikiran dan budi pekerti yang mulia pada tempat yang tinggi, sehingga mewajibkanbagi setiap pribadi dan masyarakat untuk dapatmelaksanakannya dan menggunakannya sesuai dengan pemberiannya. Karena dengan budi pekerti dan akal pikiran manusia dapat meluruskan kehidupannya dengan sebaik-baiknya, baik kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. 1 Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai sosial harus tertanam pada diri manusia di dalam kehidupan bermasyarakat dengan cara membiasakan diri untuk melakukan perbuatan mulia sebagai hasil dari keimanan yang mantap Manusia juga dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini, apabila ia mampu menjalin keserasian hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, serta dengan alam sekitarnya. Setiap hubungan selalu diikatkan kepada Allah dan kepada sesama manusia serta dengan alam semesta, itu berarti sikap hidup yang dimotivasi dan dilandasi dengan al-qur an, 2 keadaan al- Qur anpada dasarnya tidakmengurangi nilaial-qur an. Disebaliknya disanalah letak keunikan, sekaliguskeistimewaan alqur an sebab dengan keadaan seperti itu, al-qur an menjadiobjek kajian yangtidak kering-keringnya oleh para cendekiawan muslim dannon muslim. Salahsatu masalah pokok yang dibicarakan oleh al-qur an adalahkata al-wail. Dalam konteks Wail yang seperti itu, dengan sendirinya Wail bisa diartikan: Pertama, Sebagai penyiksaan hari akhir yang membakar orang tertentu: penyiksaan di neraka. Wail adalah bagian dari salah satu jenis simbol neraka untuk menghukum orang-orang tertentu, sebagaimana simbol lain disebutkan dengan jahannam dan saqar, kedua, Wail sebagai penyiksaan di hari awal di dunia ini ketika manusia hidup. Penyiksaan adalah pembakaran jiwa, dalam 1 Salwa Shahab, Membina Muslim Sejati, Karya Indonesia, Gresik, 1989, hlm. 108 2 Dalizar Putra, Hak Asasi Manusia Menurut al-qur an, al-husna Zikra, Jakarta, 1995, hlm. 21 1

bentuk batin, kegelisahan terus-menerus, hingga tak terperikan sakitnya dalam dunia psikologis, karena ia melakukan pendustaan. Apa yang disebut neraka adalah taman penyesalan di kemudian hari: seseorang melakukan sesuatu, tetapi kemudian menyesal terus-menerus karena menurut hati nuraninya itu tidak pantas dilakukan. Bahkan bukan hanya di tingkat rohani, kalau pendustaan seseorang keterlaluan hingga membuat banyak orang marah,maka sebagai contoh, seorang pemimpin bisa dibakar oleh rakyatnya sendiri, ketiga, Wail sebagai metafora untuk menunjukkan besarnya sebuah celaan. Wail adalah kata untuk mewakili betapa prilaku tertentu betul-betul jelek, buruk, tercela, bejat. 3 Adapun ciri-ciri orang yang diancam dengan al-wail, diantaranya ialah: Orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah dalam surat adz-dzariyat berikut ini: Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hariyang telah dijanjikan kepada mereka. (hari Kiamat). 4 (Qs.azd-Dzariyat: 60) Kebinasaan, Celaka, dan adzab yang keras bagi Mereka (orang-orang kafir) pada hari kiamat yang dijanjikan kepada mereka, yaitu hari Kiamat. 5 Ini merupakan ancaman bagi orang-orang kafir yang disebutkan oleh Allah SWT sebagai orang-orang yang zalim.karena orang yang menempatkan drinya di tempat penyembahan kepada selain Allah SWT, berarti ia telah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya yang semestinya sehingga dari itu ia disebut zalim. Jika telah ditetapkan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah, orang-orang yang zalim dengan menyembah selain Allah SWT, untuk mereka kebinasaan seperti kebinasaan orang-orang terdahulu. Persesuaian dan relevansi penggunaan kata dzanūbyang asalnya berarti timba yang besar, adalah seakan-akan di sini Allah SWT berfirman, Kami tuangkan timba adzab yang dituangkan di atas kepala orang-orang terdahulu. 6 3 Al-Razi, Fakhruddin, Tafsir al-kabir, (Teheran: Dar al-kutub al-ilmiah, t. t. ), hlm. 114 4 Wahbah al-zuhaili Tafsῑr Al-Munῑr Aqῑdah. Syari ah. Manhaj(Gema Insani Jakarta, 2014) Jilid 14 hlm. 73 5 Ibid.,hlm. 79 6 Ibid. 2

Ibnu Juraij dan Qatadah mengatakan Bahwa orang-orang yang masuk dalam golongan Wail adalah mempunyai tiga bagian: Pertama: Bahwa orang yang banyak berbohong. Kedua: bahwasanya dia termasuk orang yang berbohongkepada tuhannya, Ketiga: bahwasanya dia menyombongkan diri kepada ayat-ayat Allah yaitu al-qur an karim. 7 Melihat permasalahan di atas, penulis ingin mengkaji penelitian ini dengan judul : MAKNA KATA WAIL DALAM AL-QUR AN (S tudy Tafsir al- Munir) 1.2 Permasalahan Dan Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Permasalahan Penelitian Adapun yang menjadi alasan penulis mengangkat judul penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Kata Wail dalam al-qur an dipahami oleh Wahbah al-zuhaili dalam Tafsir al-munir. 2. Siapa saja yang tergolong Wail dalam al-qur an menurut Tafsir al-munir. 1.2.2 Pertanyaan Penelitian Adapun pokok permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Makna Kata Wail dalamal-qur an menurut tafsiral-munir?. 2. Bagaimana konteksmakna Kata Wail dipakai dalamal-qur an menurut tafsiir al-munir? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi alasan penulis mengangkat judul penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan memahami Kata Wail dalam al-qur an menurut Tafsir al-munir. 2. Untuk mengetahui siapa saja yang termasuk Wail dalam al-qur an menurut Tafsir al-munir. 7 al-mawardi Tafsῑr al-mawardi an-naktu wal uyun(beirut: Darul Kutub Ilmiah, juz 5), hlm. 261 3

1.4 Tinjauan Kepustakaan Penelitian ini bersiat library recearch, yaitu mengadakan penyelidikan dari berbagai literature yang memiliki korelasi dengan permasalahan yang akan di teliti, menggunakan beberapa langkah sebagai syarat dalam pengambilan keputusan berdasarkan data-data yang kongkret, dengan tahapan-tahapan. 8 Mengingat banyaknya ayat tentang kata Wail dalam al-qur an serta keterbatasan pengetahuan penulis, maka dalam hal ini penulis membatasi ayat yang diteliti yaitu hanya 24 dari 36 ayat. Diantara ayat-ayat tersebut adalah: 1) Kata Wail yang terdapat di dalam al-quran sebanyak 24 kali yaitu:qs al- Baqarah: 79, QS Ibrahim: 2, QS Maryam: 37, QS Shad: 27, QS az-zumar: 22, QS Fussilat: 6, QS al-zukhruf: 65, QS al-jatsiyah: 7, QS al-zaariyat: 60 QS al-thur: 11, QS al-mursalat: 15, 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, 49, QS al- Muthaffifin: 1, 10, QS al-humazah: 1, QS al-maun: 4. 2) Wailata terdapat 2 kali yaitu: QS, Hud, 72. QS. al-furqan,28. 3) Wailatanaterdapat 1 kali yaitu: QS, al-kahfi, 49. 4) Wailaka terdapat 1 kali yaitu: QS, al-ahqaf, 17 5) Wailakum terdapat 2 kali yaitu: QS, taha,61. QS, al-qasas, 80 6) Wailana terdapat 6 kali yaitu: QS, al-anbiyaa, 14, 46, 97.QS, yasin, 52. QS, as-saffaat, 20. QS, al-qalam, 31. Mengingat luasnya permasalahanserta untuk mendapatkan yang lebih mendalam, Maka penulismembatasi pembahasan dan memfokuskan17 karena penulis akan menukilkan ayat-ayat yang menginformasikan tentang Makna Kata Wailyang berkaitan dengan Waildalam al-qur an dengan tidak seluruh ayatayatpenulis tampilkan, melainkan beberapa ayat yang penulis nilai telah mewakili ayat-ayat lainnya. Adapun ayat-ayat tersebut antara lain adalah: QS, al-baqarah, 79. QS.Maryam, 37. QS. az-zumar, 22. QS. al-jastiyah, 7. QS. al- Mursalat, 15, 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, 49. QS. al-muthaffifin, 1. QS. al- Humazah, 1. QS. al-maun, 4. Studi Tafsir al-munir. Diantara tulisan yang sudah membahas makna kata Wail dalam al-qur an sebagai berikut : 8 Teguh Budiharso, Panduan Lengkap penulis Karya Ilmiah (Makalah, Artikel, Laporan penelitian, Skripsi), Yogyakarta: Gala Ilmu, 2007, hlm. 147 4

1. Kata Wail dalam Al-Qur an(dirasah Tahliliyah Dalᾱliyah)Yang ditulis Oleh: M. Albab Al-Ghozi dalam skripsi Mengatakan bahwa Kata Wail adalah celaka, secara umum. 9 2. Wail Dalam Al-Qur an ( Studi Tafsir Maudhu Ī).Yang ditulis Oleh: Siti Masruroh dalam skripsinya Mengatatakan bahwa yang dimaksud kata Wail ialah Kesedihan, hukuman, mendo akan seseorang mendapatkan kenistaan, kehinaan memakai penafsiran yang berbeda-beda kemudian kedua judul diatas tidak membahas kekinian dengan kata Wail bagi siapa saja yang mendapat kesengsaraan di dunia dan mendapat adzab di akhirat. 10 Sisi perbedaan yang sudah ditulis dengan sebelumnya ialah Penulis membahas bagi orang yang mendapat kecelakaan di dunia maupun di akhirat adapun ciri-ciri orang yang mendapat kecelakaan diantaranya adalah: 1. Pedagang curang menakar timbangan terhadap sipembeli maka ia mendapat kesengsaraan di dunia dengan alasan ia melakukan tipuan terhadap sipembeli dan diakhirat ia juga mendapat adzab dari Allah, ini berkaitan tentang mu amalah. 2. Orang yang mengupat dan mencela terhadap orang lain juga mendapat kesengsaraan di dunia dengan alasan membuat orang lain tidak senang dan juga mendapat adzab diakhirat dengan alasan Allah melarang bagi orang yang menceritakan aib ciptaannya dan menghina ciptaannya, berkaitan tentang akhlak sesama makhluk Allah. 3. Lalai melakukan waktu shalat ialah meninggalkan shalat, melakukan shalat diluar waktunya, dan melakukan shalat dalam keadaan riya itu semua mendapat siksaan atau mendapat adzab diakhirat ini merupakan melakukan dosa kepada allah, berkaitan tentang ibadah kepada Allah. Penulis membahas makna kata Wailyang dikhitobkan (ditujukan) k epada kaum yahudi yang telah memalsukan ayat-ayat allah dalam kitab mereka, orang kafir yang meyakini bahwa nabi isa adalah anak tuhan mereka, pembohong ialah berdusta atas perkataannya dan berdosa atas perbuatannya, pendusta agama ialah tidak membenarkan ayat-ayat Allah tentang nikmat, hari kiamat, proses ciptaan 9 M. Albab Al-Ghozi kata Wail dalam al-qur an (Dirasah Tahliliyah Dalaliyah) fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta, Tahun 2014. 10 Siti Masruroh Wail dalam al-qur an (Study Tafsir Maudu I ) fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo Di Semarang, Tahun 2006 5

manusia. pedagang melakukan kecurangan dalam menakar timbangan, pengupat mencerita aib orang lain dan menghina orang lain, dan lalai melakukan waktu shalat yakni meninggalkan shalat, melakukan shalat diluar waktunya, melakukan shalat dalam keadaan riya. Semua yang telah disebutkan diatas adalah sebagai pelajaran untuk dihindari dan sebaliknya melakukan perbuatan yang baik yang sesuai dalam al-qur an menurut pendapat Wahbah al-zuhaili dalam kitabtafsῑr al-munῑr. Oleh Karena itu sepengetahuan penulis belum menemukan kajian yang dibahasnya dengan menggunakan Study tafsir al-munir untuk itu penulis akan melakukan penelitian mengenai Makna Kata Wail dalam al-qur an (Study Tafsir al-munir). 1.5 Penjelasan Istilah Penjelaasan istilah ini bertujuan untuk lebih jelas terhadap variabel yang terdapat didalam judul skripsi ini,maka penting rasanya menurut penulis untuk menjelaskan pengertian beberapa istilah yang terdapat didalam judul sipkripsi tersebut : 1. Kata Wail adalah mempunyai beberapa makna yaitu: Celaka atau kecelakaan, kesengsaraan, binasa, sial, kebinasaan, azab, siksa, kehinaan, neraka jahannam. 2. Al-Qur an adalah kalam (firman) Allah yang sekaligus merupakan mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab, yang sampai kepada umat manusia dengan cara al-tawatur (langsung dari Nabi Muhammad Saw kepada orang banyak), yangkemudian termaktub dalam bentuk mushaf, dimulai dari surat al-fatihah dan ditutup dengan surat al- Nas. 11 3. Tafsir adalah Menerangkan Makna-makna al-qur an dan Mengeluarkan Hukum-hukumnya dan Hikmah-hikmahnya 12. 11 Muhammad al-zuhaili, Marja al- Ulum al-islamiyyah: Ta rifuh, Tarikhuha, A immatuha, Ulama uha, Mashadiruha, Kutubuha, Damaskus: Dar al-ma rifah, t.th., hlm. 141 12 M. Hasbi Ash ShiddῑqῑSejarah Dan Pengantar Ilmu al-qur anpt Bulan Bintang, Jakarta, 1954. hlm. 178 6

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metodologi Penelitian ini bersiat library recearch, yaitu mengadakan penyelidikan dari berbagai literature yang memiliki korelasi dengan permasalahan yang akan di teliti, menggunakan beberapa langkah sebagai syarat dalam pengambilan keputusan berdasarkan data-data yang kongkret, dengan tahapan-tahapan. 13 Penulis menggunakan metode tafsir maudhu ῑ yang telah dikemukakan oleh para ahli tafsir diantaranya adalah pendapat Dr. Mushthafa Muslim bahwa metode Tafsir al-mudhu ῑ ialah tafsir yang membahas tentang masalah-masalah al-qur an al-karim yang memiliki kesatuan makna atau tujuan dengan cara menghimpun ayat-ayatnya yang bisa juga disebut dengan metode tauhidi (kesatuan) untuk kemudian melakukan penalaran (analisis) terhadap isi kandungannya menurut cara-cara tertentu dan berdasarkan syarat-syarat tertentu untuk menjelaskan makna-maknanya dan mengeluarkan unsur-unsurnya serta menghubung-hubungkan antara yang satu dengan yang lain dengan korelasi yang bersifat komprehensif. 14 Sejalan dengan defenisinya di atas, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seseorang yang hendak membahas masalah-masalah tertentu berdasarkan tafsir maudhu ῑ. 15 1.6.2 Sumber Adapun penelitian ini sumber data dalam penelitian ini meliputi dua kategori, yaitu: 1) Data Primer, Penggunaan data primer peneliti merujuk pada al-qur an al- Karim, Hadis Rasulullah SAW, dantafsῑr al-munῑr, 2) Data Sekunder, yaitu sumber data selain dari data primer. Data ini berasal dari buku-buku atau literature lain yang berkaitan lagi mendukung bagi penelitian ini. 13 Teguh Budiharso, Panduan Lengkap penulis Karya Ilmiah (Makalah, Artikel, Laporan penelitian, Skripsi), Yogyakarta: Gala Ilmu, 2007, hlm. 147 14 Mushthafa Muslim, Mabahits fῑ al-tafsir al-mudhu i, (Damsyiq-Siria: Dar al-qalam, 1410 H/1989 M), hlm. 16 15 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur an Cet. 1. JAKARTA : Rajawali pers, 2013 7

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data Langkah-langkah dimaksud seperti dipaparkan oleh Abd al-hayy al-farmawi dan Mushthafa Muslim yang ringkasannya adalah sebagai berikut: a. Memilih dan menetapkan topik (objek)yang akan diba has berdasarkan ayatayat al-qur an. b. Mengumpulkan/menghimpun ayat-ayat al-qur an yang membahas topik di atas. c. Mengurutkan tertib turun ayat-ayat tersebut berdasarkan waktu/masa penurunannya. d. Mempelajari penafsiran ayat-ayat yang telah dihimpun itu dengan penafsiran yang memadai dengan mengacu kepada kitab-kitab tafsir yang ada dengan mengindahkan Ilmu munasabah dan hadis. e. Menghimpun hasil penafsiran di atas demikian rupa untuk menginstinbathkan unsur-unsur asasi daripadanya. f. Kemudian mufassir mengarahkan pembahasan kepada tafsir al-ijmali (global) dalam memaparkan berbagai pemikiran dalam rangka membahas topik permasalahan yang ditafsirkan. g. Membahas unsur-unsur dan makna-makna ayat tersebut untuk mengaitkannya demikian rupa berdasarkan metode ilmiah yang benar-bebenar sistematis. h. Memaparkan kesimpulan tentang hakikat jawaban al-qur an terhadap topik permasalahan yang dibahas. 16 1.6.4 Teknik Analisis Data Agar menghasilkan pembahasan yang singkron dan relevan maka disusun langkah-langkah sebagai berikut: 1) Metode analisis ini dipergunakan untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, artinya menganalisa data dengan dimulai dari data yang bersifat umum menuju pada peristiwa yang konkrit atau khusus. 2) Melacak dan menghimpun masalah yang dibahas 3) Sesuai dengan Susunan dalam Mushaf disertai dengan pengetahuan Asbab al- Nuzulnya. 4) Memahami korelasi Munasbat ayat 16 Abd al-hayy al-farmawi, Mushthafa Muslim,Ulumul qur an. hlm. 37-38 8

5) Melengkapi penjelasan ayat dengan hadis, riwayat sahabat dan lain-lain. 6) Terakhir, menganalisisnya dengan melakukan pemeriksaan secarakonsepsioanal atas makna yang dikandung oleh Istilah-istilah yang digunakan dan pernyataan-pernyataan yang dibuat, guna memperoleh makna yang terkandung dalam istilah-istilah yang bersangkutan. 1.7 Sistematika Penulisan Agar lebih mempermudah pembahasan dan pemahaman sertamendapatkan hasil yang maksimal dan saling terkait, maka penulisan disusun dalam sistematika tersendiri yang terdiri dari beberapa bab dan sub-sub sebagai berikut. Bab1Merupakan bab Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Batasan Dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab2Mengenal Wahbah al-zuhaili dan Tafsῑr al-munῑr. Bab3Tinjauan Umum dan Penafsiran Kata Wail dalam al-qur an. Bab 4 Analisa Makna Kata Wail dalam al-qur an. Bab5Yang berisikan kesimpulan dan saran-saran. 1.8 Manfaat Penelitian Berkaitan dengan penulisan skripsi ini penulis mempunyai beberapa tujuan dan manfaat pokok yaitu : a. Penelitian ini merupakan langkah awal secara teoritis dalam mengkaji al- Qur an secara Maudhu I dan sebagai upaya untuk mengembangkan kajian terhadap al-qur an. b. Memberikan pemahaman tentang penafsiran kata Wail Menurut Wahbah al- Zuhaili dalam Study tafsῑr al-munῑr. c. Serta sebagai persyaratan untuk memproleh gelar S1 dari fakultas Ushuluddin, UIN SUSKA RIAU. 9