TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

I. PENDAHULUAN. kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pesisir Pantai. merupakan daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Please download full document at Thanks

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang

Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen. Oleh : Upi Supriatna, S.Pd

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya/Papua. Dari 168 juta hektar lahan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

BAB II LANDASAN TEORI

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

Restorasi Organik Lahan. Aplikasi Organik Untuk Pemulihan Biofisik Lahan & Peningkatan Sosial Ekonomi Melalui Penerapan Agroforestri.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 63 TAHUN 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

II. PEMBENTUKAN TANAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

IV. SIFAT FISIKA TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

Transkripsi:

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR Oleh : Sunarto Gunadi *) Abstrak Lahan pesisir sesuai dengan ciri-cirinya adalah sebagai tanah pasiran, dimana dapat dikategorikan tanah regosal seperti yang terdapat di sepanjang pantai selatan berupa bukit bukit pasir terbentuk dari pasir pantai berasal dari abu vulkanik. Disamping sistem tanah lahan kawasan pesisir yang mempunyai sifat marginal, sistem atmosfernya, juga mempunyai ciri kecepatan angin yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan tenaganya untuk menaikkan air sumur melalui kincir angin. Usaha budidaya pertanian pada awalnya selalu memperhitungkan kesesuaian lahan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Artinya secara potensi alam, proses interaksi hubungan komponen dalam ekosistem pertanian dapat berlanjut tanpa input bantuan material dari manusia. Namun makin hari lahan yang sesuai potensinya makin berkurang dan jarang. Hal ini mendorong manusia dalam usaha proses produksi biomasa pertanian memilih lahan alternatif yang mempunyai keterbatasan-keterbatasan, sehingga diperlukan input teknologi. Peluang pemanfaatan teknologi di lahan kawasan pesisir diantaranya berupa teknologi perbaikan sifat fisik, kimiawi dan organisme tanah agar interaksi tanah air tanaman dapat terwujud dengan baik. Wujud teknologi lain adalah interaksi antara tanaman dan atmosfir, karena di lahan kawasan pantai perlu mendapatkan perhatian adalah tersedianya cukup energi matahari, angin dan energi biomas. Katakunci : lahan marjinal, pessir, pertanian 1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan yang berjumlah sekitar 17.508 pulau, mempunyai wilayah pantai cukup luas dengan aneka manfaat bagi kehidupan manusia maupun bagi penyangga antara ekosistem darat dan laut. Bentuk lahan wilayah pantai terdiri atas wilayah pantai berlumpur, wilayah pantai berpasir 4). Usaha di bidang budidaya pertanian pada awalnya / umumnya dilaksanakan pada lahan yang tidak mempunyai karakteristik keterbatasan prasyarat budidaya pertanian atau lahan yang sesuai dengan kebutuhan lahan usaha tani. Nampaknya makin hari lahan yang tersedia bagi usaha tani makin terbatas sebagai lahan yang sesuai harapan bertani. Mengingat luasnya lahan kawasan pantai di Indonesia, perlu ada pemikiran yang jitu dalam memanfaatkan lahan kawasan pantai bagi usaha budidaya pertanian. Kawasan pesisir menjadikan alternatif bagi usaha budidaya pertanian dengan segala konsekuensi agar keterbatasannya dapat teratasi dengan input teknologi. Lahan (land) mencakup lingkungan termasuk iklim, relief, tanah, hidrologi dan vegetasi yang mempengaruhi tata guna lahan. Lahan dipengaruhi oleh aktivitas manusia pada masa lampau dan sekarang seperti reklamasi dari laut, perubahan lahan dan juga termasuk dampak dampak negatif seperti penganggaran tanah 2). Sedang Darmawijaya (1992), mengartikan tanah adalah sebagai akumulasi tumbuh alam bebas yang menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu. Marginal adalah berhubungan dengan batas 1). Jadi yang dimaksud lahan marginal adalah suatu lahan yang mempunyai karakteristik keterbatasan dalam sesuatu hal, baik keterbatasan satu unsur / komponen maupun lebih dari satu unsur / komponen. Kawasan adalah daerah tertentu yang antara bagian bagiannya terdapat hubungan tertentu 1). Sedang pesisir adalah daratan di tepi laut, yang meliputi pantai dan daratan didekatnya masih terpengaruh oleh aktivitas marine 4), dan ditegaskan lebih lanjut bahwa pesisir adalah tanah datar berpasir di *) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian UGM. 232

pantai (di tepi laut) 1). Kawasan pesisir dapat dikatakan sebagai daerah dataran di tepi laut yang terpengaruh aktivitas laut berupa tanah datar berpasir Dengan demikian yang dimaksud Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir adalah suatu bentuk input teknologi dalam pemanfaatan lahan marginal pesisir yang mampu memberikan bantuan keberhasilan budidaya usaha tani. Secara skematis dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tidak Lahan Marginal Kawasan Pesisir Lahan Usaha Tani Ya Sesuai harapan Teknologi Komoditas Pertanian Peran teknologi adalah merubah keterbatasan lahan kawasan pesisir menjadi lahan usaha tani yang sesuai dengan harapan usaha tani baik sistem tanah, atmosfer dan airnya. 2. KARAKTERISTIK LAHAN PESISIR Lahan pesisir sesuai dengan ciricirinya adalah sebagai tanah pasiran, dimana dapat dikategorikan tanah regosal. Menurut Darmawijaya (1992), tanah regosal di sepanjang pantai di beberapa tempat, diantaranya Cilacap, Parangtritis, adalah berupa bukit bukit pasir terbentuk dari pasir pasir pantai berasal dari abu vulkanik oleh gaya angin yang bersifat deflasi dan akumulasi. Tanah ini mempunyai ciri ciri diantaranya : bertekstur kasar mudah diolah gaya menahan air rendah permeabilitas baik makin tua teksturnya makin halus dan permeabilitas makin kurang baik Selanjutnya, menurut Sukresno (2000), tanah wilayah pantai berpasir menampilkan. 1. Tanah wilayah pantai berpasir bertekstur kasar, lepas-lepas dan terbuka menjadi sangat peka terhadap erosi angin. 2. Hasil erosi angin berupa pengendapan material pasir menganggu dan menutup wilayah budidaya dan pemukiman. 3. Butiran material pasir beragam yang terangkut oleh proses erosi pasir menyebabkan kerusakan tanaman budidaya serta mempercepat korosi barang-barang logam. Tanah regosal umumnya mempunyai susunan hara tanaman cukup P dan K yang masih segar dan belum siap diserap oleh akar tanaman, serta kekurangan unsur N. Hasil penelitian Sutikno (1998) sifat fisik tanah pasiran di Samas Yogyakarta, yaitu bertekstur pasir, struktur lepas, kandungan bahan organik rendah dan ph 5,5 6,5 ukuran butiran rentan terhadap erosi. Hasil penelitian sifat fisik dan kimia tanah lahan pasiran di daerah Karangwuni, Wates, Kulon Progo dapat diutarakan sebagai berikut 2) : kelas tekstur pasir, berat volume 1,46 1,50, parositas 44,03 44,91 %, permeabilitas sangat cepat, bahan organik 1,34 1,37 %, N total 0,07 0,11 %, P tersedia 42,65 50,32 ppm, K tersedia 0,19 0, 23 me/100 gram dan ph 5,91 6,13. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal..(Sunarto Gunadi) 233

Dengan demikian tanah lahan pesisir mempunyai sifat kemarginalan terhadap tekstur tanah, kemampuan menahan air, kandungan kimia dan bahan organik tanah. Namun di lahan kawasan pesisir selatan Yogyakarta menampilkan ketersedian air tanah yang cukup memadai, sehingga kedalaman air sumur mencapai tujuh meter dari permukaan tanah 5). Hal ini merupakan nilai tambah kondisi lahan kawasan pesisir. Disamping sistem tanah lahan kawasan pesisir yang mempunyai sifat marginal dan nilai tambah yang rendah, dan juga dari sistem atmosfernya. Di lahan pesisir mempunyai ciri kecepatan angin yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan tenaganya sebagai tenaga mekanis untuk menaikkan air sumur melalui kincir angin. Kandungan material udara banyak mengandung material pasir dan bahan kimia dari laut yang kurang menguntungkan bagi kehidupan tanaman. 3. USAHA BUDIDAYA PERTANIAN Usaha budidaya pertanian pada hakikatnya sebagai bentuk pemenuhan energi manusia melalui pemanenan energi matahari baik melalui proses fotosintesa tingkat tropik I dan pemanenan energi melalui tingkat tropik II, yaitu pemetikan biomas hewani. Hal ini diperjelas dengan gambar sebagai berikut 6) : Matahari Klorofil Herbivora Mineral Dimeralisasi Usaha budidaya pertanian dapat dipandang sebagai suatu ekosistem yang komponennya: vegetasi / hewani tanah air, dan atmosfir Adapun masing-masing komponen dapat tersusun anasir-anasir yaitu : a) Anasir vegetasi / hewani diantaranya tanaman : padi, jagung, dan lain-lain ternak, ikan, dan lain-lain b) Anasir tanah meliputi: kesuburan fisika, kimia dan organisme c) Anasir tanah kedalaman tanah, horison topografi, elevasi kualitas dan kuantitas dalam bentuk fisika, kimia dan organisme bentuk sistem tanah, sistem atmosfir dan sistem aquatiq d) Anasir atmosfir terdiri dari energi matahari, lama penyinaran, bentuk-bentuk spektrum kelembaban, curah hujan kecepatan angin dan kandungan udara temperatur udara 234

Tanah Secara skematis ekosistem pertanian dapat digambarkan sebagai berikut : Pemanfaatan teknologi di bidang usaha tani harus mengacu interaksi ke 4 komponen yaitu interaksi vegetasi / hewani, tanah air, dan atmosfir. Adapun kaidah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemanfaatan teknologi menuju ekosistem pertanian adalah adatif formatif berkelanjutan, dan berdasar azas lingkungan 4. PELUANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI * * * * Air Vegetasi / hewani Atmosfir Usaha budidaya pertanian pada awalnya selalu memperhitungkan kesesuaian lahan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Artinya secara potensi alam, proses interaksi hubungan komponen dalam ekosistem pertanian dapat berlanjut tanpa input bantuan material dari manusia. Namun makin hari lahan yang sesuai potensinya makin berkurang dan jarang. Hal ini mendorong manusia dalam usaha proses produksi bio-massa pertanian memilih lahan alternatif yang mempunyai keterbatasanketerbatasan, sehingga diperlukan input teknologi. Peluang pemanfaatan teknologi di lahan kawasan pesisir diantaranya berupa teknologi perbaikan sifat fisik, kimiawi dan organisme tanah agar interaksi tanah air tanaman dapat terwujud dengan baik. Wujud teknologi lain adalah interaksi antara tanaman dan atmosfir, karena di lahan kawasan pantai yang perlu mendapatkan perhatian adalah tersedianya cukup energi matahari dan energi angin. Hal ini bila tidak mendapatkan perhatian yang cukup dapat merugikan proses produksi biomas. 5. BEBERAPA BENTUK PERBAIKAN LAHAN KAWASAN PESISIR 1. Teknologi perbaikan sifat fisik kimia dan organisme tanah. Tujuan perbaikan ini adalah agar tanah pasiran dapat. a. Terbentuk agregat, tidak lepas-lepas, mampu menahan air baik yang hilang berupa perlokasi atau evaporasi. b. Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman c. Terwujudnya kekayaan mikro tanah yang dapat membantu kesuburan kimiawi dan fisika tanah. 2. Teknologi peningkatan hubungan tanah dan atmosfir Budidaya tanaman pada umumnya diharapkan hasilnya berupa daun, biji, batang, bunga, kulit dan umbi. Masing-masing produk akan sangat tergantung fotosintesis yang memberi energi utama adalah energi matahari dari 0,4 µ - 0,7 µ. Masing-masing gelombang elektromagnetik akan sangat berpengaruh terhadap hasil fotosintesa. Maka diperlukan teknologi yang mampu menghasilkan produksi biomas seperti yang diharapkan. Kawasan pesisir bercirikan kecepatan angin yang cukup cepat, maka perlu teknologi pengendali energi angin dan pemanfaatan energi angin. Udara di lahan pantai mengandung anasir yang merugikan kehidupan tanaman maka diperlukan teknologi yang mampu mengurangi kerusakan tanaman akibat bencana angin dan udara. Dengan kata lain perlu Teknologi Atmosfiriq tanaman yang mendatangkan hasil guna dari ekosistem pertanian. 6. PENUTUP Berdasarkan keterbatasan yang terdapat dilahan kawasan pesisir masih dimungkinkan pemanfaatan teknologi agar dapat terwujud ekosistem pertanian yang memadai sehingga terwujud produksi biomas. Teknologi ini menyangkut teknologi tanah, air dan atmosfir. Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal..(Sunarto Gunadi) 235

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka. 2. Anonim, (2001). Pengembangan Penerapan Teknologi Pemulihan Kerusakan Lingkungan Lahan, Proyek Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Fakultas Teknologi Pertanian UGM. 3. Darmawidjaya Isa (1992). Klasifikasi Tanah, Balai Penelitian The dan Kina 4. Sukrisno (2000). Pedoman Teknis Pemanfaatan Lahan Pantai Berpasir, INFO Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Surakarta Jawa Tengah Indonesia. 5. Sutikno (1998). Model Konservasi terpadu dan Pemanfaatan Mikorisa sebagai upaya Pengamanan dan Peningkatan Produktivitas lahan Berpasir di Wilayah Pantai selatan DIY, Laporan Riset-riset Unggulan Terpadu III Bidang Teknologi Perlindungan Lingkungan, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi Dewan Riset Nasional. 6. Soeriatmadja (1981). Ilmu Lingkungan. ITB - Bandung 236