BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian tahun 2015. Penelitian dilakukan menggunakan laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data diperoleh dari website resmi BEI www.idx.co.id. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen yang digunakan adalah persistensi laba, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, laba akuntansi, laba fiskal dan arus kas operasi. C. Definisi Operasional Variabel & Skala Pengukuran Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah persistensi laba. Persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan dimasa depan yang terkandung dalam laba saat ini (Meythi,2006). Persistensi laba 47
48 dapat diukur dengan menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi sebelum pajak satu periode masa depan dengan laba akuntansi sebelum pajak periode sekarang (Wijayanti,2006). Laba akuntansi dianggap semakin persisten apabila koefisien regresinya semakin kecil. Persistensi laba dihitung dengan rumus sebagai berikut : PTBI(t+1) = y0 + y1 PTBIt + Ut+1 Dimana : PTBI (t+1) PTBIt Ut+1 = laba akuntansi sebelum pajak periode mendatang = laba akuntansi sebelum pajak periode berjalan = Sampling Error 2. Variabel Independen Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini terbagi menjadi empat variabel yaitu : kepemilikan manajerial, laba akuntansi, laba fiskal dan arus kas operasi. a. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer atas jumlah saham yang seluruhnya yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukuran kepemilikan manajerial dilakukan dengan menghitung jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen terhadap jumlah seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
49 b. Laba Akuntansi Laba akuntansi merupakan laba yang diperoleh oleh perusahaan sebelum pajak. Variabel yang diukur adalah laba akuntansi yang diukur dengan menggunakan rumus : PTBIt = laba sebelum pajak Pengukuran persistensi laba dapat ditunjukkan dari laba sebelum pajak tahun depan dengan rumus : PTBIt+1 = laba sebelum pajak c. Laba Fiskal Laba fiskal merupakan laba setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan. Variabel yang diukur adalah laba fiskal yang diukur dengan menggunakan rumus : PTBI2t = laba setelah pajak Pengukuran persistensi laba dapat ditunjukkan dari laba setelah pajak tahun depan dengan rumus : PTBI2t+1 = laba setelah pajak d. Arus Kas Operasi Arus kas operasi dihitung sebagai total aliran kas operasi dikurangi aliran kas dari pos luar biasa dan ditambah pajak penghasilan dengan rumus : PTCF = (total aliran kas operasi aliran kas operasi dari pos luar biasa ) + Pajak Penghasilan
50 2. Skala Pengukuran Untuk penelitian ini jenis pengukuran yang digunakan adalah Rasio Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Jenis Pengukuran Skala Variabel Persistensi Laba (Y) Dependen PTAB(t+1) = y0 + y1 PTABt + Ut+1 Rasio Kepemilikan Manajerial (X 1 ) Independen Saham yang dimiliki manajemen Saham seluruhnya perusahaan Rasio Laba Akuntansi (X 2 ) Independen PTBIt = laba sebelum pajak dibandingkan dengan PTBIt+1 = laba sebelum pajak Rasio Laba Fiskal (X3) Independen PTBIt2 = laba setelah pajak Rasio dibandingkan dengan PTBIt2+1 = laba setelah pajak Arus Kas Operasi (X 4 ) Independen PTCF = (total aliran kas operasi aliran kas operasi dari pos luar biasa ) + Pajak Penghasilan Sumber : Ringkasan Operasional Variabel Rasio D. Populasi dan Sample 1. Populasi Populasi yang diteliti adalah perusahaan perdagangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. 2. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling method dengan tipe judgement sampling karena pengambilan sampel
51 terdiri dari beberapa kriteria agar perusahaan perdagangan yang terdaftar dapat dijadikan sampel penelitian. Kriteria sampel penelitian sebagai berikut: 1. Perusahaan perdagangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dan berturutturut dari tahun 2010-2013, 2. Perusahaan perdagangan yang laporan keuangan yang dipublikasikan dinyatakan dalam rupiah (Rp), 3. Perusahaan perdagangan yang tidak mengalami kerugian secara berturut-turut selama periode 2010-2013. Tabel 3.2 Kriteria Pemilihan Sampel NO Kriteria Penetapan Sampel Jumlah (Perusahaan) 1. Perusahaan perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 22 mulai Tahun 2010 2013 2. Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 2010-2013. (4) 3. Perusahaan yang tidak memiliki data laporan laba/rugi secara (5) lengkap 2010 2013. Jumlah Sampel Penelitian yang digunakan Jumlah Data yang digunakan ( 13 x 4 ) 13 52 Sumber : Data sekunder www.sahamok..com di unduh pada 17 Juni 2015
52 Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1. ACES Ace Hardware Indonesia Tbk. 2. AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 3. CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 4. GOLD Golden Retailindo Tbk 5. HERO Hero Supermarket Tbk 6. LPPF Matahari Department Store Tbk 7. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 8. MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 9. MPPA Matahari Putra Prima Tbk 10. RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 11. SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk 12. TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 13. TRIO Trikomsel Oke Tbk Sumber: Data Sekunder dari www.idx.co.id yang di unduh pada 17 Juni 2015 E. Jenis dan Sumber Data 1) Jenis Data Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data dokumenter. Data dokumenter itu adalah jenis data penelitian yang telah disusun dengan rapi yang dapat berupa: jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam
53 bentuk laporan program. Data yang dikumpulkan oleh penulis adalah dalam bentuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. 2) Sumber Data Menurut sumber datanya data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang diperoleh secara tidak langsung karena peneliti mengambil melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan dan laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dapat dipublikasikan ataupun yang tidak dapat dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah data internal berupa laporan laba akuntansi (laba bersih), laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan data lainnya terkait penelitian. F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20. Dari hasil pengumpulan data kemudian data-data tersebut diolah sehingga informasi yang terjadi lebih mudah untuk di interprestasikan dan di analisis lebih lanjut sesuai dengan bentuk teknik analisis pembahasan yang digunakan. 1. Statistik Deskriptif Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), Standar Deviasi (yang berfungsi untuk menilai sebaran ratarata sampel), varian, maksimum, minimum, sum, range, kutosis dan swekness (kemencengan distribusi) ( Imam Ghozali, 2011)
54 Sebelum dilolah dalam suatu persamaan matematis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik pada data yang akan dianalisi, yaitu uji normalitas dengan kolmogorov-smirnov, Uji Multikolineritas, uji Autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Selanjutnya data akan dianalisis dengan pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap asimetri informasi. 2. Pengujian Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Prof. DR. H. Imam Ghozali, 2012). Ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal yaitu dengan : Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan meliaht grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hatihati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya.
55 Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirmov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : Ho Ha : Data residual berdistribusi normal : Data Residual tidak berdistribusi normal Menurut cara untuk mendeteksi normalitas yaitu uji normalitas Kolmogorov-Smirnov One Sample Test dengan melihat nilai signifikansi residual, dengan melihat dari angka probabilitasnya, dimana jika probabilitas > 0,05 maka residual terdistribusi normal. Sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka tidak terdistribusi normal. b) Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap bebas manakah yang dijelaskan oleh bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variable dalam model regresi.
56 Cara mengatasi masalah multikoneralitas adalah : 1) Menghilangkan/mendrop salah satu atau beberapa variabel yang memiliki korelasi tinggi dalam model regresi. 2) Menambah data penelitian, cara ini bermanfaat jika masalah multikoneralitas akibat kesalahan sampel. 3) Menggabungkan data crossection dan time series (pooling data) 4) Transformasi variabel dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta 5) Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi. c) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya ( Imam Ghozali, 2011:110). Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena residual pada sebuah variabel cenderung mempengaruhi residual pada variabel yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan uji Durbin-
57 Watson (DW), dengan melihat berapa jumlah sampel dan variabel bebas yang diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin- Watson. Nilai Durbin-Watson (dw) harus dihitung terlebih dahulu. Setelah itu diperbandingkan dengan nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dl) untuk berbagai nilai n (jumlah sampel) dan k (jumlah variabel bebas) yang ada di dalam tabel Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1) dw < dl, berarti ada autokorelasi positif (+) 2) dl< dw < du, tidak dapat disimpulkan 3) du < dw < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi. 4) 4-dU < dw < 4-dL, tidak dapat disimpulkan 5) dw > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-) d) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang, jika variance dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskesdastisitas (Imam Ghozali, 2011:139). Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode scatterplot, dengan mengamati pola titiktitiknya. Jika titik-titik pada scatter plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
58 3. Analisis Regresi Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel, korelasi tidak menunjukan hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen (Imam Ghozali, 2011:96). Korelasi ganda yaitu untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2008:213). Variabel independen dilambangkan dengan X1, X2, X3 dan X4 sedangkan variabel dependen dilambangkan dengan Y. Model analisis berikut yang digunakan untuk empat variabel bebas dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e a. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Terikat adalah Persistensi Laba (Y). b. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Bebas adalah : 1) Kepemilikan Manajerial (X1) 2) Laba Akuntansi (X2) 3) Laba Fiskal (X3) 4) Arus Kas Operasi (X4)
59 4. Koefisien Determinasi Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). 1) Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu 2) Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. 3) Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Senior umum koefisen determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antar masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan dasar penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel indenpen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 5. Uji Hipotesis a) Uji t (Pengujian Hipotesis Secara Parsial) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
60 pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji (Ghozali,2011: 88). Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : a. Merumuskan Hipotesis H0 : artinya tidak terdapat pengaruh (tidak ada hubungan) Ha : artinya ada pengaruh (ada hubungan) b. Menentukan tingkat signifikansi, tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. c. Menentukan t hitung d. Menentukan t tabel yaitu dengan tabel distribusi t tabel pada a = 5% : 2 =2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat keabsahan/degree of freedom (df) n-k-1 (n adalah jumlah sample, k adalah jumlah variabel independen). e. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : 1) Jika thitung > ttabel, maka H 0 ditolak dan H a diterima. 2) Jika thitung ttabel, maka H 0 diterima dan H a ditolak. b) Uji F (Pengujian Hipotesis Secara Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y). Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
61 a. Merumuskan Hipotesis H0 : artinya tidak terdapat pengaruh (tidak ada hubungan) Ha : artinya ada pengaruh (ada hubungan) b. Menentukan tingkat signifikansi, tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. c. Menentukan F hitung d. Menentukan F tabel, yaitu dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5% df 1 (jumlah variabel 1) e. Kriteria Uji F a) Jika F hitung > F tabel, maka H 0 ditolak dan H a diterima. b) Jika F hitung F tabel, maka H 0 diterima dan H a ditolak. c) Uji t ( Uji Signifikan Parameter Individual ) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/indenpen secara invidual dalam menerangkan variasi variabel terikat/dependen. Hipotesis nol (H 0 ) yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (b i ) sama dengan nol, atau H 0 : b i = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau
62 Ha : b i 0 Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. d) Analisis Regresi Linear Berganda Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni analisis regresi liner berganda (multiple regression analysis). Adapun hasil regresi berganda dapat di rumuskan sebagai berikut : SPREAD jt = α + β 1 Kepemilikan Manajerial jt + β 2 Laba Akuntansi jt + β 3 Laba Fiskal + β 4 Arus Kas Operasi + ɛ jt Keterangan : SPREADjt α β1 β3 ɛ jt = Asimetri Informasi = Konstanta = Koefisien regresi = Error