KESEJAHTERAAN SISWA YANG BERSEKOLAH DI YAYASAN ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab kebanyakan mereka ditemukan di kota-kota besar. Mereka banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dunia ini. Aristoteles (dalam Bertens, 1993) menjelaskan bahwa kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KESEJAHTERAAN SISWA YANG BERSEKOLAH DI YAYASAN ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 Tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

Judul BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan aspek-aspek perilaku lainya kepada generasi ke generasi.

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

PENGARUH PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA SERTA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA EKONOMI

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didik, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

Transkripsi:

KESEJAHTERAAN SISWA YANG BERSEKOLAH DI YAYASAN ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: AKIN YAHYA DWI PRAKOSO F 100 090 132 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

KESEJAHTERAAN SISWA YANG BERSEKOLAH DI YAYASAN ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: AKIN YAHYA DWI PRAKOSO F 100 090 132 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii

KESEJAHTERAAN SISWA YANG BERSEKOLAH DI YAYASAN ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA Akin Yahya Dwi Prakoso Usmi Karyani, S.Psi, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta akinydp@yahoo.co.id ABSTRAKSI Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampumemberikan pengalaman terbaik bagi siswa sehingga membuat siswa-siswanya merasa sejahtera. Kesejahteraan siswa adalah keadaan yang relatif terjaga dari sikap dan suasana hati yang positif, mampu beradaptasi dan dapat mengatasi masalah yang dapat menimbulkan tekanan dalam hidup, serta kepuasan terhadap diri, maupun dalam berhubungan dengan orang lain, serta dapat memenuhi harapan-harapan yang positif sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pengertian kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan di kota Surakartadan mengidentifikasikan faktor-faktor pengahambat dan faktor-faktor pendorong kesejahteraan siswa tersebut. Informan dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan di kota Surakarta, berusia 15-20 tahun, dengan tingkat pendidikan SD dan SMP. Metode pengambilan data menggunakan metode wawancara. Pengertian sejahtera dari sudut pandang siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan ialahrasa damai, aman, tentram, tenang, senang dan bahagia. Faktorfaktor penghambatkesejahteraan siswa adalah tidak terjalinnya hubungan yang baik dengan orang disekitar subjek dan tidak terpenuhinya kebutuhan siswa yang cenderung kebutuhan materil. Faktor-faktor pendorong kesejahteraan siswa adalah terjalinnya hubungan yang baik antara subjek dengan pihak-pihak disekitar subjek, seperti guru di sekolah dan keluarga di rumah. Kata Kunci: Kesejahteraan, Siswa, FaktorPenghambat, FaktorPendorong, AnakJalanan v

PENDAHULUAN Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi. (Undang-undang No 23 Tahun 2002) Dalam hal pendidikan, semua warga negara, mulai dari anak-anak sampai orang tua berhak mendapatkan hak yang sama tanpa memandang status sosial dan sebagainya, tanpa terkecuali anak jalanan, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. ( Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ). Pendidikan dapat berbentuk formal, informal dan non formal yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No.20 Tahun 2003) Kesejahteraan siswa yang bersekolah, termasuk di yayasan anak jalanan, sangat dipengaruhi oleh pengalaman saat belajar di dalam kelas, pengalaman siswa secara keseluruhan baik dari lingkungan sosialnya dari dan efektivitas pembelajaran guru. Oleh karena itu hubungan positif dengan teman di sekolah, lingkungan keluarga, kedua orang tua, dan hubungan dengan guru sangatlah berpengaruh bagi kesejahteraan 1

2 siswa (Victorian General Report, 2010) Setiap sekolah, termasuk sekolah untuk anak jalanan seharusnya didedikasikan untuk menciptakan siswa yang mampu, percaya diri, dan siap untuk menghadapi persoalan yang diperoleh dalam kehidupan sebagaimana yang dikemukakan oleh Eckersley dalam Ottawa Carleton District School Board(2013). Dikemukakan bahwa sekolah harus fokus pada pengembangan kesejahteraan siswa, dengan cara membuat keadaan siswa menjadi bahagia, sehat, lebih produktif dan dapat berkembang sesuai fungsinya sebagai manusia. Anak jalanan yang kurang terpenuhi kesejahteraannya, dapat berpengaruh pada prestasiyang menurun karena kurang maksimalnya siswa untuk belajar di sekolah. Hal-hal yang dapat menjadi penyebab antara lain lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk siswa, sering mendapat gangguan dari teman, dimarahi guru dan orang tua ketika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, hal tersebut membuat kondisi siswa menjadi tertekan dan kurang dapat mengembangkan potensi yang ada. Selain dari lingkungan sekolah dampak yang muncul adalah kondisi fisik siswa yang kurang sehat akibat dari kurangnya pemenuhan asupan gizi karena keadaan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi. Hal tersebut berlanjut pada belum terpenuhinya kepuasan pribadi dalam diri siswa dan membuat pengalaman tersebut menjadi pengalaman negatif yang cenderung membuat siswa merasa tertekan (Marie dan Sienad, 2005). Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan kesejahteraan anak jalanankhususnyayangbersekolah di yayasan anak jalanan di kota Surakarta. Fokus penelitian ini pada pemahaman kesejahteraan menurut anak jalanan dan faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendorong keadaan sejahtera menurut anak jalanan.

3 METODE PENELITIAN Informanpenelitian Siswa yang memiliki karakteristik bersekolah di yayasan anak jalanan di kota Surakarta, berusia antara 15-20 tahun dengan tingkat pendidikan SD dan SMP. Alatpengumpul data Dalampenelitianinialatpengu mpul data menggunakan metode wawancara. Hasil dari wawancara akan dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1. Organisasi data 2. Koding 3. Kategorisasi 4. Pembahasan hasil penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkanhasilwawancara, adapunpembahasannyasebagaiberiku t : Pengertian kesejahteraan menurut siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan secara umum ialah kehidupan yang damai, aman, tentram, tenang, senang dan bahagia, terjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan tercapainya tujuan. Dari beberapa pengertian kesejahteraan menurut siswa tersebut, jawaban tertinggi yaitu tentang kehidupan yang aman, damai, tentram tenang sebesar 42%. Hal ini sesuai dengan definisi yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) yang mendefinisikan sejahtera sebagai aman, sentosa dan makmur, terhindar dari segala macam gangguan.kesejahteraan adalah erat kaitannya dengan perasaan bahagia, aman, bebas, dari ancaman dan dapat memenuhi semua harapan dan kebutuhan dalam hidupnya (Marshall, 2004). Pembahasan selanjutnya yaitu tentang faktor - faktor yang dapat menghambatkesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan. Dilihat dari hasil wawancara yang diambil dari jawaban para subjek, faktor - faktor yang membuat siswa yang bersekolah di yayasana anak jalanan belum sejahtera antara lainjarak sekolah yang jauh, kesulitan transportasi ke sekolah, ketiadaan biaya untuk sekolah di sekolah formal, bersekolah di bukan sekolah formal, masih sering

4 berantem ketika berada di sekolah, tidak konsentrasi dalam belajar, belum bisa berkumpul bersama teman-teman yang lain, masih merokok dan belum bisa berhenti merokok, diejek teman karena belum bisa membaca dan menulis, berkelahi dan ditangkap oleh satpol PP ketika berada di jalan, dan harus mengamen untuk biaya pendidikan dan membantu ekonomi keluarga. Aspek-aspek yang dapat mengambat kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan antara lain yang pertama 25% adalah having(tentang kepemilikan materi/benda yang tidak dimiliki oleh subjek) dan25% adalah relating (tentang hubungan dengan pihak lain yang tidak terjalin secara baik). Morrison dan Kirby dalam Spotlight, Well-being : promoting mental health in schools 2012, menyatakan terdapat faktor-faktor yang menghambat kesejahteraan siswa, secara umum lingkungan siswa berada seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lebih luasnya lagi berasal dari lingkungan sosial siswa tersebut. Pembahasan selanjutnya yaitu faktor-faktor pendorong kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan. Dilihat dari hasil dari wawancara dengan subjek, beberapa faktor yang mendorong kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan adalah mendapatkan pendidikan yang layak, mengaji kitab suci, berkumpul bersama teman-teman, mendapat perhatian guru, mempunyai banyak teman baru yang perhatian dan menolong subjek, bermain dengan teman-teman, mempunyai prestasi dalam bidang olahraga, melakukan tamasya bersama keluarga dan terjalinnya hubungan yang harmonis dengan keluarga sehingga subjek merasa diperhatikan oleh keluarga. Melihat dari tabel faktorfaktor pendorong kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan yang dikemukakan oleh para siswa, faktor-faktor pendorong kesejahteraan siswa yang paling dominan yaitu terjalinnya hubungan yang baik dengan orang lain sebesar 48%. Contohnya seperti : mendapat perhatian guru, dapat berkumpul dan

5 bermain dengan teman-teman, serta terjalin hubungan yang baik dengan keluarga di rumah. Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan oleh para siswa mengenai faktor faktor pendorongkesejahteraan, maka aspek-aspek yang paling berpengaruhmendorong kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalananadalah relating (berkaitan tentang hubungan dengan orang lain) dengan prosentase sebesar 48 %. Pada masa remaja terjadi perubahan sosial yang cukup banyak, remaja harus menyesuaikan hubungan sosial dengan lingkungan luar yang lebih luas dan baru. Remaja dituntut dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar, misalnya dengan orang dewasa lain, kelompok atau komunitas dan teman baru. Karena remaja lebih banyak diluar rumah dengan teman sebayanya, maka pengaruh teman sebaya lebih dominan dibandingkan dengan orang tua dan guru. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa dukungan sosial teman sebaya memiliki pengaruh penting terhadap pembentukan identitas diri remaja. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan angota keluarganya (Mu'tadin, 2002). Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Al-Mighwar (2006), bahwa kelompok teman sebaya memberikan dunia tempat remaja muda bisa melakukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku adalah nilainilai yang ditentukan oleh temanteman seusianya. Keberadaan teman sebaya dalam kehidupan remaja merupakan keharusan, untuk itu seorang remaja harus mendapatkan penerimaan yang baik untuk memperoleh dukungan sosial dari kelompok teman sebayanya. Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kesejahteraan siswa menurut siswa adalah kehidupan yang aman, tentram, nyaman, damai, rukun, perasaan yang bahagia, terbebas dari masalah, terjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan tercapainya tujuan. Hal-hal yang

6 dapat membuat sejahtera siswa yang paling mempengaruhi yaitu hubungan yang positif dengan orang lain, baik itu guru, teman sebaya, orang tua dan orang lain. Kemudian faktor-faktor pendorong kesejahteraan siswa yang paling berpengaruh yaitu hubungan yang baik dengan orang lain. Sehingga jika dilihat dari hal-hal dan faktor pendorong kesejahteraan siswa, yang paling mempengaruhi dan yang dapat mendorong kesejahteraan siswa adalah terjalinnya hubungan yang baik dengan orang lain, terutama dengan teman sebaya. Karena teman sebaya yang lebih dominan dalam mempengaruhi kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan. KESIMPULAN Berdasarkanhasilanalisisdanp embahasanmakadapatdisimpulkan: 1. Mengenai pengertian kesejahteraan menurut siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan secara umum ialah kehidupan yang damai, aman, tentram, tenang, senang dan bahagia. Beberapa kegiatan yang dapat menggambarkan sejahtera diantaranya adalah berkumpul bersama temen-temen, tidak bertengkar dengan teman dan dan orang tua. 2. Mengenai faktor-faktor penghambat kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan di kota Surakarta, cenderung dikarenakan oleh hubungan pertemanan yang buruk yang menyebabkan siswa belum berada dalam kondisi yang sejahtera sepenuhnya. Selain itu faktor-faktor yang menjadi penghambat kesejahteraan siswa yang bersekolah di yayasan anak jalanan dipengaruhi oleh : faktor internal, meliputi belum tercukupinya kebutuhan materil siswa, dan perilaku maupun pribadi siswa yang masih merugikan diri sendiri dan orang lain seperti perilaku malas dan nakal. Sementara untuk faktor eksternal meliputi, lingkungan siswa yang tidak

7 menyenangkan untuk siswa baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan bergaul siswa,sarana pendidikan yang kurang mendukung, kemudian siswa masih mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman ataupun siswa tidak dapat beraktualisasi dengan baik karena adanya pengaruh dari lingkungannya, ataupun sikap dari teman sebayanya. 3. Faktor-faktor pendorong kesejahteraan siswa yang paling mempengaruhi yaitu hubungan yang positif dengan orang lain, baik itu guru, teman sebaya, orang tua dan orang lain. Hal tersebut sangatlah berpengaruh pada siswa tersebut untuk mendorong siswa agar dapat berprestasi dengan maksimal baik di bidang akademiknya di sekolah, mengembangkan potensi siswa secara maksimal, merasa aman dan nyaman di lingkungannya, memiliki hubungan interaksi yang baik dengan lingkungan sosialnya, dan memiliki suasana hati yang positif. DAFTAR PUSTAKA Al-Mighwar. (2006). Psikologi remaja. Bandung Pustaka Setia. Marie B. &Sienad H. (2005). Measuring Child Well-Being: An Inventory of Key Indicators, Domain, Criteria to Support the Development of a National Set of Child Well-Being. Dublin: The National Children's Office. Marshall, S. (2004). Strengthening learning through a focus on wellbeing. Dalam M. M.-A. John Ainley, Supporting Student Wellbeing (hal. 66-70). Adelaide: Australian Council for Educational Research. Morrison & Kirby (2012). Well- Being: promoting mental health in schools. Spotlight: Oireachtas Library & Research Service. Mu'tadin, Z. (2002). Kemandiriansebagaikebutuha npsikologispadaremaja. http://www.epsikologi.com/re maja/250602.htm. Ottawa Carleton District School Board. (2013). Framework for Student Well-Being. Public Education Doing it Well-Being, Engagement, Leadership, Learning.

8 Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor23 Tahun 2003 TentangPerlindunganAnak. Undang - UndangDasarRepublik Indonesia Nomor 31 ayat 1. Victorian General Report. (2010). The Effectiveness of Student Wellbeing Programs and Services. Februari 2010.