BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai

I. PENDAHULUAN 927, ,10

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB I PENDAHULUAN. JATIM yang meliputi sub-sub divre yang ada di dalamnya. Pada Sub Divre

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Bulog Divre Lampung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu pakar hukum, Roscoe Pound mengemukakan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Kansil (2001) pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. yang jelas dalam setiap tindakan atau pengambilan keputusan. Dalam pencapaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. total. Tekanan dari luar negeri datang dari negara-negara pemberi pinjaman dan

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

Andalan Ketahanan Pangan

adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen bertugas sebagai stabilisator harga sembilan bahan pokok terutama beras, dengan cara melakukan pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi dan industri yang saling bersingungan satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dibyo, dalam beberapa hal ambivalensi kedua fungsi tersebut seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

Beras merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk. Indonesia. Selain itu, pemanfaatan beras pun masih dalam jumlah yang cukup

BAB l PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN PERUM BULOG SUBDIVRE KEDIRI DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS MELALUI PENGADAAN BERAS TESIS. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN I-1

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TAHUN 1995 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan produksi pertanian tidak sebesar laju permintaan pangan. Tabel 1.1

Oleh : Sri Emilia Mudiyanti Kepala Sub Divisi Regional Kedu Magelang, 20 Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tersebut dengan baik maka diperlukan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan usaha untuk mengarah dan

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BABI PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 mengamanatkan

BAB I PENDAHULUAN. kearsipan mereka, sehingga kegiatan pengelolaan arsip diabaikan saja dan. media tertentu saja, tanpa memperdulikan akibatnya nanti.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

menjadi sentral dalam pencapaian tujuan organisasi. Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN Badan Urusan Logistik (BULOG) adalah satu-satunya Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN ERA OTONOMI DAERAH DAN PERUM BULOG 1)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang industri dan perdagangan, globalisasi menyebabkan arus

I. PENDAHULUAN. komponen dasar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan milik BUMN ini meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian (HDP) untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun 1995 adalah mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No 19 tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, Pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No 39 tahun 1968. Selanjutnya melalu Keppres No 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas 1

yang ditangani BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah dengan pihak International Monetary Fund (IMF) yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI). Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres Nomor 29 tahun 2000, dimana didalamnya tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak di bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres Nomor 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Arah perubahan tesebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres Nomor 166 tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian diubah lagi dengan Keppres Nomor 03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppres Nomor 29 tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG. 2

Dalam rangka mendukung tercapainya stabilitas ekonomi nasional, melindungi tingkat pendapatan petani, stabilisasi harga beras, pengamanan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan penyaluran beras untuk keperluan yang ditetapkan oleh Pemerintah seperti beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan rawan pangan serta penyaluran beras untuk menanggulangi keadaan darurat dan bencana, merupakan bagian dari tugas yang diamanahkan Pemerintah kepada Perum BULOG sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah tanggal 17 Maret 2015. Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok yang diamanahkan Pemerintah, maka secara operasional kegiatan Pengadaan Gabah dan Beras Dalam Negeri merupakan kegiatan Perum BULOG yang memiliki peran ganda, yaitu dalam pengamanan harga gabah/beras di tingkat produsen (petani) dan pemupukan stok untuk memenuhi kebutuhan penyaluran. Oleh karena itu, kegiatan pengadaan memiliki peran yang sangat strategis dalam operasional Perum BULOG secara keseluruhan. Keberhasilan pelaksanaan Pengadaan Gabah dan Beras Dalam Negeri baik dari aspek kuantitas maupun kualitas akan sangat berpengaruh pada keberhasilan dan kontinuitas kegiatan Perum BULOG selanjutnya seperti penyimpanan, penyebaran stok, perawatan gabah dan beras serta penyaluran. Kantor BULOG yang berpusat di Jakarta Selatan ini memiliki 26 cabang dan salah satunya berada di Sumatera Barat. BULOG Divisi Regional Sumatera 3

Barat ini berada di Jalan M.H. Thamrin Nomor 24 Padang dan memiiki 2 Sub Divisi Regional, yaitu Solok dan Bukittinggi. Untuk penyimpanan beras maupun non beras, BULOG Divisi Regional Sumatera Barat memiliki 3 (tiga) gudang, yaitu di GBB Rawang Timur, GBB Pampangan dan GSP Sago Pesisir Selatan. Pengadaan kebutuhan dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai pengganti Keppres Nomor 80 Tahun 2003 yang dinilai sudah tidak memadai lagi. Perpres tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman pengaturan mengenai tata cara pengadaan barang/jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, serta sesuai dengan tata kelola yang baik. Pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, keterbukaan, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pengadaan barang/jasa, karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Masalah pengadaan masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi setiap organisasi agar dapat bertahan di era globalisasi pada saat ini. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk dapat memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki, begitupun Perum BULOG. Dengan adanya manajemen pengadaan, maka suatu organisasi khususnya Perum BULOG dapat mencapai tujuannya dengan lancar. 4

Barang yang masuk dan keluar dalam suatu organisasi dapat diketahui dengan adanya pengadaan ini. Pengadaan sangat penting bagi suatu perusahaan, tingkat kepentingannya dapat dilihat dari aspek keuangan, aspek barang, aspek tempat dan aspek harga. Adapun beberapa aspek lain yang harus dimiliki dalam pengadaan ini yaitu pemilihan asal barang, pemilihan jenis barang dan pemilihan jumlah barang. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahas dalam bentuk laporan magang dengan judul: Manajemen Pengadaan Beras/Non Beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur pengadaan gabah/beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat? 2. Apa dan siapa yang memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab pada manajemen pengadaan beras/gabah pada Perum BULOG? 3. Bagaimana bentuk pengaturan yang mengatur tentang pengadaan beras/non beras pada perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat dan Perum BULOG berada dibawah lembaga apa? 4. Apa saja jenis beras dan non beras serta kemana disalurkan? 5

5. Apa saja kendala atau permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pengadaan beras/non beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat dan bagaimana cara mengatasinya? 1.3. Tujuan Magang Dalam melaksanakan kegiatan magang ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya : 1. Untuk mempraktikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan serta mampu menganalisa dan membandingkan antara antara teori yang didapat dengan praktek yang sesungguhnya. 2. Mengetahui prosedur pengadaan gabah/beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat. 3. Mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawab pada manajemen pengadaan beras/gabah pada Perum BULOG. 4. Mengetahui bentuk pengaturan yang mengatur tentang pengadaan beras/non beras dan lembaga yang menaungi Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat. 5. Mengetahui jenis beras dan non beras yang ada pada Perum BULOG dan penyalurannya. 6. Mengetahui kendala atau permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan pengadaan beras/non beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut. 7. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja praktis, sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan, khususnya di dunia kerja. 6

8. Meningkatkan proses pembelajaran melalui proses pendidikan berbasis praktik sehingga nantinya lulusan akan menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan profesional pada kondisi kerja yang sesungguhnya. 1.4. Manfaat Magang 1. Bagi Mahasiswa: a. Mengetahui dan mengenal secara langsung dunia kerja nyata pada saat sekarang ini. b. Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang manajemen pengadaan. c. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan gabah/beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat. d. Untuk membantu melatih cara berkomunikasi dan bersosialisasi dengan rekan kerja. 2. Bagi Universitas: a. Menciptakan sumber daya manusia dengan keahlian profesional yang dapat bersaing dalam dunia kerja nyata. b. Membina dan meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. c. Dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi didunia kerja. 3. Bagi Perusahaan: a. Terbantunya perusahaan melalui sumbangan tenaga dan pikiran. 7

b. Dapat memberikan suatu masukan dan analisa apabila terjadi permasalahan tentang tinjauan terhadap aktivitas manajemen pengadaan serta prosesnya pada bidang pengadaan di Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat. 1.5. Metode Penyusunan Laporan Magang Dalam metode penyusunan laporan ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yang didasarkan pada data primer dan data sekunder guna mendapatkan data-data yang penulis butuhkan yang terdiri dari: 1. Data Primer (Penelitian Lapangan/Wawancara) Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan/Magang, guna memperoleh data yang akurat dengan keadaan yang sebenarnya, serta melakukan wawancara dengan pihak perusahaan yang bersangkutan. 2. Data Sekunder Diperoleh dari buku-buku dan dokumen-dokumen sebagai referensi dalam menganalisa hal-hal yang dibahas dalam laporan ini, sehingga diperoleh perbandingan yang sebenarnya dengan teori-teori yang ada dan juga memperkuat dasar-dasar pembahasan. 8

1.6. Sistematika Penulisan Laporan Agar dapat memperoleh gambaran yang jelas untuk manajemen isi laporan akhir ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan dengan perincian sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan magang, manfaat magang, metode penyusunan laporan magang dan sistematika penulisan laporan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan landasan teori penelitan yang berisikan pegertian manajemen pengadaan, aktivitas manajemen pengadaan, pentingnya pengadaan bagi suatu perusahaan, aspek lain yang harus dimiliki dalam pengadaan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, prinsip pengadaan barang dan jasa, fungsi dan peranan manajemen pengaadaan. BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, visi dan misi perusahaan serta logo perusahaan. BAB IV: HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang tinjauan terhadap manajemen pengadaan beras/non beras pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Barat. 9

BAB V: PENUTUP Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil pelaksanaan magang. DAFTAR PUSTAKA 10