BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mendorong pelaku usaha untuk melakukan pengembangan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di luar perusahaan, antara lain melalui Penggabungan (merger), Pengambilalihan

BAB I PENDAHULUAN. Membahas isu persaingan usaha rasanya tak lengkap tanpa merger,

I.PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar dalam perekonomian nasional Indonesia. 1 Dengan berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DALAM PELAKSANAAN MERGERR (STUDI TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2010) SKRIPSI

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611

BAB III PENUTUP. diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ini adalah apabila setelah dilakukan penilaian oleh KPPU, ternyata merger

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu benda atau hak kepada benda atau hak lainnya. Secara umum dapat

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari

I. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat perekonomian

LARANGAN PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

I. PENDAHULUAN. kemajuan pembangunan ekonomi. Kemajuan pembangunan ekonomi dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelindo II (Persero) yang mana PT Pelindo II (Persero) sendiri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.

DAFTAR PUSTAKA. Black, Henry Campbell, Black Law Divtionary, Definition of the term and Phrase

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan salah satu bentuk perbuatan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kemajuan yang didorong oleh kebijakan pembangunan di

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

BAB III PENUTUP. persaingan usaha yang sehat di sektor perunggasan telah menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan. mendatang. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), waralaba adalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menghasilkan banyak kemajuan, antara lain dengan meningkatnya

BAB. I PENDAHULUAN. (Commanditaire Vennootschap atau CV), Firma dan Persekutuan Perdata. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang diselenggarakan terus menerus oleh masing-masing orang,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Regulasi Retail. 5/8/2014 1

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Proses tender merupakan persaingan antara para penyedia barang

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktik monopoli dan

MAKALAH. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum. Dosen Pengampu : Ahmad Munir, SH., MH. Disusun oleh : Kelompok VII

HUKUM PERSAINGAN USAHA

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Lex Et Societatis Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi Indonesia diarahkan kepada. dengan amanat dan cita-cita Pancasila dan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)

DAFTAR BACAAN. Ali, Achmad, Keterpurukan Hukum di Indonesia (Penyebab dan Solusinya), Ghalia Indonesia, Bogor, 2005

SILABUS NTAG. Mata Kuliah : Hukum Persaingan n Usaha Kode Mata Kuliah : HKIn 2059 SKS : 2 : 1. Enny Patria, S.H., M.H. 2. Siti Mariam, S.H., M.H.

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Dasar hukum Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam. memutus putusan perkara nomor 05/KPPU-I/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin kompetitif

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kewenangan Pemberian Hukuman Denda Administratif

BAB. III PENUTUP. A. Simpulan. 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi

BAB I PENDAHULUAN. Aspek-aspek dunia usaha selalu menarik untuk diamati dan diteliti karena

I. PENDAHULUAN. negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan penunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN.. Di dalam kondisi perekonomian saat ini yang bertambah maju, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan-pembangunan berkesinambungan. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

I. PENDAHULUAN. dimana manusia cenderung untuk saling mengungguli dalam banyak hal. Dari banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. karenanya, pada kondisi ini, para pelaku usaha berlomba-lomba untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum Persaingan Usaha pada dasarnya mengatur mengenai perilaku,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. maka dibutuhkannya peranan negara dalam menyusun laju perekonomian

Pengantar Hukum Persaingan Usaha. Oleh: Ditha Wiradiputra Pelatihan Hukum Kontrak Konstruksi 11 Juni 2007

MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sampai saat ini masih terus

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk terciptanya sebuah struktur pasar persaingan. 1 Krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ketertiban dalam hidup bermasyarakat. Untuk. kepentingan-kepentingan yang ada di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan tersebut. diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangkan oleh para pelaku bisnis. Berdasarkan kondisi tersebut tidak

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Alasan Penulis memilih judul Penulis memilih judul: Unjust Enrichment

2013, No.40 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENE

III. METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

Adapun...

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menjadi langkah baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG

PERANAN DAN KEWENANGAN KPPU DALAM PERSAINGAN USAHA MINIMARKET

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era global dimana segala aspek mulai berkembang pesat salah satunya

I. PENDAHULUAN. segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha yaitu mencakup hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Dalam menjamin terciptanya persaingan usaha yang sehat di

STUDI KASUS HUKUM. Oleh : CANDRA BUDI KURNIAWAN No. Mahasiswa : Program Studi : Ilmu Hukum

I. PENDAHULUAN. di segala bidang. Persaingan usaha yang sangat tajam ini merupakan sebuah

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR REFERENSI. Audah, Husain. Hak Cipta & Karya Cipta Musik. Bogor: PT. Pustaka Litera AntarNusa

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan pembangkit listrik Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. membawa kita ke dalam suatu perkembangan teknologi, dimana era globalisasi

BAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: dalam menangani suatu perkara yaitu:

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

Terobosan Peningkatan Kapasitas Nasional dalam Industri Hulu Migas ditinjau dari Perspektif Persaingan Usaha

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha, para pelaku usaha sering melakukan upaya-upaya yang disebut dengan restrukturisasi perusahaan atau pengembangan usaha. Adanya keterbatasan sumber dana yang dimiliki dan sistem manajemen pada perusahaan mendorong pelaku usaha untuk melakukan pengembangan dalam kegiatan usahanya. Hal ini terlihat dari minimnya pelaporan kinerja keuangan dan kewajiban-kewajiban perusahaan, serta kurangnya pengawasan dari pihak pengurus perusahaan, dengan kondisi tersebut membutuhkan suatu strategi perusahaan agar dapat bertahan atau lebih berkembang dengan cara perbaikan kinerja. Perbaikan perusahaan dapat dilakukan dengan ekspansi baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dapat dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau perbaikan kinerja perusahaan yang lain. Sedangkan ekspansi secara eksternal dapat dilakukan dengan melakukan penggabungan usaha. Menurut Warren J. Keegen, bahwa pengembangan usaha secara internasional dapat dilakukan dengan sekurang-kurangnya 5 (lima) cara, yaitu: 1 1. dengan cara ekspor; 2. melalui pemberian lisensi; 3. dalam bentuk franchising (waralaba); 4. pembentukan perusahaan patungan (joint venture) 1 Gunawan Widjaja, 2002, Seri Hukum Bisnis: Merger dalam Perspektif Monopoli, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 41, sebagaimana mengutip dari Warren J. Keegen dalam bukunya Global Marketing Management.

2 5. total ownership atau pemilikan menyeluruh, yang dapat dilakukan melalui direct ownership (kepemilikan langsung) ataupun melalui merger dan akuisisi. Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan restrukturisasi atau pengembangan usaha adalah dengan cara akuisisi atau pengambilalihan. Istilah akuisisi berasal dari bahasa Inggris acquisition yang sering juga disebut dengan istilah take over. 2 Akuisisi dalam dunia hukum dan bisnis diartikan sebagai perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham dan/atau asset dari perusahaan lain. Dalam hal ini perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Namun dalam prakteknya biasanya pihak pengakuisisi memiliki ukuran atau porsi yang lebih besar dibandingkan dengan pihak yang diakuisisi. Restrukturisasi perusahaan dengan cara akuisisi dianggap lebih baik jika dibandingkan dengan cara lain, karena dengan melakukan akuisisi perusahaan tidak perlu memulai lagi bisnis yang baru karena perusahaan sebelumnya sudah terbentuk. Selain itu, dari segi waktu akuisisi lebih cepat dibandingkan dengan membentuk perusahaan baru yang perlu melewati tahap perizinan dan lainnya. Namun, bagi pelaku usaha hal tersebut harus dilakukan dengan hati-hati. Jika salah dalam melakukan akuisisi, pelaku usaha dapat dituduhan melakukan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Dalam aktivitas bisnis dapat dipastikan terjadi persaingan (competition) di antara para pelaku usaha. Pelaku usaha akan menciptakan, mengemas, serta memasarkan produk yang dimiliki baik barang/jasa sebaik mungkin agar diminati 2 Munir Fuady, 2001, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 3.

3 dan dibeli oleh konsumen. Persaingan dalam usaha dapat berimplikasi positif, sebaliknya, dapat menjadi negatif jika dijalankan dengan perilaku negatif dan sistem ekonomi yang menyebabkan tidak kompetitif. 3 Semakin kuatnya era globalisasi membuat para pelaku usaha semakin terpacu untuk melakukan pengembangan usaha sehingga akan semakin mendorong ketatnya persaingan usaha. Pembangunan nasional di Indonesia yang diarahkan oleh Pemerintah bertujuan untuk tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, Pemerintah mendukung, mendorong dan mengembangkan kegiatan ekonomi baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun pihak swasta. Dalam kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh masyarakat, Pemerintah juga terus mendorong dan memfasilitasi berupa penyediaan sarana dan prasarana. Salah satu kebijakan Pemerintah dalam bentuk penyediaan modal bagi kegiatan ekonomi merupakan salah satu upaya nyata dalam meningkatkan dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan ekonomi. 4 Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah dalam memandu laju perekonomian melalui mekanisme pasar, kegiatan usaha pada setiap lapisan masyarakat serta menyangkut semua kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pelaksana kegiatan ekonomi, perlu dilandasi oleh ketentuan hukum yang mendorong bekerjanya mekanisme ekonomi pasar yang baik dan wajar. Untuk itu ketentuan hukum yang memberikan landasan bagi terselenggaranya persaingan yang sehat dan wajar dalam dunia usaha perlu ditegakkan. Ketentuan hukum 3 Mustafa Kamal Rokan, 2010, Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Prakteknya di Indonesia), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 1. 4 Galuh Puspaningrum, 2013, Hukum Persaingan Usaha, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, hlm. 1.

4 tersebut sangat penting agar efisiensi ekonomi dapat diraih melalui interaksi kekuatan pasar. 5 Disinilah peran hukum sangat dibutuhkan untuk menghilangkan distorsi ekonomi sebagai akibat persaingan usaha tidak sehat. Hal-hal tersebut di atas merupakan alasan mengapa Pemerintah membuat Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Adanya undang-undang tersebut dimaksudkan untuk menegakkan aturan hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha sehingga dapat memberikan jaminan kepastian hukum untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umum serta sebagai implementasi dari semangat dan jiwa Undang-Undang Dasar 1945. 6 Substansi ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 mencakup pengaturan anti monopoli dan persaingan usaha dengan segala aspek yang terkait. Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum persaingan usaha merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan persaingan usaha. Tujuan hukum persaingan usaha adalah untuk memastikan bahwa ekonomi yang berdasarkan pada persaingan usaha, dengan asumsi bahwa melalui persaingan usaha yang sehat, para produsen akan berjuang untuk mencapai kepuasaan konsumen melalui produk yang berkualitas, penciptaan harga yang 5 Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 19. 6 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, 1999, Seri Hukum Bisnis: Anti Monopoli, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 8.

5 murah dengan penggunaan sumber-sumber produksi yang sekecil mungkin. (Gellron; 1986, 45) 7 Menurut rumusan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat atau yang biasa disebut sebagai UU Anti Monopoli, yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. Kompetisi dalam bisnis merupakan hal yang wajar dilakukan, tetapi cara dalam berkompetisi harus tetap sehat sesuai dengan aturan yang berlaku. Di Indonesia telah dibentuk Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yang ditunjuk sebagai watchdog persaingan usaha di Indonesia sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Anti Monopoli). Pelaksanaan UU Anti Monopoli diawasi dan dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Menurut ketentuan umum yang terdapat dalam Pasal 1 angka 18 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999, Komisi Pengawas Persainan Usaha adalah Komisi yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. 7 Gellron; 1986, 45, dalam Gunawan Widjaja, Op.cit, hlm. 7.

6 Pelaku usaha dilarang melakukan akuisisi saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 8 Adapun sebagai contoh adanya dugaan persaingan usaha tidak sehat dalam proses akuisisi saham yang dilakukan oleh PT Pamapersada Nusantara terhadap PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan. PT Pamapersada Nusantara merupakan perusahaan yang 99.7% sahamnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk. dan bergerak dalam bidang kontraktor pertambangan seperti batubara, emas, quarry dan sebagainya serta mengerjakan kontruksi bendungan, pengerjaan jalan serta berbagai proyek penggalian bumi dan transportasi sementara PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan adalah dua perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara dan memiliki Kuasa Pertambangan (KP) di Kalimantan Tengah. 9 PT Pamapersada Nusantara sebagai kontraktor pertambangan batubara terkemuka di Indonesia ingin memperluas bisnis usahanya. Oleh karena itu PT Pamapersada Nusantara melakukan upaya dengan mengambilalih perusahaan batubara yaitu PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan dengan nilai asset gabungan mencapai Rp. 16.258 triliun. Aktivitas akuisisi perusahaan tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan seperti; apakah akuisisi tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan Undang- 8 Yakub Adi Kristanto, 2008, Analisis Akuisisi Alfa Supermarket Oleh Carrefour Dalam Perspektif UU Antimonopoli, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 1 Tahun 2008, hlm. 30. 9, http://new.hukumonline.com/berita/baca/lt4f2184ebb5cf3/kppu-nilai-akuisisi-pt-asminbara, pada tanggal 11 Februari, 2015.

7 Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 10 Fokus pembahasan penelitian ini hanya pada akuisisi saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara ditinjau dari perspektif Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Adanya tindakan akuisisi atau pengambilalihan baik secara langsung maupun tidak langsung tentunya akan mempengaruhi persaingan antar pelaku usaha dan membawa dampak adanya peningkatan atau penurunan persaingan yang berpotensi merugikan konsumen serta masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna penyusunan penulisan hukum dengan mengambil judul Tinjauan Yuridis Akuisisi Saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara Ditinjau dari UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah proses akuisisi saham yang dilakukan oleh PT Pamapersada Nusantara terhadap PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat? 10 Syamsul Maarif, 2008, Merger, Konsilidasi, Akuisisi dan Pemisahan PT Menurut UU No. 40 Tahun 2007 dan Hubungannya Dengan Hukum Persaingan, dalam Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 1 Tahun 2008, hlm. 42.

8 2. Bagaimana dampak yang terjadi setelah dilakukannya akuisisi saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui, menelaah, dan menganalisis proses akuisisi (pengambilalihan) saham yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat. b. Untuk mengetahui, menelaah, dan menganalisis dampak yang terjadi jika proses akuisisi (pengambilalihan) saham tersebut berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat. 2. Tujuan Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan dan penelusuran yang dilakukan oleh penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan melalui penelusuran di media internet, menemukan beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut:

9 1. Penelitian yang dilakukan oleh Thathit Damar Pamungkas dari Universitas Gadjah Mada pada penulisan hukum tahun 2009 dengan judul Akuisisi PT. Alfa Retailindo, Tbk. oleh PT. Carrefour Indonesia Menurut Undang- Undang RI Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan akuisisi yang berpotensi memungkinkan terjadinya monopoli dan persaingan usaha tidak sehat diperbolehkan dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 dan analisis yuridis akuisisi saham yang dilakukan PT. Carrefour Indonesia terhadap PT. Alfa Retailindo Tbk. menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1999. Penelitian tersebut dilakukan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP Nomor 27 Tahun 1998 tentang Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Perseroan Terbatas, PP No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Aldilla Gusman dari Universitas Gadjah Mada pada penulisan hukum tahun 2011 dengan judul Akuisisi PT. Carrefour Indonesia Terhadap PT. Alfaretailindo Ditinjau dari Undang- Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan akuisisi yang bertentangan dengan Undang-Undang No. 5

10 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, mengenai putusan Hakim PN Jakarta Selatan terkait akuisisi yang dilakukan oleh PT. Carrefour Indonesia terhadap PT. Alfaretailindo serta dampak yang diakibatkan dari akuisisi tersebut terhadap bisnis ritel di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan di Pengadilan Jakarta Selatan dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, perkara nomor: 09/KPPU-L/2009. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Febri Yudha Pratama dari Universitas Gadjah Mada pada Tesis tahun 2012 dengan judul Analisis Akuisisi PT. Indosiar Karya Media Tbk. oleh PT. Surya Citra Media Tbk. Ditinjau dari Perspektif Hukum Persaingan Indonesia. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan akuisisi PT. Indosiar Karya Media Tbk. oleh PT. Surya Citra Media Tbk. ditinjau dari Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 17 ayat (2) Undang- Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan mengenai penerapan rule of reason dalam akuisisi PT. Indosiar Karya Media Tbk. oleh PT. Surya Citra Media yang melanggar prinsip diversity of ownership dan diversity of content dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Penelitian tersebut dilakukan di Jakarta mengingat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002

11 tentang Penyiaran, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP No. 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta, serta PP No. 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng Ayuningtyas dari Universitas Gadjah Mada pada penulisan hukum tahun 2014 dengan judul Penerapan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pada Pengambilalihan (Akuisisi) Saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited Oleh Nestle S.A.. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan proses pengambilalihan (akuisisi) saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A. ditinjau dari Pasal 28 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; dan dampak dari pengambilalihan (akuisisi) saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A terhadap persaingan usaha di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Terdapat perbedaan-perbedaan atas penelitian yang dilakukan oleh keempat peneliti tersebut dengan penulis, perbedaan tersebut dapat dilihat dari permasalahan yang diangkat dan lokasi penelitian. Walaupun ada beberapa

12 kesamaan terkait lokasi penelitian yang dilakukan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang digunakan. Tetapi pada penelitian Tinjauan Yuridis Akuisisi Saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara ditinjau dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, penulis mengkhususkan pada permasalahan akuisisi saham yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat serta dampak yang terjadi setelah dilakukannya akuisisi saham tersebut. Lokasi penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan lokasi penelitian yang dilakukan oleh keempat penulis penelitian di atas, di mana penulis melakukan penelitian di PT Pamapersada Nusantara. Terakhir, perbedaan yang dapat dilihat ialah penelitian yang pernah dibuat sebelumnya tidak membahas mengenai akuisisi saham yang dilakukan oleh perusahaan tertutup yang bergerak dalam bidang pertambangan. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis Akuisisi Saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara ditinjau dari UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini merupakan suatu masalah yang belum pernah diteliti dan dipecahkan oleh peneliti lain, sehingga penelitian ini telah memenuhi unsur-unsur penelitian dan juga telah memenuhi unsur keaslian suatu penulisan. Tetapi apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sama atau sejenis, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.

13 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menambah ilmu pengetahuan, baik secara ilmiah maupun secara praktis, khususnya dalam ilmu pengetahuan di bidang hukum. Adapun dampak positif yang diharapkan tersebut yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam pengembangan ilmu hukum, khususnya untuk memberikan masukan mengenai akuisisi saham ditinjau dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dalam ilmu hukum khususnya yang berkaitan dengan akuisisi saham yang sesuai dengan ketentuan hukum persaingan usaha dan juga sebagai sarana untuk menuangkan pikiran secara ilmiah baik dari segi teori maupun praktek. Serta dapat bermanfaat bagi kepentingan dunia usaha, khususnya perusahaan yang hendak melakukan akuisisi saham dengan perusahaan lainnya agar memperhatikan ketentuan mengenai persaingan usaha yang sehat.