IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan teknologi SRI. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra pertanian padi organik dengan metode System Of Rice Intensification (SRI). Penelitian lapang dilakukan selama lima, pada bulan September 2009 sampai bulan Januari 2010 untuk pengumpulan dan analisis data. 4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani responden yaitu petani padi SRI dan petani padi konvensional. Teknik wawancara yang digunakan kepada para petani ialah menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dengan cara mempelajari buku buku yang relevan dengan topik yang diteliti. Pengambilan data sekunder juga diperoleh dari studi literatur literatur, baik yang diperoleh dari perpustakaan maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian, artikel yang berasal dari media cetak (majalah) dan media elektronik (internet). Data sekunder lainnya juga diperoleh dari instansi Dinas Pertanian Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur serta monografi Kelurahan Haurwangi dan laporan bulanan bulan November 2009 Desa Cipeuyeum. 4.3. Metode Pengumpulan Data Hasil wawancara yang merupakan data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang pertanyaannya disampaikan kepada responden petani padi metode SRI dan petani padi konvensional. Penetapan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling (secara sengaja). Metode purposive sampling (secara sengaja) ini merupakan pengambilan contoh atau responden 52
dimana peneliti menentukannya dengan sengaja responden yang akan diteliti yang bertujuan untuk menggambarkan beberapa sifat di dalam populasi. Jumlah petani yang melakukan usahatani padi SRI di Desa Cipeuyeum seluruhnya berjumlah 23 orang yang terdiri dari enam orang petani yang memproduksi benih padi organik dan 17 orang petani yang memproduksi gabah padi yang nantinya akan diproses menjadi beras (konsumsi). Oleh karena ruang lingkup penelitian ini tidak menganalisis pendapatan dan efisiensi pendapatan usahatani produsen benih padi organik, maka responden yang diteliti sebanyak 17 orang petani padi organik SRI yang bukan produsen benih. Responden petani padi metode SRI merupakan seluruh anggota Kelompok Tani Mandiri yang menerapkan dan mengembangkan usahatani padi metode SRI (sensus) sementara responden petani padi konvensional ditetapkan secara sengaja sebanyak 17 orang sebagai data pembanding dalam analisis usahatani. 4.4. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik petani responden padi metode SRI dan konvensional. Selain itu, digunakan untuk melihat perbandingan gambaran umum proses produksi padi metode SRI dengan padi konvensional yang dilakukan oleh petani di tempat penelitian serta menggambarkan kondisi umum daerah penelitian tersebut. Analisis data secara kuantitatif dilakukan pada analisis penggunaan input beserta biayanya serta risiko tenaga kerja dan pendapatan usahatani. Analisis kuantitatif juga dilakukan pada analisis efisiensi pendapatan usahatani (return to labour, return to land dan efisiensi R/C rasio). Hasil pengolahan data primer disajikan dalam bentuk tabel yang diinterpretasikan, kemudian dilakukan pembahasan. Proses pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer (kalkulator dan program excel). 4.5. Analisis Usahatani Pengolahan dalam menganalisis usahatani dibedakan menjadi dua yaitu mengolah data kualitatif dan data kuantitatif. Data usahatani yang diolah secara 53 37
kualitatif yaitu membandingkan usahatani padi metode SRI dengan usahatani padi konvensional, dalam hal ini perbandingan usahatani dilakukan pada proses budidaya. Pengolahan data tersebut dilakukan secara deskriptif. Pengolahan data secara kuantitatif juga dilakukan dalam analisis usahatani ini. Data yang diperlukan dalam analisis ini ialah data tentang penerimaan, penggunaan dan biaya input serta risiko penggunaan tenaga kerja dan pendapatan usahatani. Selain itu analisis yang digunakan untuk melihat efisiensi dari pendapatan usahatani dilakukan analisis return to labour, return to land serta perbandingan antara penerimaan dan biaya (R/C Rasio), dari analisis R/C Rasio ini bisa mengukur apakah kegiatan usahatani yang dijalankan dapat dikatakan berhasil atau tidak, menguntungkan atau tidak menguntungkan jika dijalankan. 4.5.1. Analisis Penerimaan Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang didapat dalam usahatani padi organik metode SRI dan usahatani padi konvensional. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 1995): Dimana: TR Y i P yi TR i = Y i x P yi = Penerimaan total usahatani (Rp) = Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i (Kg) = Harga jual produk per unit (Rp/Kg) 4.5.2. Analisis Biaya Analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik SRI dan usahatani padi konvensional. Dalam analisis ini biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). Biaya tunai pada usahatani padi SRI meliputi biaya benih padi, Tenaga Kerja Luar Kelarga (TKLK), sewa lahan, pembelian karung, kompos dan sewa traktor sama halnya pada usahatani padi konvensional, hanya yang berbeda biaya 54 38
tunai usahatani padi konvensioanal meliputi biaya pengadaan pupuk kimia, pestisida dan biaya pengairan. Biaya tidak tunai pada usahatani padi konvensional meliputi biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK), dan penyusutan alat sama halnya dengan usahatani padi SRI namun biaya tidak tunai ini juga meliputi biaya pengadaan kompos dan MOL atau pestisida nabati. Biaya tunai maupun tidak tunai tersebut dalam perhitungan dibedakan juga kedalam dua bagian yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap umumnya tidak tergantung kepada besar kecilnya produksi yang diperoleh seperti pada biaya penyusutan alat sedangkan biaya variabel sangat tergantung kepada besar kecilnya produksi seperti pada biaya tenaga kerja, pupuk, kompos, pestisida, MOL, pembelian karung, biaya pembelian karung dan sewa traktor. Dalam perhitungannya nilai biaya tetap dapat ditetapkan saja, lebih lanjut nilai tersebut langsung dihitung berapa rupiah yang dibayarkan untuk biaya yang merupakan biaya tetap tersebut sedangkan biaya variabel dapat diperoleh dari pengurangan antara total cost dan fixed cost. Adapun rumus matematisnya sebagai berikut (Soekartawi, 1995): TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost FC = Fixed Cost VC = Variable Cost Biaya penyusutan pada dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan (cost) sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat (Suratiyah, 2009) atau biaya penyusutan alat dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomi dari alat tersebut. Berdasarkan Suratiyah (2009) perhitungan penyusutan berdasarkan metode garis lurus (straight line method) adalah sebagai berikut: Biaya penyusutan = cost nilai sisa Umur ekonomis (tahun) Keterangan: Cost = nilai pembelian 55 39
4.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan pada usahatani padi organik metode SRI dan usahatani padi konvensional di Desa Cipeuyeum. Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari pengurangan antara biaya biaya (cost) dari semua penerimaan (revenue), biaya biaya tersebut yang telah dikeluarkan selama periode usahatani. Biaya total usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Adapun perhitungannya dapat ditulis sebagai berikut (Soekartawi, 1995): Pd = TR TC Keterangan: Pd = Pendapatan usahatani (Rp) TR = Total penerimaan usahatani (Nilai Produksi) (Rp) TC = Biaya Tunai (Rp) 4.5.4. Analisis Efisiensi Pendapatan Usahatani Pendapatan yang dihasilkan pada kegiatan usahatani belum mencerminkan tingkat efisiensi. Dengan demikian sangat diperlukan untuk mengetahui perhitungan efisiensi usahatani berdasarkan pendapatannya. Adapun beberapa perhitungannya dapat ditulis sebagai berikut (Hernanto, 1991): d. Penghasilan Kerja Usahatani per Setara Pria Return to family labour = E F G Σ Tenaga kerja keluarga (HOK) Dimana: E = Penerimaan usahatani (Rp) F = Pengeluaran total (Rp) G = Pengeluaran yang diperhitungkan (biaya tenaga kerja keluarga) e. Pendapatan per Unit Areal Usahatani Return to land = E F G Luas areal (hektar) Dimana: E = Penerimaan usahatani (Rp) F = Pengeluaran total (Rp) G = Pengeluaran yang diperhitungkan (biaya sewa lahan) 40 56
f. Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio) Analisis imbangan penerimaan dan biaya (analisis R/C) digunakan untuk dapat melihat berapa penerimaan yang diperoleh petani dari setiap rupiah yang telah dikeluarkan untuk usahataninya sebagai manfaat. Adapun rumus R/C rasio sebagai berikut (Hernanto, 1991): R/C rasio = penerimaan (Rp) biaya (Rp) Kriteria keputusan yang digunakan untuk melihat hasil analisis R/C rasio tersebut adalah sebagai berikut : R/C rasio > 1 = usahatani menguntungkan R/C rasio = 1 = usahatani impas R/C rasio < 1 = usahatani rugi R/C rasio > 1 dikatakan efisien dikarenakan setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dari pada tambahan biayanya. Namun, sebaliknya jika R/C rasio < 1 dapat dikatakan tidak efisien karena setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil dan jika R/C rasio =1 maka dikatakan kegiatan usahatani berada pada kondisi impas (keuntungan normal). Pendapatan usahatani dan nilai R/C rasio dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Untuk memudahkan dalam menentukan nilai tersebut maka dapat dilihat pada perhitungan yang tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Usahatani dan Nilai R/C Rasio A. P. Tunai Harga x Hasil panen yang dijual (Kg) B. P. yang diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi (Kg) C. Total penerimaan A + B D. Biaya Tunai Benih, Pupuk organik, Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK), Sewa lahan E. Biaya diperhitungkan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK), Penyusutan alat F. Total Biaya D + E G. Pend. Atas biaya tunai C - D H. Pend. Atas biaya total C - F I. Pend. Tunai A - D 57 41
Perhitungan pada tabel diatas juga dapat digunakan untuk menentukan nilai penerimaan dan biaya serta tingkat pendapatan pada usahatani padi konvensional yang pada penelitian ini dijadikan pembanding. Namun, dalam perhitungannya terdapat beberapa komponen yang dihilangkan atau ditambahkan seperti pada biaya tunai, pupuk organik dirubah menjadi pupuk kimia dan ditambahkan oleh komponen pestisida. Perhitungan pendapatan pada Tabel 4 dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari total penerimaan yang dikurangi dengan biaya yang diperhitungkan, untuk pendapatan atas biaya total dihasilkan dari pengurangan antara biaya tunai dengan total biaya. Total biaya yang dimaksud ialah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Perhitungan total biaya diperlukan guna menggambarkan keadaan petani yang sebenarnya karena tidak hanya menilai biaya secara tunai. Sedangkan perhitungan atas pendapatan tunai ialah penerimaan total setelah dikurangi oleh biaya tunai. 4.6. Analisis Risiko Penggunaan Tenaga Kerja Risiko terhadap penggunaan tenaga kerja pada usahatani yaitu menganalisis rata-rata jumlah penggunaan tenaga kerja setiap responden pada seluruh kegiatan budidaya dari pengolahan tanah hingga panen pada usahatani padi organik metode SRI maupun padi konvensional. Menurut Elton dan Gruber dalam Ginting (2009), terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian (variance) dan standar deviasi (standard deviation). Nilai varian dapat dilihat dari adanya perbedaan jumlah penggunaan tenaga kerja yang beragam pada kedua usahatani. Nilai varian dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai varian maka semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha. Sama halnya dengan nilai standar deviasi yang menunjukkan bahwa semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin rendah risiko yang di hadapi. Nilai standar deviasi ini diperoleh dari pengolahan data menggunakan Microsoft Office Excel, yaitu dengan memasukan fungsi =STDEV(number1; [number2];..). 42 58